Anda di halaman 1dari 4

RESUME LISTRIK MAGNET

MAGNETISASI

Magnetisasi adalah sebuah proses ketika sebuah materi yang ditempatkan dalam
suatu bidang magnetik akan menjadi magnet. Magnetisasi merupakan fenomena perubahan
arah pada momen dipol magnet penyusun suatu bahan karena adanya medan magnet dari luar
yang mengenainya, atau terjadi polarisasi momen dipole magnet. Momen dipole ini
ditimbulkan oleh adanya pergerakan electron penyusun bahan mengelilingi inti atom (proton dan
neutron), juga berputar pada porosnya.
Magnetisasi M didefinisikan sebagai momen magnet per satuan volume. Penjumlahan vektor
terkait dengan arah momen magnet menjadi pertimbangan dalam menentukan nilai magnetisasi untuk
skala besar, sehingga tidak bisa hanya melihat momen magnet dari satu atom, atau dapat dituliskan:
𝑁
⃗⃗ = ∑ ⃗⃗𝑠𝑖
𝑀
𝑖=1

Magnetisasi bahan dapat dipengaruhi oleh medan magnet luar B. Medan magnet luar dapat
ditimbulkan oleh magnet permanen (termasuk magnet bumi) dan muatan bergerak (arus listrik). Pada
ruang hampa tidak terjadi magnetisasi, dan kaitan medan magnet B dengan H dapat dituliskan:
B = µ0H
dengan µ0 = 4π × 10−7 Hm−1 adalah permeabilitas ruang hampa, B adalah medan magnet luar
dan H adalah kuat medan magnet. Besar medan magnet adalah sebanding dengan kuat medan
magnetnya. Satuan B ditunjukkan dalam Wm−2 atau tesla (T) dan satuan H ditunjukkan dalam Am−1.
Ketika terdapat magnetisasi bahan, hubungan B dan H menjadi:
B = µ0(H + M )
Jika magnetisasi M berhubungan secara linear terhadap kuat medan magnet H , maka
M = χH
dengan χ adalah suseptibilitas magnetik, yang merupakan kekuatan suatu bahan dalam menanggapi
medan magnet, sehingga dapat dituliskan:
B = µ0H (1 + χ),
= µ 0 H µr
dengan µr adalah (1+χ) yang merupakan permeabilitas relatif pada bahan
Medan magnet luar yang dikenakan pada bahan, baik ferromagnet maupun antiferromagnet
dapat memberikan tambahan nilai pada energinya sebesar nilai B yang diberikan.
Jenis-Jenis Magnetisasi
Material dapat diklasifikasikan berdasarkan responnya terhadap medan magnet luar yang
terpasang. Berdasarkan ini material diklasifikasikan menjadi : diamagnetik, paramagnetik,
feromagnetik, ferimagnetik, dan anti feromagnetik.
Diamagnetik adalah bentuk magnetisasi paling lemah. Magnetisasi hanya ada selama medan
luar digunakan pada material. Permeabilitas relatif kecil dari satu, dan suseptibilitas magnetik adal
negatif. Besar kerapatan fluks B dalam material diamagnetik solid lebih kecil dari B ruang hampa.
Contoh material ini adalah : tembaga, perak, emas, dan alumina.
Dalam material paramagnetik seperti aluminium dan titanium, setiap atom membentuk suatu
momen dipol permanen yang akan menghasilkan momen magnetik walau tidak ada medan luar.
Dengan tidak adanya medan luar, orientasi momen magnetik atom adalah acak (random). Tetapi, bila
medan luar dipasang, momen magnetik mengalami suatu torka yang meluruskannya dengan arah
medan.
Tabel 1. Berbagai Jenis Sifat Magnetisasi
Jenis Magnetisasi Sifat Magnetisasi Suseptibilitas Magnetik Contoh Material

Diamagnetik Kecil dan negatif Tembaga, perak, emas,


alumina

Paramagnetik Kecil dan positif Aluminium, titanium,


campuran tembaga

Feromagnetik Sangat besar dan Besi, nikel, kobal


positif

Anti Feromagnetik Kecil dan positif Manganese, kromium,


MnO, NiO

Ferimagnetik Besar dan positif Ferit

Material feromagnetik seperti besi, nikel, dan kobal dianggap subtansi magnetik yang paling
penting. Seluruh dipol magnet dalam domain diarahkan paralel satu sama lain. Permeabilitas
magnetiknya sangat besar dan mampu mempertahankan momen magnetik permanen walau medan
luar tidak ada. Jika momen magnetik dari atom berdekatan diarahkan dalam arah anti paralel satu
sama lain, material dikatakan anti feromagnetik. Jika momen magnetik tidak sama dan diarahkan
berlawanan satu sama lain, momen magnetik sama dengan nol. Material dikatakan ferimagnetik.

Kurva Histeresis (B-H)


Kurva Histeresis (B-H) atau kurva magnetisasi adalah menggambarkan hubungan B dan H
suatu material magnetik. Gambar 1. memperlihatkan suatu contoh kurva B-H dari feromanetik dan
ferimagnetik.

Knee

H rendah H sedang H tinggi H sangat tinggi

Gambar 1. Pola Kurva B-H Feromagnetik dan Ferimagnetik

Kerapatan fluks B dan kuat medan magnet H tidaklah selalu berbanding lurus dalam material
feromagnetik dan ferimagnetik. Ada empat (4) bagian utama dari kurva B-H material seperti
diilustrasikan dalam gambar 1.
Dalam bagian pertama, dengan asumsi material belum dimagnetisasi, lekukan kurva naik
tidak linier untuk harga H rendah. Pada bagian kedua, lekukan kurva naik linier (tidak selalu) untuk
harga H sedang (medium). Pada bagian ketiga, lekukan kurva turun untuk harga H tinggi. Pada bagian
ketiga ini penurunan lekukan kurva membentuk pola seperti lutut kaki manusia (knee). Pada bagian
keempat, lekukan kurva hampir rata untuk harga H sangat tinggi. Bagian keempat ini disebut daerah
saturasi (jenuh). Dalam daerah ini, kerapatan fluks B tidak akan naik walau kuat medan H (arus I)
naik terus. Material akan mengalami kejenuhan bilamana seluruh domain magnetik diarahkan dalam
arah H.
Permeabilitas relatif μr material tidaklah konstan tetapi
bergantung pada kuat medan magnet H. Permeabilitas relatif akan
naik menuju maksimum dan kemudian akan turun menuju nol
dengan kenaikan H lebih lanjut.

Gambar 2. Kurva μr Fungsi H


Jenis-Jenis Material Magnet
1. Material Magnetik Keras

Magnet keras (hard magnet) dipandang sebagai magnet permanen, material yang saturasi
secara magnet. Salah satu faktor yang penting dalam magnet permanen adalah remanensi
magnetik material.

Penomena ini terjadi bila medan magnet yang ada dipindahkan dan sebagian magnetisasi
jenuh masih ada. Pada tingkat tertentu diperlukan energi untuk memaksa domain kembali
ke kondisi semula. Normalnya, material magnetik keras digunakan untuk menghasilkan
magnet permanen.

2. Material Magnetik Lunak

Material magnetik lunak (soft) hanya memerlukan sedikit medan magnet untuk
membuatnya menjadi magnet. Material ini mempunyai koersivitas rendah dan sekali
medan magnetnya hilang, kerapatan fluks akan menjadi nol. Rangkaian arus bolak-balik
atau searah dapat digunakan untuk membangkitkan medan magnet atau menghasilkan
suatu gaya.

Permeabilitas merupakan pertimbangan utama untuk pemilihan material untuk penerapan


dalam arus searah. Dimana saturasi dapat menjadi sangat nyata. Untuk penerapan dalam
arus bolak-balik, rugi energi akan menjadi pertimbangan utama. Rugi energi dapat berasal
dari tiga sumber berbeda, yaitu : rugi histeresis, rugi arus eddy, rugi anomalus (rugi
magnetik dalam material lunak).

Gambar 2.7. Kurva Magnetisasi

Anda mungkin juga menyukai