Anda di halaman 1dari 5

JUDUL: PEMBANGUNAN INDUSTRI BERBASIS KETAHANAN ENERGI DAN

PANGAN DI DESA SIGAM

LATAR BELAKANG MASALAH


Desa Sigam merupakan desa yang terletak di Kecamatan Gelumbang Kabupaten
Muara Enim. Mayoritas penduduk tersebut adalah petani karet sehingga Desa Sigam
memiliki perkebunan karet yang luas. Produk utama yang dihasilkan dari perkebunan karet
adalah getah karet sebagai bahan baku pembuatan karet alami. Namun sejauh ini, Desa Sigam
belum memanfaatkan hasil samping perkebunan karet, seperti biji karet dan cangkang biji
karet. Sehingga biji karet dan cangkang biji karet hanya menjadi limbah padat perkebunan.
Meskipun kedua limbah padat tersebut merupakan zat organik yang dapat diuraikan oleh
organisme, namun kedua limbah tersebut tetap menjadi sampah perkebunan yang
mengganggu proses petani karet dalam mengambil getah karet.
Oleh karena itu, diperlukan alternatif yang efektif untuk memanfaatkan cangkang biji
karet dan biji karet. Cangkang biji karet efektif dikonversi menjadi biobriket karena
mengandung selulosa yang cukup tinggi yaitu 48,64% (Safitri, 2003 dalam Asip dkk, 2017).
Sedangkan biji karet dapat dikonversi menjadi tepung (Santoso, 2011), dari tepung biji karet
dapat diolah menjadi dodol dengan dicampur santan dan gula (Rudianto dkk, 2015).
Selain perkebunan karet, Desa Sigam memanfaatkan sektor peternakan, yaitu sapi dan
kambing. Banyaknya peternakan sapi dan kambing, menyebabkan banyak pula kotoran
hewan ternak yang dihasilkan. Kotoran hewan ternak tersebut menyebabkan tercemarnya
lingkungan, sehingga diperlukan alternatif untuk mengolah kotoran hewan ternak tersebut.
Kotoran tersebut dapat dimanfaatkan menjadi biogas sebagai energi alternatif. Biogas dalam
skala rumah tangga dengan suplai kotoran sebanyak 25 kg/hari cukup menggunakan tabung
reaktor berkapasitas 2500-5000 liter yang dapat menghasilkan biogas yang setara dengan 2
liter minyak tanah/hari (Kaharudin dkk, 2010 dalam Sanjaya dkk, 2015).
Dari kondisi di atas, penulis mendapatkan ide untuk membuat industri di Desa Sigam
tersebut, dimana industri ini berbasis ketahanan pangan dan energi. Di dalam industri
tersebut, di bangun teknologi pembuatan briket, teknologi pembuatan biogas, dan teknologi
pembuatan dodol sekaligus. Sehingga briket, biogas, dan dodol yang dihasilkan diharapkan
dapat meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian desa tersebut.
PERUMUSAN MASALAH
Permasalahan yang terdapat di dalam Desa Sigam adalah banyaknya hasil samping
perkebunan karet berupa cangkang biji karet dan biji karet yang belum dimanfaatkan secara
optimal dan banyaknya hewan ternak sehingga menghasilkan kotoran hewan ternak yang
belum dimanfaatkan pula secara optimal. Serta ekonomi masyarakat Desa Sigam yang
mayoritas menengah ke bawah.

TUJUAN
Tujuan dari kegiatan ini adalah membantu masyarakat Desa Sigam dalam
mengembangkan perekonomian dan kesejahteraan melalui pembangunan industri berbasis
ketahanan pangan dan energi, serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan keahlian
masyarakat Desa Sigam.

INDIKATOR KEBERHASILAN PROGRAM


1. Masyarakat memiliki pengetahuan mengenai cara memanfaatkan kotoran ternak
menjadi biogas, mengolah biji karet menjadi dodol, dan mengolah cangkang biji karet
menjadi biobriket. Tumbuhnya kesadaran masyarakat mengenai pentingnya menjaga
lingkungan dari banyaknya jumlah limbah peternakan dan limbah perkebunan karet.
Mengasah keterampilan masyarakat desa Sigam dalam menerapkan ilmu pengetahuan
dan teknologi melalui industri berbasis ketahanan pangan dan energi.
2. Perubahan fisik yang terjadi di masyarakat pasca PHBD antara lain:
- Dari segi lingkungan : daerah sekitar perkebunan karet menjadi lebih bersih
dari limbah hasil samping perkebunan karet dan di sekitar area peternakan
maupun jalan-jalan di desa Sigam bersih dari kotoran ternak.
- Dari segi infrastruktur : terbentuknya industri berbasis ketahanan pangan dan
energi di desa Sigam.
- Dari segi perekonomian : berkurangnya angka pengangguran di desa Sigam.
- Dari segi keahlian : terasahnya keahlian masyarakat desa Sigam dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama di bidang energi dan
pangan.
Adapun cara-cara untuk mengukur perubahan fisik tersebut adalah:
- Melakukan observasi pada lingkungan dan masyarakat di desa Sigam.
- Melakukan kuesioner ke masyarakat setempat.
- Melakukan wawancara masyarakat setempat.
3. Terjalinnya kemitraan dengan warga desa, peternak dan petani karet saat pelaksanaan
PHBD. Setelah pelaksanaan PHBD, diharapkan terjalinnya kemitraan warga desa
sebagai produsen industri dengan:
- distributor dodol dan bahan bakar
- konsumen dodol dan bahan bakar
- wirausahawan di bidang pangan
4. Terbentuknya badan usaha, yaitu firma dan koperasi yang bersifat mandiri yang akan
mengembangkan industri berbasis ketahanan pangan dan energi. Firma akan bergerak
dalam bidang pemantauan dan perkembangan pada produksi serta laba yang
dihasilkan secara berkelanjutan. Sementara koperasi akan beroperasi untuk membantu
masyarakat di bidang perekonomian yang berlandaskan kekeluargaan.
5. Terciptanya wirausaha mandiri yang bertujuan meningkatkan kualitas dan taraf hidup
warga Desa Sigam.

LUARAN YANG DIHARAPKAN


Luaran dari kegiatan Program Hiba Bina Desa ini, yaitu berupa pembentukan badan
kerja yang menyediakan sebuah rumah industri di Desa Sigam Kecamatan Gelumbang
Kabupaten Muara Enim, dengan memanfaatkan sumber daya alam dan pertenakan yang ada,
seperti pembuatan biogas dari kotoran ternak, pembuatan briket dari cangkang buah karet
serta dengan memanfaatkan biji buah karet sebagai pembuatan produk makanan jenis
manisan seperti dodol. Dengan ini masyarakat yang berdomisili di Desa Sigam ini dapat
menciptakan sebuah ketahanan pangan dan energi yang mandiri dan ekonomis sekaligus
menumbuhkan rasa masyarakat yang ada untuk berwirausaha.

MANFAAT
Manfaat yang diperoleh masyarakat desa Sigam dari kegiatan ini adalah
meningkatnya perekonomian melalui keuntungan yang di dapatkan dari penjualan produk
briket, gas, dan dodol serta meningkatnya ilmu pengetahuan dan keahlian dalam mengolah
industri.

GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN


Desa Sigam terletak di daerah di Kecamatan Gelumbang, kabupaten Muara Enim.
Mayoritas penduduk tersebut adalah petani karet sehingga Desa Sigam memiliki perkebunan
karet yang luas dan juga peternak sehingga memproduksi hewan ternak yang cukup banyak.
Namun masyarakat desa Sigam hanya memanfaatkan getah karet dari perkebunan karet dan
hanya menjual hewan ternak hasil produksi sehingga mayoritas masyarakat Desa Sigam
adalah masyarakat menengah ke bawah.

METODE PELAKSANAAN
I. Identifikasi Masalah
Masyarakat Sigam Kecamatan Gelumbang tergolong masyarakat menengah ke
bawah dengan pekerjaan mayoritas penduduk adalah peternak sapi,kambing dan
mengurus perkebunan karet serta ibu rumah tangga. Dari peternakan sapi dan kambing
ini tentunya menimbulkan banyaknya limbah kotoran yang dihasilkan, begitu pula
dengan perkebunan karet yang memiliki banyaknya biji buah karet yang tidak
termanfaatkan. Sehingga solusi untuk mengatasi masalah ini ialah dengan mendirikan
Home Industry yang bisa dimanfaatkan sebagai wadah pengembangan sumber daya
manusia serta pengembangan teknologi dengan memproduksi dodol dari biji karet
dengan memanfaatkan biogas dari kotoran ternak sebagai bahan bakar dalam pembuatan
dodol dan pembuatan briket dari cangkang biji karet guna menambah pengetahuan
masyarakat serta meningkatkan perekonomian masyarakat.

II. Penyusunan Program


a. Persiapan
Pada tahap awal ini, tim mempersiapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan
untuk tahap selanjutnya.
b. Sosialisasi kepada masyarakat binaan.
Pada tahap ini diadakan sosialisasi mengenai pembangunan home industry
pembuatan dodol dan pengolahan kotoran ternak menjadi biogas serta mengolah
cangkang biji karet menjadi briket.

c. Pelatihan mengenai pengolahan biogas sebagai bahan bakar dalam produksi dodol
serta pembuatan briket.
Dilakukan praktek langsung tentang bagaimana cara mengelola limbah biji karet
menjadi dodol biji karet, serta cangkang biji karet yang dijadikan sebagai briket dan
mengolah kotoran ternak menjadi biogas.
d. Pelatihan Manajemen Organisasi Masyarakat (MOM).
Pada tahap ini, tim memberikan pengetahuan seputar manajemen tentang organisasi
masyarakat agar masyarakat mampu mengelolanya dengan benar.
e. Pelatihan pemasaran dan publikasi
Pada tahap ini,tim memberikan pelatihan tentang pemasaran dan publikasi produk
dengan baik dan benar menggunakan media sosial atau media cetak atau pemasaran
langsung.
f. Pengawasan berkelanjutan program kepada tim masyarakat desa binaan
Pada tahap ini tim memonitoring berjalannya program.
g. Evaluasi terhadap program dan pembuatan laporan akhir
Tim melakukan evaluasi atas program dan membuat laporan akhir.

JANGKA WAKTU

Jangka waktu yang dibutuhkan oleh tim Polsri untuk pendampingan kelompok masyarakat
dalam 6 bulan.

JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

BIAYA

Anda mungkin juga menyukai