Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

PERILAKU KEKERASAN

Oleh:
HELENA PATRICIA
BP 1321312030

PROGRAM MAGISTER KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN


UNIVERSITAS ANDALAS PADANG
TAHUN AJARAN 2014/2015
LAPORAN PENDAHULUAN
KLIEN DENGAN PERILAKU KEKERASAN

A. Pengertian
Perilakukekerasanadalahsuatukeadaandimanaseseorangmelakukantindakan yang
dapatmembahayakansecarafisikbaikterhadapdirisendiri, orang lain
maupunlingkungan. Hal
tersebutdilakukanuntukmengungkapkanperasaankesalataumarah yang
tidakkonstruktif. (Stuart danSundeen, 1995)

B. Proses TerjadinyaMasalah
Perilakukekerasan/amukdapatdisebabkankarenafrustasi, takut,
manipulasiatauintimidasi. Perilakukekerasanmerupakanhasilkonflikemosional yang
belumdapatdiselesaikan. Perilakukekerasanjugamenggambarkan rasa tidakaman,
kebutuhanakanperhatiandanketergantunganpada orang lain.
Gejalaklinis yang
ditemukanpadakliendenganperilakukekerasandidapatkanmelaluipengkajianmeliputi
:mukamerah, pandangantajam, otottegang, nada suaratinggi, berdebatdansering pula
tampakklienmemaksakankehendak: merampasmakanan, memukuljikatidaksenang.
(Budi Ana Keliat, 2004)

C. Penyebab
Untukmenegaskanketerangan di atas, padakliengangguanjiwa,
perilakukekerasanbisadisebabkanadanyagangguanhargadiri: hargadirirendah.
Hargadiriadalahpenilaianindividutentangpencapaiandiridenganmenganalisaseberapaja
uhperilakusesuaidengan ideal diri.
Dimanagangguanhargadiridapatdigambarkansebagaiperasaannegatifterhadapdirisendir
i, hilangkepercayaandiri, merasagagalmencapaikeinginan.
GejalaKlinis
 Perasaanmaluterhadapdirisendiriakibatpenyakitdantindakanterhadappenyakit(rambut
botakkarenaterapi)
 Rasa bersalahterhadapdirisendiri (mengkritik/menyalahkandirisendiri)
 Gangguanhubungansosial (menarikdiri)
 Percayadirikurang (sukarmengambilkeputusan)
 Mencederaidiri (akibatdarihargadiri yang rendahdisertaiharapan yang suram,
mungkinklienakanmengakirikehidupannya.(Budi Ana Keliat, 1999)
Akibat
Kliendenganperilakukekerasandapatmelakukantindakan-tindakanberbahayabagidirinya,
orang lain maupunlingkungannya, sepertimenyerang orang lain, memecahkanperabot,
membakarrumah, dll.

D. PohonMasalah

Resikomencederaidiri, orang lain danlingkungan

Core Problem PerilakuKekerasan/amuk

GangguanHargaDiri :HargaDiriRendah

Kopingindividutidakefektif

E. MasalahKeperawatandan data yang perludikaji


a. Masalahkeperawatan:
1) Resikomencederaidiri, orang lain danlingkungan
2) Perilakukekerasan / amuk
3) Gangguanhargadiri :hargadirirendah
b. Data yang perludikaji:
1. Resikomencederaidiri, orang lain danlingkungan
Data Subyektif :
 Klienmengatakanbenciataukesalpadaseseorang.
 Kliensukamembentakdanmenyerang orang yang
mengusiknyajikasedangkesalataumarah.
 Riwayatperilakukekerasanataugangguanjiwalainnya.
Data Objektif :
 Mata merah, wajahagakmerah.
 Nada suaratinggidankeras, bicaramenguasai: berteriak, menjerit,
memukuldirisendiri/orang lain.
 Ekspresimarahsaatmembicarakan orang, pandangantajam.
 Merusakdanmelemparbarang-barang.
2. Perilakukekerasan / amuk
Data Subyektif :
 Klienmengatakanbenciataukesalpadaseseorang.
 Kliensukamembentakdanmenyerang orang yang
mengusiknyajikasedangkesalataumarah.
 Riwayatperilakukekerasanataugangguanjiwalainnya.
Data Obyektif
 Mata merah, wajahagakmerah.
 Nada suaratinggidankeras, bicaramenguasai.
 Ekspresimarahsaatmembicarakan orang, pandangantajam.
 Merusakdanmelemparbarang-barang.

PENGKAJIAN

terlampir....

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Risiko Perilaku Kekerasan

INTERVENSI GENERALIS

Rentang Tindakan Keperawatan dalam manajemen Agresif

Strategi Prevensi Strategi antisipasi Strategi Pembatasan gerak

1.Kesadaran diri 4. Komunikasi 8. Manajemen krisis


2.Pendidikan kesehatan/ 5. Perubahan lingkungan 9. Pengasingan
Manajemen perilaku 6. Tindakan perilaku 10. Pengekangan

Kekerasan 7. Psikofarmaka
3.Latihan asertif
Kesiapan Perawat
1. Sadar perasaan sendiri
2. Yakin klien dapat belajar ungkapan marah yang benar
3. Hangat, tegas, menerima, tetap tenang dan kalem
4. Sikap dan suasana hubungan kerja yang akrab
Pendidikan kesehatan/ manajemen perilaku kekerasan
1. Mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
2. Mengidentifikasi tanda/ gejala perilaku kekerasan/ marah
3. Memperagakan/ demontrasi cara lama jika marah
4. Mengidentifikasi cara baru yang konstruktif
5. Mendemonstrasikan cara baru yang konstruktif
6. Melatih cara baru pada situasi yang nyata

Latihan asertif
Prinsip

1. Berkomukasi langsung pada orang lain


2. Mengatakan tidak untuk hal yang tidak beralasan (logis)
3. Mampu mengungkapkan keluhan
4. Mengungkapkan penghargaan/ pujian
Pelaksanaan Asertif

1. Bahasa tubuh
 Mempertahankan kontak mata
 Mempertahankan posisi tubuh (berhadapan dan tegak)
 Berbicara dengan tegas
 Nada suara tegas
 Ekspresi wajah dan sikap tubuh untuk penekanan
2. Pendengar
 Mempersiapkan diri
 Mendengarkan
 Mengklarifikasi
 Mengakui
3. Percakapan
 Atur lingkungan bicara
 Menetapkan topik pembicaraan
 Mengekspresikan perasaan
 Mengekspresikan permintaan
 Membuat orang lain melakukan kebutuhan kita
Tindakan komunikasi
1. Bicara dengan lembut
2. Nada rendah
3. Tidak membalas suara keras
4. Gunakan kalimat pendek dan simpel
5. Hindarkan tertawa dan senyum tidak pada tempatnya
6. Katakan anda siap membantu
7. Beri kesempatan untuk ventilasi
5. Sikap rilek dan terapeutik
6. Gerakan tidak tergesa-gesa
7. Jaga jarak 1-3 langkah dari klien (personal space violence people 4 kali orang
normal)
Tindakan atau strategi perilaku
1. Limit Setting
Pada saat melakukan interaksi sepakati perilaku yang diijinkan, perilaku yang tidak
diijinkan dan konsekuensi dari perilaku yang tidak diijinkan. Perawat dan klien
mengetahui kesepakatan yang telah dibuat bersama

2. Kontrak perilaku unytuk kontrol perilaku


Ketika perawat akan mengajak klien melakukan aktivitas misalnya keluar ruangan
maka perlu dibuat kontrak terlebih dahulu tentang perilaku yang diperbolehkan dan
yang tidak diperbolehkan.

Manajemen krisis
1. Identifikasi leader tim krisis
2. Susun dan kumpulkan tim krisis
3. Beri tahu petugas keamanan jika perlu
4. Pindahkan semua klien dari area tersebut
5. Siapkan/ dapatkan alat pengekang (restrain)
6. Susun strategi dan beritahu anggota tim
7. Jelaskan setiap tindakan pada klien
8. Ikat/ kekang klien sesuai instruksi leader (posisi yang nyaman)
9. Berikan obat psikofarmaka sesuai instruksi
10. Jaga tetap kalem dan konsisten
11. Evaluasi tindakan dengan tim
12. Jelaskan kejadian pada klien lain dan staf seperlunya
13. Secara bertahap integrasikan klien pada lingkungan
Pengasingan
Tujuan: melindungi pasien, orang lain dan staf dari bahaya
Prinsip:
1. Pembatasan gerak
pembatasan gerak dilakukan tanpa melakukan pengikatan. Yang perlu
diperhatikan dalam pembatasan gerak adalah aman dari mencederai diri dan
lingkungan aman dari perilaku klien
2. Isolasi
Pada kasus paranoid biasanya klien perlu dibatasi dalam berinteraksi dengan
orang lain. Area yang terbatas dilakukan dengan tujuan adaptasi dan nantinya
ditingkatkan secara bertahap.
3. Pembatasan input sensoris
Ruangan yang sepi akan menurunkan/ mengurangi stimulus bagi klien untuk
melakukan perilaku kekerasan.
Pengekangan
Tujuan: mengurangi gerak fisik klien dan melindungi klien dan orang lain dari cedera.
Indikasi:
1. Ketidakmampuan mengontrol perilaku
2. Perilaku tidak dapat dikontrol oleh obat atau teknik psikososial
3. Hiperaktif, agitasi
Tindakan:
1. Jelaskan pada klien alasan pengekangan
2. Lakukan dengan hati-hati dan tidak melukai
3. Ada perawat yang ditugaskan untuk mengontrol tanda vita, sirkulasi, dan membuka
ikatan untuk latihan gerak
4. Penuhi kebutuhan fisik: makan, minum, eliminasi dan perawatan diri

INTERVENSI SPESIALIS
A. TERAPY INDIVIDU
B. TERAPY KELOMPOK: SUPPORTIF GROUP
C. TERAPI KELUARGA: PSIKOEDUKASI KELUARGA
D. TERAPI KOMUNITAS: PSIKOEDUKASI
DAFTAR PUSTAKA

Fortinash, K.M. (2004). Psychiatric Mental Health Nursing. (3rd edition). St. Louis: Mosby.

Stuart, G.W., & Laraia, M.T. (2005). Principles and practice of psychiatric nursing. (8th
edition). St Louis: Mosby.

Tim MPKP. (2006). Modul Model Praktik Keperawatan Jiwa Profesional. Badan Pelayanan
Kesehatan Jiwa Banda Aceh dan World Health Organization

Videbeck, S.L. (2006). Psychiatric Mental Health Nursing. (3rd edition). Philadhelpia:
Lippincott Williams & Wilkins.

Anda mungkin juga menyukai