Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Energi merupakan kebutuhan yang utama bagi setiap kehidupan. Begitu
pula di Negara Indonesia. Setiap tahun kebutuhan energi akan bertambah
seiring pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia. Karena kebutuhan energi
yang terus bertambah, maka Negara Indonesia harus mampu mengelola dan
menata semua sumber energi yang ada di negeri ini.
Agar dapat mengatur dan mengelola sumber energi yang ada maka
dibutuhkan pengetahuan tentang gambaran Nasional Energi di Indonesia.
Manfaat bagi mahasiswa Teknik Kimia mengetahui gambaran secara umum
kondisi Energi di Indonesia adalah sebagai sumber atau sarana untuk mencari
solusi agar mampu memaksimalkan dan menemukan energi-energi alternatif
yang berpotensi besar di Indonesia.

1.2 Tujuan
 Mengetahui Neraca Energi di Indonesia saat ini
 Mengetahui energi Minyak Bumi di Indonesia saat ini
 Mengetahui energi Gas Bumi di Indonesia saat ini
 Mengetahui energi Batu Bara di Indonesia saat ini
BAB II
ISI

2.1 Neraca Energi di Indonesia


Neraca energi adalah gambaran kondisi kesetimbangan antara sisi
penyediaan energi dan sisi kebutuhan energi sektoral. Neraca energi
tergambarkan dalam sistem energi yang mencakup mulai dari produksi,
konversi dan distribusi sampai pengguna/masyarakat.
Energi primer di Indonesia merupakan batubara, gas bumi, minyak bumi
dan EBT. Pada tahun 2015 berdasarkan data kementrian ESDM total produksi
Energi primer adalah 2.848.025 ribu SBM. Dimana sebanyak 1.887.366 ribu
SBM diekspor ke luar negeri dan mengimpor sebanyak 348.267 ribu SBM.
Sektor transportasi merupakan pengguna terbesar kemudian disusul industry,
rumah tangga dan sektor lainnya.

2.2 Minyak Bumi


Pada tahun 2015, berdasarkan rancangan RUEN terdapat tambahan
potensial cadangan migas sebesar 5,2 miliar barel berasal dari discovery, yang
dapat dipertimbangkan sebagai penambahan dalam cadangan migas 2016 dan
potensi sumber daya migas sebesar 16,5 miliar barel dari kegiatan eksplorasi
awal, namun membutuhkan pengujian lanjut. Data cadangan minyak bumi 6
tahun terakhir dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Cadangan Minyak Bumi di Indonesia


Dari Gambar 2.1 dapat dilihat bahwa cadngan minyak bumi dari
tahun 2013 sampai tahun 2017 terus menurun. Namun yang menarik adalah
bahwa cadangan minyak bumi yang diperkirakan/belum dibuktikan pada
2017 meningkat dari pada 2016.

Gambar 2.2 Persebaran Cadangan Minyak Bumi di Indonesia

Begitu banyak persebaran cadangan Miyak bumi yang tersebar di


seluruh Indonesia (sumber: Ditjen Migas). Namun masih beberapa daerah
yang belum dapat dibuktikan kebenarannya. Peningkatan konsumsi BBM
dalam negeri dan penurunan produksi minyak bumi telah menyebabkan
ekspor minyak bumi menurun, sebaliknya impor minyak bumi dan BBM
terus meningkat. Berikut grafik data ekspor dan impor BBM Indonesia.
Gambar 2.3 Ekspor BBM

Gambar 2.4 Impor BBM


Konsumsi BBM yang terus meningkat sebagai dampak dari
pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk, sementara produksi
minyak mentah dalam negeri mengalami penurunan dan kapasitas kilang
yang stagnan menyebabkan impor minyak mentah dan BBM terus meningkat,
sehingga pembangunan kilang BBM merupakan solusi yang tidak dapat
dihindari.

Pada akhir 2015, pemerintah melakukan revisi PP No 79 tahun 2010


mengenai Biaya Operasi yang dapat dikembalkan (cost recovery) dan
perlakuan Pajak di Bidang Usaha Hulu Migas. Revisi dilakukan lantaran
posisi kegiatan eksplorasi disektor hulu migas di tanah air dari sisi efisiensi,
jumlah sumur, dan biaya melakukan eksplorasi masih belum kompetitif
dibanding Negara lain.

Hasil lain dari Minyak mentah adalah LPG, pada tahun 2015
kebutuhan LPG dalam negeri adalah 60,2% diperoleh dari impor. Suksesnya
program konversi kerosene ke LPG menyebabkan konsumsi LPG domestic
naik drastic sementara kilang LPG domestic dalam Negeri sangat terbatas.

Gambar 2.5 Ekspor LPG


Gambar 2.6 Impor LPG

3.3 Gas

Cadangan gas bumi nasional tersebar diseluruh wilayah Indonesia.


Total cadangan gas bumi pada tahun 2017 sebesar 101,4 TSCF sedangkan
cadangan potensial sebesar 42,35 TSCF.

Gambar 2.7 Cadangan Gas Bumi


Gambar 2.8 Cadangan Gas Bumi Indonesia
Produksi gas bumi selama sepuluh tahun terakhir relative fluktuatif,
sebagian besar produksi gas bumi digunakan untuk memenuhi kebutuhan
sektor industry, pembangkit listrik, dan gas kota.

Gambar 2.9 Produksi Gas Bumi


3.4 Batu Bara

Produksi batu bara Indonesia diperkirakan akan terus meningkat, tidak


hanya memnuhi kebutuhan dalam negeri, tetapi juga untuk memenuhi
permintaan luar negeri. Sumber daya batu bara Indonesia sampai dengan
2015 adalah sebesar 127 miliar ton batubara, sedangkan cadangan batubara
sebesar 32,3 miliar ton. Sumber daya dan cadangan batubara didominasi oleh
batubara kalori rendah sampai sedang. Sedangkan batubara kalori tinggi
sampai sangat tinggi memiliki jumlah yang sangat terbatas.

Gambar 2.10 Sumer daya cadangan Batubara

Gambar 2.11 Perkembangan produksi dan ekspor batubara


Apabila dibandingka dengan neraca tahun 2014, terdapat kenaikan
sumber daya batubara sebesar 1,8 miliar ton, sedangkan cadangan batubara
pada tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 5,33 juta ton. Penurunan
jumlah sumber daya dan cadangan ini dikarenakan berkurangnya kegiatan
eksplorasi dan produksi batubara karena harga jual batubara tidak dapat
menutupi biaya produksi dan berkurangnya permintaan batubara dunia,
khusus nya china. Dari total sumber daya dan cadangan tersebut, sekitar 50%
berada dipulau Sumatra, 49,5% dipulau Kalimantan dan sisanya tersebar
dipulau lain. Lokasi produksi batubara hamper seluruhnya berada di
Kalimantan sementara pengguna batubara kebanyakan berada di Jawa
sehingga memerlukan infrastruktur berupa pelabuhan, penyimpanan batubara
dan sarana pengangkutan melalui darat terutama kereta api.

Perkembangan produksi batubara pada tahun 2010-2013 mengalami


peningkatan yang cuukup pesat, dengan kenaikan produksi rata-rata 20,18%
pertahun. Realisasi produksi batubara pada tahun 2014 mengalami penurunan
akibat factor harga yang rendah dengan total produksi sebesar 458 juta ton,
dan selanjutnya pada tahun 2015 sedikit meningkat yaitu sebesar 461 juta ton.

Pemanfaatan batubara dalam negeri meliputi penggunanaan PLTU,


Industri besi dan baja, industry semen, industry kertas, dan industry lainnya.
Tercatat pada tahun 2015 dari seluruh konsumsi batubara dalam negeri
sebesar 70 juta ton (80,72%) digunakan oleh PLTU.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

 Energi primer terdiri dari minyak bumi, gas, batubara. Dari data
statistik mentri ESDM yang paling banyak mengkonsumsi energi
adalah sektor transportasi
 Kondisi minyak bumi di Tahun 2017 terjadi peningkatan cadangan
potensial, namun masih perlu proses eksplorasi sehingga untuk
memenuhi kebutuhan dalam negeri masih dilakukan impor.
 Kondisi energi Gas di Indonesia sampai sekarang paling banyak
terserap kesektor industri
 Kondisi batubara di Indonesia saat ini terjadi penurunan eksplorasi
dikarenakan biaya untuk eksplorasi tidak mengunutngkan dari segi
ekonomi
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik, “Neraca Energi”, Jakarta, 2016.

Dewan Energi Nasional, “Outlook Energi Indonesia 2016”, Jakarta, 2016.

Dirjen Migas Kementrian ESDM, “Statistik Minyak dan Gas Bumi 2016”,
Jakarta, 2016.

Anda mungkin juga menyukai