Anda di halaman 1dari 4

PEMANTAUAN PELAKSANAAN

KEBIJAKAN DAN PROSEDUR


PENANGANAN BAHAN BERBAHAYA
No. : 114/SOP/C/01/2016
Dokumen
No. Revisi : 0
SOP Tanggal : 07-01-2016
Terbit
Halaman : 4 Halaman

UPTD dr. H. Eddy Kusmayadi


PUSKESMAS NIP
TAROGONG 196104291989031003

1 Pengertian Suatu kegiatan pemantauan yang dilaksanakan berkaitan dengan


penanganan bahan berbahaya.
2 Tujuan Sebagai acuan petugas dalam pemantauan pelaksanaa kebijakan dan
prosedur penanganan bahan berbahaya.
3 Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas No. 078/SK/II/2016 tentang
Inventaris pengelolaan, penyimpanan dan penggunaan bahan
berbahaya
4 Referensi Permenkes No. 46 tentang Akreditasi Puskesmas
5 Prosedur 1. Petugas mengidentifikasi jenis dan jumlah bahan berbahaya
yang secara periodic dihasilkan oleh masing-masing penghasil
bahan berbahaya.
2. Petugas menulis hasil identifikasi tersebut dalam buku
inventaris Barang Berbahaya.
3. Petugas melaporkan hasil bahan berbahaya kepada sanitarian
tentang jenis dan jumlah bahan yang kan diserahkan dengan
mengisi laporan laporan bulanan bahan berbahaya.
4. Petugas sanitarian memverifikasi jenis dan jumlah bahan
berbahaya yang dihasilkan.
5. Petugas menyimpan di dalam gudang penyimpanan sementara
bahan berbahaya, dipisahkan menurut sifat/karakteristik bahan
berbahaya (mudah terbakar, mudah meledak, korosif, dan

No. Dokumen : 114/sop/c/01/2016 Sop pemantauan pelaksanaan kebijakan Halaman : 1/4


dan prosedur penanganan bahan berbahaya
reaktif, beracun).
6. Petugas sanitarian bersama petugas terkait memberikan
symbol dan label.
7. Masa simpan dalam gudang TPS bahan berbahaya maksimal
90 hari sesuai persyaratan yang ditetapkan atau apabila bahan
berbahaya lebih dari 50 kg/hari.
8. Petugas terkait mengisi inventory bahan berbahaya yang ada di
tempat penampungan/penyimpanan serta penimbunan
menggunakan ceklis inventory bahan berbahaya.
9. Pengelolaan bahan berbahaya oleh pihak ketiga
10. Setelah bahan mencukupi di tempat penampungan mencukupi,
bahan berbahaya tersebut selanjutnya diserahkan ke pihak
ketiga :
a. Pihak ketiga sebagai pengumpul/pengelola bahan
berbahaya harus mempunyai ijin dari Kementrian
Lingkungan Hidup Republik Indonesia
b. Pihak transporter harus mempunyai ijin dari Diejen
Perhubungan Darat Kementrian Perhubungan RI dan
mendapat rekomendasi dari Kementrian LHRI. Ijin sesuai
dengan jalur transportasi yang akan dilalui baha berbahaya.
11. Sanitarian mengusulkan surat penujukan pengelola bahan
berbahaya kepada Kepala Puskesmas.
12. Pihak ketiga yang ditunjuk (pengumpul/pengelola/transporter)
mengisi berita acara pemeriksaan bahan berbahaya bersama
petugas terkait. Berita acara serah terima bahan berbahaya
oleh pihak ketiga yang ditunjuk.
13. Pihak ketiga berkewajiban memberikan dokumen bahan
berbahaya yang sudah ditandatangani oleh penghasil dan
transporir/pengangkut.

No. Dokumen : 114/sop/c/01/2016 Sop pemantauan pelaksanaan kebijakan Halaman : 2/4


dan prosedur penanganan bahan berbahaya
6 Diagram alir
Identifikasi jenis dan jumlah bahan berbahaya

menulis hasil identifikasi dalam buku inventaris

Laporan kepada Sanitarian

verifikasi

penyimpanan sementara dalam gudang

memberikan symbol dan label

Masa simpan sementara maksimal


90 hari atau lebih dari 50 kg/hari.

ceklis inventory

Pengolahan oleh pihak ketiga

Pihak ketiga mengisi berita acara

dokumen ditandatangani oleh penghasil dan


transporir/pengangkut

No. Dokumen : 114/sop/c/01/2016 Sop pemantauan pelaksanaan kebijakan Halaman : 3/4


dan prosedur penanganan bahan berbahaya
7 Unit terkait 1. Ruang Pemeriksaan umum
2. Ruang Kesehatan gigi dan mulut
3. Ruang KIA/KB
4. Ruang PONED
5. Ruang gawat Darurat
6. Ruang Rawat inap
7. Ruang Laboratorium
8 Historis
Tanggal mulai di
No Yang di ubah Isi ubahan
berlakukan

No. Dokumen : 114/sop/c/01/2016 Sop pemantauan pelaksanaan kebijakan Halaman : 4/4


dan prosedur penanganan bahan berbahaya

Anda mungkin juga menyukai