Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN FRAKTUR KLAVIKULA

1.1 Pengertiana

Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang atau

tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh ruda paksa (Mansjoer, 2007).

Klavikula adalah tulang yang paling pertama mengalami pertumbuhan pada masa

fetus, terbentuk melalui 2 pusat ossifikasi atau pertulangan primer yaitu medial

dan lateral klavikula, dimana terjadi saat minggu ke-5 dan ke-6 intrauterin.

Kemudian ossifikasi sekunder pada epifise medial klavikula berlangsung pada

usia usia 18 tahun sampai 20 tahun. Dan epifise terakhir bersatu pada usia 25

tahun sampai 26 tahun. Fraktur klavikula adalah kerusakan dari tulang klavikula

(biasanya disebut dengan tulang selangka).

1.2 Klasifikasi

Fraktur klavikula dapat terjadi pada tiga tempat :

a. Pertengahan klavikula : merupakan tempat yang paling sering terjadi.

b. Sepertiga distal : ujung dari klavikula yang menghubungkan klavikula

dengan bahu.

c. Sepertiga medial : ujung klavikula yang menghubungkan klavikula

dengan sternum
1.3 Etiologi

a. Trauma langsung/ direct trauma

Yaitu apabila fraktur terjadi di tempat dimana bagian tersebut mendapat

ruda paksa (misalnya benturan, pukulan yang mengakibatkan patah

tulang).

b. Trauma tidak langsung/ indirect trauma

Misalnya penderita jatuh dengan lengan dalam keadaan ekstensi dapat

terjadi fraktur pada pergelangan tangan.

c. Trauma ringan

Misalnya tulang itu sendiri rapuh/ ada resiko terjadinya penyakit yang

mendasari dan hal ini disebut dengan fraktur patologis.

d. Kekerasan akibat tarikan otat

Patah tulang akibat tarikan otot sangat jarang terjadi. Kakuatan dapat

berupa pemuntiran, penekukan dan penekanan, kombinasi dari ketiganya,

dan penarikan.

1.4 Manifestasi Klinis

a. Nyeri.

Nyeri terus menerus dan bertambah berat sampai fragmen diimmobilisasi.

Spasme otot yang menyertai fraktur merupakan bentuk bidai alamiah

yang dirancang untuk meminimalkan gerakan antar fragmen tulang.

b. Deformitas dan kehilangan fungsi.

Setelah terjadi fraktur, bagian-bagian yang tak dapat digunakan akan

cenderung bergerak secara tidak alamiah (gerakan luar biasa) bukannya


tetap rigid seperti normalnya. Pergeseran fragmen pada fraktur lengan

atau tungkai menyebabkan deformitas (terlihat maupun teraba)

ekstremitas, yang bisa diketahui dengan membandingkan dengan

ekstremitas normal. Ekstremitas tak dapat berfungsi dengan baik karena

fungsi normal otot bergantung pada intregitas tulang tempat

melengketnya otot.

c. Pemendekan tulang.

Pada fraktur panjang, terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya karena

kontraksi otot yang melekat diatas dan bawah tempat fraktur. Fragmen

sering saling melingkupi satu sama lain antara 2,5 sampai 5 cm (1 sampai

2 inci).

d. Krepitus.

Saat ekstremitas diperiksa dengan tangan, teraba adanya derik tulang

dinamakan krepitus yang teraba akibat gesekan antara fragmen satu

dengan lainnya. Uji krepitus dapat mengakibatkan kerusakan jaringan

lunak yang lebih berat.

e. Edema.

Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit terjadi sebagai


akibat trauma dan pendarahan yang mengikuti fraktur. Tanda ini bisa baru
terjadi setelah beberapa jam atau hari setelah cedera.

1.5 Patofisiologi

Patah Tulang selangka (Fraktur klavikula) umumnya disebabkan oleh cedera

atau trauma. Hal ini biasanya terjadi ketika jatuh sementara posisi tangan ketika

terbentur atau mendarat di bahu. Sebuah pukulan langsung ke bahu juga dapat

menyebabkan patah tulang selangka/ fraktur klavikula. Hal ini mungkin terjadi
selama perkelahian, kecelakaan mobil, atau dalam olahraga, seperti sepak bola

dan gulat.

Fraktur ganggguan pada tulang biasanya disebabkan oleh trauma gangguan

adanya gaya dalam tubuh, yaitu stress, gangguan fisik, gangguan metabolic,

patologik. Kemampuan otot mendukung tulang turun, baik yang terbuka ataupun

tertutup. Kerusakan pembuluh darah akan mengakibatkan pendarahan, maka

volume darah menurun. COP (Cardiac Out Put) menurun maka terjadi perubahan

perfusi jaringan. Hematoma akan mengeksudasi plasma dan poliferasi menjadi

edem lokal maka penumpukan di dalam tubuh.

Fraktur terbuka atau tertutup akan mengenai serabut saraf yang dapat

menimbulkan ganggguan rasa nyaman nyeri. Selain itu dapat mengenai tulang dan

dapat terjadi revral vaskuler yang menimbulkan nyeri gerak sehingga mobilitas

fisik terganggau. Disamping itu fraktur terbuka dapat mengenai jaringan lunak

yang kemungkinan dapat terjadi infeksi dan kerusakan jaringan lunak akan

mengakibatkan kerusakan integritas kulit. Fraktur adalah patah tulang, biasanya

disebabkan oleh trauma gangguan metabolik, patologik yang terjadi itu terbuka

atau tertutup. Baik fraktur terbuka atau tertutup akan mengenai serabut syaraf

yang dapat menimbulkan gangguan rasa nyaman nyeri. Selaian itu dapat

mengenai tulang sehingga akan terjadi neurovaskuler yang akan menimbulkan

nyeri gerak sehingga mobilitas fisik terganggu, disamping itu fraktur terbuka

dapat mengenai jaringan lunak yang kemungkinan dapat terjadi infeksi

terkontaminasi dengan udara luar. Pada umumnya pada pasien fraktur terbuka

maupun tertutup akan dilakukan immobilitas yang bertujuan untuk


mempertahankan fragmen yang telah dihubungkan tetap pada tempatnya sampai

sembuh. (Sylvia, 1995 : 1183, dalam keperawatan site, 2013).

1.6 Pathway

Trauma Langsung Trauma Tidak Langsung Kondisi Patologis

FRAKTUR
Diskontinuitas tulang Pergeseran Fragmen
Tulang
Perubahan
jaringan sekitar
Laserasi Spasme
Kulit Otot
Perubahan Frag
tulang
Tekanan
Putus
kapiler
Deformitas Kerusakan Vena/
Integritas arteri
Kulit Pelepasan
Gangguan
Perdarahan histamin
Fungsi

Kehilangan Protein
Hambatan
volume plasma
Mobilitas
cairan hilang
Fisik

Syok Edema
Hipovolemik
Penekanan
pembulu
darah

Penurunan
perfusi
jaringan
1.7 Pemeriksaan Penunjang

a. Laboratorium

Pada fraktur test laboratorium yang perlu diketahui: Hb, hematokrit sering

rendah akibat perdarahan, laju endap darah (LED) meningkat bila

kerusakan jaringan lunak sangat luas. Pada masa penyembuhan Ca dan P

meningkat di dalam darah.

b. CT scan

Sebuah mesin CT scan khusus menggunakan komputer untuk mengambil

gambar dari klavikula Pasien. Pasien mungkin akan diberi pewarna

sebelum gambar diambil. Pewarna biasanya diberikan dalam pembuluh

darah Pasien (Intra Vena). Pewarna ini dapat membantu petugas melihat

foto yang lebih baik. Orang yang alergi terhadap yodium atau kerang

(lobster, kepiting, atau udang) mungkin alergi terhadap beberapa pewarna.

Beritahu petugas jika Pasien alergi terhadap kerang, atau memiliki alergi

atau kondisi medis lainnya.

c. Magnetic resonance imaging scan/ MRI

MRI menggunakan gelombang magnetik untuk mengambil gambar tulang

selangka/ klavikula, tulang dada, dan daerah bahu. Selama MRI, gambar

diambil dari tulang, otot, sendi, atau pembuluh darah. Pasien perlu

berbaring diam selama MRI.

d. X-ray

X-ray digunakan untuk memeriksa patah tulang atau masalah lain. X-ray

dari kedua klavikula Pasien terluka dan terluka dapat diambil.


1.8 Komplikasi

Berikut merupakan beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada penderita

Fraktur:

a. Malunion adalah suatu keadaan dimana tulang yang patah telah sembuh

dalam posisi yang tidak pada seharusnya, membentuk sudut atau miring

b. Delayed union adalah proses penyembuhan yang berjalan terus tetapi

dengan kecepatan yang lebih lambat dari keadaan normal.

c. Nonunion adalah patah tulang yang tidak menyambung kembali.

d. Compartment syndroma adalah suatu keadaan peningkatan takanan yang

berlebihan di dalam satu ruangan yang disebabkan perdarahan masif pada

suatu tempat.

e. Shock terjadi karena kehilangan banyak darah dan meningkatnya

permeabilitas kapiler yang bisa menyebabkan menurunnya oksigenasi.

Ini biasanya terjadi pada fraktur

f. Fat embolism syndroma, tetesan lemak masuk ke dalam pembuluh darah.

Faktor resiko terjadinya emboli lemak ada fraktur meningkat pada laki-

laki usia 20-40 tahun, usia 70 sam pai 80 fraktur tahun.

g. Tromboembolic complicastion, trombo vena dalam sering terjadi pada

individu yang imobiil dalam waktu yang lama karena trauma atau ketidak

mampuan lazimnya komplikasi pada perbedaan ekstremitas bawah atau

trauma komplikasi paling fatal bila terjadi pada bedah ortopedil.

h. Infeksi, Sistem pertahanan tubuh rusak bila ada trauma pada jaringan.

Pada trauma orthopedic infeksi dimulai pada kulit (superficial) dan

masuk ke dalam. Ini biasanya terjadiPenatalaksanaan


1.9 Konsep Keperawatan

a. Pengkajian

1. Identitas klien

Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, dll.

2. Keluhan utama

Pada umumnya keluhan utama pada kasus fraktur adalah rasa nyeri.

Untuk memperoleh pengkajian yang lengkap tentang rasa nyeri klien

digunakan:

a) Provoking Incident : apakah ada peristiwa yang menjadi faktor

presipitasi nyeri.

b) Quality of Pain : seperti apa rasa nyeri yang dirasakan atau

digambarkan klien.

c) Region : apakah rasa sakit menjalar atau menyebar, dan dimana

rasa sakit terjadi.

d) Severity (Scale) of Pain : seberapa jauh rasa sakit mempengaruhi

kemampuan fungsional atau bisa berdasarkan skala nyeri klien.

e) Time : berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah bertambah

buruk pada malam hari atau siang hari.

3. Riwayat penyakit sekarang

Pengumpulan data yang di lakukan untuk menentukan sebab dari

fraktur, yang nantinya membantu dalam membuat rencana tindakan

terhadap klien.
4. Riwayat penyakit dahulu

Pada pengkajian ini ditemukan kemungkinan penyebab fraktur dan

memberi petunjuk berapa lama tulang tersebut akan menyambung.

Penyakit-penyakit tertentu seperti kanker tulang dan penyakit yang

menyebabkan fraktur patologis yang sering sulit untuk menyambung.

5. Riwayat penyakit keluarga

Penyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit tulang

merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya fraktur, seperti

diabetes, osteoporosis yang sering terjadi pada beberapa keturunan,

dan kanker tulang yang cenderung diturunkan secara genetik.

6. Pemeriksaan fisik

a) Gambaran umur

Keadaan umum, kesadaran, tanda-tanda vital

b) Sistem integumen

Terdapat erytema, suhu sekitar daerah trauma meningkat,

bengkak, oedema, nyeri tekan.

c) Wajah

Terlihat menahan sakit, lain-lain tidak ada perubahan fungsi

maupun bentuk.

d) Mata

Terdapat gangguan seperti konjungtiva (anemis) jika terjadi

pendarahan

b. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut b.d agen cedera fisik trauma


2. Hambatan Mobilitas fisik b.d kerusakan integritas struktur tulang
c. Perencanaan

DIAGNOSA
KEPERAWATAN NOC DAN INDIKATOR NAMA
URAIAN AKTIVITAS
NO TANGGAL DITEGAKKAN / SERTA SKOR AWAL DAN SKOR DAN TTD
RENCANA TINDAKAN (NIC)
KODE DIAGNOSA TARGET PERAWAT
KEPERAWATAN

1 24 oktober Nyeri akut Setelah dilakukan tindakankeperawatan Menejemen Nyeri (1400)


2017 berhubungan dengan selama 1x24 jam,diharapakan nyeri
1. Kaji tingkat nyeri,meliputi :
agen cedera fisik atau berkurang dengan kriteria hasil:
lokasi,karakteristik,dan
trauma onset,durasi,frekuensi,kualitas,
intensitas/beratnya nyeri,
Tingkat Nyeri (2102) faktor-faktor presipitasi.
2. Berikan informasi tentang
Kode Indikator S.A. S.T. nyeri
210201 Nyeri yang 2 5 3. Ajarkan teknik relaksasi
dilaporkan 4. Tingkatkan tidur/istirahat yang
210206 Ekspresi Nyeri 2 5 cukup
wajah 5. Turunkan dan hilangkan
210225 Mengeluarkan 3 5 faktor yang dapat
keringat meningkatkan nyeri
210210 Frekwensi nafas 3 5 Monitor tanda-tanda vital
210212 Tekanan darah 3 5 (6680)

1. Monitor tekanan darah, Suhu


Keterangan indikator (2102): dan Nadi.
Pemberian analgesik (2210)
1= Berat
1. Cek adanya riwayat alergi
2= Cukup berat obat
2. Cek perintah
3= Sedang pengobatanmeliputi obat,
dosis dan frekwensi obat
4= Ringan yang diberikan
3. Berikan analgesik sesuai
5= Tidak ada
waktu paruhnya
2 24 oktober Hambatan Mobilitas Setelah dilakukan tindakankeperawatan Terapi Latihan Mobilitas
2017 fisik b.d kerusakan selama 1x24 jam,diharapakan nyeri (0224)
integritas struktur berkurang dengan kriteria hasil:
tulang 1. Monitoring lokasi dan
Pergerakan (0208) kecenderungan adanya nyeri
dan ketidaknyamanan selama
Kode Indikator S.A. S.T. pergerakan/ aktivitas
020814 Bergerak 2 4
2. Lakukan latihan ROM pasif
dengan mudah
020804 Gerak sendi 2 4 atau ROM aktif sesuai
indikasi
3. Jelaskan pada pasien dan
Keterangan : keluarga terkait batasan
pergerakan sendi dan efeknya
1= Sangat terganggu
terhadap fungsi sendi
4. Kolaborasi dengan ahli terapi
2= Banyak terganggu fisik dalam mengembangkan
dan menerapkan sebuah
3= cukup terganggu program latihan
4= sedikit terganggu

5= tidak terganggu
1.10 Daftar Pustaka

Chairuddin Rasjad. 2007. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Jakarta Prima Medika

Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media

Aesculapius

Nurjannah, I dkk. 2017. Diagnosa Keperawatan, NOC, NIC. 2015-2017. Jakarta:

EGC

Santoso, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006.

Jakarta Prima Medika

Wilkinson, Judith M. 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Dengan Intervensi

NIC dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai