Anda di halaman 1dari 8

TUGAS KOMUNIKASI KESEHATAN

“ADVOKASI DALAM KESEHATAN”

Anggota :

Angga Fachrianur Ichsan : NIM 1611308240521

Ayunda Dianandari : NIM 1611308240533

Nur Kholis : NIM 1611308240593

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT

STIKES MUHAMMADIYAH SAMARINDA

TAHUN AKADEMIK 2016/2017


Advokasi Kesehatan

Advokasi begitu popular dan menjadi kata yang sering diucapakan maupun dimuat dalam surat
kabar. Bahkan dengan peran masyarakat yang lebih besar dalam perumusan kebijakan publik,
kata ini menjadi jargon yang selalu muncul dimedia massa. Dalam kaitan dengan promosi
kesehatan, apa sebenaranya kaitan advokasi dengan bidang ini? Apakah advokasi dan promosi
kesehatan saling berkait? Bagaimana kaitan keduanya ? untuk melihat jauh isu itu, akan
dijelaskan pengertian dan tujuan promosi kesehatan serta berbagai tehnik yang digunakan dalam
promosi kesehatan. Selain itu akan disinggung mengenai pengertian dan tujuan advokasi dengan
minat khusus advokasi dalam promosi kesehatan. Dalam konteks ini kedua topik tersebut dikaji
dan dijelaskan kaitanya serta lebih jauh diuraikan lebih dalam mengenai advokasi dalam promosi
kesehatan.

Perkembanagan kesehatan masyarakat diera 80-an anatara lain ditandai dengana danya Ottawa
Charter for Health Promation (Deklarasi Ottawa , 1986) dimana berbagai ahli kesehatan
masyarakat,ahli promosi kesehatan serta bidang terkait ditingkat global, merumuskan Deklarasi
Ottawa. Deklarasi ini dilandasi konsep pemikiran bahwa hakikatnya kesehatan deklarasikan atan
masyarakt yang optimal memerlukan adanya prasyarat yaitu : kedamaian, tempat tinggal,
pendidikan, makan, pengahsilan, ekositem yang stabil, keadilan sosial serta keadilan (equity).
Untuk itu dideklarasikan 5 strategi untuk mencapainya, yaitu :

1. Pengembangan kesehatan yang berwawasan kesehatan (health public policy)

2. Menciptakan lingkungan yang mendukung sehingga setiap individu dapat mencapai


kesehatan optimum (creation of supprotive environment)

3. Memperkuat kegiatan masyarakat (strengthening community action ) diman masyarakat


semakin mampu memcapai perubahan fisikdan lingkungan sosial melalui kegiatan kolektif
secara terorganisasai.

4. Peningkatan keterampilan individu (development of personalskills) yang menekankan


bahwa prilaku dangaya hidup sangat penting dalam promosi kesehatan.
5. Reorientasi pelayanan kesehatan ( reorientation of health services) yang berubah dari fokus
hospital-based dengan teknologi diagnosik maupun intervensi canggih menjadi community-
based,more user friendy and controlled yang berfokus masalah kesehatan.

Sharma menyebutkan ada 8 unsur dasar advokasi yaitu :

1. Penetapan tujuan advokasi

Sering sekali masalah kesehatan masyarakat sangat kompleks, banyak faktor dan saling
berpengaruh. Agar upaya advokasi dapat berhasil tujuan,advokasi perlu dibuat lebih spesifik
berdasarakan pernyataan berikut : Apakah isu atau masalah itu dapat menyatukan atau membuat
berbagai kelompok bersatu dalam suatu koalisi yang kuat.

2. Pemanfaatan data dan riset untuk advokasi

Adanya data dan riset pendukung sangat penting agar keputusan dibuat berdasarkan informasi
yang tepat dan benar. Oleh karena itu, data dan riset mungkin diperlukan dalam menentukan
masalah yang akan diadvokasi, identifikasi solusi pemecahaan masalah maupun menentukan
tujuan yang realitis. Selain itu, adanya data atau fakta itu saja sering sekali sudah bisa menjadi
argumen tujuan umum dapat dicapai agar realitis.

3. Identifikasi khalayak sasaran advokasi

Bila isu dan tujuan telah disusun, upaya advokasi harus ditujukan bagi kelompok yang dapat
membuat keputusan dan idealnya ditujukan bagi orang yang berpengaruh dalam pembuatan
keputusan agar tujuan advokasi dapat dicapai.

4. Pengembangan dan penyampain pesan advokasi

Khalayak sasaran berbeda berekasi tidak sama atas pesan yang berbeda. Seseorang toko politik
mungkin termitifasi kalu dia mengetahui bahwa banyka dari konstituen yang diwakilinya peduli
terhadap masalah tertentu. Seseorang Menkes mungkin akan mengambil keputusan ketika
kepada yang bersangkutan disajikan data rinci mengenai besarnya masalah kesehatan tertentu.
5. Membangun koalisi

Sering kali kekuatan advokasi dipengaruhi oleh jumlah oarng atau organisasi yang mendukung
advokasi tersebut.hal inisangat penting dimana situasi dinegara tertentu sedang membangun
masyarakat demokratis dan advokasi merupan suatu hal yang relati baru. Dalam situasi itu
melibatkan orang dalam jumlah besar dan mewakili berbagai kepentingan, sangat bermanfaat
bagi upaya advokasi maupun dukungan politis,bahkan dalam satu organisasi sendiri, koalisi
internal yaitu melibatkan berbgai orang dari berbagai divisi / depertemen dalam
mengembangkan program baru, dapat membantu konsensus untuk aksi kegiatan.

6. Membuat presentasi yang persuasif

Kesepakatan untuk mempengaruhi khalayak sasaran kunci sekali terbatas waktunya. Seorang
tokoh politik mungkin memberi kesempatan sekali pertemuan untuk mendiskusikan isu advokasi
yang dirancanh atau Menkes hanya punya waktu 5 menit dalam kongres untuk berbicara kepada
kelompok advokator.

7. Penggalangan dana untuk advokasi

Semua kegiatan termaksud upaya advokasi memerlukan dana. Mempertahankan upaya advokasi
yang berkelanjutan dalam jangka panjang memerlukan waktu, energi dalam penggalangan dana
atau sumber daya lain untuk menunjang upaya advokasi.

8. Evaluasi upaya advokasi

Bagaiman kelompok advokasi dapat menegtahui bahwa tujuan advoaksi yang telah ditetapkan
dapat dicapai?Bagaiman strategis advokasi dapat disempurnakan dan diperbaiki?untuk menjadi
advokator yang tangguh diperlukan umpan balik berkelanjutan serta evaluasi atau upaya
advokasi yang telah dilakukan.

Pendekatan Utama Advokasi

Ada 5 pendekatan utama dalam advokasi (UNFPA dan BKKBN 2002) yaitu:

a. Melibatkan para pemimpin


Para pembuat undang-undang, ,mereka yang terlibat dalam penyusunan hukum, peraturan
maupun pemimpin politik, yaitu mereka yang menetapkan kebijakan public, sangat berpengaruh
dalam menciptakan perubahan yang terkait dengan masalah sosial termaksud kesehatan dan
kependudukan. Oleh karena itu, sangat penting melibatkan mereka semaksimum mungkin
dalamisu yang akan diadvokasikan.

b. Bekerja dengan media massa

Media massa berperan sangat penting dalam membentuk opini publik. Media juga sangat kuat
dalam mempengaruhi presespsi publik atas isu atau masalah tertentu. Mengenal, membangun
dan menjaga kemitraan dengan media massasangat penting dalam proses advokasi.

c. Membangun kemitraan

Dalam upaya advokasi sangat penting dilakukan uapaya jaringan, kemtraan yang brekelanjutan
dengan individu, prganisasi-organisasi dan sektor lain yang bergerak dalam isu yang sama.
Kemitraan ini dibentuk oleh individu, kelompok yang bekerja sama yang nertujuan untuk
mencapai tujun umum yang sama atau hampir sama. Namum membangun pengembangan
kemitraan tidak mudah, memrlukan aktual, perencanaan yang matang serta memerlukan
penilaian kebutuhan serta minat dari calon mitra.

d. Memobilisasi massa

Memobilisasi massa merupakan suatu proses mengorganisasikan individu yang telah termotivasi
kedalam kelompok-kelompok atau mengorganisasikan kelompok yang sudah ada.dengan
mobilisasi dimaksudkan agar motivasi individu dapat diubah menjadi tindakan kolektif.

e. Membangun kapasitas

Membangun kapasitas di sini dimasudkan melembagakan kemempuan utnuk


mengembangkan dan mengelolah program yang komprehensif dan membangun critical mass
pendukukung yang memiliki ketereampilan advokasi. Kelompok ini dapat diidentifikasikan dari
LSM tertentu,kelompok profesi serta kelompok lain.
Mekanisme Dan Kelompok Advokasi

Dari berbagai pengalaman nasional maupun global, dapat di identifikasi berbagai mekanisme
dan metode yang digunakan oleh advokator masalah kesehatan masyarakat (Wise, 2001)
pemanfaatan media masa hampir selalu ada untuk mengangkat isu publik agar menjadi perhatian
politisi.media massa ini mencakup semua yaitu koran, media TV, bahkan akhir-akhir ini internet
sanget banyak dimanfaatkan ditingkat global. Disamping itu ada rapat-rapat umum, pertemuan
kelompok profesional, even tertentu.pada intinya para advokator kesehatan masyrakat
menggunakan metode apapun yang dapat menginformasikan, membujuk, memotovasi
masyrakat, pengelola program dan politisi agar merekamelindungi dan mendukung upaya
promosi kesehatan.

Indikator Advokasi

Bila sasaran advokasi adalah anggota legislatif atau pembuat kebijakan kesehatan, maka
indikator yang paling mudah di nilai dari hasil akhir advokasi adalah : adanya peraturan,
ketentuan atau kebijakan yag mendukung isu yang diadvokasi, adanya perencanaaan program ke
arah isu yang advokasi serta dukungan pendanaannya dan persetujuan alokasi anggaran yang
diberikan oleh legislative.

Sasaran dan Pelaku Advokasi Kesehatan

Sasaran advokasi kesehatan adalah berbagai pihak diharapkan memberikan dukungan


terhadap upaya kesehatan, khususnya : para pengambil keputusan dan penentu kebijakan di
pemerintahan, lembaga perwakilan rakyat, para mitra di kalangan pengusaha/ swasta, badan
penyandang dana, kalangan media massa, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan,
lembaga swadaya masyarakat, tokoh-tokoh berpengaruh dan tenar, dan kelompok-kelompok
potensial lainnya di masyarakat.

Mereka bukan hanya yang potensial pendukung, tetapi juga yang menentang atau yang
upayanya berlawanan atau merugikan kesehatan (misalnya : Industri rokok). Pelaku advokasi
diharapkan siapa saja yang peduli terhadap upaya kesehatan, dan memandang perlu adanya
mitra untuk mendukung upaya tersebut. Mereka diharapkan memahami permasalahan
kesehatan, mempunyai kemampuan advokasi khususnya melakukan pendekatan persuasif, dapat
dipercaya (credible), dan sedapat mungkin dihormati atau setidaknya tidak tercela khususnya di
depan kelompok sasaran. Mereka juga dapat berasal dari kalangan pemerintah, swasta,
Perguruan Tinggi, Organisasi profesi, Organisasi berbasis masyarakat/agama, LSM, tokoh
berpengaruh, dll.

Proses / Kegiatan Advokasi

 Strategi advokasi dapat dilakukan melalui : pembentukan koalisi, pengembangan jaringan


kerja, pembangunan institusi, pembuatan forum, kerjasama bilateral, dll.

Langkah-langkah pokok :

1. Identifikasi dan analisis masalah / issu yang memerlukan advokasi (contoh : Paradigma
Sehat, Indonesia Sehat 2010, anggaran kesehatan, dll).
2. Identifikasi dan analisis kelompok sasaran : siapa saja, mengapa perlu diadvokasi, apa
kecenderungannya, apa harapan kita kepadanya, dll.
3. Menyiapkan dan mengemas bahan informasi : rumusan masalah, data pendukung, rumusan
pesan, usulan alternatif, usulan tindak lanjut, dll.
4. Merencanakan strategi / cara / kegiatan operasional : konsultasi, lobi, negosiasi, pertemuan
khusus, debat publik, petisi, pembuatan opini, dll.
5. Melaksanakan kegiatan, memantau dan mengevaluasinya, serta melakukan kegiatan tindak
lanjut.

Menyiapkan Bahan Advokasi.

 Bahan informasi minimal memuat tentang rumusan masalah yang dibahas, latar belakang
masalahnya, alternatif mengatasinya, usulan peran/tindakan yang diharapkan, dan tindak
lanjut penyelesaiannya.
 Atau, bahan informasi minimal memuat tentang 5 W dan 1 H (what, why, who, where, when
dan How) tentang permasalahan yang diangkat.
 Bahan informasi tersebut akan lebih baik lagi apabila disertai data pendukung, ilustrasi
contoh, ada gambar, bagan, dst.
 Kapan dan dimana penyamapaian bahan informasi tersebut juga perlu dipertimbangkan :
apakah sebelum, di saat, atau sesudah pertemuan, dl

Peran Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam Advokasi Kesehatan

Penetapan arah/kebijakan/strategi Menetapkan tujuan, sasaran pencapaian, dan strategi


pelaksanaan advokasi.

 Penentuan sasaran : Menentukan siapa yang perlu diberikan advokasi.


 Pemilihan pelaku :Memilih siapa yang akan melakukan advokasi.
 Penyusun bahan advokasi :Menugasi tim penyusun bahan advokasi dan menetapkannya.
 Pengembangan kemitraan :Membangun dan mengembangkan kemitraan untuk advokasi
 Pengelolaan kegiatan advokasi :Merencanakan, menggerakkan pelaksanaan, memantau,
mengawasi, dan menilai kegiatan advokasi.

Indikator Keberhasilan

 Indikator output :Adanya kepedulian, keterlibatan dan dukungan, serta kesinambungan upaya
kesehatan : baik berupa kebijakan, tenaga, dana, sarana, kemudahan, keterlibatan dalam
kegiatan/gerakan, dll.
 Indikator proses :Adanya rencana kegiatan dan pelaksanaan kegiatan advokasi. Juga berupa :
adanya forum, jaringan, kerjasama, dll.
 Indikator input :Adanya sasaran yang jelas, bahan informasi/advokasi, serta siapnya pelaku
advokasi.

Sumber : https://www.academia.edu/20373914/Advokasi_Kesehatan

https://www.academia.edu/6223516/Advokasi

Anda mungkin juga menyukai