Seperti biasa,
perjalanan dimulai
jam 04.30 pagi dari
Cengkareng dengan
pesawat JT, karena
hanya JT itulah yg
terbang langsung dari
Jakarta ke Bima.
Transit dulu di
bandara Ngurah Rai
yang walaupun sedang dalam renovasi besar-besaran tetapi
suasana Nyepi sudah terasa.
Destinasi akhir adalah
bandara Sultan Muhammad
Salahuddin di Bima.
Mendarat sekitar jam 10.30
wita, berarti perjalanan dari
Jakarta memakan waktu
lebih dari 5 jam termasuk
waktu menunggu (transit) di
Ngurah Rai. Dengan waktu
sepanjang itu, dari Jakarta biasanya saya sudah bisa mendarat di
bandara Svarnabhumi Bangkok.
Ada “ilmu baru” yang saya dapat dari hasil diskusi dengan Haji
Munir ini. Ternyata Raju Mas ini ada tiga jenis, yaitu putih, kuning
dan hitam. Tiga2nya namanya
sama, yaitu Raju Mas
(Duabanga moluccana). Yang
putih paling ringan dan yang
kuning agak berat. Sedangkan
yang hitam (saya lihat kayunya
tidak betul2 hitam, tapi agak
berwarna gelap, dibandingkan
dengan dua jenis lainnya) adalah kelas kayu tenggelam. Kayu
duabanga yang hitam ini
yang banyak dicari orang.
Petani Raju Mas membedakan yang putih dan yang kuning dari
penampakan luar kulit kayunya. Bagi orang awam seperti saya,
terus terang saja tidak bisa membedakan. Tapi haji Munir dengan
sekilas saja, sudah bisa menunjukkan mana duabanga putih dan
mana yang kuning. Sedangkan duabanga hitam dicirikan dari
warna pucuk daunnya yang berwarna merah agak gelap, seperti
warna daun jengkol. Sepintas, daun duabanga ini memang
seperti daun jabon tapi lebih kecil.
Salam, afm