Anda di halaman 1dari 12

Jurnal TIME , Vol.

II No 2 : 27-38, 2013
ISSN : 2337 - 3601

Sistem Pakar Untuk Penyusunan Jadwal Kuliah Berbasis Forward Chaining

Feriani Astuti Tarigan, M.Kom.


STMIK Time Medan
Jalan Merbabu No. 32 AA – BB
Telp 061. 456 1932, E-mail : feriani.astuti@yahoo.com

ABSTRACK ketidak mampuan manusia itu sendiri maupun


kesalahan karena keterbatasan ketelitian yang
Subject scheduling is a process of dimiliki. Dalam penyusunan jadwal kuliah ada
arranging exact time to avoid conflict with beberapa masalah yang dihadapi yaitu : Tidak
related rules such as lecturers, classroom, ada jadwal paralel pada kelas yang sama,
laboratories, and the subjects offered. Subject Keterbatasan jumlah ruangan.
scheduling is arranged before each semester Metode yang digunakan adalah forward
strated in order to avoid repeticion, in sekolah chaining berbasis aturan. Forward chaining
tinggi manajemen informatika dan komputer adalah strategi untuk memprediksi atau mencari
time,subject scheduling is made manually by solusi dari suatu masalah yang mulai dengan
staff. It is true that the process is difficiulty & is sekumpulan pakar yang diketahui, kemudian
not timely difficult in this research, correct menurunkan fakta baru berdasarkan aturan yang
ruler are designed to avoid any conflict that premisnya cocok dengan fakta yang diketahui.
may accurs. The description of the ruler are Proses ini dilanjutkan sampai dengan mencapai
done by using forward chaining system goal atau tidak ada lagi aturan yang premisnya
cocok dengan fakta yang diketahui.
Key word : expert system, forward chaining
,subject scheduling 2. Sistem Pakar

1. Pendahuluan Sistem pakar merupakan cabang dari


kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) yang
Penjadwalan memegang peranan penting membuat penggunaan pengetahuan yang
dalam proses perencanaan dan pengendalian, dikhususkan secara ekstensif untuk
baik dalam bidang pendidikan maupun dalam memecahkan masalah pada tingkatan manusia
bidang-bidang yang lain. Tetapi kesulitan yang expert. Pakar adalah seseorang yang
dihadapi adalah tidak adanya suatu metode mempunyai keahlian dalam bidang tertentu.
yang benar-benar menghasilkan jadwal yang Pakar mempunyai pengetahuan atau
optimal, dan ini membuat bidang ini terus ketrampilan tertentu yang tidak diketahui atau
berkembang. Juga adanya bermacam-macam ada untuk kebanyakan orang. Teknologi sistem
karakteristik sistem yang ada membuat tiap pakar ini mungkin mencakup bahasa sistem
sistem membutuhkan metode yang tertentu pakar tertentu/khusus, program, dan hardware
untuk menghasilkan jadwal yang optimal. yang ditentukan untuk tambahan dalam
Kampus adalah suatu tempat di mana pengembangan dan pembuatan sistem pakar.
terjadinya proses belajar mengajar. Sebelumnya
terjadinya proses belajar mengajar (PBM)
berlangsung pada awal semester, kegiatan rutin
yang dilakukan adalah penyusunan jadwal
kuliah. Jadwal kuliah merupakan hal yang
sangat penting dalam pelaksanaan perkuliahan.
Dengan jadwal kuliah yang baik maka Gambar 1 Konsep Dasar dari Fungsi Sistem
mahasiswa akan merasa nyaman untuk Pakar
melaksanakan studinya. Berbagai aspek yang
harus diperhatikan dan berkaitan dengan Gambar 1 mengilustrasikan konsep
penjadwalan, yaitu : program studi, kelas, pokok dari sistem pakar yang berdasarkan pada
matakuliah, dosen yang mengampu mata pengetahuan. User men-supply fakta atau
kuliah, ruangan, hari, waktu/session. informasi lainnya ke sistem pakar dan
Kesalahan pada penyusunan jadwal menerima nasihat expert atau pakar sebagai
adalah merupakan salah satu akibat dari jawabannya. Secara internal, sistem pakar berisi
keterbatasan manusia, baik kesalahan karena dua komponen pokok. Yang berdasarkan

27
Jurnal TIME , Vol. II No 2 : 27-38, 2013
ISSN : 2337 - 3601

pengetahuan berisi pengetahuan yang Knowledge engineer kemudian memberi


“inference engine” menggambarkan code pengetahuan secara explisit dalam basis
kesimpulan. Kesimpulan ini adalah respon pengetahuan. Pakar kemudian mengevaluasi
sistem pakar atas permintaan pemakai untuk sistem pakar dan memberikan kritik pada
expertise. Knowledge engineer. Proses ini berulang
Sistem yang berdasarkan pengetahuan hingga penampilan sistem dianggap memenuhi
juga dirancang untuk beraksi sebagai asisten oleh pakar.
intelligent pada pakar manusia. Asisten
intelligent ini dirancang dengan teknologi
sistem pakar karena banyak pengetahuan
ditambahkan dan akan beraksi lebih seperti
pakar.

Knowledge Engineer (Perekayasa Sistem)


Adalah pihak yang membuat ES.
Knowledge engineer ini bertugas menyerap dan
mencarikan pengetahuan yang dimiliki oleh Gambar 2 Perkembangan Sistem
para pakar dan mengimplementasikannya
kedalam sebuah software expert sistem. Tugas Arsitektur Sistem Pakar
ini cukup sulit karena sorang knowledge
engineer tidak boleh memasukkan perkiraan Arsitektur sistem pakar dapat dilihat pada
atau perasaannya ke dalam pengetahuan yang gambar 3 di bawah ini, terdapat dua bagian
diperolehnya. Disamping itu dia juga harus utama sistem pakar yaitu lingkungan
pandai mengorek pengetahuan pakar, karena pengembangan (development enviroment) yang
ada kalanya seorang pakar biasanya secara digunakan untuk memasukkan pengetahuan-
psikologis tidak dapat menceritakan atau pengetahuan pakar kedalam lingkungan sistem
menjelaskan semua keahliannya. pakar dan lingkungan konsultasi (consultation
User (Pemakai) enviroment) digunakan oleh pengguna yang
Yaitu pihak yang mempergunakan bukan pakar untuk memperoleh pengetahuan
program ES. Kemampuannya ES pakar.
dikembangkan untuk menghemat waktu dan
usaha user. ES mempunyai beberapa tipe user
antara lain : Klien bukan pakar yang meminta
nasihat, dalam hal ini ES bertindak sebagai
konsultan atau penasihat. Siswa yang tidak tahu
bagaimana harus belajar, dalam ini ES akan
bertindak sebagai Partner. Jadi komputer
digunakan sebagai sarana untuk menyimpan
pengetahuan para pakar. Dengan demikian
komputer akan memiliki keahlian untuk
menyelesaikan permasalahan dengan meniru
Gambar 3 Arsitektur Sistem Pakar
keahlian yang dimiliki oleh pakar. Pengetahuan
(Sumber Turban, 2005)
dari sistem pakar dapat dipresentasikan dalam
sejumlah cara. Salah satu metode yang paling
Mesin Inference (Inference Engine)
umum untuk mempresentasikan pengetahuan
Mesin inference adalah bagian yang
adalah dalam bentuk aturan (rule) IF…THEN
mengandung mekanisme fungsi berpikir dan
(jika….maka), seperti : IF the light is red
pola-pola penalaran sistem yang akan
THEN stop Tahap umum dalam
menganalisis suatu masalah tertentu dan
pengembangan sistem pakar di ilustrasikan
selanjutnya akan mencari jawaban atau
dalam gambar 2 knowledge engineer pertama
kesimpulan yang terbaik. Secara deduktif mesin
kali membuat dialog dengan manusia ahli untuk
inferensi memilih pengetahuan yang relevan
mengeluarkan pengetahuan expert. Tahap ini
dalam rangka mencapai kesimpulan. Dengan
merupakan analogi pada sistem dalam
demikian sistem ini dapat menjawab pertanyaan
pemograman konvensional yang mendiskusikan
pemakai meskipun jawaban tersebut tidak
sistem yang diperlukan pengguna yang
tersimpan secara ekspilit didalam basis
prgramnya akan dibuat.

28
Jurnal TIME , Vol. II No 2 : 27-38, 2013
ISSN : 2337 - 3601

pengetahuan. Mesin inferensi memulai yang diketahui ke dalam memori kerja (working
pelacaknya dengan mencocokkan kaidah- memory), kemudian menurunkan fakta baru
kaidah dalam basis pengetahuan dengan fakta- berdasarkan aturan yang premisnya cocok
fakta yang ada dalam basis data. Ada dua dengan fakta yang diketahui. Proses ini
metode inferensi dalam sistem pakar yaitu dilanjutkan sampai dengan mancapai goal atau
pelacakan ke depan (forward chaining) dan tidak ada lagi aturan yang premisnya cocok
pelacakan ke belakang (backward chaining) dengan fakta yang diketahui.Operasi tersebut
(Kusrini,2006). digambarkan seperti pada gambar 6
Pelacakan kebelakang (Backward
Chaining) yang mulai penalarannya dari
sekumpulan hipotesa menuju fakta-fakta yang
mendukung hipotes tersebut. Pada pelacakan
kebelakang, penalaran dimulai dengan tujuan
melacak balik ke jalur yang akan mengarahkan
ketujuan tersebut. Tujuan dari inferensi ini
adalah mengambil pilihan terbaik dari banyak
kemungkinan. Gambar 4 berikut ini adalah
menunjukkan proses penalaran menggunakan
metode pelacakan ke belakang. Gambar 1.6. Operasi Sistem Pakar Forward
Chaining

Langkah-langkah yang harus dilakukan


dalam membuat sistem forward chaining
berbasis aturan, yaitu :

1. Pendefenisian Masalah.
Gambar 4 Penalaran Pelacakan ke Belakang
Tahap ini meliputi pemilihan domain
masalah dan akusisi pengetahuan.
Pelacakan ke Depan (Forward Chaining)
2. Pendefenisian Data Input.
yang merupakan kebalikan dari pelacakan ke
Sistem forward chaining memerlukan data
belakang, yaitu memulai dari sekumpulan data
awal untuk memulai inferensi.
menuju kesimpulan. Pelacakan ke depan berarti
3. Pendefenisian Struktur Pengendalian Data.
menggunakan himpunan aturan konsisi-aks.
Aplikasi yang kompleks memerlukan premis
Dalam metode ini, data digunakan untuk
tambahan untuk membantu mengendalikan
menentukan aturan mana yang akan di jalankan.
pengaktifan suatu aturan.
Gambar 5 menunjukkan cara kerja metode
4. Penulisan Kode Awal.
inferensi pelacakan ke depan.
Tahap ini berguna untuk menentukan apakah
sistem telah menangkap domain
pengetahuan secara efektif dalam struktur
aturan yang baik.
5. Pengujian Sistem.
Pengujian sistem dilakukan dengan beberapa
Gambar 5 Penalaran Pelacakan ke Depan aturan untuk menguji sejauh mana sistem
berjalan dengan benar.
Konsep Forward Chaining 6. Perancangan Antarmuka.
Forward chaining is the data-driven Antarmuka adalah salah satu komponen
reasoning. The reasoning starts from the known penting dari suatu sistem. Perancangan
data end proceeds forward with that data. Each antarmuka dibuat bersama-sama dengan
time only the topmost rule is executed. When pembuatan basis pengetahuan.
vired, the ruke adds a new fact in the database. 7. Pengembangan Sistem.
Any rule can be executed only once. The match- Pengembangan sistem meliputi penambahan
fire cycle stops when no further rules can be antarmuka dan pengetahuan sesuai dengan
fired (Michael Negnevitsky, 2002). prototipe sistem.
Operasi dari sistem forward chaining 8. Evaluasi Sistem.
dimulai dengan memasukkan sekumpulan fakta

29
Jurnal TIME , Vol. II No 2 : 27-38, 2013
ISSN : 2337 - 3601

Pada tahap ini dilakukan pengujian sistem Gambar 7 Proses Forward Chaining
dengan masalah yang sebenarnya. Jika
sistem belum berjalan dengan baik maka 3. METODOLOGI PENELITIAN
akan dilakukan pengembangan kembali.
Kerangka Kerja Penelitian
Metode penelitian adalah gambaran
langkah-langkah agar penelitian dapat
Rantai Telusur Maju (Forward Chaining) dilakukan dengan terstruktur. Langkah yang
Rantai Telusur Maju (Forward Chaining) dilakukan mulai dari mempelajari masalah
adalah sebuah metode yang digunakan untuk sampai dapat menghasilkan suatu sistem
mencari setiap kesimpulan yang mungkin sehingga masalah dapat teratasi. Maka akan
berdasarkan dari sejumlah alasan atau dasar ditetapkan beberapa tahapan yang dilakukan,
pemikiran yang diberikan. Forward Chaining dapat dilihat pada gambar 8 :
terutama digunakan mendiagnosa semua
kemungkinan yang didapat berdasarkan input
yang diberikan berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan yang telah dilakukan. Pada
Forward Chaining, kesimpulan yang dimaksud
ering disebut Data Driven. Data Driven adalah
Engine Inference yang bekerja dari konten awal
space kerja menuju ke arah kesimpulan
terakhir. Sebagai ilustrasi dapat dilihat pada
contoh berikut :

Rule Base

R1 : IF A AND B THEN D
R2 : IF B THEN C
R3 : IF C AND D THEN E

Rule-rule dalam chaining dibentuk berdasarkan


produksi dari konsep sistem dan faktor yang
dimasukkan dalam sistem. Dan pengambilan
keputusan dengan menggunakan metode Gambar 8 Kerangka Penelitian
forward chaining dimulai dari inisialisasi
batasan-batasan faktor berlanjut hingga Analisis Kebutuhan
kesimpulan akhir. Forward chaining juga Pada tahap analisa kebutuhan ini yang
disebut sebagai penalaran forward (forward dilakukan adalah menaganalisis siapa saja yang
reasoning. Dimana proses pencarian dimulai membutuhkan sistem, mengapa diperlukannya
dari premis-premis atau informasi masukan sistem pakar untuk menentukan penyusunan
(IF) dahulu kemudian menuju konkulsi atau jadwal dan data berdasarkan data yang didapat
deviverinformation (THEN) atau dapat yaitu program studi, kelas, matakuliah, ruangan
dimodelkan sebagai berikut : Informasi hari dan waktu.
masukan dapat berupa data, bukti, temuan atau
pengamatan. Sedangkan konklusi dapat berupa Desain Arsitektur Sistem Pakar
tujuan, hipotesa, penjelasan atau diagnosis. Pada tahap ini yang dilakukan adalah
Sehingga jalannya penalaran forward chaining merancang bagaimana arsitektur dari sistem
dapat dimulai dari data menuju tujuan, dari pakar yang akan dibangun. Dalam desain
bukti menuju hipotesa, dari temuan menuju arsitektur ini akan ditentukan objek-objek apa
penjelasan atau dari pengamatan menuju saja yang dibutuhkan dan bagaiman
diagnosa. hubungannya. Objek dari arsitektur sistem
pakar ini adalah knowledge, database, inference
engine, user interface, explanation facilities dan
user.
Analisa Knowledge pada Sistem

30
Jurnal TIME , Vol. II No 2 : 27-38, 2013
ISSN : 2337 - 3601

Pada tahap ini yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah sistem yang
menentukan variabel-variabel apa saja dalam dirancang tersebut sudah sesuai dengan tujuan
menentukan jadwal. Setelah variabel sudah yang diharapkan. Hasil pengujian ini kemudian
ditentukan maka langkah berikutnya menetukan dijadikan dasar untuk membuat perbaikan-
rule-rule untuk menganalisa variabel-variabel perbaikan yang diperlukan untuk menghasilkan
yang dibutuhkan. Setiap rule bisa diperlukan sistem yang diharapkan.
logika hubungan dari variabel-variabel yang
ada dengan menggunakan logika AND. Penyempurnaan Sistem

Sistem yang sudah diuji dan diketahui


Analisa Basis Data kekurangannya akan dengan mudah
Setelah tahap dari analisa kebutuhan disempurnakan dengan memberikan
dilakukan dan knowledge dari sistem diketahui kesimpulan dan menerima masukan berupa
maka langkah selanjutnya adalah merancang saran-saran untuk penyempurnaannya.
basisdata dari sistem pakarnya. Basisdata ini
sudah mencakup data dari objek yang terlihat 4. ANALISIS DAN DISAIN SISTEM
didalamnya dan apa saja proses yang dilakukan.
Analisa Kebutuhan
Analisa Proses Inference Engine Sistem
Penjadwalan mata kuliah adalah
Pada tahap ini dilakukan adalah permasalahan yang cukup kompleks. Dalam
menggambarkan proses pencocokan data yang permasalahan tersebut terdapat beberapa
ada pada database terhadap rule yang ada di variabel yang harus dipertimbangkan agar dapat
knowledge dengan menggunakan metode membentuk jadwal yang optimal. Ada 7 (tujuh)
forward chaining. Proses pencocokan ini dapat variabel penting yang harus diperhatikan agar
lebih dari satu tahap sesuai dengan aturan rule penjadwalan menjadi optimal yaitu :
yang ada.
1. Program Studi
Desain User Interface Sistem Program studi adalah program studi yang
menyatakan dimana mahasiswa mengambil
Pada tahap ini yang dilakukan adalah jurusan apa didalam sebuah perguruan tinggi
merancang tampilan dari menu-menu yang tersebut.
dibutuhkan oleh sistem. Menu yang dirancang 2. Kelas
memiliki dua bagian yaitu menu pakar dan Jumlah mahasiswa berasal dari data
menu adminstrasi Menu dibagi menjadi dua registrasi mahasiswa yang telah melakukan
karena ada dua level pengguna sistem. Masing- pemilihan program studi yang diminati. Dari
masing pengguna akan dibatasi oleh login jumlah mahasiswa tersebut akan ditentukan
password. banyaknya kelas berdasarkan program studi
fan waktu kuliah (kuliah pagi dan sore).
Implementasi Sistem Dari data tersebut akan ditetapkan jumlah
dosen yang akan mengampu matakuliah
Pada tahap ini yang dilakukan adalah yang ditawarkan serta pendistribusian dosen
mengimplementasikan rancangan sistem ke pada masing-masing matakuliah.
dalam komputer dengan menggunakan bahasa 3. Matakuliah
pemrograman Visual Basic 6.0. setelah program Matakuliah adalah matakuliah yang
dari aplikasi sistem pakar ini selesai dibangun berlangsung pada semeste yang berjalan.
maka pada tahap ini juga di bahas bagaimana Satu matakulaih dapat dijalankan dengan
cara menggunakannya agar user dapat beberapa kelas. Iuntuk satu matakuliah akan
mengoptimalkan penggunaan dari sistem dijalankan dalam tiap semester tergantung
tersebut. banyaknya kelas yang akan diselenggrakan
untuk tiap semester.
Pengujian Sistem 4. Dosen
Jadwal dosen harus dibuat sedemikian rupa
Pada tahap ini, dilakukan pengujian agar tidak terjadi dosen mengajar yang sama
terhadap sistem yang telah jadi dengan pada waktu yang sama. Status Dosen : Bila
menggunakan data-data yang telah ada. Hal ini status dosen pengajar adalah Dosen tidak

31
Jurnal TIME , Vol. II No 2 : 27-38, 2013
ISSN : 2337 - 3601

tetap (dosen luar biasa), maka kelas yang yang didapat dari ketua program studi. Data
diajarnya akan mendapat prioritas untuk tersebut digunakan oleh sistem untuk
dijadwal sesuai hari dan waktu yang telah menentukan ruang kuliah, jadwal dosen, hari,
ditetapkan jurusan sebelumnya. Bila dan waktu.
terpaksa/tidak ada ruang tersisa pada hari
dan jam yang ditetapkan, maka mata kuliah Perancangan Sistem Pakar
yang diajar oleh dosen tetap dapat diminta
untuk dijadwal ulang hari atau waktunya. Kerangka Kerja Sistem Pakar
5. Ruangan
Ruangan yang digunakan untuk perkuliahan Pembuatan block diagram dimaksudkan
juga harus sesuai dengan fasilitas yang untuk mengetahui dan membatasi ruang lingkup
dibutuhkan oleh matakuliah dan kapasitas permasalahan yang dibahas dengan mengetahui
ruangan sesuai dengan jumlah mahasiswa posisi pokok bahasan.
tiap kelas. Kapasitas ruang tidak boleh
kurang dari kapasitas kelas. Jumlah
mahasiswa untuk setiap ruangan adalah
sama.
6. Hari
Hari perkuliahan berlangsung selama 5
(lima) hari kerja yaitu Senin, Selasa, Rabu,
Kamis, Jumat.
7. Waktu/sesi Gambar 9 Kerangka Kerja Area Permasalahan
Waktu yang digunakan dapat dibagi ke
dalam dua bagian yaitu pagi dan sore. Kerangka kerja pada gambar 9
Waktu kuliah pagi dibagi menjadi 2 (dua) merupakan gambar yang menjelaskan tentang
bagian yaitu : jam 09.01 s/d 10.00,10.01 s/d beberapa fakta yang termasuk ke dalam
11.00, dan 11.01 s/d 12.00. waktu untuk kelompok penyusunan jadwal dan merupakan
perkuliahan sore hari dibagi menjadi 4 pokok permasalahan yang akan dibahas.
(empat) bagian yaitu : jam 17.00 s/d 18.00, Salah satu penelusuran yang dirancang
18.00 s/d 19.00, 19.00 s/d 20.00, 20.00 s/d dalam sistem pakar penyusunan jadwal adalah
21.00 bentuk pohon penelusuran depth first search,
Pada penjadwalan matakulaih, ketujuh dimana penelusuran pertama dilakukan dengan
kriteria yang telah dibahas sebelumnya mengidentifikasi setiap kelompok matakuliah
memiliki prioritas sebagai berikut : untuk tiap program studi .

Prioritas 1 : Program Studi


Prioritas 2 : Kelas Desain Arsitektur Sistem
Prioritas 3 : Matakuliah Setelah dilakukan penyederhanaan
Prioritas 4 : Dosen terhadap arsitektur sistem pakar maka desain
Prioritas 5 : Ruangan arsitektur sistem pakar dalam penyusunan
Prioritas 6 : Hari jadwal kuliah dapat dilihat pada gambar 10.
Prioritas 7 : Waktu/ Sesi

Sistem pakar forward chaining berbasis


aturan membutuhkan pengetahuan dan mesin
inferensi untuk menyusun jadwal kuliah. Basis
pengetahuan ini berisikan faktor-faktor yang
dibutuhkan oleh sistem. Sedangkan mesin
inferensi digunakan untuk menganalisa faktor-
faktor yang dimasukkan pengguna sehingga
dapat ditemukan suatu kesimpulan basis
pengetahuan yang diperlukan sistem, dan terdiri
dari matakuliah, jumlah kelas, ruangan, jadwal
dosen, hari, waktu. Data yang menjadi intut
sistem adalah data matakuliah, program studi,
semester, kelas, dosen, ruang, hari, dan waktu

32
Jurnal TIME , Vol. II No 2 : 27-38, 2013
ISSN : 2337 - 3601

1. Rule R1 membutuhkan data masukan


berupa data program studi dan data kelas
untuk mengetahui data matakuliah apa
saja yang akan dijadwalkan.
2. Rule R2 membutuhkan data matakuliah
apa saja yang akan dijadwalkan untuk
menentukan dosen-dosen yang akan
mengjarakan matakuliah tersebut.
3. Rule R3 membutuhkan data matakuliah
dan data dosen untuk menentukan
ruangan yang akan digunakan.
4. Rule R4 membutuhkan data ruangan
untuk menentukan hari dan sesi/waktu
perkuliahan.
5. Rule R5 membutuhkan data matakuliah,
dosen, ruangan, hari dan sesi/waktu
untuk menghasilkan jadwal.

Database
Gambar 10 Disain Arsitektur Sistem Pakar Database yang dibangun terdiri dari
fakta-fakta antara lain : A (prodi), B (kelas), C
Komponen-komponen yang ada pada (matakuliah), D (dosen), E (ruangan), F (hari),
arsitektur sistem pakar adalah sebagai berikut : G (waktu/sesi), H (jadwal tersusun). Dalam
perancangan sebuah basis data, diperlukan
Knowledge Base adanya pemodelan terhadap kebutuhan dan
Knowledge base terdiri dari dua elemen aktifitas yang terjadi pada basis data tersebut.
dasar yaitu fakta dan rules. Dalam kasus ini Sehingga pada pelaksanaannya basis data
adalah memasukkan fakta-fakta yang tersebut dapat menjalankan proses dengan baik
dibutuhkan oleh sistem. Fakta-fakta yang sesuai dengan kebutuhannya. Adapun
ditemukan adalah program studi (Prodi), kelas, perancangan basis data pada sistem pakar untuk
matakuliah, dosen, hari kuliah, dan sesi/waktu menentukan jadwal kuliah adalah sebagai
kuliah. Dari fakta-fakta tersebut maka untuk berikut :
menyusun jadwal perkuliahan ditemukan 5
(lima) rule yang didefenisikan sebagai berikut : 1. Tabel Login
Tabel ini berfungsi untuk merekam user
R1 : A Λ B → C name dan password dari pengguna sistem.
R2 : C→D Pengguna sistem ini dapat lebih dari satu
R3 : C Λ D → E orang oleh karena itu setiap pengguna harus
R4 : E → F Λ G mendaftarkan user name dan password.
R5 : C Λ D Λ E Λ F Λ G → H Untuk keterangan field-field yang dirancang
seperti gambar gambar 11.
Keterangan :

Untuk menyederhanakan aturan-aturan dan


fakta-fakta di atas dapat dilambangkan dengan :
Gambar 11 Tabel Pakar
A = Prodi
B = Kelas 2. Tabel Program Studi
C = Matakuliah Tabel program studi adalah tabel data untuk
D = Dosen menyimpan data-data program studi. Di
E = Ruangan mana ada dua program studi yaitu sistem
F = Hari informasi dan teknik informatika. Untuk
G = Session keterangan field-field dapat dilihat pada
H = Jadwal Tersusun gambar 12.

33
Jurnal TIME , Vol. II No 2 : 27-38, 2013
ISSN : 2337 - 3601

Gambar 16 Tabel ruangan


Gambar 12 Tabel Program Studi
7. Tabel Hari
3. Tabel Kelas Tabel hari adalah tabel data untuk
Tabel kelas berfungsi untuk menyimpan menyimpan hari-hari yang digunakan untuk
pembagian kelas dari mahasiswa. Setiap melakukan proses belajar-mengajar di
angkatan dapat memiliki jumlah mahasiswa STMIK TIME. Untuk keterangan field-field
yang lebih besar dari 25 orang sehingga dilihat pada gambar 17.
dapat terbentuk kelas paralel. Untuk
keterangan field-field dari tabel kelas dapat
dilihat pada gambar 13.
Gambar 1.7 Tabel Hari

8. Tabel Waktu
Gambar 13 Tabel Kelas Tabel waktu adalah tabel data untuk
menyimpan pembagian waktu jam mengajar
4. Tabel Mata Kuliah di STMIK TIME. Untuk keterangan field-
Tabel mata kuliah ini berfungsi sebagai field dapat dilihat pada gambar 18.
tempat penyimpanan data mata kuliah yang
diambil berdasarkan semester yang
berlangsung. Untuk keterangan field-field
dapat dilihat pada gambar 14. Gambar 18 Tabel Waktu

9. Tabel Rule
Tabel ini berfungsi untuk merekam data
rule-rule yang akan digunakan beserta
Gambar 14 Tabel Mata Kuliah kesimpulan dari setiap rule. Field-field yang
5. Tabel Dosen digunakan pada tabel ini dapat dilihat pada
Tabel dosen adalah tabel data untuk gambar 19.
menyimpan data dosen yang mengajar per
program studi dan per semester. Untuk
keterangan field-field dapat dilihat pada
gambar 15. Gambar 19 Tabel Rule

10. Tabel Jadwal


Tabel ini berfungsi untuk merekam kode
ruangan, beserta keterangan yang berisi hari
dan sesi/waktu yang merupakan hasil
ketentuan rule-rule yang dibentuk. Field-
field yang digunakan pada tabel ini dapat
dilihat pada gambar 20.

Gambar 15 Tabel Dosen

6. Tabel Ruangan Gambar 20 Tabel Jadwal


Tabel ruangan berfungsi untuk merekam
data ruangan, baik itu ruangan belajar Inference Engine
maupun ruangan laboratorium beserta Inference engine merupakan perangkat
kapasitas jumlah siswa yang dpaat belaar di lunak yang melakukan penalaran dengan
ruangan tersebut. Adapun field-field yang menggunakan pengetahuan yang ada sperti
digunakan dapat dilihat pada gambar 16. prosedur untuk mencocokkan fakta ruangan
dengan hari dan jam matakuliah yang
ditawarkan. Mekanisme inferensi mengandung

34
Jurnal TIME , Vol. II No 2 : 27-38, 2013
ISSN : 2337 - 3601

suatu mekanisme pola pikir dan penalaran yang Berikut adalah penjelasan dari Sistem
digunakan dalam menyelesaikan suatu masalah, Inference Engine penyusunan jadwal dari tabel
dalam hal ini bagaimana sistem dapat 4.11 dengan Forward Chaining :
mengambil suatu kesimpulan berdasarkan data
(program studi, kelas, matakuliah, dosen, Tabel 1 Aturan/Rule
ruangan, hari, waktu/sesi) yang dimasukkan ATURAN RULE
oleh user. Selanjutnya pendekatan yang dipakai
sistem pakar untuk menyusun jadwal dengan R1 IF A Λ B THEN C
menggunakan pelacakan ke depan (forward
chaining) dimana pelacakan tersebut didasarkan R2 IF C THEN D
pada data masukkan dan selanjutnya akan
dibuat kesimpulannya berupa jadwal kuliah. R3 IF C Λ D THEN E
Pada proses penyusunan jadwal, dalam
keadaan tertentu mungkin saja satu matakuliah R4 IF E THEN F Λ G
diselenggarakan untuk lebih dari satu kelas,
satu dosen dapat membawakan lebih dari satu R5 IF F Λ G Λ E Λ D Λ C THEN H
matakuliah dan satu ruangan dapat digunakan
untuk banyak matakuliah. Solusi yang dapat Berikut ini adalah tahap-tahap penelusuran
diambil untuk menyelesaikan adalah melakukan dengan inferensi engine cycles procedure match
pengelompokkan matakuliah. Selanjutnya fire dengan menggunakan Forward chaining :
sistem pakar akan melakukan pelacakan kelas
dan dosen untuk tiap matakuliah. Selanjutnya 1. Database
sistem pakar akan melakukan identifikasi untuk
menentukan ruang, hari dan waktu yang akan
digunakan untuk tiap matakuliah sehingga
dihasilkan suatu susunan jadwal kuliah.
Berdasarkan aturan dan fakta yang ada,
disusunlah suatu inference engine dapat dilihat
pada gambar 4.3 di mana inference engine ini
menyediakan mekanisme fungsi penalaran
sistem yang digunakan oleh seorang pakar
sebagai berikut :
1. Mekanisme akan menjalankan masalah
tertentu dan selanjutnya mencari kesimpulan
atau jawaban yang terbaik
2. Mesin ini akan dimulai pelacakannya
dengan mencocokan kaidah-kaidah dalam R1 membutuhkan data A dan B dari
database sehingga menghasilkan data C
basis pengetahuan dengan fakta-fakta yang
didalam database terdapat atau ditemukan
ada dalam basis data
data A dan B sehingga data C di-fired dan
ditambahkan ke dalam database.

2. Database

Gambar 21 Sistem Inference dengan Forward


Chaining

35
Jurnal TIME , Vol. II No 2 : 27-38, 2013
ISSN : 2337 - 3601

R2 membutuhkan data C dari database


sehingga akan menghasilkan data D,
didalam database terdapat atau ditemukan
data C sehingga data D akan di-fired dan
ditambahkan kedalam database.

3. Database

R5 membutuhkan data C, D, E, F, dan G


sehingga akan menghasilkan data H didalam
database terdapat atau ditemukan C, D, E, F
dan G data di-fired dan ditambahkan
kedalam database.

R3 membutuhkan data C dan D dari Untuk memahami cara kerja dari sistem
database sehingga akan menghasilkan data ini maka diberikan contoh sebagai berikut.
E, didalam database terdapat atau ditemukan
data C sehingga data D akan di-fired dan Langkah pertama adalah dengan cara
ditambahkan kedalam database. memilih program studi misalnya kita akan pilih
program studi Teknik Informatika dan Sistem
4. Database Informasi
Langkah dua adalah setelah program
studi ditentukan maka kelas akan tampil sesuai
dengan program studi yang ditentukan diatas
misalnya kelas TIA 07 dan SIA 07
Langkah tiga adalah setelah kelas
ditentukan pilih semester yang diambil
misalnya semester I, maka akan tampil daftar
maka kuliah sesuai dengan program studi yang
ditentukan pada langkah pertama dipilh
matakuliah yang akan dibuat jadwalnya dengan
memilih mata kuliah misalnya : algoritma dan
pemograman dan pengantar sistem
informasi.
Langkah empat setelah mata kuliah
R4 membutuhkan data E dari database ditentukan maka, dosen dapat dipilh sesuai
sehingga akan menghasilkan data F dan G, dengan pengelompokkan mata kuliah yang
didalam database terdapat atau ditemukan dipilh, misalnya : Jackri Hendrik
data E sehingga data F dan G akan di-fired Langkah lima setelah langkah I, II, III,
dan ditambahkan kedalam database. IV, terpenuhi maka user hanya memilih tombol
jadwal perkuliahan maka sistem akan mencari
5. Database hari dan ruangan secara otomatis.
Untuk melihat hasil pengujian dari
langkah-langkah rule pengujian dari rule
tersebut dapat dilihat pada bab V

User Interface
User interface adalah perangkat lunak
yang menyediakan media komunikasi antar

36
Jurnal TIME , Vol. II No 2 : 27-38, 2013
ISSN : 2337 - 3601

pengguna dengan sistem, seperti prosedur untuk matakuliah yang telah ditetapkan oleh
membaca masukkan fakta dari pemakai yaitu program studi. Setiap kata dosen yang
program studi, kelas, matakuliah, dosen, disimpan akan ditetapkan kode masing-
ruangan, waktu prosedur menampilkan hasil masing dosen sesuai dengan kelompok
penyusunan jadwal kuliah lengkap dengan hari dosen yang sudah ditetapkan.
dan jam kuliah. Prosedur untuk menghasilkan h. esain Form Ruangan
output dalam bentuk hard copy, form Pada desain form ruangan bahwa setiap
penelusuran. ruangan akan diberi kode atau nama
sehingga dapat digunakan untuk membantu
Desain menu utama dalam menetapkan jadwal sehingga tidak
Merupakan desain yang dirancang ada pemakaian ruangan yang sama dalam
sedemikian rupa untuk menjalankan sistem waktu bersamaan.
yang telah dibangun, baik untuk login, i. Desain Form hari
penelusuran penyusunan jadwal yang telah Pada desain form hari, untuk setiap hari
dibangun, maupun bagaimana cara penyusunan diberi kode mulai dari senin sampai dengan
yang telah dirancang. jumat diberi kode dengan nama H1 sampai
Adapun tampilan menu utama. Ada dua H5.
menu utama yang akan dibentuk yaitu : j. Desain Form Waktu
a. Menu Utama Pakar Pada desain form waktu ini penelusuran
Menu ini berfungsi untuk menambah yang terdapat pada tabel ini adalah
kepakaran dalam hal penyusunan jadwal menentukan waktu pada session berapa
atau juga untuk melakukan koreksi terhadap mahasiswa tersebut mengikuti waktu
rule-rule yang telah dibuat. perkuliahan dan dalam waktu tersebut dibuat
b. Menu Admin adanya jam awal dan jam akhir perkuliahan.
Menu ini berfungsi untuk Akademik dimana k. Desain Form Rule
pada menu ini administrasi hanya dapat Form ini dirancang untuk menyimpan rule-
melihat jadwal yang sudah diinput oleh rule yang akan digunakan pada sistem
pakar. penjadwalan. Data yang dibutuhkan berupa
c. Desain Form Login kode rule-rule dan konklusinya. Tombol-
Merupakan yang tersedia dalam menu login tombol yang digunakan berupa tombol
yakni pakar dan admin agar pakar dan admin simpan, batal, update, hapus dan keluar.
maupun user bisa melakukan login atau l. Desain Form Detail Rule
menjalankan sistem pakar penyusunan Form untuk detail rule ini akan menginput
jadwal yang telah ditentukan. tahunakademik, kode program studi, kelas
d. Desain Form Program Studi yang sesuai dengan program studi yang
Form ini berfungsi untuk mengisi tabel terpilih beserta semester yang sesuai dengan
program studi yang terdiri dari data kode kode tahun ajaran. Tahap ini dengan aturan
program studi dan nama program studinya. dari rule 1. Tahap dari rule yaitu menginput
Pada form ini disediakan tombol untuk mata kuliah, rule ini dapat dilakukan setelah
menyimpan data yang baru, membatalkan rule 1 diberikan sehingga mata kuliah yang
aksi yang diinginkan, mengubah akan dimunculkan adalah mata kuliah yang
data(update), menghapus data dan keluar sesuai dengan program studi dan semester
dari run form program studi. yang terpilih. Tahap dari rule 3 adalah
e. Desain Form Kelas menentukan nama dosen yang sesuai dengan
Pada desain form kelas akan digunakan bidang matakuliah yang terpilih. Setelah
untuk mencatat kelas dari masing-masing semua detail rule ini diisi maka program
kelas yang ada dan jumlah mahasiswa. nanti akan menentukan langsung ruangan,
f. Desain Form Matakuliah jam dan hari untuk jadwal perkuliahan oleh
Pada desain form matakuliah ini adalah karena itu dibutuhkan tombol untuk
menyimpan semua matakuliah yang wajib menyimpan, mengubah, dan menghapus
diambil atau yang telah ditentukan sesuai data dari detail rule.
dengan masing-masing program studi dan m. Explanation facilities
semester ayng telah ditetapkan. Explanation facilities penjelasan merupakan
g. Desain form Dosen komponen tambahan yang dibuat agar
Pada desain form dosen ini digunakan untuk pemakai dapat memanfaatkan sistem dengan
menyimpan data dosen yang mengampu benar.

37
Jurnal TIME , Vol. II No 2 : 27-38, 2013
ISSN : 2337 - 3601

n. User adalah pemakai yang menggunakan


program sistem pakar ini untuk menyusun
jadwal kuliah berdasarkan matakuliah dan
ruangan yang akan digunakan. Berikut ini
merupakan diagram aktifitas secara umum
yang menggambarkan sistem yang
dirancang mulai dari kegiatan awal sistem,
keputusan yang dihasilkan sampai sistem
berakhir.

Gambar 22 Desain Aktivitas Sistem

5. DAFTAR PUSTAKA

Arhami (2005). “Konsep Dasar Sistem Pakar” ,


Andi Offset, Yogyakarta.
Giarattano, J. & Riley, G. (2005). “ Expert
System Principles and Programming”.
Giarattano, 4th Edition, PWS Publishing
Company, Boston.
Kusumadewi (2003). “Artificial Intelegence” ,
Graha ilmu Yogyakarta.

38

Anda mungkin juga menyukai