Produksi
Tujuan dan tugas dasar dalam pelaksaanan kegiatan produksi dalam sebuah organisasi
atau perusahaan:
1. Menghasilkan produk sesuai dengan permintaan pasar dengan waktu yang terjadwal,
2. Menghasilkan produk dengan tingkat mutu dan kualitas yang diterima pasar
3. Menghasilkan tingkat biaya yang serendah mungkin dalam proses produksi
Untuk melaksanakan dan mengendalikan tujuan dan tugas dari proses tersebut, maka
seorang manajer produksi harus melakukan kegiatan yang mencangkup proses pengambilan
keputusan atas faktor input yang digunakan untuk menghasilkan produk dan mendukung
ketercapaian tujuan dan sasaran organisasi. Seorang manajer produksi harus dapat
menggerakan orang-orang yang bekerja di dalam unit produksi untuk bekerja secara optimal
dan terarah guna tercapainya tujuan dan sasaran dari kegiatan produksi.
Fungsi produksi bertugas serta bertanggung jawab dalam implementasi proses perubahan
dan pengolahan input menjadi output yang berwujud produk, selaras dengan perencanaan
yang telah ada. Fungsi ini sebagai form utility dikarenakan produksi, nilai dan fungsi suatu
benda akan meningkat. Dalam keberadaanya fungsi produksi menjadi area yang memproses
perubahan input menjadi keluaran berupa produk.
Pada umumnya fungsi produksi dibagi menjadi empat sub sistem yakni masukan atau
input, proses, keluaran atau output, dan umpan balik. Fungsi produksi dapat digambarkan
seperti Gambar 1 berikut ini:
B. MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI
Manajemen Produksi dan Operasi merupakan sejumlah aktivitas yang berkaitan
dengan perencanaan, pengordinasian, penggerakan, dan pengendalian kegiatan perusahaan
yang berkaitan dengan pengolahan input menjadi output dengan mutu yang lebih besar
(Haming, 2014). Dapat dikatakan bahwa Manajemen Produksi dan Operasi adalah sebuah
usaha dalam melaksanakan pengelolaan yang dilakukan secara maksimal dalam
menggunakan sumber daya – sumber daya pada proses mengolah bahan baku dan karyawan
menjadi berbagai produk. Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi dalam proses produksi
yaitu, tenaga kerja, mesin-mesin, peralatan, bahan mentah, dan sebagainya (Handoko, 2016).
Menurut (Hendrick, 1980) dalam buku (Handoko, 2016), Manajemen produksi dan
operasi dalam pelaksanaannya memiliki ruang lingkup yaitu sebagai berikut :
Dalam bagan diatas menjelaskan bahwa organisasi-organisasi yang berhasil dan sukses
seharusnya memiliki sistem pelaporan yang dapat memberikan informasi umpan balik
(feedback) sehingga dapat diketahui apakah dalam kegiatannya telah memenuhi permintaan
konsumen atau belum. Jika belum memenui permintaan konsumen, dapat segera diketahui
dan kelangsungan hidup organisasi tetap terjaga. Selain itu organisasi harus merancang
kembali produk-produk dan jasa-jasanya. Perubahan yang akan dilakukan bisa berasal dari
operasi internal maupun faktor-faktor produksi yang digunakan (Hendrick, 1980).
Secara umum kinerja produktivitas dapat diukur dengan rumus sebagai berikut:
𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡𝑠
Produktivitas = 𝐼𝑛𝑝𝑢𝑡𝑠
Selain beberapa faktor yang telah disebutkan diatas faktor lain seperti, harga
tanah, dominasi masyarakat, peraturan tenaga kerja dan relokasi, kedekatan dengan
pabrik dan gudang perusahaan yang lain, tingkat biaya pajak, kondisi keadaan cuaca,
tingkat keamanan, serta konsekuensi penerapan aturan terkait lingkungan hidup juga
perlu dipertimbangkan dalam penentuan lokasi sebuah perusahaan.
Biaya pekerjaan langsung: digunakan untuk membayar gaji para tenaga kerja
langsung (operator mesin misalnya).
Biaya overhead: yaitu anggaran yang digunakan selain untuk biaya bahan baku
atau tenaga kerja langsung.
5. Pengendalian Kualitas
6. Pemeliharaan
Pemiliharaan berakitan dengan fasilitas produksi, seperti mesin pabrik dan
peralatan produksi. Fungsi pemeliharaan yaitu merawat semua fasilitas produksi
sehingga dapat digunakan dalam kegiatan produksi, apabila ada kerusakan maka
aspek pemiliharaan akan bergerak untuk memperbaiki kerusakan pada fasiltas
tersebut.
Pengembangan dan perbaikan produk baru dilakukan dengan cara kontinu merupakan
salah satu faktor utama dari perkembangan serta keberlangsungan hidup perusahaan. Dengan
adanya persaingan era global, sebuah perusahaan yang tidak memiliki inovasi dalam
produknya dikhawatirkan akan menerima resiko yang besar dalam kehilangan pasarnya.
Konsumen serta industri pasar selalu mengharapkan produk baru yang memiliki kualitas
lebih baik sehingga mampu memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen.
Proses pengembangan produk baru, terdiri atas lima langkah antara lain sebagai berikut
(Handoko, 2016):
a. Pencarian gagasan, gagasan produk bersumber dari pasar maupun teknologi yang
telah ada. Ide-ide yang berasal dari pasar merupakan sumber dari berbagai kebutuhan
dan keinginan dari konsumen yang belum terpenuhi. Selain itu, ide dalam
menentukan produk baru juga bisa berasal dari hasil observasi terhadap produk yang
telah ada, pendapat dari suplier, para ahli, pesaing, marketing dan manajemen
puncak.
b. Seleksi produk, tidak semua ide harus dikembangkan sehingga menghasilkan produk
baru. Ide pembuatan produk baru setidaknya telah memenuhi tiga kriteria yaitu : (1)
potensi pasar, (2) kelayakan finansial, (3) kesesuaian operasi. Sebelum ide dalam
pembuatan produk baru dilaksanakan maka harus dianalisa terlebih dahulu
berdasarkan tiga kriteria tersebut.
c. Desain produk pendahuluan, kegiatan ini berkaitan dengan pengembangan desain
terbaik dari ide produk baru. Desain produk biasanya digunakan untuk
pengembangan dari beberapa alternatif desain yang sesuai dengan ciri-ciri konsepsual
produk terpilih. Dalam kegiatan ini perusahaan juga memerlukan penetapan atribut
kunci produk yaitu, reliabilitas (frekuensi kerusakan komponen-komponen),
maintainability (kemudahan dalam reparasi dan pemeliharaan), dan umur kehidupan
produk (antisipasi periode penggunaan).
d. Pengujian (testing), kegiatan pengujian terhadap prototype-prototype ditujukan untuk
pengujian pemasaran dan kemampuan teknikal produk. Kegiatan penilaian ini dengan
melakukan uji pasar, kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan data kuantitatif
mengenai pendapat konsumen terhadap produk baru.
e. Desain akhir (final), dalam kegiatan ini spesifikasi dan komponen dari produk serta
gambar perakitan disusun, sehingga memberikan kerangka bagi proses produksinya.
Jika dalam proses testing terdapat perubahan dan dimasukkan dalam desain akhir
maka perubahan yang dilakukan tersebut dilakukan pengujian kembali untuk
menjamin kualitas dari produk tersebut
Kegiatan pengembangan produk bukanlah sebuah proses yang mudah untuk dilewati,
karena dalam pelaksanaannya tentunya mengalami beberapa hambatan antara lain :