Anda di halaman 1dari 23

FAKTOR-FAKTOR KETERTARIKAN MENGHAFAL AL QUR’AN

PADA MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan kepada Fakultas Psikologi dan Fakultas Agama Islam


Universitas Muhammadiyah Surakarta

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat


Sarjana (S-1) Psikologi dan Sarjana (S-1) Pendidikan Agama Islam
HALAMAN SAMPUL DEPAN

Oleh:

AHMAD FAQIHUDDIN

F 100 100 203 / G 000 100 207

TWINNING PROGRAM
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
FAKTOR-FAKTOR KETERTARIKAN MENGHAFAL AL QUR’AN
PADA MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
HALAMAN JUDUL

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi dan Agama Islam


Universitas Muhammadiyah Surakarta

Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Derajat


Sarjana (S-1) Psikologi dan Sarjana (S-1) Pendidikan Agama Islam

Diajukan Oleh :

AHMAD FAQIHUDDIN

F 100100203 / G000100207

TWINNING PROGRAM
FAKULTAS PSIKOLOGI – FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

ii
FAKTOR-FAKTOR KETERTARIKAN MENGHAFAL AL QUR’AN PADA

MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

HALAMAN PERSETUJUAN

Yang diajukan oleh :

AHMAD FAQIHUDDIN

F 100100203 / G000100207

Telah disetujui untuk dipertahankan

di depan Dewan Penguji

Telah disetujui oleh :

Pembimbing Utama

Dra. Siti Nurina Hakim, M.Si.

Pembimbing Pendamping

Dr. H. Syamsul Hidayat, M.A. Surakarta, 3 Agustus 2015

iii
FAKTOR-FAKTOR KETERTARIKAN MENGHAFAL AL QUR’AN
PADA MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Ahmad Faqihuddin
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
faqih.mamad@gmail.com

Pembimbing :
Dra. Siti Nurina Hakim, M.Si.
Dr. H. Syamsul Hidayat, M.A.

ABSTRAK

Ketertarikan menghafal Al Qur’an pada mahasiswa muncul dikarenakan


adanya objek ketertarikan yang menarik perhatian mahasiswa untuk mengikuti
pelatihan menghafal Al Qur’an yang diadakan oleh UKM (Unit Kegiatan
Mahasiwa) MPQ (Mahasiswa Pecinta Al Qur’an). Ketertarikan merupakan sebab
akibat dari perhatian, maka kemudian akan ada faktor ketertarikan yang diikuti
oleh motivasi pada mahasiswa yang mengikuti pelatihan menghafal Al Qur’an.
Penelitian ini bertujuan untuk menggali, memahami dan mendiskripsikan
faktor-faktor ketertarikan menghafal Al Qur’an pada mahasiswa UMS. Responden
dalam penelitian ini adalah mahasiswa aktif UMS antara semester 2-4 rentang
usia 18-21 tahun yang memiliki latar belakang pendidikan bukan alumni Pondok
Pesantren Tahfidzhul Qur’an, aktif dalam pelatihan menghafal Al Qur’an yang
diadakan oleh MPQ, minimal pernah bergabung dalam MPQ selama 6 bulan.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik wawancara
dan observasi. Metode analisis data menggunakan analisis deskriptif, sedangkan
pengumpulan data dengan teknik purposive sampling. Kesimpulan dari hasil
penelitian tentang faktor-faktor ketertarikan menghafal Al Qur’an pada
mahasiswa UMS, yaitu: data yang diperoleh dari keempat subjek dapat
disimpulkan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi ketertarikan subjek
menghafal Al Qur’an dibagi menjadi dua faktor, yaitu faktor intrinstik dan faktor
ekstrinsik. Faktor intrinsik meliputi keyakinan, bekal kehidupan, mengasah
kemampuan menghafal. Adapun faktor ekstrinsik meliputi, keluarga, status sosial,
konformitas, dan modeling. Sedangkan motivasi subjek dalam menghafal
Al Qur’an dibedakan menjadi dua yaitu motivasi internal dan motivasi eksternal.
Motivasi internal meliputi ingin memperoleh kesuksesan didunia maupun
diakherat, memiliki dasar agama, meraih derajat kemuliaan, mewujudkan cita-
cita, bentuk bakti kepada orang tua, dan memberi contoh bagi orang lain untuk
menghafal Al Qur’an. Adapun motivasi eksternal meliputi dorongan, saran, dan
arahan dari orang tua, teman, dan ustadz saat menyampaikan ceramah seputar
keutamaan menghafal Al Qur’an dan mendapatkan beasiswa.

Kata kunci: ketertarikan menghafal Al Qur’an

1
Pendahuluan hambanya. Sejarah telah mencatat
Manusia dalam hidup ini pasti bahwa Al Qur’an telah dibaca jutaan
akan dihadapkan kepada ribuan manusia. Para penghafal Al Qur’an
pilihan, baik itu aktifitas, rutinitas, adalah orang-orang yang dipilih oleh
pekerjaan, makanan, pakaian, agama, Allah untuk menjaga kemurnian
dll. Begitu pula Allah, Allah Al Qur’an dari usaha-usaha
memberikan pilihan kepada pemalsuannya. Dikarenakan para
hambanya apakah mereka mau tetap penghafal Al Qur’an adalah orang-
ber-Islam atau masuk kedalam ke- orang yang dipilih oleh Allah, maka
Kafiran. Sebagaiman firman Allah jumlahnya sangat sedikit. Minat
dalam Al Qur’an Surat Al Kahfi: 29 untuk menghafal Al Qur’an juga
(depag, 2005). jarang sekali muncul pada orang
Al Qur’an selain sebagai kitab islam.
suci umat islam juga sebagai Menghafal Al Qur’an
mukjizat yang diberikan Allah merupakan salah satu bentuk
kepada Nabi Muhammad SAW. aktifitas ibadah, sebagaimana sabda
Sejak diturunkannya Al Qur’an Rasulullah SAW
hingga sekarang Al Qur’an tidak ِ ‫َم ْن قَ َرأَ َحرْ فًا ِم ْن ِكتَا‬
ُ‫ب هللاِ فَلَهُ بِ ِه َح َسنَةٌ َوال َح َسنَة‬
ٌ ْ‫ف َحر‬
‫ف‬ َ ٌ ْ‫بِ َع ْش ِر أَ ْمثَال ِها َ ََل أَقُوْ ُل الم َحر‬
ٌ ِ‫ف َولَ ِك ْن أل‬
lepas dari tipu daya dan serangan
)‫ف (رواه الترمذي‬ ٌ ْ‫َو ََل ٌم َحر‬
ٌ ْ‫ف َو ِم ْي ٌم َحر‬
dari musuh islam, yaitu berupa Artinya : Barangsiapa membaca satu
huruf dari Al Qur’an maka ia dapat
perubahan isi kandungan yang
1 pahala dan pahala itu akan
terdapat di dalamnya. Walaupun diganda 10 kali lipat. saya tidak
mengatakan “ Alif Lam Mim “ itu
telah banyak tipu daya dan serangan
satu huruf, tetapi Alif satu huruf dan
musuh islam terhadap Al Qur’an, Lam satu huruf dan Mim satu
huruf.” (HR. Tirmidzi . Kitab Sunan
namun sampai saat ini kemurniannya
Tirmidzi jilid XI halaman 34).
masih dijaga oleh Allah SWT seperti Dijelaskan oleh Rauf (2004), bahwa
firman-Nya dalam Al Qur’an Al Hijr menghafalkan Al Qur’an selain
: 9 dan Faathir : 32 (depag, 2005). bernilai ibadah, bagi penghafalnya
Penjagaan yang dilakukan oleh
juga akan mendapatkan manfaatnya
Allah kepada Al Qur’an salah secara nyata langsung di dunia, yaitu
satunya adalah melalui lisan berupa:

2
1. Hafalan Al Qur’an bisa tersebut, dapat dilihat pada tahun
dijadikan mahar pernikahan 2011 dan 2012 mengalami
2. Akan mendapatkan berkah dan penurunan jumlah peserta dari yang
kenikmatan dalam hidup sebelumnya berjumlah 113 orang,
3. Orang-orang yang menjadi 19 orang, kemudian dari
diistimewakan oleh Nabi tahun 2013 hingga 2014, perlahan
Muhammad SAW mulai mengalami menambahan
4. Merupakan ciri orang yang peserta pada tahun 2013 bertambah
diberi ilmu menjadi 41 perserta, dan pada tahun
5. Mendapat keistimewaan sebagai 2014 bertambah lagi menjadi 114
keluarga Allah di bumi orang. Penyebab penurunan dan
Manfaat menghafalkan penambahan jumlah peserta
Al Qur’an yang didapat secara nyata pelatihan dikarenakan faktor-faktor
langsung di dunia inilah yang yang mempengaruhi ketertarikan,
menyebabkan orang islam tertarik yaitu: faktor usia (Utami, 2006),
untuk menghafalkan Al Qur’an, tidak faktor informasi (Kotler, 2006),
terkecuali mahasiswa UMS yang faktor motivasi (Utami, 2006), faktor
mengikuti pelatihan menghafal modeling (Mowen, 2002), faktor
Al Qur’an yang dikelola oleh UKM spiritual (Q.S. Adh Dhariyat: 56
MPQ UMS. (dalam depag, 2005)).
Data yang didapat penulis Berdasarkan uraian diatas
dari dokumentasi arsip data UKM peneliti tertarik melakukan penelitian
MPQ, menyebutkan bahwa peserta tentang “Faktor-Faktor Ketertarikan
yang mengikuti pelatihan menghafal Menghafal Al Qur’an Pada
Al Qur’an yang diadakan oleh MPQ Mahasiswa Universitas
dari tahun 2011-2014 adalah sebagai Muhammadiyah Surakarta”.
berikut : Tahun 2011 jumlah peserta Tujuan dalam penelitian ini
113 orang, tahun 2012 jumlah adalah untuk menggali, memahami
perserta 19 orang, tahun 2013 jumlah dan mendiskripsikan faktor-faktor
peserta 41 orang, dan tahun 2014 ketertarikan menghafal Al Qur’an
jumlah peserta 114 orang. Dari data pada mahasiswa UMS.

3
TINJAUAN PUSTAKA selanjutnya ada faktor internal dan
1. Ketertarikan eksternal. Faktor internal dari minat
Kata “ketertarikan” tanpa ada tiga yaitu, Faktor-faktor
tambahan “ke- ~ -an” dalam Kamus dorongan dari dalam sendiri meliputi
Besar Bahasa Indonesia (2014) : (persepsi seseorang mengenai diri
mempunyai arti menaruh minat, sendiri, harga diri, harapan pribadi,
sedangkan apabila menjadi kebutuhan, keinginan, kepuasan,
“ketertarikan” maka artinya peristiwa prestasi yang diharapkan), Faktor
tertarik, maka kesimpulan arti dari motivasi sosial, dan Faktor
kata “ketertarikan” adalah kondisi emosional. Faktor eksternal ada dua
dimana individu menaruh minat yaitu, Faktor sosial-budaya dan
kepada sesuatu benda atau aktifitas. Faktor lingkungan (Crow and Crow,
Dijelaskan oleh (Slameto, 2010; 1982). Sedangkan kondisi yang
Suryabrata, 2002; Winkel (dalam mempengaruhi timbulnya minat
Purwaningsih, 2004); dan Holland seseorang ada empat yaitu, Status
(dalam Djaali, 2013)) Minat adalah ekonomi, Pendidikan, Situasional
suatu rasa lebih suka, rasa (Lingkungan), Keadaan psikis
keterikatan, dan kecenderungan hati (Purwanto, 2007).
pada suatu hal atau aktivitas, tanpa Aspek-aspek minat dijelaskan
ada yang menyuruh, tidak tumbuh oleh Lucas dan Britt (dalam Arti,
sendiri, melainkan ada unsur 2005) bahwa aspek-aspek minat
kebutuhan. Dalam penelitian ini secara eksplisit :
minat menghafalkan Al Qur’an dapat a. Aspek attention atau perhatian
dikatakan sebagai suatu perbuatan adalah elemen-elemen yang
yang membuat seseorang tertarik menentukan apakah objek
untuk menghafalkan Al Qur’an tersebut menjadi perhatian.
dengan ciri-ciri : rasa tertarik, rasa b. Aspek interest atau ketertarikan
senang, perhatian terus menerus, dan adalah, bagaimana cara individu
melakukan dengan kesadaran. tertarik dan timbul rasa ingin
Faktor utama dari timbulnya pada suatu hal.
minat adalah perhatian kemudian

4
c. Aspek desire atau keinginan mempunyai harga diri yang
adalah, bagaimana dapat rendah, maka ia akan berusaha
menciptakan keinginan atau mencapai tujuan agar mendpat
kebutuhan individu dalam suatu simbol status pribadi.
objek atau kegiatan. Kesimpulan dari aspek-aspek
d. Aspek conviction atau keyakinan ketertarikan atau minat dalam
bahwa diinginkan sasuai dengan penelitian ini adalah aspek perhatian,
yang diperlukan individu. aspek ketertarikan, aspek keinginan,
e. Aspek action atau tindakan, aspek kayakinan, aspek tindakan,
bagaimana agar individu aspek motif, dan aspek inferiority
bertindak dengan melakukan complex.
kegiatan sesuai dengan 2. Menghafal Al Qur’an
kemampuan. Kata “menghafal” tanpa
Ditambahkan oleh Resimin tambahan “meng- ~” dalam Kamus
(dalam Liza, 2004) bahwa aspek- Besar Bahasa Indonesia (2014)
aspek minat yaitu: mempunyai arti dapat mengucapkan
a. Aspek Motif, meliputi di luar kepala, sedangkan apabila
dorongan-dorongan yang menjadi “menghafal” maka artinya
bersifat irasional maupun berusaha meresapkan ke dalam
rasional, ikut-ikutan dan uji pikiran agar selalu ingat, maka
coba. kesimpulan arti dari kata
b. Aspek Mode, mencakup macam- “menghafal” adalah usaha untuk
macam aspek yang mendasari meresapkan sesuatu kedalam pikiran
perilaku seseorang dalam agar selalu ingat serta dapat
pengenalan masalah, penilaian mengucapkan di luar kepala. Rusyan,
alternatif, keputusan dan (2005), menambahkan bahwa makna
perilaku. Tahfizh lebih luas dari menghafal,
c. Aspek inferiority complex, karena mempunyai tiga tingkatan:
berkaitan dengan kurang percaya Menghafal, Menjaga, Memahami
diri, gengsi, individu yang tidak dan mengajarkan.
yakin pada dirinya dan

5
Suryabrata (2002), mengingat Tahap remaja menurut
berarti aktivitas mencamkan dengan perspektif pendidikan Islam dalam
sengaja dan dikehendaki dengan Surat Al Hajj Ayat 5 (depag, 2005)
sadar dan sungguh-sungguh. Wang dijelaskan, tahap remaja masuk
(2009) menambahkan menghafal kedalam kategori tahap dewasa.
merupakan sebuah proses kognitif Terdapat tiga tahap menurut
pada otak di lapisan meta-kognitif Al Qur’an yaitu tahap anak-anak,
yang menyimpan informasi tahap dewasa, dan tahap usia lanjut.
(mengirim informasi dan Tahap remaja tidak dijumpai dalam
mempertahankan) dan membangun Islam karena tahap ini termasuk
kembali (mengambil dan kedalam tahap dewasa, anak yang
menguraikan informasi) dalam sudah masuk akil baligh atau mimpi
memori jangka panjang. basah berapapun usianya akan
Faktor yang dapat menunjang disebut sebagai orang dewasa.
menghafal Al Qur’an yaitu, usia yang Remaja akhir memiliki 4 ciri-
ideal, manajemen waktu, dan tempat ciri seperti yang diterangkan
menghafal Al Qur’an. Mappiare (1982) yang pertama,
3. Remaja Akhir Keyakinan prinsip mulai timbul dan
Manusia dalam kehidupan meningkat, yaitu bahwa mereka
pastinya akan mengalami tahapan relatif tetap atau mantap dan tidak
perkembangan. Menurut mudah berubah pendirian akibat
Simandjuntak (dalam Mappiare, adanya rayuan ataupun propaganda;
1982) para ahli psikologi berbangsa kedua, Citra diri dan sikap pandang
Belanda pernah mengemukakan yang lebih realistis, yaitu mereka
bahwa masa remaja akhir antara umur sudah mulai percaya diri dengan
18-21 tahun, kemudian disimpulkan keadaan sebagaimana adanya; ketiga,
oleh Mappiare (1982) bahwasanya Menghadapi masalahnya secara lebih
usia 17/18 tahun sampai matang, yaitu mampu berpikir lebih
dengan 21/22 tahun adalah masa sempurna dan memiliki sikap
remaja akhir. pandangan yang lebih realistis;
keempat, Perasaan menjadi lebih

6
tenang, yaitu sudah mulai bisa ketertarikan untuk menghafal
mengendalikan emosi ditunjang oleh Al Qur’an, ketertarikan timbul
adanya kemampuan pikir dan dapat karena ada pengaruh dari faktor
menguasai perasaan-perasaanya. ketertarikan, faktor ketertarikan
Dari semua paparan teori dibagi dalam dua bentuk yaitu,
diatas disimpulkan bahwa yang faktor ketertarikan internal dan
digolongkan pada remaja akhir faktor ketertarikan eksternal.
adalah usia 17/18 tahun sampai Munculnya ketertarikan menghafal
dengan 21/22 tahun, namun dalam Al Qur’an, belum menjamin
islam tahap remaja masuk kedalam mahasiswa mengambil keputusan
kategori tahap dewasa, pembatas untuk menghafal Al Qur’an, yang
antara tahap tahap anak-anak dan sangat berperan dalam mengambil
tahap dewasa adalah akil baligh. keputusan untuk menghafal
4. Ketertarikan, Menghafal Al Qur’an adalah motivasi, motivasi
Al Qur’an dan Remaja Akhir dibagi dalam dua bentuk yaitu,
Mahasiswa UMS termasuk motivasi internal dan motivasi
dalam kategori remaja akhir yang eksternal.
sedang memasuki fase persiapan Aktivitas menghafal
peralihan dari fase remaja menuju Al Qur’an selalu berkaitan dengan
fase dewasa dini yang terjadi pada aktivitas memori. Setiap ayat yang
rentang usia 17 sampai 21 tahun. dihafal oleh mahasiswa akan melalui
Mahasiswa yang tahapan pengkodean, penyimpanan,
berkeinginan menghafal Al Qur’an dan pemanggilan di dalam otak.
pada awalnya dikarenakan ada objek Proses yang berlangsung ketika
yang menarik perhatian subjek untuk menghafal Al Qur’an adalah ayat
menghafal Al Qur’an, kemudian yang dihafal akan masuk melewati
apabila subjek merasakan hal positif register sensori, masuk kedalam
dari objek tersebut maka subjek akan penyimpanan jangka pendek, dan
merasa senang dan tertarik terhadap terakhir tersimpan dalam
hal tersebut, hal ini lah yang penyimpanan jangka panjang.
menyebabkan awal munculnya Perbedaan menghafal Al Qur’an

7
dengan menghafal buku, kamus, atau 4 yang memiliki rentang usia antara
hal lain terletak pada skill khusus 18 dan 21 tahun. (3) Latar belakang
yang dibutuhkan utnuk menghafal pendidikan bukan lulusan Pondok
Al Qur’an yaitu ilmu tajwid, Pesantren Tahfidzhul Qur’an. (4)
sehingga bagi siapa pun yang ingin Aktif dalam pelatihan menghafal Al
menghafal Al Qur’an haruslah Qur’an yang diadakan oleh MPQ. (5)
menguasai ilmu Tajwid, karena Minimal penah bergabung dalam
dalam menghafal Al Qur’an dituntut MPQ selama 6 bulan.
untuk mampu membaca Al Qur’an Data dalam penelitian ini
dengan baik dan benar sesuai diperoleh dengan metode
tajwidnya. wawancara dan observasi. Data
Pertanyaan penelitian dalam yang diperoleh dari hasil wawancara
penelitian ini yaitu: “Faktor-faktor dan observasi dikelompokkan dan
apa yang mempengaruhi ketertarikan diberi kode untuk mendeskripsikan
menghafal Al Qur’an pada tema-tema yang muncul kemudian
mahasiswa UMS?” digunakan untuk menjawab
METODE PENELITIAN pertanyaan penelitian.
Penelitian ini menggunakan HASIL DAN PEMBAHASAN
metode penelitian kualitatif. Gejala Dari hasil penelitian dan
penelitian yang menjadi fokus kategorisasi diperoleh beberapa tema
pembahasan dan hendak diungkap yaitu:
dalam penelitian ini adalah faktor- 1. Ketertarikan menghafal Al Qur’an
faktor ketertarikan menghafal Data yang didapat dari subjek
Al Qur’an pada mahasiswa UMS. penelitian mereka mengungkapkan
Pemilihan responden dalam bahwa, mereka mengikuti proses
penelitian ini dipilih secara menghafal pada awalnya
purposive sampling. Karakteristik dikarenakan subjek mengetahui
responden penelitian dalam informasi tentang kegiatan
penelitian ini adalah: (1) Mahasiswa menghafal Al Qur’an melalui brosur
UMS. (2) Mahasiswa aktif antara dan Ekspo UKM. Hal ini sesuai
semester 2 sampai dengan semester dengan Witherington (1982) bahwa

8
faktor timbulnya minat apabila ada Kebutuhan yang diyakini subjek
perhatian dari individu, dengan kata tersebut sebagaimana yang
lain minat merupakan sebab dan disebutkan dalam hadist Nabi
akibat dari perhatian, ketertarikan Muhammad SAW berikut ini:
menghafal tersebut muncul setelah ‫ال َم ْن‬َ َ‫صلى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسل َم ق‬ َ ِ‫ُول هللا‬َ ‫أَن َرس‬
subjek memperhatikan informasi ‫س َوالِدَاهُ تَاجًا‬ َ ِ‫قَ َرأَ ْالقُرْ آنَ َو َع ِم َل بِ َما فِي ِه أُ ْلب‬
tentang pelatihan menghafal,
‫ضوْ ِء‬َ ‫ضوْ ُءهُ أَحْ َس ُن ِم ْن‬ َ ‫يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة‬
ْ ‫ت ال ُّد ْنيَا لَوْ َكان‬
‫َت فِي ُك ْم فَ َما‬ ِ ‫س فِي بُيُو‬ ِ ‫الش ْم‬
kemudian muncul dorongan dari َ‫ظَنُّ ُك ْم بِال ِذي َع ِم َل بِهَذا‬
dalam diri subjek untuk mengikuti Artinya: Rasulullah shallAllahu
pelatihan. Hal ini sesuai dengan wa'alaihi wa sallam bersabda:
"Barangsiapa yang membaca
Slameto, (2010); Suryabrata, (2002); AlQur'an dan melaksanakan apa
Winkel (dalam Purwaningsih, 2004); yang terkandung di dalamnya, maka
kedua orang tuanya pada hari
dan Holland (dalam Djaali, 2013) kiamat nanti akan dipakaikan
yang menyatakan bahwa minat mahkota yang sinarnya lebih terang
dari pada sinar matahari di dalam
adalah suatu rasa lebih suka, rasa rumah-rumah didunia, jika matahari
keterikatan, dan kecenderungan hati tersebut ada diantara kalian, maka
bagaimana perkiraan kalian dengan
pada suatu hal atau aktivitas, tanpa orang yang melaksanakan isi
ada yang menyuruh, tidak tumbuh Al Qur'an?" (HR. Abu Daud. Kitab
Sunan Abu Daud (no.1241))
sendiri, melainkan ada unsur
kebutuhan. Unsur kebutuhan subjek Dari hadist tersebut diketahi bahwa
yang hendak didapat subjek dengan orang tua dari anak yang
menghafalkan Al Qur’an bisa mempelajari dan menghafal
diketahui dari hasil wawancara Al Qur’an, akan mendapatkan
bahwa subjek ingin mendapatkan mahkota yang sinarnya lebih terang
pahala dari Allah SWT dan surga, dari pada sinar matahari. Selain itu
membahagiakan kedua orang tua seseorang yang pandai membaca dan
subjek, dan dengan menghafal menghafal Al Qur’an akan bersama
Al Qur’an daya ingat subjek akan malikat, sedangkan seseorang yang
terasah yang kemudian membantu sedang mempelajari Al Qur’an dan
subjek untuk lebih mudah tebata-bata dalam mempelajarinya
memahami materi perkuliahan. akan mendapatkan dua pahala,

9
sebagaimana hadits Nabi Sedangkan faktor eksternal yaitu :
Muhammad SAW berikut ini: a. Sarana mendapatkan ilmu agama
‫آن َم َع السفَ َر ِة ْال ِك َر ِام ْالبَ َر َر ِة‬ ِ ْ‫ْال َما ِه ُر بِ ْالقُر‬ dan ilmu umum
‫َوال ِذي يَ ْق َرأُ ْالقُرْ آنَ َويَتَتَعْ تَ ُع فِي ِه َوه َُو َعلَ ْي ِه َشاق‬ b. Pengaruh dari lingkungan
ِ ‫لَهُ أَجْ َر‬
‫ان‬
subjek, dimana subjek berteman
Artinya: “Orang yang mahir
membaca al Qur’an bersama dengan teman-teman yang lebih
malaikat yang mulia lagi taat. dahulu menghafalkan Al Qur’an
Adapun orang yang membaca al
Qur’an dengan terbata-bata dan c. Masing-masing subjek juga
berat atasnya maka baginya dua memiliki figur yang subjek
pahala” (HR. Muslim. Kitab Sahih
Muslim (no. 1329)) jadikan panutan dalam

Crow and Crow (1982) menghafal Al Qur’an.

menjelaskan timbulnya minat Faktor ketertarikan menghafal

dipengaruhi oleh faktor internal dan Al Qur’an yang berkaitan dengan

eksternal. Pengaruh faktor internal ilmu pengetahuan, sebagaimana

dan eksternal ketertarikan dalam firman Allah dalam Q.S.

menghafal Al Qur’an juga dirasakan Al Ankabut: 49,

oleh subjek. Faktor internal tersebut       
diantaranya :
      
a. Dorongan yang muncul dari
dalam hati subjek untuk menjadi  
seorang yang hafal Al Qur’an Artinya: “Sebenarnya, Al Quran itu
b. Memperbaiki diri adalah ayat-ayat yang nyata di
dalam dada orang-orang yang
c. Bekal diri dalam kehidupan diberi ilmu. dan tidak ada yang
d. Menepati janji pada diri sendiri mengingkari ayat-ayat Kami
kecuali orang-orang yang zalim”.
untuk menghafal Al Qur’an (Al Ankabut : 49)
e. Mengasah kecerdasan dan skill
2. Motivasi menghafal Al Qur’an
menghafal
Motivasi juga memiliki peran
f. Memperkuat iman, dan
dalam mempengaruhi ketertarikan
keyakinan mendapatkan manfaat
subjek menghafal Al Qur’an,
dan pahala.
sebagaimana yang diungkapkan oleh
Resimin (dalam Liza, 2004) bahwa

10
motivasi meliputi dorongan- memasukkan memori kedalam
dorongan yang bersifat irasional ingatan (enconding), menyimpan
maupun rasional. Motivasi dibagi informasi yang telah dimasukkan
menjadi dua, motivasi internal dan (storage), mengingat kembali ingatan
motivasi eksternal. Motivasi internal tersebut (retrival). Namun ada satu
meliputi : perbedaan mendasar antara
a. Mencari beasiswa menghafal Al Qur’an dan menghafal
b. Memperlancar bacaan Al Qur’an buku atau kamus yaitu, dibutuhkan
c. Ibadah dan bentuk aplikasi dari skill khusus dalam menghafal
Iman kepada kitab Allah Al Qur’an, skill tersebut adalah
d. Menjadi salah satu penjaga haruslah menguasai ilmu tajwid,
Al Qur’an sebagimana pendapat Yahya (dalam
e. Berbakti kepada orang tua Ariffin, 2013) bahwa menghafal
f. Menyemangati dan memberi Al Qur’an membutuhkan beberapa
contoh bagi teman-teman subjek skill yaitu mempu membaca
untuk menghafal Al Qur’an Al Qur’an dengan baik dan benar
Sedangkan motivasi eksternal yaitu, sesuai tajwidnya.
a. Termotivasi menghafal karena Subjek dalam menghafal
ceramah ustadz dan buku bacaan Al Qur’an juga melakukan proses
seputar keutamaan menghafal memasukkan informasi (enconding)
Al Qur’an dengan cara membaca Al Qur’an
b. Dorongan dan dukungan orang atau pun mendengarkan mp3
tua dan teman. Murotal Al Qur’an, kemudian proses
3. Proses menghafal Al Qur’an selanjutnya yaitu penyimpanan
Proses menghafal Al Qur’an (storage) dari ingatan jangka pendek
dilihat secara umum hampir sama (short term memory) menuju gudang
dengan proses menghafal buku atau memori yang disebut sebagai ingatan
kamus, sebagiamana yang diutarakan jangka panjang (long term
oleh Atkinson (dalam Sa’dullah, memory)penyimpanan ini disebut
2008), bahwa proses menghafal penyimpanan yang diupayakan
melalui tiga tahapan, yaitu (Effort Processing) yang dilakukan

11
dengan cara mengulang-ulang Menghafal Al Qur’an
informasi tersebut, pengulangan memiliki pantangan yang semestinya
dalam menghafal Al Qur’an disebut harus dikerjakan bagi penghafal
dengan pengulangan yang Al Qur’an yaitu menjauhi perbuatan
diusahakan (Elaborative Rehearsal), maksiat, sebagaimana pesan dari
proses yang terakhir yaitu mengingat Imam Syafi’i saat mengeluh karena
kembali (retrieval) dalam mengingat kesulitan menghafal kepada gurunya
kembali proses yang dilakukan sama Waqi’.
halnya saat proses penyimpanan ْ ‫ـع ُسـوْ َء ِح ْف ِظ‬
| ‫ـي‬ ِ ‫ت إلَى َو ِك ْي‬ ُ ْ‫َش َكو‬
yaitu dengan pengulangan yang ‫ـي‬
ْ ‫اص‬ِ ‫فَأ َرْ َش َدنِ ْي إلَـى تَـرْ ِك ال َم َع‬
Aku mengadu kepada Waqi’ masalah
diusahakan (Elaborative Rehearsal) ingatanku. Maka beliau
(Atkinson (dalam Sa’dullah, 2008)). menasehatiku untuk meninggalkan
maksiat.
Hal inilah yang juga dilakukan oleh
‫ـي بِـأ َن ال ِع ْـلـ َم نُــوْ ٌر | َونُـوْ ُر هللاَ ََل‬
ْ ِ‫َوأَ ْخبَ َرن‬
subjek subjek dalam menghafal yaitu, ‫ـي‬ ِ ‫يُـ ْهـ َدى لِ َع‬
ْ ‫ـاص‬
mambaca berulang-ulang sampai Dan beliau kabarkan kepadaku
bahwa ilmu itu cahaya. Dan cahaya
tidak ada kesalahan dalam pelafalan, Allah itu bukanlah untuk pelaku
baru kemudian subjek menghafalkan dosa.

ayat-ayat Al Qur’an dimulai dengan Dalam menghafal Al Qur’an


menghafal kata per kata dan mahasiswa menemukan hambatan
kemudian disambungkan dalam satu menghafal Al Qur’an, yaitu :
ayat, subjek juga melakukan a. Subjek merasa sulit dalam
pengulangan dari hafalan yang telah menghafal Al Qur’an jika
berhasil dihafalkan dengan tujuan menemui ayat-ayat yang panjang
menjaga hafalan Al Qur’an agar tidak b. Perlu usaha keras untuk
lupa, hal ini sesuai dengan yang memanaj waktu
diungkapkan oleh (Hude, 1996) c. Malas
mengingat kembali hafalan Al Qur’an d. Banyaknya tugas kuliah
dalam hal ini masuk dalam kategori e. Lingkungan yang tidak
mengingat kembali yang mendukung.
membutuhkan pancingan yaitu
dengan pengulangan hafalan.

12
4. Manfaat menghafal Al Qur’an KESIMPULAN
Manfaat yang subjek rasakan Ketertarikan mahasiswa
menghafal Al Qur’an pada awalnya
dengan mengikuti program
dipengaruhi oleh objek ketertarikan,
menghafal yang diadakan oleh MPQ
kemudian apabila objek ketertarikan
subjek dapat menyalurkan minat tersebut mendapat respon positif dari
subjek, maka subjek akan merasa
pribadi, minat pendidikan dan minat
senang dan tertarik terhadap hal
agama, ketiga minat tersebut yaitu:
tersebut, objek ketertarikan yang
Minat Pribadi kebanyakan mempengaruhi awal
 Menjalankan janji pada diri
muncul ketertarikan subjek untuk
sendiri untuk menghafal
Al Qur’an menghafal Al Qur’an adalah :
 Membuat orang tua bangga 1. Brosur
 Menjadi pribadi yang lebih
baik 2. Ekspo UKM
 Memanfaatkan waktu dan hal ini dikarenakan brosur kegiatan
berlatih manajemen waktu
Minat Pendidikan MPQ dapat disebar disetiap papan
 Mengasah kemampuan pengumuman sehingga
menghafal sehingga dapat
diaplikasikan dalam memungkinkan bagi siapapun untuk
perkuliahan membacanya, sedangkan Ekspo
 Mengasah kecerdasan subjek
dengan menghafal Al Qur’an UKM kegiatan ini diadakan saat PPA
 Mempelajari ilmu Al Qur’an (Program Pengenalan Akademik)
Minat Agama
 Mencari pahala dari Allah dimana semua mahasiswa baru wajib
SWT dan bercita-cita masuk untuk mengikuti acara tersebut, pada
surga
 Lebih rajin dalm Ibadah saat ekspo UKM semua subjek
fardhu maupun Ibadah sunah langsung dapat mendaftar untuk
 Memperkuat keimanan
mengikuti pelatihan-pelatihan yang
Ketiga minat tersebut terangkum
diadakan MPQ, salah satunya
dalam satu motivasi yaitu subjek pelatihan menghafal Al Qur’an.
ingin mendapatkan kesuksesan di Mahasiswa yang mendaftar
untuk mengikuti pelatihan menghafal
dunia maupun kesuksesan di akherat.
Al Qur’an karena ada pengaruh dari

13
faktor-faktor ketertarikan. Faktor- dalam menghafal Al Qur’an, hal ini
faktor ketertarikan mahasiswa dalam dikarenakan subjek meyakini tentang
menghafal Al Qur’an dibedakan semua janji-janji Allah tentang
menjadi dua faktor, yaitu faktor balasan dan keutamaan yang akan
intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor Allah berikan kepada siapapun
intrinsik yang kebanyakan hamba-Nya yang menghafal
mempengaruhi ketertarikan subjek Al Qur’an. Subjek tertarik menghafal
untuk menghafal Al Qur’an adalah : Al Qur’an dikarenakan sebagai bekal
1. Dorongan dari dalam diri berupa dalam kehidupan, keseluruhan
harapan pribadi, kebutuhan, dan subjek beranggapan bahwa dengan
keinginan menghafal Al Qur’an tentunya telah
2. Keyakinan memahami makna kadungan dalam
3. Bekal kehidupan setiap ayat yang dihafal, sehingga
4. Mengasah kemampuan subjek memliki bekal ilmu dalam
menghafal kehidupan. Mengasah kemampuan
Dorongan dalam diri, merupakan menghafal, hal ini sebagaimana
alasan mendasar ketertarikan subjek melatih kemampuan lain, semakin
dalam menghafal Al Qur’an, hal ini sering berlatih maka akan semakin
menunjukkan bahwa subjek menguasai suatu hal tersebut, hal ini
menghafal Al Qur’an dengan penuh lah yang menyebabkan ketertarikan
kesadaran tanpa ada paksaan dari mahasiswa dalam menghafal
siapa pun, hal ini dikarenakan Al Qur’an, sehingga nantinya dapat
masing-masing subjek mempunyai diaplikasikan utnuk menunjang
harapan, kebutuhan, dan keinginan proses pembelajaran dalam
yang berbeda-beda, diantaranya perkuliahan, karena ada beberapa
berupa, ingin mendapatkan matakuliah yang hanya bisa
kesuksesan, menjadi penjaga dipahami melaui metode menghafal.
Al Qur’an, memperbaiki diri, dan Faktor ekstrinsik yang
membanggakan orang tua. kebanyakan mempengaruhi
Keyakinan, hal ini juga menjadi ketertarikan subjek untuk menghafal
alasan mendasar ketertarikan subjek Al Qur’an adalah :

14
1. Keluarga dan teman seluruh Al Qur’an atau beberpa juz
2. Sarana mendapatkan ilmu agama dari Al Qur’an
dan ilmu umum Hal lain yang ditemukan
3. Modeling. dalam penelitian ini adalah
Keluarga dan teman menjadi ketertarikan mahasiswa dalam
pendorong bagi subjek untuk tertarik menghafal Al Qur’an juga
dan menghafal Al Qur’an, hal ini dipengaruhi oleh motivasi. Motivasi
dikarenakan subjek mendapatkan dibedakan menjadi dua, yaitu
dorongan berupa motivasi dalam motivasi internal dan motivasi
menghafal Al Qur’an, selain itu eksternal. Motivasi internal yang
karena ada beberapa teman subjek kebanyakan memotivasi subjek
sudah terlebih dahulu menghafal untuk menghafal Al Qur’an adalah :
Al Qur’an, sehingga membuat subjek 1. Ingin memperoleh kesuksesan
lebih semangat dalam menghafal baik di dunia maupun di akherat
Al Qur’an. Menghafal Al Qur’an 2. Memiliki ikmu-ilmu agama
sebagai sarana mendapat ilmu agama 3. Meraih derajat kemuliaan
dan ilmu umum, hal ini dikarenakan Motivasi eksternal yang kebanyakan
Al Qur’an menjadi sumber segala memotivasi subjek untuk menghafal
macam ilmu, baik ilmu agama atau Al Qur’an adalah :
ilmu umum, sehingga subjek tertarik 1. Dorongan, saran, dan arahan
untuk menghafal Al Qur’an. dari orang tua, teman, dan ustadz
Modeling, dalam hal ini semua saat menyampaikan ceramah
subjek mempunyai figur yang subjek seputar menghafal Al Qur’an
jadikan panutan dalam menghafal Mahasiswa yang tertarik dan
Al Qur’an, hal ini lah yang termotivasi untuk menghafal
menyebabkan subjek tertarik untuk Al Qur’an kemudian mencoba untuk
menghafal Al Qur’an, figur panutan menghafal Al Qur’an, dalam
antara satu subjek dan subjek lainnya menghafal Al Qur’an kebanyakan
berbeda-beda, yang menjadi subjek telah menguasai ilmu tajwid
persamaan figur panutan tersebut sehingga subjek dapat menimimalisir
adalah orang-orang yang telah hafal kesalahan dalam membaca maupun

15
menghafal Al Qur’an, namun ada 1. Sulit dalam menghafal Al
satu subjek yang masih belum benar- Qur’an jika menemui ayat-ayat
benar menguasai ilmu tajwid, hal ini yang panjang
bukan menjadi halangan subjek 2. Malas
untuk menghafal Al Qur’an, karena 3. Perlu usaha keras untuk
subjek berusaha mempelajari ilmu memanaj waktu
tajwid sekaligus menghafal hambatan dalam menghafal ini
Al Qur’an. Selanjutnya dalam proses dikarenakan subjek telah memasuki
menghafal Al Qur’an, keseluruhan masa remaja akhir, dimana masa ini
subjek mengulang-ulang ayat bukan merupakan usia ideal untuk
Al Qur’an yang akan dihafal, selain menghafal Al Qur’an, disamping itu
itu subjek mempunyai metode subjek juga memiliki kesibukan
penunjang dalam menghafal yaitu berupa kuliah dan kegiatan lain,
dengan : namun dengan hambatan yang
1. Memahami arti atau kandungan ditemui tersebut, rata-rata subjek
makna dari setiap ayat mampu menghafal 1 juz dari
2. Menuliskan ayat yang akan Al Qur’an, dengan menghafal
dihafal, baru kemudian mulai Al Qur’an semua subjek merasakan
menghafal ketenangan dalam hati dan
3. Gerak peragaan yang memunculkan perasaan optimis.
menggambarkan kandungan Menghafal Al Qur’an
makna dari ayat memberikan banyak manfaat bagi
4. Mendengarkan bacaan orang mahasiswa, diantaranya :
yang lebih ahli baik secara 1. Menjalankan janji pada diri
langsung maupun melalui mp3. sendiri untuk menghafal
Dalam menghafal Al Qur’an semua Al Qur’an
subjek menemui hambatan, 2. Membuat orang tua bangga
hambatan yang paling banyak 3. Menjadi pribadi yang lebih baik
dirasakan oleh subjek adalah : 4. Memanfaatkan waktu dan
berlatih manajemen waktu

16
5. Mengasah kemampuan baik itu fardhu maupun ibadah
menghafal sehingga dapat sunah.
diaplikasikan dalam perkuliahan 2. Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)
6. Mengasah kecerdasan subjek Mahasiswa Pecinta Al Qur’an
dengan menghafal Al Qur’an (MPQ)
7. Mempelajari ilmu Al Qur’an Dalam melakukan promosi
8. Mencari pahala dari Allah SWT kegiatan hendaknya mengoptimalkan
dan bercita-cita masuk surga cara promosi dengan brosur dan
9. Lebih rajin dalm Ibadah fardhu ekspo UKM, karena secara
maupun Ibadah sunah keseluruhan subjek mengetahui
10. Memperkuat keimanan adanya pelatihan menghafal
SARAN Al Qur’an dari kedua cara promosi
Berdarkan hasil penelitian ini, bisa dengan membuat brosur full
yang telah dilakukan, maka peneliti color, berukuran besar dan
dapat mengajukan saran-saran disebarkan keseluruh fakultas yang
sebagai berikut: ada di UMS. Saat ekspo UKM
1. Mahasiswa Universitas hendaknya mendesain stand dengan
Muhammadiyah Surakarta tampilan yang menarik, yaitu dengan
Diharapkan bagi mahasiswa menampilan prestasi yang selama ini
UMS untuk mengikuti program telah didapat MPQ.
pelatihan menghafal Al Qur’an yang 3. Lembaga Pendidikan Islam
diadakan MPQ, karena dengan
(MI - MTs – MA)
mengikuti pelatihan ini manfaat yang
Hendaknya Lembaga
didapatkan diantaranya yaitu, dapat
Pendidikan Islam tidak melupakan
melatih daya kerja otak untuk
materi pembelajaran berupa hafalan
menghafal dan dampaknya akan
Al Qur’an, pemberian materi hafalan
sangat baik dalam hal penilaian
ini diberikan secara
akademik, meningkatkan kualitas
berkesinambungan misalkan saat RA
spiritualitas sehingga mahasiswa
sudah dimulai membiasakan peserta
akan lebih rajin dalam hal ibadah
didik untuk menghafal Juz 30,
kemudian saat MI peserta didik lebih

17
digiatkan untuk menghafal kenyamanan dalam menghafal
Al Qur’an dalam tahap ini target Al Qur’an, sebagaimana yang telah
hafalan peserta didik harus dicanangkan oleh UIN Maliki. UMS
ditingkatkan minimal menjadi 3 Juz juga dapat memberikan beasiswa
yaitu Juz 29, 28, dan 27 dengan bagi mahasiswa yang telah hafal
pertimbangan umur peserta didik beberapa juz atau semua Juz dari
sedang dalam tahap usia emas untuk Al Qur’an, hal ini dilakukan utuk
menghafal Al Qur’an, maka saat memotivasi mahasiswa agar lebih
menginjak MTs dapat menigkatkan bersemangat dalam menghafal
hafalan Al Qur’an menjadi 1 Juz Al Qur’an, sehingga diharapakan
yaitu Juz 1, begitu juga saat MA akan berdampak pada meningkatnya
bertambah 1 Juz yaitu Juz 2, prestasi akademik mahaiswa UMS.
sehingga minimal dalam masa wajib 5. Peneliti selanjutnya
belajar 12 Tahun, peserta didik hafal Hasil penelitian ini dapat
6 Juz dari Al Qur’an. dimanfaatkan sebagai tambahan
4. Universitas Muhammadiyah informasi bagi para peneliti
Surakarta selanjutnya dengan
UMS sebagai salah satu Mempertimbangkan faktor-faktor
Perguruan Tinggi Islam, jika berkaca lain yang belum terungkap pada
pada UIN Maliki atau UNS, dalam penelitian ini. Peneliti menyarankan
hal apresiasi kepada mahasiswa yang kepada peneliti selanjutnya untuk
menghafal Al Qur’an, UMS sangat dapat meneliti faktor-faktor
jauh tertinggal. Penulis menyarankan penghambat dalam menghafal
UMS dapat memfasilitasi mahasiswa Al Qur’an dalam penelitian
atau MPQ untuk menyediakan selanjutnya.
Hai’ah Tahfidz Al Qur’an yaitu
lembaga untuk mewadahi para
mahasiswa, dosen, dan karyawan
yang memiliki kesibukan tambahan
khusus yaitu menghafal Al Qur’an,
dengan tujuan utnuk memberikan

18
DAFTAR PUSTAKA Mowen, J. C., & Minor, M. (2002).
Perilaku Konsumen Jilid 1.
Arifin, S. (2013). Effective
Jakarta: Erlangga.
Techniques of Memorizing the
Muslim, Imam Abu Husain. (2005).
Quran: A Study at Madrasah
Sahih Muslim. Beirut: Dar al-
tahfiz Al-quran, Terengganu.
Kitab al-Ilmiyah.
Middle-East Journal of
Purwaningsih,E. (2004). Pengaruh
Scientific Research, 1, 45-48.
Tingkat Pendidikan Orang Tua
Arti, S. (2005). “Memahami Minat
Terhadap Minat Menyekolahkan
Beli Konsumen”. Majalah
Anak ke Jenjang Yang Lebih
Usahawan. No. 10 Tahun XXXI.
Tinggi di Desa Pulosari
Halaman. 8-12.
Kecamatan Pulosari Kabupaten
At-Timidzi, Muhammad ibn 'Isa ibn
Pemalang. Skripsi (tidak
Saurah ibn Musa As-Sulami.
diterbitkan). Purwokerto: FKIP
(2005). Sunan At-Tirmidzi.
Pendidikan Geografi Universitas
Beirut: Dar Al Kotob
Muhammadiyah Purwokerto.
Al Ilmiyyah.
Purwanto, M. N. (2007). Psikologi
Crow, L. D., & Crow, A. (1982). An
Pendidikan. Bandung: PT
Outline as General Psychology.
Remaja Rosdakarya.
New York: Littlefield Adam and
Sa'dullah. (2008). Cara Praktis
Co.
Menghafal Al Qur'an. Jakarta:
Depag. (2005). Al Qur’an dan
Gema Insani.
Terjemahnya. Jakarta: Yayasan
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-
Penyelenggara Penerjemah dan
Faktor yang Mempengaruhi.
Pentafsir Al Qur’an.
Jakarta: Rineka Cipta.
Djaali, H. (2013). Psikologi
Suryabrata, S. (2002). Psikologi
Pendidikan. Jakarta: Bumi
Pendidikan. Grafindo persada:
Aksara.
Jakarta.
Hude, M. D. (1996). Mengenal Kerja
Ra'uf, A. A. (2004). Kiat Sukses
Memori Dalam Menghafal Al
Menjadi Hafizh Qur'an Da'iyah.
Qur'an. Jakarta: PTIQ.
Bandung: Syaamil Cipta Media.
Indonesia, D. P. (2014). Kamus
Rusyan, T. (2005). Penuntun Belajar
Besar Bahasa Indonesia pusat
yang Sukses. Jakarta: Bina
bahasa. Jakarta: Gramedia
Karya.
Pustaka Utama.
Sulaiman, Abu Daud. (2011). Sunan
Kotler, P. (2006). Manajemen
Abu Daud. Bairut: Darul Fikr
Pemasaran. Jakarta: Indeks.
Utami, C. W. (2006). Manajemen
Liza, L.M. (2004). Hubungan Antara
Riset Strategi dan Implementasi
Persepsi Kualitas Produk
Riset Modern. Jakarta: Salemba
Dengan Minat Membeli Pada
Empat.
Konsumen Remaja. Naskah
Wang, Y. (2009). Formal
Publikasi (tidak diterbitkan).
Description of the Cognitive
Surakarta: Fakultas Psikologi
Process. Journal of Trans. on
UMS.
Comput. Sci. , 81-98.
Mappiare, A. (1982). Psikologi
Witherington, H. C. (1982).
Remaja. Surabaya: Usaha
Psikologi Pendidikan. Jakarta:
Nasional.
Aksara Baru.

19

Anda mungkin juga menyukai