Isi Referat
Isi Referat
PENDAHULUAN
merupakan suatu disease entity tetapi merupakan suatu gejala penyakit yang serius
satunya di Indonesia. Hal ini lebih banyak diakibatkan oleh infeksi tuberkolosis.
Bila di negara-negara barat, efusi pleura terutama disebabkan oleh gagal jantung
1,3 juta org/th. Di Indonesia TB Paru adalah peyebab utama efusi pleura, disusul
oleh keganasan. 2/3 efusi pleura maligna mengenai wanita. Efusi pleura yang
disebabkan karena TB lebih banyak mengenai pria. Mortalitas dan morbiditas efusi
Hal ini disebabkan karena faktor lingkungan di Indonesia. Penyakit efusi pleura
dapat ditemukan sepanjang tahun dan jarang dijumpai secara sporadis tetapi lebih
pedoman dalam menentukan diagnose serta pemberian terapi yang tepat guna
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
paru.
dinding dada.
darah dan limfe. Membran pleura bersifat semipermiabel. Sejumlah cairan terus
menerus merembes keluar dari pembuluh darah yang melalui pleura parietal. Cairan
ini diserap oleh pembuluh darah pleura viseralis, dialirkan ke pembuluh limfe dan
kembali kedarah. Rongga pleura adalah rongga potensial, mempunyai ukuran tebal
10-20 mm, berisi sekitar 10 cc cairan jernih yang tidak bewarna, mengandung
2
protein < 1,5 gr/dl dan ± 1.500 sel/ml. Sel cairan pleura didominasi oleh monosit,
sejumlah kecil limfosit, makrofag dan sel mesotel. Sel polimormonuklear dan sel
darah merah dijumpai dalam jumlah yang sangat kecil didalam cairan pleura.
Keluar dan masuknya cairan dari dan ke pleura harus berjalan seimbang agar nilai
2.2 Definisi
Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapat penumpukan cairan dari
dalam kavum pleura diantara pleura parietalis dan pleura viseralis dapat berupa
cairan transudat atau cairan eksudat. Pada keadaan normal rongga pleura hanya
2.3 Etiologi
Ada banyak macam penyebab terjadinya pengumpulan cairan pleura. Tahap
yang pertama adalah menentukan apakah pasien menderita efusi pleura jenis
(LDH) dan protein di dalam cairan, pleura. Efusi pleura eksudatif memenuhi paling
tidak salah satu dari tiga kriteria berikut ini, sementara efusi pleura transudatif tidak
3
2. LDH cairan pleura / cairan serum > 0,6
3. LDH cairan pleura melebihi dua per tiga dari batas atas nilai LDH yang
adanya peradangan pada pleura. Protein yang terdapat dalam cairan pleura
kebanyakan berasal dari saluran getah bening. Kegagalan aliran protein getah
4
1. Pleuritis karena virus dan mikoplasma : virus coxsackie, Rickettsia,
Chlamydia. Cairan efusi biasanya eksudat dan berisi leukosit antara 100-
6000/cc. Gejala penyakit dapat dengan keluhan sakit kepala, demam, malaise,
mialgia, sakit dada, sakit perut, gejala perikarditis. Diagnosa dapat dilakukan
bakteri yang berasal dari jaringan parenkim paru dan menjalar secara
metronidazol serta mengalirkan cairan infus yang terinfeksi keluar dari rongga
pleura.
organisme fungi.
melalui focus subpleural yang robek atau melalui aliran getah bening, dapat
cairan efusi disebabkan oleh rupturnya focus subpleural dari jaringan nekrosis
5
disebabkan oleh TBC biasanya unilateral pada hemithoraks kiri dan jarang
5. Efusi pleura karena neoplasma misalnya pada tumor primer pada paru-paru,
mammae, kelenjar linife, gaster, ovarium. Efusi pleura terjadi bilateral dengan
ukuran jantung yang tidak membesar. Keluhan yang paling banyak ditemukan
adalah sesak dan nyeri dada. Gejala lain adalah akumulasi cairannya kembali
kebocoran kapiler.
tersebut mungkin menurun jika beban tumor dalam cairan pleura cukup
abses paru atau bronkiektasis. Khas dari penyakit ini adalah dijumpai
6
purulen (empiema). Meskipun pada beberapa kasus efusi parapneumonik ini
empiema dan efusi pleura yang terlokalisir. Menurut Light, terdapat 4 indikasi
parapneumonik:
Nilai pH cairan pleura dibawah 7,00 dan 0,15 unit lebih rendah daripada
nilai pH bakteri
yang mengalir bebas dapat berkumpul hanya dalam waktu beberapa jam saja.
Skleroderma
parapneumonik.
b) Transudat
Transudat terjadi apabila hubungan normal antara tekanan kapiler
pada satu sisi pleura akan melebihi reabsorpsi oleh pleura lainnya. Biasanya hal ini
tekanan kapiler pulmoner, (3) Menurunnya tekanan koloid osmotic dalam pleura,
(4) Menurunnya tekanan intra pleura. Efusi plura transudat dapat terjadi pada :
7
1. Gangguan kardiovaskular
Penyebab terbanyak adalah decompensatio cordis. Sedangkan penyebab
tekanan kapiler dinding dada sehingga terjadi peningkatan filtrasi pada pleura
bening juga akan menurun (terhalang) sehingga filtrasi cairan ke rongg pleura
rongga dada dapat juga menyebabkan efusi pleura yang bilateral. Tapi yang
agak sulit menerangkan adalah kenapa efusi pleuranya lebih sering terjadi pada
sisi kanan. Terapi ditujukan pada payah jantungnya. Bila kelainan jantungnya
teratasi dengan istirahat, digitalis, diuretik dll, efusi pleura juga segera
sesak.
2. Hipoalbuminemia
Efusi terjadi karena rendahnya tekanan osmotik protein cairan pleura
diuretik dan restriksi pemberian garam. Tapi pengobatan yang terbaik adalah
3. Hidrothoraks hepatik
8
Mekanisme yang utama adalah gerakan langsung cairan pleura melalui
lubang kecil yang ada pada diafragma ke dalam rongga pleura. Efusi biasanya
di sisi kanan dan biasanya cukup besar untuk menimbulkan dyspneu berat.
Apabila penatalaksanaan medis tidak dapat mengontrol asites dan efusi, tidak
ada alternatif yang baik. Pertimbangan tindakan yang dapat dilakukan adalah
4. Meig’s Syndrom
Sindrom ini ditandai oleh ascites dan efusi pleura pada penderita-penderita
dengan tumor ovarium jinak dan solid. Tumor lain yang dapat menimbulkan
ovarium ganas yang berderajat rendah tanpa adanya metastasis. Asites timbul
karena sekresi cairan yang banyak oleh tumornya dimana efusi pleuranya terjadi
5. Dialisis Peritoneal
Efusi dapat terjadi selama dan sesudah dialisis peritoneal. Efusi terjadi
ke rongga pleura terjadi melalui celah diafragma. Hal ini terbukti dengan
9
Tabel 2. Penyebab Efusi Pleura Transudat-Eksudat
c) Darah
Adanya darah dalam cairan rongga pleura disebut hemothoraks. Kadar Hb
pada hemothoraks selalu lebih besar 25% kadar Hb dalam darah. Darah hemothorak
yang baru diaspirasi tidak membeku beberapa menit. Hal ini mungkin karena faktor
koagulasi sudah terpakai sedangkan fibrinnya diambil oleh permukaan pleura. Bila
darah aspirasi segera membeku, maka biasanya darah tersebut berasal dari
10
2.4 Patofisiologi
Dalam keadaan normal hanya terdapat 10-20 ml cairan dalam rongga pleura
berfungsi untuk melicinkan kedua pleura viseralis dan pleura parietalis yang saling
bergerak karena pernapasan. Dalam keadaan normal juga selalu terjadi filtrasi
cairan ke dalam rongga pleura melalui kapiler pleura parietalis dan diabsorpsi oleh
kapiler dan saluran limfe pleura parietalis dengan kecepatan yang seimbang dengan
kecepatan pembentukannya.
sirkulasi kapiler
3). Kenaikan permeabilitas kapiler dan penurunan aliran limfe dari rongga
pleura.
11
Proses penumpukan cairan dalam rongga pleura dapat disebabkan oleh
peradangan. Bila proses radang oleh kuman piogenik akan terbentuk pus/nanah,
pecahnya alveoli dekat parietalis sehingga udara akan masuk ke dalam rongga
pleura. Proses ini sering disebabkan oleh trauma dada atau alveoli pada daerah
tersebut yang kurang elastik lagi seperti pada pasien emfisema paru.
bukan primer paru seperti gagal jantung kongestif, sirosis hati, sindrom nefrotik,
berubah menjadi bulat atau kuboidal dan terjadi pengeluaran cairan ke dalam
rongga pleura. Penyebab pleuritis eksudativa yang paling sering adalah karena
12
2.5 Manifestasi Klinis
Gejala-gejala timbul jika cairan bersifat inflamatoris atau jika mekanika
paru terganggu. Gejala yang paling sering timbul adalah sesak, berupa rasa penuh
dalam dada atau dispneu. Nyeri bisa timbul akibat efusi yang banyak, berupa nyeri
dada pleuritik atau nyeri tumpul. Adanya gejala-gejala penyakit penyebab seperti
demam, menggigil, dan nyeri dada pleuritis (pneumonia), panas tinggi (kokus),
subfebril (tuberkulosisi), banyak keringat, batuk, banyak riak. Berat badan menurun
pada neoplasma, ascites pada sirosis hepatis. Deviasi trachea menjauhi tempat yang
sakit dapat terjadi jika terjadi penumpukan cairan pleural yang signifikan.
cembung
Palpasi. Gerakan dada yang tertinggal dan penurunan fremitus vocal atau
Jika terjadi inflamasi, maka dapat terjadi friction rub. Apabila terjadi
bronkus. Nyeri dada pada pleuritis : Simptom yang dominan adalah sakit yang tiba-
tiba seperti ditikam dan diperberat oleh bernafas dalam atau batuk. Pleura visceralis
tidak sensitif, nyeri dihasilkan dari pleura parietalis yang inflamasi dan mendapat
13
persarafan dari nervus intercostal. Nyeri biasanya dirasakan pada tempat-tempat
1. Iritasi dari diafragma pleura posterior dan perifer yang dipersarafi oleh G.
abdomen.
karena cairan akan berpindah tempat. Bagian yang sakit akan kurang bergerak
dalam pernapasan, fremitus melemah (raba dan vocal), pada perkusi didapati daerah
Didapati segitiga Garland, yaitu daerah yang pada perkusi redup timpani
dibagian atas garis Ellis Domiseu. Segitiga Grocco-Rochfusz, yaitu daerah pekak
karena cairan mendorong mediastinum kesisi lain, pada auskultasi daerah ini
didapati vesikuler melemah dengan ronki. Pada permulaan dan akhir penyakit
Pemeriksaan Penunjang
1. Foto thoraks
Pada foto dada posterior anterior (PA) permukaan cairan yang terdapat
permukaan daerah lateral lebih tinggi dari pada bagian medial, tampak sudut
14
kostrofrenikus menumpul. Pada pemeriksaan foto dada posisi lateral
2. Torakosentesis.
Aspirasi cairan pleura (torakosentesis) sebagai sarana diagnostik maupun
dilakukan pada bagian bawah paru sela iga garis aksilaris posterior dengan
15
b. Biokimia. Terbagi atas efusi pleura transudat dan eksudat.
3. Sitologi.
Digunakan untuk diagnostik penyakit pleura, terutama bila ditemukan sel-
maligna).
4. Bakteriologi.
Cairan pleura umumnya steril, bila cairan purulen dapat mengandung
16
5. Biopsi Pleura.
Dapat menunjukkan 50%-75% diagnosis kasus pleuritis tuberkulosis dan
2.7 Penatalaksanaan
1. Terapi penyakit dasarnya (Antibiotika).
3. Torakosentesis.
Aspirasi cairan pleura selain bermanfaat untuk memastikan diagnosis,
diletakkan diatas bantal; jika tidak mungkin duduk, aspirasi dapat dilakukan
17
b. Lokasi penusukan jarum dapat didasarkan pada hasil foto toraks, atau di
daerah sedikit medial dari ujung scapula, atau pada linea aksilaris media di
diafragma atau terlalu dalam sehingga mengenai jaringan paru, atau jarum
tidak mencapai rongga pleura oleh karena jaringan subkutis atau pleura
parietalis tebal.
setiap aspirasi. Aspirasi lebih baik dikerjakan berulang-ulang dari pada satu
atau edema paru akut. Edema paru dapat terjadi karena paru-paru
tapi diperkirakan karena adanya tekanan intra pleura yang tinggi dapat
18
abnormal. Selain itu pengambilan cairan dalam jumlah besar secara
4. Pemasangan WSD.
Jika jumlah cairan cukup banyak, sebaiknya dipasang selang toraks
selang toraks.
f. Setelah posisi benar, selang dijepit dan luka kulit dijahit serta dibebat
19
Gambar Pemasangan jarum WSD
h. WSD perlu diawasi tiap hari dan jika sudah tidak terlihat undulasi pada
i. Selang torak dapat dicabut jika produksi cairan/hari <100ml dan jaringan
5. Pleurodesis.
Bertujuan melekatkan pleura viseralis dengan pleura parietalis, merupakan
banyaknya, obat sitostatika (misal; tiotepa 45 mg) diberikan selang waktu 7-10
hari; pemberian obat tidak perlu pemasangan WSD. Setelah 13 hari, jika
20
berhasil, akan terjadi pleuritis obliteratif yang menghilangkan rongga pleura,
Obat lain adalah tetrasiklin. Pada pemberian obat ini WSD harus dipasang
melalui selang toraks, ditambah dengan larutan garam faal 1030 ml larutan
rasa nyeri yang ditimbulkan obat ini. Analgetik narkotik diberikan 11,5 jam
Selang toraks diklem selama 6 jam dan posisi penderita diubah-ubah agar
waktu 24 jam -48 jam cairan tidak keluar, selang toraks dapat dicabut.
2.8 Komplikasi
1. Infeksi
Pengumpulan cairan dalam ruang pleura dapat mengakibatkan infeksi
21
2. Fibrosis
Fibrosis pada sebagian paru-paru dapat mengurangi ventilasi dengan
waktu ini lapisan pleura masih belum terorganisasi dengan baik (fibrotik)
2.9 Prognosis
Prognosis pada efusi pleura bervariasi sesuai dengan etiologi yang
mendasari kondisi itu. Namun pasien yang memperoleh diagnosis dan pengobatan
lebih dini akan lebih jauh terhindar dari komplikasi daripada pasien yang tidak
kelangsungan hidup rata-rata 4 bulan dan berarti kelangsungan hidup kurang dari 1
tahun. Efusi dari kanker yang lebih responsif terhadap kemoterapi, seperti limfoma
mesothelioma.
disembuhkan tanpa gejala sisa yang signifikan. Namun, efusi parapneumonic yaang
tidak terobati atau tidak tepat dalam pengobatannya dapat menyebabkan fibrosis
konstriktif.
22
DAFTAR PUSTAKA
23
24