Absorpsi Zat Makanan/Zat Gizi
Absorpsi Zat Makanan/Zat Gizi
1. KARBOHIDRAT
B. Tempat
1) Mulut
2) Duodenum
3) Jejunum dan Ileum
C. Mekanisme
D. Efek/Pengaruh ke Kesehatan
2. LEMAK
A. Jenis dan Struktur
Lipid diklasifikasikan menurut komposisi kimianya menjadi :
) Lipid sederhana ( Lemak netral, ester asam lemak dengan berbagai alkohol)
2) Lipid kompleks/majemuk ( Fosfolipida, glikolipid/glikosfingolipid, lipid kompleks lain seperti
sulfolipid, aminolipid, lippprotein )
3) Lipid turunan ( Asam lemak, gliserol, steroid, aldehida lemak, vitamin larut lemak, badan keton,
hormon, hidrokarbon )
Lemak disini adalah suatu ester asam lemak dengan gliserol. Gliserol merupakan
trihidroksi alkohol yang terdiri atas tiga atom karbon. Jadi tiap atom karbon mempunyai
gugus – OH. Satu molekul gliserol dapat mengikat satu, dua atau tiga molekul asam lemak
dalam bentuk ester, yang disebut monogliserida, digliserida atau trigliserida. Pada lemak,
satu molekul gliserol mengikat tiga molekul asam lemak, oleh karena itu lemak adalah
trigliserida. R1-COOH, R2-COOH dan R3-COOH ialah molekul asam lemak yang terikat pada
gliserol. Ketiga molekul asam lemak itu boleh sama, boleh berbeda. Asam lemak yang
terdapat dalam alam adalah asam palmitat, stearat, oleat dan linoleat.
B. Tempat
1) Lambung
2) Duodenum
3) Usus halus ( getah usus )
C. Mekanisme
Proses absorpsi lemak : Hasil pencernaan lipida → diabsorpsi ke dalam membran mukosa
usus halus → dengan cara difusi pasif.
Makanan akan melewati kerongkongan menuju lambung, tempat penyerapan lemak
berlangsung. Di sini, 10-20% lemak dari makanan dipecah. Lemak tersebut akan memasuki usus
kecil, di mana tetes-tetes lemak besar diuraikan lebih lanjut oleh kontraksi usus (peristaltik) dan
emulsifier (asam empedu dan lesitin) menjadi tetesan lemak yang lebih kecil.
Sebagian besar lemak pada makanan berbentuk trigliserida (Gambar 1). Trigliserida
terdiri dari rangka struktur gliserol dengan tiga asam lemak yang menempel dan menjadi bentuk
molekuler seperti huruf besar E. Enzim lipase gastrointestinal memecah trigliserida yang terdapat
di tetesan lemak kecil menjadi asam lemak bebas dan monogliserida, yang cukup kecil untuk
memasuki sel-sel mukosa dinding usus. Untuk itu, molekul-molekul ini harus dapat larut dalam
air.
Asam empedu membungkus asam lemak bebas, monogliserida, vitamin yang larut dalam
lemak, lesitin dan kolesterol untuk membentuk tetesan mikroskopik larut air yang disebut misel.
Misel kemudian menuju dinding sel dinding usus, di mana asam lemak bebas dan monogliserida
melewati membran dan memasuki sel. Misel sendiri tidak melewati membran. Setelah memasuki
sel mukosa, asam lemak dan monogliserida bergabung lagi menjadi trigliserida. Proses
pencernaan selesai dan lemak dapat diedarkan melalui sistem limfatik menuju sistem peredaran
darah lalu ke seluruh tubuh untuk digunakan sebagai energi atau disimpan di sel lemak yang
disebut dengan adiposit.
D. Efek/Pengaruh ke Kesehatan
Defisiensi lemak dalam tubuh akan mengurangi ketersediaan energi dan mengakibatkan
terjadinya katabolisme/perombakan protein. Defisiensi asam lemak akan menyebabkan
terganggunya pertumbuhan, terjadinya kelainan pada kulit, umumnya pada balita terjadi luka
“eczematous” pada kulit. Sedangkan kelebihan lemak berhubungan dengan kenaikan trigliserida
dalam plasma (hipertrigliseridemia) juga dikaitkan dengan terjadinya penyakit jantung koroner.
Kadar trigliserida plasma banyak dipengaruhi oleh kandungan karbohidrat makanan dan
kegemukan.
3. PROTEIN
A. Jenis dan Struktur
Protein diklasifikasikan menjadi:
) Protein bentuk serabut
) Protein globular
) Protein konjugasi
Struktur protein dapat dilihat sebagai hirarki, yaitu berupa struktur primer (tingkat satu),
sekunder (tingkat dua), tersier (tingkat tiga), dan kuartener (tingkat empat). Struktur primer
protein merupakan urutan asam amino penyusun protein yang dihubungkan melalui ikatan
peptida (amida). Sementara itu, struktur sekunder protein adalah struktur tiga dimensi lokal dari
berbagai rangkaian asam amino pada protein yang distabilkan oleh ikatan hidrogen. Berbagai
bentuk struktur sekunder misalnya ialah sebagai berikut:
alpha helix (α-helix, "puntiran-alfa"), berupa pilinan rantai asam-asam amino berbentuk
seperti spiral;
C. Mekanisme
Absorpsi ini menggunakan mekanisme transpor natrium seperti halnya pada absorpsi
glukosa. Asam amino → memasuki sirkulasi darah → melalui vena porta → dibawa ke hati →
sebagian digunakan oleh hati dan sebagian lagi melalui sirkulasi darah dibawa ke sel-sel
jaringan. Sebagian besar asam amino telah diabsorpsi pada saat asam amino sampai di ujung
usus halus.
Beberapa jenis protein karena struktur fisika atau kimianya tidak dapat dicerna dan
dikeluarkan melalui usus halus tanpa perubahan. Protein yang tidak dapat diabsorpsi akan masuk
ke dalam usus besar. Dalam usus besar terjadi metabolisme mikroflora kolon dan produknya
dikeluarkan dalam bentuk feses.
D. Efek/Pengaruh ke Kesehatan
Kekurangan protein dapat menimbulkan penyakit kwashiorkor, marasmus. Sedangkan
kelebihan protein akan menimbulkan asidosis, dehidrasi, diare, kenaikan amoniak darah,
kenaikan ureum darah, demam, dan obesitas.