Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN KANKER CERVIKS

DISUSUN OLEH :

AMANAH TRI AMALIA


ARTHA WIJAYA RATNASARI
DESY AMILIA
INDAH WAHYUNI
META EKA SARI
NOVI TRI LESTARI
PUTRI HANDAYANI
RUDI HERDIYAN S.

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)


MUHAMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
rahmat, serta penyertaan-Nya, sehingga makalah “ASUHAN KEPERAWATAN
KANKER SERVIKS” ini dapat kami selesaikan.

Dalam penulisan makalah ini kami berusaha menyajikan bahan dan bahasa yang
sederhana,singkat serta mudah dicerna isinya oleh para pembaca.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna serta masih terdapat
kekurangan dan kekeliruan dalam penulisan makalah ini.Maka kami berharap adanya
masukan dari berbagai pihak untuk perbaikan dimasa yang akan mendatang.

Akhir kata,semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dipergunakan
dengan layak sebagaimana mestinya.

Pringsewu, 25 Februari 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................................. i


KATA PENGANTAR ........................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 2
C. Tujuan Makalah ............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian ...................................................................................................... 3
B. Etiologi ........................................................................................................... 4
C. Patofisiologi ................................................................................................... 5
D. Manifestasi Klinis .......................................................................................... 7
E. Pemeriksaan Penunjang ................................................................................. 8
F. Komplikasi ..................................................................................................... 9
G. Penatalaksanaan ........................................................................................... 10

BAB III KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN


A. Pengkajian .................................................................................................... 12
B. Diagnosa Keperawatan ................................................................................ 15
C. Intervensi...................................................................................................... 15

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................. 18
B. Saran ............................................................................................................ 18

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari kanker serviks?
2. Apa saja etiologi dari kanker serviks?
3. Bagaimana patofisiologi dari kanker serviks?
4. Apa saja tanda dan gejala dari kanker serviks?
5. Apa saja pemeriksaan penunjang yang dapat digunakan untuk pasien kanker
serviks?
6. Apa komplikasi dari kanker serviks?
7. Apa penatalaksanan yang dapat digunakan untuk pasien kanker serviks?
8. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien kanker serviks?

1.3 Tujuan Makalah


1. Untuk mengetahui definisi dari kanker serviks.
2. Untuk mengetahui etiologi dari kanker serviks.
3. Untuk mengetahui bagaimana patofisiologi dari kanker serviks.
4. Untuk mengetahui tanda dan gejala dari kanker serviks.
5. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang yang dapat digunakan untuk
pasien kanker serviks.
6. Untuk mengetahui komplikasi dari kanker serviks.
7. Untuk mengetahui penatalaksanan yang dapat digunakan untuk pasien
kanker serviks.
8. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien kanker serviks.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi
Kanker leher rahim (kanker servik) adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam
leher rahim/serviks (bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak
vagina. (Dr. Taufan & Dr. Bobby 2014)
Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim
sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak
jaringan normal disekitarnya. (Amin Huda Nurarif & Hardhi Kusuma, 2015)
Kanker servik biasanya menyerang wanita berusia 35-55 tahun 90% dar kanker
servik berasal dari sel skuamosa yang melapisi serviks dan 10% sisanya berasal dari
sel kelenjar penghasil lender pada saluran servikal yang menuju kedalam rahim. .
(Dr. Taufan & Dr. Bobby 2014)

2.2 Etiologi
Kanker serviks terjadi jika sel sel serviks mnjadi abnormal dan membelah secara
tak terkendali.jika sel serviks memebelah maka akan terbentuk suatu masa jaringan
yang disebut tumor yang bersifat jinak atau ganas.jika tumor tersebut ganas maka
keadaan tersbut disebut kanker serviks.
Penyebab teradinya kelainan pada sel sel serviks tidak diketahui secara pasti, tetapi
terdapat beberapa factor yang resiko yang berengaruh terhadap terjadinya kanker
serviks.
1. HPV (human papiloma virus.) HPV adalah virus penyebab kutil genetalis
(condiluma acuminate) yang ditularkan melalui hubungan seksual. Farina
yang sangan berbahaya adalah HPV tipe 16,18,45,dan 56
2. Merokok. Tembakau merusak system kekebalan dan mempengaruhi
kemampan tubuh untuk melawan infeksi HPV pada serviks
3. Hubungan seksual petama dilakukan pada usia dini,
4. Berganti ganti pasangan seksual
5. Suami atau pasangan seksual melakukan hubungan seksual pertama pada usia
dini dibawah 18 tahun berganti berganti pasangan dan pernah menikah
dengan wanita yang menderita kanker serviks
6. Pemakaan DES (dietilstilbestrol) pada wanita hamil untuk mencegah
keguguran (banyak digunakan pada tahun 1940-1970)
7. Gangguan system kekebalan
8. Pemakain pil KB
9. Infeksi herpes genetelis atau infeksi lamidia menahun
10. Golongan ekonomi lemah (karna tidak mampu melakukan PAP smear secara
rutin)
(Dr. Taufan & Dr. Bobby 2014)

2.3 Patofisiologi

2.4 Manifestasi Klinis


Perubahan prakanker pada serviks biasanya tidak menimbulkan gejala dan
perubahan ini tidak terdeteksi kcuali jika wanita tersebut menjalani pemeriksaan
panggul papsmear . gejala biasanya baru muncul ketika sel srviks ketika abnormal
berubah menjadi keganasan dan menyusuk kejaringan kesekitarnya.
Pada saat ini akan timbul gejala berikut :
1. Perdarahan vagina yang abnormal terutama diantara menstruasi , setelah
melakukan hubungan seksual dan setelah menepouse .
2. Menstruasi abnormal(lebih lama dan lebih banyak).
3. Keputihan yang menetap, dengan cairan yang encer berwarna pink, coklat,
mengandung darah atau hitam serta berbau busuk.
Gejala dari kanker seerviks stadium lanjut:
1. Nafsu makan berkurang ,penurunan berat badan, kelelahan
2. Nyeri panggul, punggung atau tungkai
3. Dari vagina keluar air atau tinja
4. Patah tulang (fraktur).
(Dr. Taufan & Dr. Bobby 2014)

2.5 Pemeriksaan Penunjang


Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah:
1. Sitologi/ pap smear
2. Schillentest
3. Koloskopi
Yaitu memeriksa dengan menggunakan alat dan dibesarkan 10-40 kali.
4. Kolpomikroskopi
Melihat hapusan vagina (Pap Smear) dengan pembesaran sampai 200 kali
5. Biopsi
Dengan biopsy dapat ditemukan atau ditentukan jenis karsinomanya
6. Konisasi
Konisasi dilakukan bila hasil sitologi meragukan
7. Pemeriksaan foto paru-paru dan CT-Scan hanya dilakukan atas indikasi dari
pemeriksaan klinis atau gejala yang timbul.
(Amin Huda Nurarif & Hardhi Kusuma, 2015)

2.6 Komplikasi
Komplikasi yang mungkin terjadi selama tindakan operasi bedah kanker serviks:
1. Kerusakan pembuluh darah utama akibat tindakan operasi yang
menyebabkan perdarahan masif. Kondisi ini bisa mengancam keselamatan
jiwa pasien.
2. Kerusakan pada kandung kemih, rektum, ureter (saluran dari ginjal ke
kandung kemih), dan saraf. Pasien mungkin harus menjalani tindakan
operasi lagi bila diperlukan.
Potensi efek samping yang merugikan pasca operasi:
1. Sulit untuk buang air kecil
2. Edema (retensi cairan yang menyebabkan pembengkakan pada daerah yang
terkena dampaknya) pada tungkai bagian bawah, mati rasa ringan di bagian
paha
3. Getah bening terakumulasi di dalam rongga panggul sehingga menyebabkan
limfosel (massa kistik berukuran besar yang berisi cairan limfatik) dan
infeksi
4. Perdarahan atau hematosel (pengumpulan darah) di vagina, infeksi luka
5. Tidak bisa hamil
Hospital Authority (2017)

2.7 Penatalaksanaan
Pemilihan pengobatan untuk kanke serviks tergantung pada lokasi dan ukuran
tumor, stadium penyakit,usia, keadaan umum penderita dan rencana penderita
untuk haamil lagi.
a) Pembedahan
Pada karsinoma in situ(kanker yang terbatas pada lapisan serviks paling
luar), seluruh kanker sering kali dapat diangkat dengan bantuan pisau bedah
ataupun melalui LEEP. Dengan pengobatan tersebut,penderita masih
memeliki anak. Karena kanker bias kembali kambuh dianjurkan untuk
menjalani pemeriksaan ulang dan pap mear setiap 3 bulan selama 1 tahun
pertama dan selanjutnya setiap 6 bulan .
Jika penderita tidak memiliki rencana untuk hamil lagi, dianjurkan untuk
menjali histerektomi .
Pada kanker invasive dilakukan histerektomi dan pengangkatan struktur
disekitarnya (prosedur ini disebut histerektomi radial) setra kelenjar getah
bening. Pada wanita muda, ovarium (indung telur) yang normal dan
berfungsi tidak diangkat.

b) Terapi penyinaran
Terapi penyinaran (radioterapi) efektif untuk mengobati kanker invasive
yang masih terbatas pada daerah panggul.pada radioterapi digunakan sinar
berenergi tingkat tinggi untuk merusal sel sel kanker dan menghentikan
pertumbuhanny.
Ada dua macam radioterapi :
1) Radiasi eksternal :sinar berasal dari sebuah mesin besar penderita
tidak perlu dirawat dirumah sakit, penyinaran biasanya dilakukan
sebanyak 5 hari /minggu selama 5-6 minggu
2) Radiasi internal: zat radioaktif terdapat didalam sebuah kapsul
dimasukkan langsung kedalam serviks. Kapsul ini dibiarkan selama
1-3 hari dan selama itu penderita dirawat di rumah sakit. Pengobatan
ini bias diulang bebrapa kali selama 1-2 minggu.
Efek samping dari terapi penyinaran adalah
1) Iritasi rectum dan vagina
2) Kerusakan kandungan kemih dan rectum
3) Ovarium berhenti berfungsi.
c) Kemoterapi
Jika kanker telah menyebar keluar panggul, kadang dianjurkan menjalani
kemoterapi. Pada kemoterapi digunakan obat obatan untuk membunuh sel
sel kanker. Obat anti-kanker bias diberikan melalui suntikan intravena .atau
melalui mulut,kemterapi diberikan dalam suatu nsiklus,artinya suatu periode
pengobatan diselingi dengan periode pemulihan, lalu dilakukan
pengobatan,diselingi dengan pemulihan, begitu seterusnya.

d) Terapi biologis
Pada terapi biologis digunakan zat zat untuk memperbaiki sitem kekebalan
tubuh dalam melawan penyakit. Tetapi biologis dilakuakan pada kanker
yang telah menyebar dibagian tubuh lainnya. Yang paling sering digunakan
adalah interveron, yang bias dikombinasikan dengan kemoterapi .
(Dr. Taufan & Dr. Bobby 2014)

2. Pencegahan
Ada dua cara untuk mencegah kanker srviks
1. Mencegah terjadinya infeksi HPV
2. Melakukan pemeriksaan pap Smear secara teratur PAP Smear (tes
papanicolau)
Adalah suatu pemeriksaan mikriskopik terhadap sel sel yang diperoleh dari
apusan serviks. Pada pemeriksaan pap smear, cntoh sel servik diperoleh
dengan bantuan sebuah spatula yang terbuat dari kayu atau plastic(yang
dioleskan bagian luar serviks) dan sebuah sikat kecil(yang dimasukan
kedalam saluran servikal) sel sel serviks lalu dioleskan pada kaca objek lalu
diberi pengawet lalu dikirimkan ke laboratorium untuk diperiksa.
24 jam sebelum menjalani pap smear, sebaikanya tidak melakukan
pembilasan vagina, tidak melakukan hubungan seksual, tidak berendam dan
tidak menggunakan tampon.
Pap smear sangat efektif dalam mendeteksi perubahan prekanker pada
serviks. Jika hasil pap smear menunjukan dysplasia atau servik tampa
abnormal, biasanya dilakukan kolpos kopi dan biopsy .
Anjuran untuk melakukan pap smear secara teratur:
1. Seiap tahun untuk wanita yang berusia diatas 35 tahun .
2. Setiap tahun untuk berganti ganti pasangan seksual atau pernah
menderita infeksi HPV atau kutil kelamin
3. Setiap tahun untuk wanita yang memakai pil KB.
4. Setiap 2-3 ahun untuk wanita yang berusia diatas 35 tahun jika 3 kali
pap smear berturut turut menunjukan hasil negative atau untuk wanita
yang telah menjalani histerektomi bukan karena kanker.
5. Sesering mungkin jika hasil pap smear menunjukan abnormal .
6. Seseringmungkin setelah penilaian dan pemngobatan prekanker
maupun kanker serviks .

Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kanker serviks sebaiknya :


1. Anak perempuan ang berusia dibawah 18 tahun tidak melakuakan
hubungan seksual.
2. Jangan melakukan hubungan seksual dengan penderita kulit kelamin
atau gunakan kondom untuk mencegah penularan kulit kelamin.
3. Jangan berganti ganti pasangan seksual
4. Berhenti merokok.

Pemerikasaan panggul setiap tahun( termasuk pap smear) harus dimulai


ketika seseorang wanita mylai aktif melakukan hubungan seksual atau pada
usia 20 tahun. Setiap hasil yang abnormal harus dikuti dengan pemeriksaan
kospolkopi dan biobspy beberapa peneliti telah membuktikan bahwa
vitamn A berperan dalam menghentikan dan mencegah perubahan
keganasan pada sel sel , seperti yang terjadi permukaan serviks.
(Dr. Taufan & Dr. Bobby 2014)

2.9 Konsep Asuhan Keperawatan


Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan eliminasi urine b.d obstruksi mekanik, penyebab multiple
2. Nyeri akut b.d agen cidera biologis
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual, muntah
sekunder terhadap penyakit dan pengobatan (kemo)
4. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum, tirah baring
5. Gangguan citra tubuh b.d tahapan perkembangan penyakit dan terapi
penyakit (post kemoterapi)
6. Kerusakan integritas kulit b.d perubahan pigmentasi kulit, radiasi
7. Hambatan interaksi social b.d isolasi terapeutik, (nekrosis jaringan), deficit
pengetahuan tentang Ca.Serviks
8. Resiko kekurangan volume cairan b.d kehilangan volume cairan aktif
(perdarahan),dehidrasi intraseluler
9. Resiko infeksi b.d imunitas tidak adekuat, pemajanan terhadap pathogen
meningkat
10. Ansietas b.d kurang informasi mengenai prosedur pengobatan
11. Defisiensi pengetahuan b.d keterbatasan informasi proses penyakit dan
terapi yang akan dijalani
Rencana Keperawatan
No. Diagnosa Keperawatan NOC NIC
1. Nyeri akut b.d agen cidera Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2 x 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
biologis 24 jam diharapkan nyeri berkurang dan terkontrol komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,
dengan KH: durasi frekuensi, kualitas dan faktor
1. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, presipitasi
mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi 2. Observasi reaksi nonverbal dan
untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan) ketidaknyamanan
2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan 3. Pilih dan lakukan penanganan nyeri
menggunakan manajemen nyeri
(farmakologi, non farmakologi dan inter
3. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas,
personal)
frekuensi dan tanda nyeri)
4. Ajarkan tentang teknik non farmakologi
4. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri
5. Berikan anaIgetik untuk mengurangi nyeri
berkurang
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Penulis tahu bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Maka dari itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar bisa membuat makalah yang
lebih baik untuk kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Nugroho, Taufan & Utama, Bobby Indra. 2014. Masalah Kesehatan Reproduksi Wanita.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Nurarif, Amin Huda & Kusuma, Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keerawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc Edisi Revisi Jilid 1. Yogyakarta: MediAction.
Hospital Authority. 2017. Cervical Cancer. Jurnal 2017.

Anda mungkin juga menyukai