Anda di halaman 1dari 8

KAJIAN INCOMER CELUKAN BAWANG

A. LATAR BELAKANG

Bali sebagai tujuan wisata dunia dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi sehingga
permintaan terhadap kebutuhan daya listrik juga cukup tinggi, dimana asumsi konsumsi
energinya setiap tahun tumbuh sekitar 9,9 %. Dalam lima tahun terakhir, struktur ekonomi
daerah Bali yang sebelumnya didominasi oleh sektor pertanian mulai bergeser ke sektor
perdagangan, hotel, restoran dan properti sehingga secara langsung memicu kebutuhan akan
tenaga listrik. Pertumbuhan permintaan daya listrik yang demikian tinggi tersebut perlu
diimbangi sarana pembangunan kelistrikan yang memadai sehingga pasokan listrik andal dan
bermutu. Selain penambahan sarana jaringan kelistrikan juga kondisi peralatan listrik yang ada
saat ini sudah waktunya sebagian untuk diganti agar kinerja sesuai yang diharapkan. Dengan
penanganan yang lebih serius terhadap prasarana dan sarana kelistrikan diharapkan tidak terjadi
krisis listrik di Subsistem Bali.

Subsistem kelistrikan di Bali merupakan bagian dari Sistem Tenaga Listrik Jawa Bali yang dipasok
dari subsistem Island Paiton (Pulau Timur IBT Paiton-Grati). Seperti pada sistem tenaga listrik
umumnya, Subsistem Bali tidak terlepas dari ancaman gangguan yang mungkin terjadi, baik
sebagai akibat dari gangguan internal maupun dari gangguan eksternal Subsistem Paiton bagian
timur.

Untuk meminimalkan dampak gangguan jika hal tersebut terjadi, maka diperlukan strategi untuk
pengamanannya mengingat Bali merupakan pusat pariwisata, dan sekaligus sebagai barometer
pelayanan World Class Service (WCS) yang sekarang ditingkatkan menjadi World Class Company
(WCC).

Subsistem Bali saat ini merupakan net importer, karena kemampuan pembangkitnya lebih kecil
dari beban. Sehingga kontinuitas pasokan beban di subsistem Bali sangat bergantung pada
kesiapan kabel laut 150 kV Jawa Bali yang mempunyai kemampuan 100 MW/sirkit dan
kemampuan pembangkitan di Bali seperti PLTG Gilimanuk (1x130 MW), PLTG Pemaron (2x45
MW), serta PLTD dan PLTG Pesanggaran.

Pembebanan kabel laut 150 kV Jawa-Bali rata-rata mencapai 80 % dari kapasitas nominalnya.
Kondisi saat ini, bila dilakukan pemeliharaan atau gangguan pada salah satu sirkit kabel laut Jawa
Bali atau PLTG Gilimanuk, maka diperlukan pemadaman beban pada periode waktu beban
puncak (WBP).

Beban puncak sistem Bali diperkirakan sampai akhir tahun 2014 sekitar 786 MW. Daya dipasok
dari pembangkit 150 kV sebesar 559 MW yang semuanya menggunakan BBM dan pasokan dari
kabel laut Jawa-Bali 400 MW. Kapasitas pembangkit tersebut sudah termasuk PLTD sewa
sebesar 126 MW sejak tahun 2010. (RUPTL)
Peta sistem kelistrikan Bali ditunjukkan pada Gambar dibawah ini :

Dengan masuknya PLTU Celukan Bawang sebesar 380 MW mengurangi pemakaian Pembangkit
BBM.

KONFIGURASI PLTU CELUKAN BAWANG

PLTU Celukan Bawang memotong SUTT 150 kV Gilimanuk - Pemaron single phi dan dan radial ke
GI 150 kV Kapal seperti ditunjukkan pada gambar SLD GIS PLTU Celukan Bawang.
Pemaron Kapal1 Kapal 2 Gilimanuk

Gambar SLD GIS PLTU Celukan Bawang

Incomer PLTU Celukan Bawang terdiri dari 4 tower, 4 circuit denganjenis konduktor adalah TACSR
410, seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini :
B. PERMASALAHAN

JALUR SUTT

Jalur SUTT 150 kV Celukan Bawang Incomer seperti ditunjuk pada gambar diatas melewati rumah
atau perkampungan pada span T.1B menuju T.1C.
C. PEMBAHASAN
1. ROW

Transmisi tenaga listrik yang bertegangan tinggi (SUTET, SUTT, SKTT, SKLTT), memiliki resiko
tinggi terhadap keamanan dan kesehatan lingkungan, terutama menyangkut masalah besarnya
tegangan dan pengaruh medan listrik yang ditimbulkannya.
Satu hal penting yang harus diperhatikan dan dipenuhi, adalah ketentuan jarak aman/ ruang
bebas (ROW) pada daerah yang dilalui oleh jalur transmisi tegangan tinggi.

Dengan terpenuhinya jarak/ aman / ruang bebas (ROW) di sepanjang jalur transmisi tegangan
tinggi, maka :
 Keamanan dan kesehatan lingkungan dapat terpenuhi dengan baik.

 Dampak secara teknik, keamanan, kesehatan dan sosial, dapat diterima oleh
masyarakat.
Pada jalur SUTT yang lama pada umumnya sepanjang jalur SUTT tidak boleh didirikan bangunan.
Tetapi saat ini di sepanjang jalur SUTT banyak didirikan bangunan, dengan pertimbangan selama
jarak aman/ ruang bebas (ROW) dipenuhi, maka keselamatan dan kesehatan lingkungan akan
terpenuhi pula.

Sesuai :

1. Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi No.01.P/47/MPE/1992 tentang Ruang Bebas


Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET)
untuk Penyaluran Tenaga Listrik
2. Standar Nasional Indonesia (SNI) 04 – 6918 – 2002 tentang Ruang Bebas dan Jarak Bebas
Minimum pada Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan Saluran Udara Tegangan Ekstra
Tinggi (SUTET)
maka jarak aman atau ruang bebas SUTT adalah 4.5 m (sesuai table dibawah). Sedang jarak
minimal pada posisi terendah konduktor pada span T.1B dan T.1C terhadap atap rumah adalah
13.9 m (sesuai long profile)
2. MELAKUKAN REROUTE JALUR

Terdapat 2 pilihan jalur alternatif untuk reroute, yaitu seperti ditunjuk pada table dibawah ini :

Alternatif Barat Alternatif Timur


(Kuning) (Merah)
Perlu erection Perlu erection
tower baru dan tower baru dan
penambahan 1 penambahan 2
lahan baru di lahan baru, yaitu 1
Tower 1 B' lahan di tanah PLTU
(T1B.1) dan 1 lahan
perlu
pembebasan(T1B.2)
Pembongkaran, Pembongkaran,
Erection Tower Erection Tower
Baru, dan Baru, dan
penambahan luas penambahan luas
tapak tower di tapak tower di T.1B
T.1B dan T.1C dan T.1C
(Perlu (Perlu
pemadaman) pemadaman)
ROW melewati 1 ROW melewati 1
rumah lahan/rumah orang
Amerika
Biaya konstruksi Biaya konstruksi
yang diperlukan yang diperlukan 15
8.3 M M

Note :Kontrak original PLTU Celukan Bawang Incomer 7.5 M

D. KESIMPULAN
1. Dengan melakukan reroute jalur transmisi akan diperlukan biaya investasi sebesar 1 sampai
2 kali nilai investasi SUTT Celukan Bawang Incomer yang telah beroperasi
2. Untuk melakukan reroute tersebut diperlukan pemadaman selama konstruksi, karena
pemasangan tower temporary pada span T.1B dan T.1C tidak dimungkinkan (padat
penduduk)
3. Perlu di kaji cost yang di timbulkan dengan adanya pemadaman pada SUTT Incomer Celukan
Bawang oleh PLN P3B JB/PLN APB Bali
LAMPIRAN

Alternatif Barat

Alternatif Timur

Anda mungkin juga menyukai