yaitu: Promosi Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, KIA & KB, Perbaikan Gizi
1532 orang.
Penanganan kasus Target penanganan Capaian penanganan kasus
diare dengan oral kasus diare dengan diare dengan oral rehidrasi
(+)
rehidrasi oral rehidrasi sebanyak 63,93%
P2 Diare capaian puskesmas 69,3%. Adapun capaian tertinggi yaitu desa Rejosari
dengan 75% dan capaian terendah desa merak batin dengan 39,5%
40
Untuk mempermudah identifikasi faktor penyebab masalah program
kesehatan
- Proses
pencatatan
dan pelaporan
kasus diare
3. Sarana dan prasarana
penunjang
Tabel 5.2. Kerangka konsep
penanganan kasus diare merupakan suatu output yang tidak sesuai dengan
41
diagram fishbone dan didapatkan daftar penyebab masalah mengenai
42
43
Gambar 5.1. Diagram Fishbone
Man Material
Machine
Active case finding belum Kurangnya pengetahuan masyarakat Belum terdapatnya sarana
optimal mengenai gejala awal diare dan pendukung seperti belum
komplikasinya sehingga proses adanya Pojok Oralit di
penemuan kasus diare berkurang Puskesmas sebagai salah
satu sarana pendukung
Peran kader belum program P2 Diare
optimal: Proses Penyuluhan tentang Klinik sanitasi belum optimal, tidak
pencatatan dan pelaporan pengenalan awal gejala tersedia jamban
kasus diare oleh kader
tidak mencakup kasus
diare oleh keluarga hanya
diare yang tidak dibawa dilakukan oleh bidang Media KIE (leaflet,
ke posyandu atau promosi kesehatan, tidak Kurangnya pengetahuan lembar balik) Capaian
puskesmas (kasus diare
disampaikan rutin oleh masyarakat tentang penggunaan masih kurang
yang sembuh sendiri)
kader saat posyandu. jamban sehat dan PHBS di penemuan
lingkungan sekitarnya kasus diare di
Puskesmas
Peran kader belum optimal karena proses Natar hanya
penemuan kasus diare masih bersifat pasif,
dimana masyarakat datang berobat ketika
63,93%
terdapat keluhan. (Kurang)
Kemampuan ekonomi
masyarakat yang masih Kurangnya peran lintas
rendah sehingga tidak sektor
mampu membawa anggota
keluarga yang terkena
diare untuk berobat ke
Puskesmas
Kasus diare yang sembuh
sendiri tanpa dibawa ke
Puskesmas tidak tercatat
oleh kader
Kurangnya peran aktif
Penyuluhan kepada warga
tenaga kesehatan lain tentang diare tidak dihadiri
oleh seluruh warga
Money Metode
44
No I T R JUM
P S RI DU SB PB PC
Daftar Masalah IxTxR
1. Man
optimal: Proses
pencatatan dan
pelaporan kasus
tidak mencakup
tidak dibawa ke
posyandu atau
puskesmas
2. Active case
finding belum 3 3 3 4 2 3 3 2 2 84
optimal
3. Penyuluhan
tentang
keluarga hanya
dilakukan oleh
bidang promosi
45
kesehatan, tidak
disampaikan rutin
posyandu.
2. Material
sarana pendukung
Pojok Oralit di
Puskesmas sebagai
pendukung program
P2 Diare.
kurang
3. Machine
1. Kurangnya 3 4 3 4 2 3 2 3 3 189
pengetahuan
masyarakat
mengenai gejala
46
komplikasinya shg
proses penemuan
kasus diare
berkurang
2. Klinik sanitasi
3 3 2 3 2 4 2 2 2 76
belum optimal,
tidak tersedia
jamban
3. Kurangnya
pengetahuan
4 3 3 3 3 4 4 2 3 144
masyarakat
tentang
penggunaan
PHBS di
lingkungan
sekitarnya
4. Methode
belum optimal
47
karena proses
penemuan kasus
diare masih
bersifat pasif,
dimana
masyarakat
datang berobat
ketika terdapat
keluhan.
2. Kurangnya peran
4 3 2 3 2 2 4 3 3 180
lintas sektor
3. Kasus diare yang
tanpa dibawa ke
Puskesmas tidak
kepada warga
4 2 2 2 2 2 3 3 2 102
tentang diare tidak
dihadiri oleh
seluruh warga
Tabel 5.3. Teknik Kriteria Matriks Pemilihan Prioritas Penyebab Masalah
Keterangan: P = Prevalence
S = Severity
PB = Public concern
48
RI = Rate of increase
SB = Social benefit
PC =Political climate
T = Technical feasiability
R = Resources availability
Berdasarkan teknik matriks yang digunakan, didapatkan masalah yang berpengaruh besar
terhadap tidak target program penemuan dan kasus diare oleh kader dan puskesmas. Berikut
ini merupakan masalah yang memiliki prioritas yang tinggi. Proses pencatatan dan pelaporan
kasus diare oleh kader tidak mencakup kasus diare yang tidak dibawa ke posyandu atau
puskesmas, kasus diare yang sembuh sendiri tanpa dibawa ke puskesmas tidak tercatat oleh
kader, kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai gejala awal diare dan komplikasinya
sehingga proses penemuan kasus diare berkurang, kurangnya peran lintas sektor, dan
lingkungan sekitarnya.
49
BAB VI
Belum tercapainya target penemuan kasus diare oleh kader dan Puskesmas di Puskesmas Natar
tentunya tidak terlepas dari komponen sistem yang lain. Setelah dilakukan pencarian masalah
utama pada bab sebelumnya, diperoleh masalah yaitu Proses pencatatan dan pelaporan kasus
diare oleh kader tidak mencakup kasus diare yang tidak dibawa ke posyandu atau puskesmas.
Selain itu, kasus diare yang sembuh sendiri tanpa dibawa ke puskesmas tidak tercatat oleh kader
juga menjadi masalah. kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai gejala awal diare dan
komplikasinya sehingga proses penemuan kasus diare berkurang. Kurangnya peran lintas sektor
mulai dari masyarakat, hingga pemerintah juga menjadi masalah. Serta kurangnya pengetahuan
Berdasarkan faktor penyebab masalah yang dapat diidentifikasi, maka dibuat beberapa
50
Masalah Penyebab Alternatif
Proses pencatatan Kunjungan ke
Kader turun
dan pelaporan kelompok sulit
langsung ke rumah
kasus diare oleh dilakukan karena
masyarakat untuk
kader tidak keterbatasan waktu
menskrining pasien
mencakup kasus baik kader maupun
diare dengan
diare yang tidak masyarakat.
memperhatikan
dibawa ke
waktu luang
posyandu atau Pada saat dilakukan
masyarakat dengan
puskesmas posyandu, pasien
pemberitahuan
diare tidak datang
menyeluruh, dan
sehingga tidak
melibatkan seluruh
tercatat.
elemen masyarakat
serta dilakukan
terjadwal agar
tercatat dan
terjaring.
Kerjasama antara
kader
Memperkuat sistem
51
pencatatan dan
pelaporan
Tabel 6.1. Menetapkan Alternatif Pemecahan Masalah (Jalan Keluar)
Dari alternatif cara pemecahan masalah yang telah dibuat maka akan dipilih pemecahan
masalah yang dianggap paling mampu. Pemilihan prioritas cara pemecahan masalah ini
dengan memakai teknik PAHO. Metode PAHO standar penilaian dalam menentukan prioritas
dalam suatu masalah berdasarkan prevalensi penyakit yang menunjukkan besarnya masalah.
Metode Paho menggunakan skor pada setiap variabel penilaian dengan menggunakan skor 1-
10 dan penilaiannya lebih luas dibandingkan dengan matrik, yaitu Magnitude (M) besarnya
kejadian, Important (I) tingkat keparahan dan kepentingan dari masalah tersebut, makin
tinggi tingkat keparahannya maka skor makin besar,Vulnerabelity (V) tingkat kerentanan,
kemampuan kita untuk menanganinya, Comunity/ Political Concent (C) tingkat perhatian
MIV/c
1 Kader turun langsung ke rumah masyarakat untuk 4 5 4 2 40
52
menskrining pasien diare dengan memperhatikan
terjaring.
Dari analisis prioritas alternatif pemecahan masalah diatas, didapatkan bahwa prioritas
pencatatan dan pelaporan tersebut dilakukan dalam 2 minggu sekali atau minimal sekali
dalam sebulan sehingga dapat tercapai tujuan yang diharapkan, yakni proses penemuan
kasus diare meningkat. Penguatan sistem dilakukan secara bertahap mulai dari puskesmas
pembantu ke puskesmas induk, dari kader ke masyarakat, pembagian tugas kader yang lebih
merata, serta kerjasama dengan pamong desa (RT) yang harus lebih diperkuat. Untuk lebih
memperkuat sistem pencatatan dan pelaporan, hal yang bisa dilakukan yaitu dengan
mengundang para kader ke lokakarya mini, lalu di monitor hasil pencatatan dan
laporan dan bila ada yang tidak membuat laporan, penanggung jawab harus membuat
53
Bila sistem pencatatan dan pelaporan sudah baik, maka secara tidak langsung dapat
dari masalah tersebut dapat meningkatkan target capaian pada tahun 2018 mendatang akan
BAB VII
54
7.1. Kesimpulan
1. Berdasarkan evaluasi Progam Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular,
Penemuan dan Penanganan Diare, Puskesmas Natar tahun 2017 didapatkan masalah
belum tercapainya target penemuan dan penanganan diare di Puskesmas Natar tahun
2017.
2. Faktor penyebab masalah yang telah diidentifikasi yaitu Proses pencatatan dan
pelaporan kasus diare oleh kader tidak mencakup kasus diare yang tidak dibawa ke
1) Pengutusan kader untuk dapat turun langsung ke rumah masyarakat untuk menskrining
pasien diare dan sekaligus memberikan edukasi singkat tentang diare dalam waktu
bersamaan.
sektor.
3) Menyusun pembagian tugas secara jelas dan tertulis mengenai petugas yang
bertanggung jawab dalam memilih dan motivasi kader untuk mengikuti pelatihan,
55
56