PEMBAHASAN
baik yaitu 10 responden (50.0 %). Setiap individu memiliki tingkat pengetahuan yang
berbeda. Salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu, tingkat pendidikan,
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan itu terjadi melalui panca indera
manusia yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar
merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt
kemampuan analisis yang baik. Hal ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh
Notoatmodjo (2007) bahwa semakin baik kemampuan analisis yang dimiliki seseorang
dari pengalaman diri sendiri maupun orang lain. Hal tersebut dilakukan dengan cara
di hadapi. Bila berhasil maka orang akan menggunakan cara tersebut dan bila gagal tidak
akan mengulangi cara itu (Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Pendidikan dan informasi
tertentu. Kesiapan yang dimaksud disini adalah kecenderungan potensial untuk bereaksi
dengan cara tertentu apabila individu dihadapkan pada stimulus yang menghendaki adanya
respons (Azwar, 2007). Berdasarkan hasil penelitian mayoritas mempunyai sikap yang
baik mengenai PHBS, dengan jumlah responden sebanyak 14 orang (70%). Dengan
demikian dapat disimpulkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti bahwa sikap
positif masyarakat terhadap masalah kesehatan sangat besar pengaruhnya terhadap perilaku
Perilaku manusia merupakan hasil dari pada segala macam pengalaman serta
interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap
dan tindakan. Berdasarkan hasil penelitian mayoritas mempunyai perilaku yang buruk
mengenai PHBS, dengan jumlah 12 orang. Dengan kata lain, perilaku merupakan respon
atau reaksi seorang individu terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam
dirinya sendri. Faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya perilaku yaitu respon dari
dirinya sendiri. Respon ini dapat bersifat pasif (tanpa tindakan : berpikir, berpendapat,
bersikap) maupun aktif (melakukan tindakan). Sesuai dengan batasan ini, perilaku
kesehatan dapat di rumuskan sebagai bentuk pengalaman dan interaksi individu dengan
Perilaku aktif dapat dilihat, seperti pelaksanaan dari tenaga atau sektor kesehatan serta
peran tokoh masyarakat. Peran tokoh masyarakat dalam pelaksanaan program PHBS adalah (1)
menggalang potensi untuk mengembangkan perilak sehat masyarakat, (2) bergotong royong untuk
mewujudkan lingkungan sehat, dan (3) menciptakan suasana yang kondusif untuk mendukung
perubahan perilaku sehat (Dinkes, 2006). Sedangkan perilaku pasif tidak tampak, seperti
suatu tujuan (Fudjartanto, 2002). Motivasi sangat dibutuhkan sebagai penggerak yang ada
dalam diri individu untuk melakukan sesuatu (Sukmadinata, 2003). Motivasi intrinsik lebih
utama dari pada motivasi ekstrinsik karena motivasi instrinsik timbul dari dalam diri
individu sendiri tanpa adanya rangsangan dari luar (Djamarah, 2002) Motivasi instrinsik
lebih murni dan langgeng serta tidak bergantung pada dorongan atau pengaruh orang lain
(Syah, 2004).
BAB VIII
PENUTUP
7.1. Simpulan
Semakin tinggi pengetahuan ibu semakin baik perilakunya dalam penerapan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat.
7.2. Saran
Departemen Kesehatan RI. 2014. Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013. Jakarta: Depkes RI
Indikator Kesehatan Reproduksi, Riskesdas 2013
Notoatmodjo, S. 2011, Promosi kesehatan dan ilmu perilaku, teori dan aplikasi. Jakarta :
PT Rineka Cipta.
Dewi, EU. 2014. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Perilaku Hidup Bersih dan
Surabaya
Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo. 2015. Profil Kesehatan Kabupaten Brebes Tahun
Sukoharjo