Anda di halaman 1dari 7

1.

MANAJEMEN LABA
Manajemen laba adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh pihak manajemen yang menaikkan
atau menurunkan laba yang dilaporkan dari unit yang menjadi tanggung jawabnya yang tidak
mempunyai hubungan dengan kenaikkan atau penurunan profitabilitas perusahaan untuk jangka
panjang. Dengan demikian, manajemen laba dapat diartikan sebagai suatu tindakan manajemen
laba yang mempengaruhi laba yang dilaporkan dan memberikan manfaat ekonomi yang keliru
kepada perusahaan, sehingga dalam jangka panjang hal tersebut akan sangat menggangu bahkan
membahayakan perusahaan.

Definisi earnings management menjadi dua, yaitu:

1. Definisi sempit. Earnings management dalam hal ini hanya berkaitan dengan pemilihan
metode akuntansi. Earnings management dalam artian sempit ini didefinisikan sebagai
perilaku manajemen untuk “bermain” dengan komponen discretionary accruals dalam
menentukan besarnya earnings.
2. Definisi luas. Earnings management merupakan tindakan manajer untuk meningkatkan
(mengurangi) laba yang dilaporkan saat ini atas suatu unit dimana manajer bertanggung jawab,
tanpa mengakibatkan peningkatan (penurunan) profitabilitas ekonomi jangka panjang unit
tersebut.

Isu-isu management laba

Isu-isu dalam manajemen laba


Ahmad riahi dan Belkaoui (2012, hlm.206) menyebutkan isu-isu manajemen laba sebagai
berikut:
1. Sangat mudah untuk menduga bahwa manajemen laba bertujuan untuk memenuhi harapan
dari analisis keuangan atau manajemen (yang diwakili oleh peramalan laba oleh public).
2. Terdapat alasan yang baik untuk memiliki kecurigaan bahwa manajemen laba bertujuan
untuk memengaruhi kinerja harga jangka pendek dengan berbagai cara.
3. Manajemen laba berakhir dan dapat bertahan karena informasi yang asimertis, suatu
kondisi yang disebabkan oleh informasi yang diketahui manajemen namun tidak ingin untuk
mereka ungkapkan.
4. Manajemen laba terjadi dalam konteks suatu kumpulan pelaporan yang fleksibel dan
seperangkat kontrak tertentu yang menentukan pembagian aturan diantara pemegang
kepentingan.
5. Strategi perusahaan bagi manajemen laba mengikuti satu atau lebih dari tiga pendekatan:
(1) memilih dari pilihan-pilihan fleksibel yang tersedia dalam GAAP. (2) bergantung pada
perkiraan subjektif dan pilihan aplikasi yang ada dalam opsi, dan (3) menggunakan akuisisi serta
disposisi aktiva dan waktu untuk melaporkannya.
6. Permainan laba, atau lebih tepat sebagai permainan laporan laba triwulanan mungkin
menjadi alasan utama dalam manajemen laba.
7. Manajemen laba merupakan suatu hasil usaha untuk melewati ambang batas. Tiga ambang
batas bagi para eksekutif adalah:
a. Untuk melaporkan laba positif
b. Untuk menjaga kinerja saat ini
c. Untuk memenuhi harapan analisis, khususnya analisis untuk peramalan laba.
8. Manajemen laba dapat berasal dari hasil pemenuhan perjanjian dari kontrak kompensasi
implicit.
9. Manajemen laba tumbuh dari ancaman dua bentuk aturan : aturan industri yang spesifik
dan aturanantitrust
10. Karena adanya kebutuhan akan subsidi dan perlindungan pemerintah sekaligus pula
dengan adanya ketakutan akan investigasi antitrust atau konsekuensi politik lainnya, para
manajer mungkin mencari jalan keluar dalam hal manajemen laba.
11. Penilaian perusahaan secara umum diasumsikan menjadi salah satu sasaran manajemen
laba.
12. Laba negatif secara tiba-tiba umumnya lebih merugikan dari pada revisi ramalan negatif.

2. perbedaan laba akuntansi dan ekonomi

Laba akuntansi dan keuntungan ekonomi keduanya menunjukkan bentuk keuntungan yang dibuat
oleh perusahaan, walaupun perhitungan dan interpretasinya sangat berbeda. Laba akuntansi hanya
mempertimbangkan biaya eksplisit yang dikeluarkan perusahaan sementara keuntungan ekonomi, di
samping itu, mempertimbangkan biaya peluang implisit yang dikeluarkan dalam memilih satu
alternatif dari yang lain. Perbedaan lainnya adalah bahwa laba akuntansi akan selalu lebih tinggi
daripada keuntungan ekonomi karena keuntungan ekonomi mempertimbangkan biaya kesempatan
tambahan yang ditanggung oleh perusahaan. Laba akuntansi dicatat dalam laporan laba rugi
perusahaan, sedangkan keuntungan ekonomi biasanya dihitung untuk keperluan pengambilan
keputusan internal. Ini adalah pendapat umum di kalangan ekonom bahwa keuntungan akuntansi
melebih-lebihkan pendapatan karena mereka tidak mempertimbangkan biaya kesempatan, dan
keuntungan ekonomi sangat penting untuk memilih opsi yang menghasilkan nilai tertinggi.
• Definisi keuntungan di bidang akuntansi dan ekonomi berbeda satu sama lain, dan dihitung dengan
cara yang berbeda.

• Keuntungan akuntansi mempertimbangkan kelebihan pendapatan setelah biaya eksplisit berkurang,


dan keuntungan ekonomi mempertimbangkan biaya eksplisit, serta biaya peluang implisit.

• Keuntungan akuntansi selalu lebih tinggi daripada keuntungan ekonomi dan dicatat dalam laporan
laba rugi perusahaan.
• Laba ekonomi tidak tercatat dalam laporan akuntansi perusahaan dan biasanya dihitung untuk
keperluan pengambilan keputusan internal.

Ex laba akuntansi : Keuntungan akuntansi adalah keuntungan yang banyak diketahui oleh kita, yang
tercatat dalam laporan laba rugi perusahaan. Perhitungan laba akuntansi dilakukan dengan
menggunakan rumus, Laba akuntansi = total pendapatan - biaya eksplisit. Mengambil contoh
perusahaan yang memproduksi dan menjual mainan, dan memiliki total penjualan $ 100.000 per tahun.
Total biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam hal upah, tagihan listrik, sewa, biaya material, dan
bunga pinjaman dan biaya eksplisit lainnya adalah $ 40.000. Perusahaan, dalam hal ini, akan dapat
memperoleh keuntungan akuntansi dari $ 60.000. Keuntungan ini menunjukkan kelebihan pendapatan
yang tersedia begitu eksplisit atau mungkin dikatakan, biaya yang cukup jelas yang mudah ditentukan
telah berkurang. Perusahaan diwajibkan untuk mengungkapkan laba akuntansi ini sesuai peraturan
dalam standar akuntansi yang diikuti.
Ex laba ekonomi : Keuntungan ekonomi dihitung dengan cara yang berbeda dari laba akuntansi dan
mencakup biaya tambahan yang dikenal sebagai biaya implisit. Biaya implisit yang dikenakan
perusahaan adalah biaya peluang yang dihadapi perusahaan dalam memilih salah satu dari alternatif
yang ada. Rumus untuk menghitung keuntungan ekonomi adalah Economic profit = Total revenue -
(biaya eksplisit + biaya implisit). Misalnya, karyawan perusahaan mainan memutuskan untuk menjadi
pedagang tunggal memproduksi dan menjual mainan. Untuk itu, dia akan menimbulkan biaya
kesempatan yang lebih tinggi dalam hal gaji pribadi yang harus dia kerjakan di perusahaan, uang sewa
yang dia butuhkan untuk membayar toko yang menjual mainan, dan bunga atas modal yang harus
dikeluarkannya sendiri. Dalam hal ini, karyawan mungkin lebih baik bekerja untuk perusahaan dengan
gaji daripada membuka usahanya sendiri, jika gajinya lebih dari sekadar keuntungan yang
diperolehnya dari bisnisnya sebagai pedagang tunggal.
3.pernyataan AAA

Salah satu argumentasi yang dimuat dalam pernyataan AAA, dan merupakan suatu hal yang
sangat relevan pada studi ini . adalah bahwa meningkatnya jenis-jenis teori dan pendekatan
akuntansi menunjukkan adanya beberapa paradigma yang saling bersaing. Pernyataan ini bahkan
menyarankan apa sajakah paradigma yang saling bersaing tersebut.
Sebagai contoh, sebuah paradigma yang dapat diberi nama "anthropological ap¬proach ",
menentukan bahwa praktik-praktik profesional para akuntan sebagai wewenang empiris dari
akuntansi. Sesuai dengan paradigma ini, teori akuntansi dirumuskan sebagai suatu proses
rasionalisasi, dan penarikan kesimpulan dari praktik-praktik akuntansi yang berlaku secara luas.

4. pendekatan peristiwa dan perilaku


Pendekatan peristiwa mengusulkan bahwa tujuan dari akuntansi adalah “untuk memberikan
informasi mengenai peristiwa-peristiwa ekonomi yang relevan yang dapat berguna dalam berbagai
jenis model keputusan. Selanjutnya terserah kepada akuntan untuk memberikan informasi
mengenai peristiwa dan menyerahkan tugas kepada para pengguna kemudian bebas untuk
mengumpulkan dan membagikan bobot dan nilai dari data yang dihasilkan oleh peristiwa sesuai
dengan fungsi kegunaannya sendiri.
Pendekatan perilaku Pendekatan perilaku pada formulasi teori akuntansi menekankan relevansi
pengambilan keputusandari informasi yang dikomunikasikan (orientasi keputusan-komunikasi)
dan perilaku individu dan kelompok yang ditimbulkan oleh komunikasi informasi (orientasi
pengambil keputusan). Akuntansi diasumsikan berorientasi pada tindakan, tujuannya adalah untuk
mempengaruhi tindakan secara langsung melalui muatan informasional dari pesan yang
disampaikan dan secara tidak langsung melalui perilaku para akuntan.

5. contoh penyajian kembali laporan keuangan

PSAK No. 25 mengelompokkan faktor utama yang mempengaruhi revisi atau penyajian kembali laporan
keuangan ke dalam 3 kelompok, yaitu (1) Perubahan Estimasi Akuntansi (changes in accounting
estimates), (2) Kesalahan Mendasar (fundamental errors), dan (3) Perubahan Kebijakan Akuntansi
(changes in accounting policies).

Perubahan Estimasi Akuntansi (Accounting Estimates)

Penyajian laporan keuangan sering memerlukan adanya estimasi, seperti misalnya estimasi atas
penyisihan piutang tak tertagih, keusangan persediaan, estimasi masa manfaat dari aset tetap yang
dapat disusutkan, estimasi cadangan imbalan pasca kerja dan lain sebagainya.

Paragraf 26 PSAK No. 25 mengatur bahwa suatu perubahan dalam estimasi akuntansi dapat hanya
mempengaruhi periode berjalan ataupun mempengaruhi periode berjalan maupun periode-periode yang
akan datang.

Sebagai contoh, perubahan dalam estimasi masa manfaat aset yang dapat disusutkan akan
mempengaruhi beban penyusutan pada periode berjalan dan pada setiap periode selama masa manfaat
yang tersisa dari aset tersebut.

Dengan kata lain, perubahan estimasi akuntansi berdasarkan PSAK No. 25 harus diterapkan secara
prospektif, artinya bahwa perubahan yang terjadi diterapkan pada kejadian atau transaksi yang terjadi
setelah tanggal perubahan. Tidak ada penyesuaian yang berhubungan dengan periode sebelumnya yang
dilakukan baik pada saldo laba awal periode (retained earnings) atau dalam pelaporan laba atau rugi
bersih untuk periode sekarang, karena saldo yang ada tidak dihitung kembali.

Kesalahan Mendasar (Fundamental Errors)

Paragraf 30 – 36 PSAK No. 25 mengatur mengenai perlakuan akuntansi atas kesalahan mendasar.

Kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan pada satu atau lebih periode sebelumnya mungkin baru
ditemukan pada periode berjalan. Kesalahan mungkin timbul dari kesalahan perhitungan matematis,
kesalahan dalam penerapan kebijakan akuntansi, kesalahan interpretasi fakta, kecurangan atau
kelalaian. Koreksi atas kesalahan tersebut biasanya dimasukkan dalam perhitungan laba atau rugi bersih
untuk periode berjalan.

Dalam mengoreksi suatu kesalahan yang mendasar, jumlah koreksi yang berhubungan dengan periode
sebelumnya harus dilaporkan dengan menyesuaikan saldo laba awal periode. Informasi komparatif harus
dinyatakan kembali, kecuali jika untuk melaksanakannya dianggap tidak praktis.

Dengan kata lain, suatu koreksi atas kesalahan mendasar dalam pelaporan keuangan harus diterapkan
secara retrospektif, artinya bahwa laporan keuangan yang menyajikan informasi komparatif untuk periode
sebelumnya, disajikan seolah-olah kesalahan mendasar telah dikoreksi dalam periode di mana
kesalahan tersebut dibuat.
Jumlah koreksi yang berhubungan dengan setiap periode dimasukkan dalam perhitungan laba atau rugi
bersih periode yang bersangkutan. Sedangkan jumlah koreksi yang berhubungan dengan periode-
periode sebelum periode yang tercakup dalam informasi komparatif, disesuaikan pada saldo laba awal
periode dalam periode yang paling awal.

6. pengakuan atas revenue,expenses, gain dan losses ? apakah berkaitan

Saat Pengakuan Pendapatan


1. Pendapatan diakui selama kegiatan produksi, Pendapatan dapat diakui selama kegiatan produksi,
meskipun produk yang dihasilkan perusahaan masih dalam proses produksi.
2. Pendapatan diakui saat produksi selesai, Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk mengakui
pendapatan saat produksi selesai, diantaranya adalah :

 Harga jual dapat ditentukan dengan cukup tepat


 Tidak diperlukan biaya atau kegiatan pemasaran yang materiil untuk menjual produk tersebut.
 Cost produk sulit untuk ditentukan.
 Satuan-satuan persediaan dapat saling dipertukarkan.

3. Pengakuan pendapatan pada saat penjualan, terjadi pada saat biaya yang timbul setelah penjualan
dan penjualan barang yang pembelinya memiliki hak untuk mengembalikan barang. Pengakuan
pendapatan ini terdiri dari 3 jenis pendapatan yaitu sebagai berikut :

 Biaya setelah penjualan, misalnya biaya penagihan piutang, biaya garansi barang dll.
 Hak pengembalian barang, dilakukan apabila hak hak pengembalian sudah berlalu/ habis atau apabila
semua syarat diatas dipenuhi.
 Penjualan jasa, menentukan kejadian yang menandai apakah penyerahan jasa telah dilakukan.

4. Pengakuan pendapatan pada saat kas diterima, alasan yang mendukung penggunaan dasar
penerimaan kas untuk pengakuan pendapatan yang berasal dari penjualan angsuran didasarkan
pertimbangan sebagai berikut :
 Seluruh atau sebagian piutang yang timbul bukan merupakan aktiva yang mempunyai
daya beli murni.
 Semakin lama jangka waktu angsuran, semakin besar kemungkinan piutang itu tidak
dapat ditagih.
 Biaya sesudah penjualan, terutama biaya penagihan dan pengumpulan piutang,
biasanya lebih tinggi dibanding biaya sesudah penjualan untuk jenis penjualan kredit.

Pengakuan atas expense


Pengakuan Biaya

Pada dasarnya cost memiliki dua kedudukan penting, yaitu :


a. sebagai aktiva (potensi jasa)
b. sebagai beban pendapatan (biaya)

Proses pembebanan cost padas dasarnya merupakan proses pemisahan cost. Oleh karena itu, agar
informasi yang dihasilkan akurat, bagain cost yang telah diakui sebagai biaya pada periode
berjalan dan bagian cost yang akan dilaporkan sebagai aktiva (diakui sebagai biaya peda periode
berjalan dan bagian cost yang akan dilaporkan sebagai aktiva (diakui sebagai biaya periode
mendatang) harus dapat ditentukan dengan jelas.
Pengakuan atas loss
Kriteria pengakuan losses sama dengan kriteria pengakuan beban periode. Losses tidak dapat
ditandingkan dengan revenue, sehingga harus diakui pada periode dimana kerugian itu cukup pasti
bahwa aktiva tertentu akan memberikan manfaat bagi perusahaan dibandingkan dengan yang
dinyatakan oleh nilai yang tercatat dalam pembukuan. Pengakuan losses sama dengan expense
adalah kapan penurunan nilai aset dapat dikatakan telah terjadi atau kapan biaya telah timbul
sehingga rupiah biaya dapat diakui. Atau pencatatan jumlah rupiah biaya secara formal ke dalam
sistem pembukuan sehingga jumlah tersebut terefleksi dalam laporan keuangan.
Menurut SFAC No. 5 rugi diakui dengan kriteria sebagai berikut :
a. Lenyapnya atau berkurangnya manfaat masa datang (loss or lack of benefits) yaitu rugi diakui
bilamana aset yang telah diakui sebelumnya diperkirakan telah berkurang manfaat ekonominya
atau tidak lagi mempunyai manfaat ekonomi.
b.Konsumsi manfaat (consumption of benefits) Biaya atau rugi diakui bilamana manfaat ekonomik
yang dikuasai suatu entitas telah dimanfaatkan atau dikonsumsi dalam pengiriman atau pembuatan
barang, penyerahan atau pelaksanaan jasa, atau kegiatan lain yang merepresentasi operasi utama
atau sentral entitas tersebut. Pengakuan Konsumsi manfaat ekonomik selama suatu periode dapat
diakui langsung pada saat terjadinya atau diakui bersamaan dengan pengakuan pendapatan yang
berkaitan. Berbagai jenis pos biaya menghendaki cara pengakuan yang berbeda yaitu:
1) Beberapa pos biaya, seperti harga pokok penjualan ditandingkan dengan pendapatan yang
terkait. Mereka diakui pada saat atau periode yang sama dengan pengakuan pendapatan yang
dihasilkan langsung atau bersama dari transaksi atau kejadian lain yang sama dengan yang
menimbulkan biaya.
2) Banyak pos biaya seperti, gaji staf penjualan dan administratif, diakui selama
periode pada saat kas dibayarkan atau kewajiban terjadi untuk barang dan jasa
yang dimanfaatkan/dikonsumsi bersamaan dengan pemerolehan atau segera setelah itu.
3) Beberapa pos biaya, seperti depresiasi dan asuransi, dialokasi (diakui) dengan prosedur
sistematik dan rasional untuk periode-periode yang menikmati manfaat asset bersangkutan
Pengakuan atas gain

7. Perkembangan akuntansi syariah di indonesia

Akuntansi pertama kali dikenal di Indonesia sekitar tahun 1960 an, sementara akuntansi konvensional yang
kita pahami dari berbagai literature menyebutkan bahwa akuntansi pertama kali berkembang di Italia dan
dikembangkan oleh Lucas Pacioli (1494). Pemahaman ini sudah mendarah daging pada masyarakat akuntan kita.
Olehnya itu, ketika banyak ahli yang mengemukakan pendapat bahwa akuntansi sebenarnya telah berkembang jauh
sebelumnya dan di mulai di arab, akan sulit diterima oleh masyrakat akuntan. Namun pada tulisan ini kita tidak akan
membahas mengenai hal tersebut karena telah dibahas pada pembahasan sebelumnya.
Pada tulisan ini penulis akan sedikit bercerita mengenai proses perkembangan akuntansi syariah di Indonesia
yang di dapatkan dari berbagai referensi. Perkembangan akuntansi syariah beberapa tahun terakhir sangat meningkat
ini di tandai dengan seringnya kita menemukan seminar, workshop, diskusi dan berbagai pelatihan yang membahas
berbagai kegiatan ekonomi dan akuntansi Islam, mulai dari perbankan, asuransi, pegadaian, sampai pada bidang
pendidikan semua berlabel syariah.
Namun dokumen tertulis yang menyiratkan dan mencermikan proses perjuangan perkembangan akuntansi
syariah masih sangat terbatas jumlahnya. Demikian pula dengan sejarah perkembangan akuntansi syariah di Indonesia.
Kekurang tertarikan banyak orang terkait masalah ini, baik sebagai bagian dari kehidupan penelitian maupun sebagai
sebuah ilmu pengetahuan menjadikan sejarah akuntansi syariah masih sangat minim di temukan. Ya di indonesia
dengan didiriknnya bank muamalat

Anda mungkin juga menyukai