B. FAKTOR PREDISPOSISI
Faktor predisposisi harga diri situasional yaitu terjadi trauma yang tiba-
tiba, misalnya harus operasi, kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus
hubungan kerja, perasaan malu karena sesuatu (korban perkosaan, dituduh
KKN, dipenjara tiba-tiba).
Pada klien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah, karena :
1. Privacy yang kurang diperhatikan, misalnya : pemeriksaan fisik yang
sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan (pencukuran pubis,
pemasangan kateter, pemeriksaan perneal).
2. Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai
karena dirawat/ sakit/ penyakit.
3. Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misalnya berbagai
pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan, berbagai tindakan tanpa
persetujuan.
Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah kronik adalah penolakan
orang tua yang tidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang mempunyai
tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang tidak
realistis (Fitria, 2013).
C. FAKTOR PRESIPITASI
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah kronis adalah hilangnya
sebagian anggota tubuh, berubahnya penampilan atau bentuk tubuh, mengalami
kegagalan, serta menurunnya produktivitas (Fitria, 2013).
D. POHON MASALAH
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
2. Risiko perilaku kekerasan berhubungan dengan harga diri rendah.
3. Gangguan konsep diri: citra tubuh berhubungan dengan koping keluarga
inefektif.
4. Gangguan konsep diri: identitas personal berhubungan dengan perubahan
penampilan peran
J. INTERVENSI KEPERAWATAN
Tindakan Keperawatan pada Pasien
1. Tujuan
a. Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki.
b. Pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.
c. Pasien dapat menetapkan/memilih kegiatan yang sesuai kemampuan.
d. Pasien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai kemampuan.
e. Pasien dapat merencanakan kegiatan yang sudah dilatihnya.
2. Tindakan keperawatan
a. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki
pasien.
b. Mendiskusikan bahwa pasien masih memiliki sejumlah kemampuan
dan aspek positif seperti kegiatan pasien di rumah, serta adanya
keluarga dan lingkungan terdekat pasien.
c. Beri pujian yang realistik/nyata dan hindarkan setiap kali bertemu
dengan pasien penilaian yang negatif.
d. Membantu pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.
e. Mendiskusikan dengan pasien kemampuan yang masih dapat
digunakan saat ini setelah mengalami bencana.
f. Bantu pasien menyebutkannya dan memberi penguatan terhadap
kemampuan diri yang diungkapkan pasien.
g. Perlihatkan respons yang kondusif dan menjadi pendengar yang aktif.
h. Membantu pasien dapat memilih/menetapkan kegiatan sesuai
dengan kemampuan.
i. Mendiskusikan dengan pasien beberapa aktivitas yang dapat dilakukan
dan dipilih sebagai kegiatan yang akan pasien lakukan sehari-hari.
j. Bantu pasien menetapkan aktivitas yang dapat pasien lakukan secara
mandiri, aktivitas yang memerlukan bantuan minimal dari keluarga,
dan aktivitas yang perlu bantuan penuh dari keluarga atau lingkungan
terdekat pasien.
k. Berikan contoh cara pelaksanaan aktivitas yang dapat dilakukan
pasien.
l. Susun bersama pasien dan buat daftar aktivitas atau kegiatan sehari-
hari pasien.
m. Melatih kegiatan pasien yang sudah dipilih sesuai kemampuan.
n. Mendiskusikan dengan pasien untuk menetapkan urutan kegiatan
(yang sudah dipilih pasien) yang akan dilatihkan.
o. Bersama pasien dan keluarga memperagakan beberapa kegiatan
yang akan dilakukan pasien.
p. Berikan dukungan dan pujian yang nyata setiap kemajuan yang
diperlihatkan pasien.
q. Membantu pasien dapat merencanakan kegiatan sesuai
kemampuannya.
r. Memberi kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan yang
telah
s. Dilatihkan Beri pujian atas aktivitas/kegiatan yang dapat dilakukan
pasien setiap hari. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi
dan perubahan setiap aktivitas
t. Susun daftar aktivitas yang sudah dilatihkan bersama pasien dan
keluarga.
u. Berikan kesempatan mengungkapkan perasaanya setelah
pelaksanaan
v. kegiatan.
Tindakan Keperawatan pada Keluarga
1. Tujuan
a. Keluarga dapat membantu pasien mengidentifikasi kemampuan yang
dimiliki.
b. Keluarga memfasilitasi aktivitas pasien yang sesuai kemampuan.
c. Keluarga memotivasi pasien untuk melakukan kegiatan sesuai dengan
latihan yang
d. dilakukan.
e. Keluarga mampu menilai perkembangan perubahan kemampuan
pasien.
2. Tindakan keperawatan
a. Diskusi dengan keluarga kemampuan yang dimiliki pasien.
b. Anjurkan memotivasi pasien agar menunjukkan kemampuan yang
dimiliki.
c. Anjurkan keluarga untuk memotivasi pasien dalam melakukan
kegiatan yang sudah
d. dilatihkan pasien dengan perawat.
e. Ajarkan keluarga cara mengamati perkembangan perubahan perilaku
pasien.
K. EVALUASI
1. Kemampuan yang diharapkan dari pasien.
a. Pasien dapat mengungkapkan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
pasien.
b. Pasien dapat membuat rencana kegiatan harian.
c. Pasien dapat melakukan kegiatan sesuai kemampuan yang dimiliki.
2. Kemampuan yang diharapkan dari keluarga.
a. Keluarga membantu pasien dalam melakukan aktivitas.
b. Keluarga memberikan pujian pada pasien terhadap kemampuannya
melakukan aktivitas.