Anda di halaman 1dari 6

BAB V1

PEMBAHASAN

6.1. Pembahasan dan Intervensi


Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 20 responden di Desa

Pranggong, bahwa mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan dengan kategori

baik yaitu 10 responden (50.0 %). Setiap individu memiliki tingkat pengetahuan yang

berbeda. Salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu, tingkat pendidikan,

keterpaparan informasi (sumber informasi) dan pengalaman (Notoatmodjo, 2007).

Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan itu terjadi melalui panca indera

manusia yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar

penginderaan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan kognitif

merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt

behavior). Pengalaman yang dimiliki oleh responden menyebabkan seseorang mempunyai

kemampuan analisis yang baik. Hal ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh

Notoatmodjo (2007) bahwa semakin baik kemampuan analisis yang dimiliki seseorang

akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan pendidikan yang semakin baik.

Pengalaman Merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, baik

dari pengalaman diri sendiri maupun orang lain. Hal tersebut dilakukan dengan cara

pengulangan kembali pengalaman yang di peroleh dalam memecahkan permasalahan yang

di hadapi. Bila berhasil maka orang akan menggunakan cara tersebut dan bila gagal tidak

akan mengulangi cara itu (Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Pendidikan dan informasi

Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta: 121).


Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara - cara

tertentu. Kesiapan yang dimaksud disini adalah kecenderungan potensial untuk bereaksi

dengan cara tertentu apabila individu dihadapkan pada stimulus yang menghendaki adanya

respons (Azwar, 2007). Berdasarkan hasil penelitian mayoritas mempunyai sikap yang

baik mengenai PHBS, dengan jumlah responden sebanyak 14 orang (70%). Dengan

demikian dapat disimpulkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti bahwa sikap

positif masyarakat terhadap masalah kesehatan sangat besar pengaruhnya terhadap perilaku

masyarakat dalam tercapainya sikap yang baik mengenai PHBS.

Perilaku manusia merupakan hasil dari pada segala macam pengalaman serta

interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap

dan tindakan. Berdasarkan hasil penelitian mayoritas mempunyai perilaku yang buruk

mengenai PHBS, dengan jumlah 12 orang. Dengan kata lain, perilaku merupakan respon

atau reaksi seorang individu terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam

dirinya sendri. Faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya perilaku yaitu respon dari

dirinya sendiri. Respon ini dapat bersifat pasif (tanpa tindakan : berpikir, berpendapat,

bersikap) maupun aktif (melakukan tindakan). Sesuai dengan batasan ini, perilaku

kesehatan dapat di rumuskan sebagai bentuk pengalaman dan interaksi individu dengan

lingkungannya, khususnya yang menyangkut pengetahuan dan sikap tentang kesehatan.

Perilaku aktif dapat dilihat, seperti pelaksanaan dari tenaga atau sektor kesehatan serta

peran tokoh masyarakat. Peran tokoh masyarakat dalam pelaksanaan program PHBS adalah (1)

menggalang potensi untuk mengembangkan perilak sehat masyarakat, (2) bergotong royong untuk

mewujudkan lingkungan sehat, dan (3) menciptakan suasana yang kondusif untuk mendukung

perubahan perilaku sehat (Dinkes, 2006). Sedangkan perilaku pasif tidak tampak, seperti

pengetahuan, persepsi dan motivasi.


Motivasi merupakan suatu usaha untuk meningkatkan kegiatan dalam mencapai

suatu tujuan (Fudjartanto, 2002). Motivasi sangat dibutuhkan sebagai penggerak yang ada

dalam diri individu untuk melakukan sesuatu (Sukmadinata, 2003). Motivasi intrinsik lebih

utama dari pada motivasi ekstrinsik karena motivasi instrinsik timbul dari dalam diri

individu sendiri tanpa adanya rangsangan dari luar (Djamarah, 2002) Motivasi instrinsik

lebih murni dan langgeng serta tidak bergantung pada dorongan atau pengaruh orang lain

(Syah, 2004).
BAB VIII
PENUTUP

7.1. Simpulan

Semakin tinggi pengetahuan ibu semakin baik perilakunya dalam penerapan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat.

7.2. Saran

1. Bagi Ibu Pengetahuannya Kurang dan Cukup


Ibu dapat memantau keadaan kebersihan dirumah yang menyangkut phbs rumah
tangga. Serta ibu secara rutin membersihkan yang bermengikuti kelas ibu ha dan aktif
bertanya agar memperoleh informasi penting tentang nutrisi selama kehamilan dan
dapat menerapkan kedalam pola makan serta rutin mengkonsumsi penambah darah dan
cara meminum zat besi sesuai yang dianjurkan petugas kesehatan.
2. Bagi Petugas Kesehatan
Petugas kesehatan terutama petugas di Puskesmas Cidemet diharapkan dapat
meningkatkan pengetahuan tentang phbs, meliputi penyuluhan secara berkala.

3. Bagi Peneliti Lain


Perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai faktor – faktor lain yang
mempengaruhi pengetahuan ibu terhadap perilaku phbs rumah tangga.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. 2014. Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013. Jakarta: Depkes RI
Indikator Kesehatan Reproduksi, Riskesdas 2013

Notoatmodjo, S. 2011, Promosi kesehatan dan ilmu perilaku, teori dan aplikasi. Jakarta :
PT Rineka Cipta.
Dewi, EU. 2014. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat pada Pemulung di TPA Wonokromo-Surabaya. Jurnal skripsi usada

Surabaya

Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo. 2015. Profil Kesehatan Kabupaten Brebes Tahun

2014 Lingkungan Sehat Rakyat Sehat. Sukoharjo: Dinas Kesehatan Kabupaten

Sukoharjo

Anggun.(2014). Makalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.Abacus [Internet], october,30.


Avaiable from http://www.perdhaki.org/content/perilakuhidup-bersih-dan-
sehat.[accessed 16 januari 2015].
Ervinda.(2014). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Abacus [Internet], october,30.
Avaiable from http://www.perdhaki.org/content/perilaku-hidup-bersihdan-
sehat.[accessed 16 januari 2015].
Noor, J. (2013). Metode Penelitian. Jakarta: Kencana.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&B. Bandung: Aflabeta.

Buku Tahunan Instrumen PKP Cidempet 2016.

Anda mungkin juga menyukai