Anda di halaman 1dari 15

A.

Produksi

Produksi secara dasarnya merupakan aktivitas yang memberikan manfaat tambahan.


Manfaat dapat berupa waktu, tempat, bentuk dan kombinasi dari hal tersebut. Contoh
kegiatan produksi adalah seseorang yang mengubah kayu menjadi kursi, lemari dan lain
sebagainya. Dalam lingkup organisasi atau perusahaan, produksi adalah kegiatan
transformasi unsur sumber daya (input) untuk dapat menghasilkan produk atau barang atau
jasa (output) yang diinginkan oleh pasar (Ahyari,1999:6).

Tujuan dan tugas dasar dalam pelaksaanan kegiatan produksi dalam sebuah organisasi
atau perusahaan:

1. Menghasilkan produk sesuai dengan permintaan pasar dengan waktu yang terjadwal,
2. Menghasilkan produk dengan tingkat mutu dan kualitas yang diterima pasar
3. Menghasilkan tingkat biaya yang serendah mungkin dalam proses produksi

Untuk melaksanakan dan mengendalikan tujuan dan tugas dari proses tersebut, maka
seorang manajer produksi harus melakukan kegiatan yang mencangkup proses pengambilan
keputusan atas faktor input yang digunakan untuk menghasilkan produk dan mendukung
ketercapaian tujuan dan sasaran organisasi. Seorang manajer produksi harus dapat
menggerakan orang-orang yang bekerja di dalam unit produksi untuk bekerja secara optimal
dan terarah guna tercapainya tujuan dan sasaran dari kegiatan produksi.

Fungsi produksi bertugas serta bertanggung jawab dalam implementasi proses perubahan
dan pengolahan input menjadi output yang berwujud produk, selaras dengan perencanaan
yang telah ada. Fungsi ini sebagai form utility dikarenakan produksi, nilai dan fungsi suatu
benda akan meningkat. Dalam keberadaanya fungsi produksi menjadi area yang memproses
perubahan input menjadi keluaran berupa produk.

Pada umumnya fungsi produksi dibagi menjadi empat sub sistem yakni masukan atau
input, proses, keluaran atau output, dan umpan balik. Fungsi produksi dapat digambarkan
seperti Gambar 1 berikut ini:
B. MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI
Manajemen Produksi dan Operasi merupakan sejumlah aktivitas yang berkaitan
dengan perencanaan, pengordinasian, penggerakan, dan pengendalian kegiatan perusahaan
yang berkaitan dengan pengolahan input menjadi output dengan mutu yang lebih besar
(Haming, 2014). Dapat dikatakan bahwa Manajemen Produksi dan Operasi adalah sebuah
usaha dalam melaksanakan pengelolaan yang dilakukan secara maksimal dalam
menggunakan sumber daya – sumber daya pada proses mengolah bahan baku dan karyawan
menjadi berbagai produk. Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi dalam proses produksi
yaitu, tenaga kerja, mesin-mesin, peralatan, bahan mentah, dan sebagainya (Handoko, 2016).
Menurut (Hendrick, 1980) dalam buku (Handoko, 2016), Manajemen produksi dan
operasi dalam pelaksanaannya memiliki ruang lingkup yaitu sebagai berikut :
Dalam bagan diatas menjelaskan bahwa organisasi-organisasi yang berhasil dan sukses
seharusnya memiliki sistem pelaporan yang dapat memberikan informasi umpan balik
(feedback) sehingga dapat diketahui apakah dalam kegiatannya telah memenuhi permintaan
konsumen atau belum. Jika belum memenui permintaan konsumen, dapat segera diketahui
dan kelangsungan hidup organisasi tetap terjaga. Selain itu organisasi harus merancang
kembali produk-produk dan jasa-jasanya. Perubahan yang akan dilakukan bisa berasal dari
operasi internal maupun faktor-faktor produksi yang digunakan (Hendrick, 1980).

1. TUJUAN MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI (Haming, 2014), yaitu:


a. Memberikan arahan perusahaan untuk memproduksi hasi keluaran yang diharapkan
oleh pasar,
b. Memberikan arahan perusahaan untuk dapat memproduksi hasil keluaran secara
efisien,
c. Memberikan arahan perusahaan untuk mampu memberikan nilai tambah,
d. Memberikan arahan perusahaan untuk berkompetitif dalam setiap persaingan,
e. mengarahkan perusahaan agar keluaran yang dihasilkan atau disediakan semakin
digandrungi oleh pelanggannya.

2. STRATEGI PRODUKSI DAN OPERASI


Strategi dibidang produksi dan operasi perusahaan pada umumnya tercermin dari
dimensi daya saing yang mencangkup dimensi kualitas, biaya, kecepatan menyerahkan,
keandalan, dan fleksibilitas.
a. Dimensi Kualitas
Target proses produksi adalah menghasilkan produk sebaik mungkin sesuai dengan
kebutuhan konsumen. Kualitas produk dibagi menjadi dua aspek yaitu kualitas
produk dan kualitas proses. Kualitas produk sangat erat kaitanya dengan persyaratan
kebutuhan pelanggan. Sedangkan kualitas proses produksi terkait dengan bahan
baku yang diolah, teknologi yang diterapkan, Sumber daya manusia, tenaga kerja
dan mutu peralatan produksi yang digunakan.
b. Dimensi Biaya
Dimensi Biaya memiliki target yaitu untuk membuat produk tertentu dengan harga
minimum. Dimensi biaya berlawanan dengan arah dimensi mutu, hampir mustahil
untuk mencapai produk yang berkualitas dengan biaya yang terjangkau dan
sebaliknya.
c. Dimensi Kecepatan Menyerahkan
Dimensi ini berkaitan dengan kapasistas perusahaan untuk mengirim produk atau
jasa dengan cepat dari pada perusahaan pesaing.
d. Dimensi Keandalan Penyerahan
Dimensi ini berkaitan dengan kapasitas untuk mengirim pesanan yang
sesuai atau lebih cepat daripada waktu yang dijanjikan.

3. PENGUKURAN KINERJA PRODUKSI DAN OPERASIONAL

Produktivitas merupakan ukuran yang umum digunakan untuk melihat bagaimana


baiknya suatu negara, suatu industri atau suatu unit bisnis menggunakan sumber dayanya
atau faktor-faktor produksinya.

Secara umum kinerja produktivitas dapat diukur dengan rumus sebagai berikut:

𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡𝑠
Produktivitas = 𝐼𝑛𝑝𝑢𝑡𝑠

Produktivitas digunakan untuk membandingkan produktivitas dengan perusahaan lain


yang operasi produksinya sama sehingga mampu melakukan perbandingan. Selain itu
produktivitas digunakan untuk mengukur perkembangan produktivitas perusahaan antar
masa atau waktu di dalam operasi yang sama.

4. Ruang Lingkup Manajemen Produksi dan Operasi


Berikut ini adalah cangkupan atau aspek terkait manajemen produksi dan operasi yaitu:
a) Perencanaan Sistem Produksi
Perencanaan merupakan tahap awal yang dirancang sebelum tahap implementasi di
bidang produksi, dengan tujuan untuk menunjang kelancaran kegiatan produksi yang
terintegrasi dengan sistem atau elemen yang lain. Dalam ruang lingkup manajemen
produksi dan operasi tahap perencanaan dikelompokkan menjadi 5 aspek:
1. Perencanaan Produk
Perencanaan produk merupkan kegiatan perencanaan mengenai produk apa,
berapa, dan bagaimana proses produksi berlangsung. Beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan dalam perencaan produk yaitu desain dan bentuk produk, kegunaan
produk, fungsi teknis dari produk tersebut, standar bahan yang digunakan dan lain
sebagainya.
2. Perencanaan Lokasi Pabrik

Pemilihan lokasi yang strategis dapat membantu meminimalisir anggaran


baik dalam rencana pendek maupun panjang, hal tersebut mampu meningkatkan
persaingan antar perusahaan. Dalam perusahaan yang bergerak di bidang jasa,
pemilihan lokasi kantor cabang, toko pengecer, pelayanan kesehatan, unit pemadam
kebakaran, dan lain sebagainya, dibutuhkan rekomendasi yang lebih kompleks.

Setiap perusahaan memiliki perbedaan faktor dalam menentukan lokasi


perusahaannya, karena dalam masing-masing perusahaan memiliki kebutuhan yang
berbeda-beda. lokasi yang bagus merupakan permasalahan individual dalam masing-
masing perusahaan. Hal ini bisa juga disebut dengan pendekatan “situasional” atau
“contingency” dalam penentuan keputusan. Akan tetapi, secara general beberapa hal
yang harus dipertimbangkan dalam menentukan lokasi perusahaan yaitu:

a. Lingkungan masyarakat, kondisi masyarakat yang welcome dalam memperoleh


konsekuensi dengan adanya pabrik yang di dirikan di lingkungannya, baik
konsekuensi positif maupun negatif merupakan salah satu syarat yang sangat
penting.
b. Kedekatan dengan pasar, lokasi yang seperti ini diharapkan dapat menjadikan
perusahaan untuk memberikan pelayanan yang maksimal terhadap para
pelanggan, dan juga dapat meminimalisir biaya produksi.
c. Tenaga kerja, penempatan lokasi perusahaan yang ada dimana saja juga harus
ditunjang dengan tenaga kerja, karena itu lokasi yang strategis juga bisa dijangkau
dengan mudah oleh para tenaga kerjanya.
d. Kedekatan dengan bahan mentah dan supplier, kedekatan lokasi perusahaan
dengan bahan mentah maupun suplier dari bahan baku perusahaan
memungkinkan perusahaan tersebut mendapatkan pelayanan dan bahan baku
yang cukup baik dan juga bisa menghemat waktu serta anggaran penyediaan.
e. Fasilitas dan biaya transportasi, pertimbangan biaya transportasi sangat penting
dan bergantung pada anggaran yang dihitung dari total biaya produksi tersebut.
Misalnya dalam perusahaan komputer biaya transportasi sebesar 1 hingga 2% dari
total biaya produksi.
f. Sumber daya lainnya, ketersediaan sumber daya-sumber daya alam harus
diperhatikan baik berdasarkan angaran/biaya maupun ketersediaanya yang
mencukupi.

Selain beberapa faktor yang telah disebutkan diatas faktor lain seperti, harga
tanah, dominasi masyarakat, peraturan tenaga kerja dan relokasi, kedekatan dengan
pabrik dan gudang perusahaan yang lain, tingkat biaya pajak, kondisi keadaan cuaca,
tingkat keamanan, serta konsekuensi penerapan aturan terkait lingkungan hidup juga
perlu dipertimbangkan dalam penentuan lokasi sebuah perusahaan.

3. Perencanaan Letak Fasilitas Produksi


Layout Pabrik merupakan salah satu aspek yang berpengaruh langsung
terhadap produktivitas dalam perusahaan. Penataan letak fasilitas produksi yang
teratur dan memenuhi persyartan teknis yang telah direncanakan, akan mendukung
adanya efisiensi serta efektivitas kerja di bidang produksi perusahaan.

4. Perencanaan Lingkungan Kerja


Perencanaan lingkungan kerja merupakan kunci utama dalam perusahaan.
Lingkungan kerja yang baik mampu mempengaruhi tingkat produktivitas yang tinggi,
sehingga dapat meningkatkan produktivitas di perusahaan tersebut.
5. Perencanaan Standar Produksi

Standar produksi merupakan aturan wajib yang digunakan dalam


pelaksanaan proses produksi. Adannya pedoman produksi di sebuah perusahaan
akan berdampak positif pada sistem produksi yakni produk mudah dikenali oleh
konsumen, menghemat proses produksi, mempermudah mengukur kinerja
karyawan dan lain sebagainya. Sebagai contoh standar yakni standar gaji karyawan,
standar jam kerja, standar penggunaan bahan dan lain sebagainya.

Di dalam proses produksi maupun aktivitas perusahaan lainnya terdapat


istilah standarisasi, yaitu proses penyusunan, pelaksanaan dan pengawasan
pemakaian standar. Standarisasi oleh manajemen digunakan untuk meningkatkan
aktivitas atau kinerja perusahaan, yang artinya standarisasi digunakan sebagai alat
ukur baik dan evaluasi kinerja aktivitas perusahaan.

Kelebihan penggunaan standar produksi dalam sebuah perusahaan yaitu:

1. Standar Penggunaan Bahan

Pengguanaan standar pada aspek penggunaan bahan produksi akan menjaga


kualitas produk yang dihasilkan. Sehingga setiap produk yang dihasilkan memiliki
kualitas yang sama. Dari konsistensi kualitas inilah yang membuat konsumen
memiliki kepercayaan pada kualitas produk perusahaan.

2. Standar Penggunaan Tenaga Kerja


Penggunaan standar pada tenaga kerja dalam proses produksi akan menjamin
kualitas produk yang dihasilkan oleh setiap tenaga kerja adalah sama. Standar ini
juga mampu mereduksi jumlah kuantitas tenaga kerja yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan suatu proses produksi.
3. Standar Waktu Proses
Penggunaan standar waktu proses dalam produksi akan menjaga kualitas
produksi yang dihasilkan. Dari segi tenaga kerja dengan adanya standar waktu yang
harus dipenuhi dalam melakukan aktivitas produksi akan menjaga produktivitas
tenaga kerja, kuantitas dan kualitas produk yang dihasilkan.
4. Standar bentuk dan ukuran produk
Penggunaan standar bentuk dan ukuran produk akan menjamin kualitas produk
yang dihasilkan. Hal ini berarti jika ada kecacatan produk dalam segi ukuran dan
bentuk maka produk tersebut akan disortir, sehingga konsumen akan memperoleh
bentuk dan ukuran produk yang standar tanpa ada kecacatan sama sekali.
5. Standar warna produk
Standar warna produk semisal pada sebuah perusahaan mobil akan
berpengaruh pada kualitas produk. Standar warna akan memudahkan konsumen
untuk menentukan warna yang dikehendakinya. Misal ada dua mobil yang bewarna
merah maka warna merah yang dihasilkan sama, sehingga konsumen mudah
memilih warna yang dikehendakinya.
6. Standar Kualitas Produk
Apabila perusahaan menjaga kualitas produk maka akan memudahkan kegiatan
pemasaran produk tersebut. Namun jika kualitas produk yang berubah-ubah maka
akan mengakibatkan konsumen menjauhi produk tersebut.
7. Penghematan dalam Proses
Tidak adanya standar yang digunakan dalam sebuah perusahaan tentunya akan
memperlama proses produksi sehingga terjadi pemborosan di berbagai aspek. Maka
standar produksi akan menghemat berbagai aspek aktivitas produksi.

b) Sistem Pengendalian Produksi


Sistem pengendalian produksi merupakan suatu aktivitas untuk mengendalikan atau
mengontrok kegiatan produksi yang dijalankan. Hal yang akan dibahas yaitu:
1. Pengendalian Proses Produksi
Pengendalian proses produksi berkaitan dengan pengawasan kegiatan
produksi mulai dari perencanaan produksi, penentuan antrian dalam proses produksi,
jadwal produksi, instruksi kerja dalam pelaksanaan proses produksi, serta evaluasi
dan tindak lanjut dari kegiatan produksi.
2. Pengendalian Bahan Baku
Pengendalian bahan baku terkait dengan masalah ketersedian bahan baku
dalam proses produksi. Bahan Baku merupakan elemen yang saat penting dalam
proses produksi sehingga aspek ketersediaan harus dikendalikan dan dikontrol.

3. Pengendalian Tenaga Kerja


Tenaga kerja merupakan subyek berkaitan langsung dengan proses produksi,
sehingga aspek ketelitian, kecakapan, dan keterampilan dalam kegiatan proses
produksi sangat diperhatikan karena hal tersebut berdampak langsung pada hasil
produksi. Untuk itu diperlukan pengendalian tenaga kerja dengan cara pemberian
training kepada karyawan.

4. Pengendalian Biaya Produksi


Biaya produksi harus direncanakan dan dikendalikan dengan baik
dikarenakan hal tersebut sangat berkaitan dengan penentuan harga penjualan produk.
Contoh kegiatan Pengendalian biaya produksi yaitu pemakaian anggaran produksi,
analisis perbandingan selisih biaya produksi dan penerapan rancangan anggaran
relevan. Perkiraan Biaya Produksi (Manufacturing Cost) merupakan faktor yang
diperhitungkan kegiatan produksi. Anggaran yang berstruktur diklasifikasikan dalam
tiga komponen biaya utama, yaitu:

 Biaya material langsung: digunakan untuk pembelian bahan baku yang


diperlukan segera untuk menghasilkan produk.

 Biaya pekerjaan langsung: digunakan untuk membayar gaji para tenaga kerja
langsung (operator mesin misalnya).

 Biaya overhead: yaitu anggaran yang digunakan selain untuk biaya bahan baku
atau tenaga kerja langsung.
5. Pengendalian Kualitas

Kualitas produk atau jasa berperan penting dalam keberlangsungan operasi


perusahaan. Kualitas produk atau jasa sangat berorientasi dengan kepuasan atau
penilaian dari konsumen. Departemen pengendalian kualitas bertugas untuk menjamin
kualitas produk dan komponen agar mampu memenuhi standard yang telah
dispesifikasikan oleh perancangnya. Fungsi pengendalian kualitas ini harus
diimplementasikan secara meyeluruh dan terkontrok pada setiap langkah yang
ditempuh sepanjang siklus manufakturing berlangsung.

6. Pemeliharaan
Pemiliharaan berakitan dengan fasilitas produksi, seperti mesin pabrik dan
peralatan produksi. Fungsi pemeliharaan yaitu merawat semua fasilitas produksi
sehingga dapat digunakan dalam kegiatan produksi, apabila ada kerusakan maka
aspek pemiliharaan akan bergerak untuk memperbaiki kerusakan pada fasiltas
tersebut.

c) Sistem Informasi Produksi


Dengan adanya sistem informasi produk akan mampu mengintegrasikan sub-sub
sistem yang ada dibidang produksi dan menyelesaikan permasalahan dengan segera
dibidang produksi.
Sistem Informasi Produksi dalam perusahaan dapat dilihat berdasarkan:
1. Struktur Organisasi
Penyusunan sistem informasi produksi harus melihat aspek struktur
organisasi yang digunakan dalam perusahaan, mulai dari besar kecilnya perusahaan
hingga komplek atau tidaknya strukutur organisasi yang digunakan. Dengan
mengetahu struktur organisasi maka sistem informasi produksi dapat disusun dengan
baik.
2. Produksi atas dasar Pesanan
Perusahaan melakukan kegiatan produksi jika mendapatkan pesanan yang
masuk. Dengan sistem informasi yang tepat maka pesanan tersebut akan sampai ke
perusahaan hingga ke bagian produksi. Dari hal tersebut semua bagian produksi akan
segera melakukan tugas yang berkaitan dengan pesanan yang sudah diterima.

3. Produksi untuk Pasar


Perusahaan akan tetap memproduksi barang meskipun ada atau tidaknya
pesanan, tetapi produksi barang didasarkan atas kebijakan perusahaan terkait
kebutuhan pasar.
Dalam kegiatan perencanaan dan pengawasan produksi kegiatan peramalan
(forecasting) pada permintaan produk maupun jasa pada waktu yang akan datang
merupakan suatu kegiatan yang sangat penting. Peramalan itu sendiri merupakan
sebuah usaha yang dilakukan untu meramalkan keadaan di waktu yang akan datang
berdasarkan hasil pengujian di asa lampau. Sedangkan esensi peramalan merupakan
asumsi sebuah peristiwa di masa yang akan datang berdasarkan pola waktu di masa
lampau dan menggunakan kebijakan terhadap estimasi dengan susunan waktu di
masa lampau. Dalam peramalan membutuhkan peraturan, sedangkan estimasi
merupakan dungsi secara mekanikal. Proses peramalan terdiri beberapa langkah
seperti berikut ini (Peterson, 1976) :
a. Penentuan tujuan, dalam hal ini tujuan bergantung kepada kebutuhan informasi
para manajer
b. Pengembangan model merupakan kerangka analitik jika dimasukkan data
masukan, akan memperoleh perkiraan penjualan di masa yang akan datang.
c. Pengujian model, pengujian model dilakukan untuk memperoleh tingkat akurasi,
validitas, realibilitas yang diinginkan. Pengujian model bertujuan untuk
memperoleh validitas prediksi secara logik dalam pemodelan tersebut..
d. Penerapan model, setelah dilakukan pengujian akan dianalisis penerapan model
dalam step ini data lampau dimasukkan ke dalam permodelan untuk mendapatkan
sebuah ramalan.
e. Revisi dan evaluasi, peramalan dilakukan sesering mungkin ditinjau kembali dan
diperbaiki. Perbaikan dilakukan jika terjadi perubahan dalam perusahaan maupun
lingkungannya. Sedangkan evaluasi merupakan membandingkan ramalan dengan
hal nyata dalam melakukan penilaian dengan penerapkan suatu metodologi atau
teknik peramalan. Kegiatan ini dibutuhkan untuk menjaga kualitas perkiraan di
masa yang akan datang.

5. PROSES PENGEMBANGAN PRODUK

Pengembangan dan perbaikan produk baru dilakukan dengan cara kontinu merupakan
salah satu faktor utama dari perkembangan serta keberlangsungan hidup perusahaan. Dengan
adanya persaingan era global, sebuah perusahaan yang tidak memiliki inovasi dalam
produknya dikhawatirkan akan menerima resiko yang besar dalam kehilangan pasarnya.
Konsumen serta industri pasar selalu mengharapkan produk baru yang memiliki kualitas
lebih baik sehingga mampu memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen.

Proses pengembangan produk baru, terdiri atas lima langkah antara lain sebagai berikut
(Handoko, 2016):

a. Pencarian gagasan, gagasan produk bersumber dari pasar maupun teknologi yang
telah ada. Ide-ide yang berasal dari pasar merupakan sumber dari berbagai kebutuhan
dan keinginan dari konsumen yang belum terpenuhi. Selain itu, ide dalam
menentukan produk baru juga bisa berasal dari hasil observasi terhadap produk yang
telah ada, pendapat dari suplier, para ahli, pesaing, marketing dan manajemen
puncak.
b. Seleksi produk, tidak semua ide harus dikembangkan sehingga menghasilkan produk
baru. Ide pembuatan produk baru setidaknya telah memenuhi tiga kriteria yaitu : (1)
potensi pasar, (2) kelayakan finansial, (3) kesesuaian operasi. Sebelum ide dalam
pembuatan produk baru dilaksanakan maka harus dianalisa terlebih dahulu
berdasarkan tiga kriteria tersebut.
c. Desain produk pendahuluan, kegiatan ini berkaitan dengan pengembangan desain
terbaik dari ide produk baru. Desain produk biasanya digunakan untuk
pengembangan dari beberapa alternatif desain yang sesuai dengan ciri-ciri konsepsual
produk terpilih. Dalam kegiatan ini perusahaan juga memerlukan penetapan atribut
kunci produk yaitu, reliabilitas (frekuensi kerusakan komponen-komponen),
maintainability (kemudahan dalam reparasi dan pemeliharaan), dan umur kehidupan
produk (antisipasi periode penggunaan).
d. Pengujian (testing), kegiatan pengujian terhadap prototype-prototype ditujukan untuk
pengujian pemasaran dan kemampuan teknikal produk. Kegiatan penilaian ini dengan
melakukan uji pasar, kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan data kuantitatif
mengenai pendapat konsumen terhadap produk baru.
e. Desain akhir (final), dalam kegiatan ini spesifikasi dan komponen dari produk serta
gambar perakitan disusun, sehingga memberikan kerangka bagi proses produksinya.
Jika dalam proses testing terdapat perubahan dan dimasukkan dalam desain akhir
maka perubahan yang dilakukan tersebut dilakukan pengujian kembali untuk
menjamin kualitas dari produk tersebut

Kegiatan pengembangan produk bukanlah sebuah proses yang mudah untuk dilewati,
karena dalam pelaksanaannya tentunya mengalami beberapa hambatan antara lain :

a. Terbatasnya ide pengembangan produk baru yang berkualitas baik


b. Keadaan pasar yang semakin bersaing , dikarenakan banyaknya pesaing dan macam-
macam produk substitusi
c. Keterbatasan yang semakin bertambah baik dari masyarakat maupun pemerintah
d. Anggaran kegiatan pengembangan produk baru yang terlalu tinggi
e. Besarnya kegagalan produk baru dalam pelaksanaan pemasarannya
f. Usia kehidupan produk baru yang pendek
DAFTAR RUJUKAN

Ahyari, A. 1986. Manajemen Produksi Perencanaan Sistem Produksi Buku II.


Yogyakarta: BPFE.
Ahyari, A. 1999. Manajemen Produksi. Yogkarta: BPFE.
Assauri, S. 2016. Manejemen Operasi Produksi. Jakarta: Rajawali Pers.
Haming, M. Nurnajamuddin, M. 2014. Manajemen Produksi Modern. Jakarta: PT.Bumi
Aksara.
Handoko, T. H. (2016). Dasar - Dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Yogyakarta:
BPFE - Yogyakarta.
Hendrick, F. G. (1980). Production/Opertions Management. Homewood Illinois:
Richard D. Irwin, Inc.
Peterson, C. W. (1976). Bussiness Forecasting. Boston: Houghton Mifflin Company.
Wignjosoebroto, S. 2003. Pengantar Teknik dan Manajemen Industri. Surabaya: Guna
Widya

Anda mungkin juga menyukai