Anda di halaman 1dari 51

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang lazim dilakukan dalam

kehidupan sehari-hari, sehingga dimanapun tempat selalu ditemukan orang

merokok baik laki-laki, perempuan, anak kecil, anak muda, orang tua, status kaya
atau miskin tanpa terkecuali. Padahal sebagian besar masyarakat sudah

mengetahui bahaya dari merokok namun pada kenyataannya merokok telah

menjadi kebudayaan. Menurut World Health Organization (WHO), tembakau

membunuh lebih dari 5 juta orang per tahun dan diproyeksikan akan membunuh

10 juta orang sampai tahun 2020, dari jumlah itu 70% korban berasal dari negara

berkembang yang didominasi oleh kaum laki-laki sebesar 700 juta terutama di

Asia. WHO memperkirakan 1,1 miliar perokok dunia berumur 15 tahun ke atas

yaitu sepertiga dari total penduduk dunia. Indonesia menduduki peringkat ke-5

dalam konsumsi rokok di dunia setelah China, Amerika Serikat, Jepang dan Rusia

(Tarwoto, dkk, 2010).


Perilaku merokok merupakan suatu hal yang fenomenal. Hal ini ditandai

dengan jumlah perokok yang terus mengalami peningkatan dari tahun ketahun.

WHO mencatat jumlah perokok seluruh dunia tahun 2013 mencapai 1.2 milyar

orang dan 800 juta diantaranya berada di negara berkembang. Indonesia

menempati urutan ke3 dengan jumlah perokok terbanyak setelah Cina dan India.

The Southeast Asia Tobacco Control Alliance (SEATCA) menyebutkan bahwa

jumlah perokok di Asia Tenggara tahun 2013 tercatat sebanyak 121.156.804 jiwa,

1
dimana Indonesia menempati urutan pertama perokok terbanyak dengan

persentase 50,68%. Global Youth Tobacco Survey (GYTS) tahun 2014

menyatakan Indonesia sebagai negara dengan angka perokok remaja tertinggi di

dunia.

Trend prevalensi perokok mengalami peningkatan, seakan mereka

mengabaikan bahaya yang dapat ditimbulkan rokok bagi kesehatan. Setiap batang

rokok mengandung 4000 zat kimia berbahaya dimana 69 diantaranya mengandung


zat yang memicu terjadinya kanker. Pada tahun 2010 total kematian akibat

mengkonsumsi rokok mencapai 190.260 jiwa. Sebanyak 50% dari orang yang

terkena penyakit terkait rokok mengalami kematian dini.

WHO mempekirakan angka kematian akibat rokok tahun 2030 akan

mencapai 10 juta pertahunnya dan 70% terjadi di negara-negara berkembang.

Penyebab kematian terbanyak adalah penyakit stroke, jantung koroner, serta


1
kanker trakhea, bronkhus, dan paru. Penelitian terbaru menyebutkan bahwa rokok

yang dikonsumsi ayah juga dapat menurunkan IQ keturunannya karena rokok

dapat menurunkan kualitas sperma. Angka kematian bayi pada ayah yang merokok

lebih tinggi dibanding dengan ayah yang tidak merokok.


Rokok juga memberikan dampak yang tak kalah buruknya bagi jutaan

orang yang tidak bersalah (perokok pasif). WHO menyebutkan setiap 1 batang

yang dihisap, perokok menghirup 15% asap rokoknya dan 85% dihirup oleh orang

disekitar mereka yang terpapar asap rokok. Hasilnya seorang perokok aktif dapat

membunuh 200 ribu perokok pasif dalam satu tahun. Hal ini dikarenakan para

perokok pasif juga dapat terjangkit penyakit jantung koroner, asma, bronchitis,

stroke, terganggunya pertumbuhan janin bagi ibu yang sedang hamil sehingga bayi

2
lahir prematur.Selain dampak kesehatan, rokok juga memberika dampak buruk

bagi perekonomian, total kerugian ekonomi secara makro tahun 2010 akibat

konsumsi rokok mencapai 245,41 triliun rupiah, angka ini 4 kali lebih besar dari

pada penerimaan negara terhadap cukai hasil tembakau.

Rata-rata perilaku merokok di Indonesia saat ini sebesar (29,3%). Proporsi

perokok terbanyak terdapat di Kepulauan Riau dengan jumlah perokok setiap hari

(27,2%) dan kadang-kadang merokok sebesar (3,5%). Proporsi merokok penduduk


umur 15 tahun ke atas cenderung meningkat, dari tahun 2007 sebesar (34,2%)

meningkat menjadi (36,3%) di tahun 2013. Sedangkan untuk Jawa Tengah

proporsi perokok usia di atas 10 tahun yang merokok setiap hari sebesar (22,9%)

dan perokok kadang-kadang sebesar (5,3%), dengan jumlah batang yang dihisap

dalam sehari pada saat ini sebesar (10,7%) (Riskesdas, 2013).

Peningkatan jumlah perokok remaja ini dipengarui oleh banyak faktor,

diantaranya kontribusi pencitraan iklan promosi rokok yang setiap hari dilihat oleh

remaja seakan orang yang merokok adalah orang yang sukses dan tangguh dalam

menghadapi rintangan. Selain itu banyaknya even-even remaja yang banyak di

sponsori oleh produsen rokok yang dijadikan sarana mempengaruhi remaja.


Mudahnya remaja menjadi pasar untuk industri rokok dikarenakan remaja

merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang sering

dihadapkan pada situasi yang membingungkan. Pada masa ini remaja memiliki

rasa ingin tahu yang tinggi sehingga ingin mencoba-coba, mengkhayal, merasa

gelisah sehingga berani melakukan pertentangan jika dirinya merasa disepelekan

atau tak dianggap. Selain itu didorong juga oleh keinginan seperti orang dewasa

3
menyebabkan remaja melakukan apa yang sering orang dewasa lakukan, akibatnya

tidak jarang secara sembunyisembunyi remaja mencoba merokok.

Guna mencegah meluasnya epidemi konsumsi rokok, pemerintah

berkewajiban untuk melindungi masyarakat salah satunya dengan memberikan

informasi yang jelas dan benar tentang dampak konsumsi produk tembakau.

Sarana informasi yang diberikan harus memiliki akses luas dan menjangkau

seluruh lapisan masyarakat. Tidak terkecuali orang yang buta hurufpun bisa
memahami dan mengetahui bahaya merokok terhadap kesehatan. Salah satu upaya

pemerintah yaitu dengan mewajibkan setiap produsen rokok untuk mencantumkan

peringatan bahaya merokok berupa tulisan dan gambar pada kemasan rokok.

Allah Ta’ala berfirman,

‫َو ََل ت ُ ْلقُوا بِأ َ ْيدِي ُك ْم إِلَى الت َّ ْهلُ َك ِة‬


Terjemahan:

“Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam

kebinasaan“.

(QS. Al Baqarah: 195).

Hal ini dimaksudkan, karena merokok dapat menjerumuskan dalam


kebinasaan, yaitu merusak seluruh sistem tubuh (menimbulkan penyakit kanker,

penyakit pernafasan, penyakit jantung, penyakit pencernaan, berefek buruk bagi

janin, dan merusak sistem reproduksi), dari alasan ini sangat jelas rokok terlarang

atau haram.

Hal tersebut membuat pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia No. 109 Tahun 2012 tentang pengamanan bahan yang

mengandung zat adiktif berupa produk tembakau bagi kesehatan dan Permenkes

4
No.28 tahun 2013 tentangn pencantuman peringatan kesehatan dan informasi

kesehatan pada kemasan produk tembakau. Peraturan itu menegaskan aturan

tentang pencantuman peringatan kesehatan dan informasi kesehatan pada produk

tembakau yaitu berupa gambar dan tulisan dampak merokok bagi kesehatan.

Penelitian di beberapa negara menunjukkan bahwa peringatan kesehatan

berbentuk gambar di bungkus rokok memiliki dampak positif yang besar. Hasil

penelitian tersebut antara lain menyatakan bahwa peringatan bergambar lebih


diperhatikan daripada hanya berbentuk tulisan, lebih efektif untuk pendidikan bagi

perokok tentang risiko kesehatan akibat merokok dan untuk meningkatkan

pengetahuan perokok tentang risiko kesehatan akibat merokok, serta adanya

asosiasi peningkatan motivasi untuk berhenti merokok. Selain itu memberikan

kontribusi mengurangi peningkatan jumlah perokok pemula.

Indonesia mengaplikasikan peringatan bahaya merokok bergambar mulai

bulan Juni tahun 2014. Masyarakat termasuk remaja menanggapi diberlakukannya

pencantuman peringatan kesehatan berupa gambar tersebut dengan respon yang

berbeda-beda. Berdasarkan Global Youth Tobacco Survey (GYTS) tahun 2014,

dampak dari peringatan bergambar pada bungkus rokok, dimana 89.8% perokok
melihat peringatan kesehatan tersebut, 64% merupakan perokok yang berfikir

untuk berhenti merokok dan sekitar 50.9% pelajar yang tidak pernah merokok

bersikap untuk tidak mulai merokok.

Oleh karena itu berdasarkan latar belakang yang ada, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Pengetahuan, Umur, Iklan

Komersial dan Kemudahan Memperoleh Rokok terhadap Empat Tahap dalam

Teori Leventhal dan Cleary di Kota Makassar”.

5
B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah dituliskan, maka adapun rumusan masalah

dari penelitian ini adalah “Apakah terdapat hubungan antara pengetahuan, umur,

iklan komersial dan kemudahan memperoleh rokok terhadap empat tahap perilaku

merokok menurut Leventhal dan Cleary di Kota Makassar?”.

C. Definisi Operasional

Menurut Moh. Nazir (2005:152), definisi operasional adalah suatu definisi

yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberi arti, atau

kegiatan yang dispesifikasikan, ataupun memberikan suatu operasional yang

diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut.

Skala
No Definisi
Variabel Alat Ukur Kategori Pengukura
. Operasional
n

Variabel Independen

1. Pengetahuan Segala sesuatu Kuesione 1. Kurang Ordinal

yang r (Jika

diketahui oleh nilainya ≤

responden 50)

terkait 2. Sedang

perilaku (Jika

merokok dan nilainya

bahayanya. 51-80)

6
3. Tinggi

(Jika

nilainya

≥81)

2. Umur Umur yang Kuesione 1. Kategori I ( Interval

dimiliki oleh r Jika

responden berumur

ketika ≤15

penelitian Tahun)

berlangsung 2. Kategori II

(Jika

berumur

16-30

Tahun

3. Kategori

III (Jika

berumur

31-45

Tahun)

4. Kategori

IV (Jika

berumur

≥46 Tahun

7
3. Iklan Pengaruh Kuesione 1. Kurang Ordinal

Komersial iklan terhadap r (Jika

perilaku nilainya ≤

merokok 50)

menurut 2. Sedang

responden (Jika

nilainya

51-80)

3. Tinggi

4. (Jika

nilainya

≥81)

4. Kemudahan Pengaruh Kuesione 1. Kurang

memperolehk tingkat r (Jika

an rokok kemudahan nilainya ≤

memperolehk 50)

an rokok 2. Sedang

terhadap (Jika

perilaku nilainya

merokok 51-80)

menurut 3. Tinggi

responden (Jika

nilainya

≥81)

8
Variabel Dependen

5. Tahap Responden Kuesione 1. Mendengar

Perpatory yang memulai r dan 2. Melihat

perilaku rokok wawancar 3. Membaca

selama a

rentang waktu

7 hari sebelum

penelitian

6. Tahap Responden Kuesione 1. Kategori A

Initiation yang memulai r dan (Tidak

perilaku rokok wawancar melanjutka

selama a n perilaku

rentang waktu rokok )

8-14 hari 2. Kategori B

sebelum (Melanjutk

penelitian an perilaku

rokok)

7. Tahap Telah Kuesione Jumlah rokok Nominal

Becoming a mengkonsums r dan yang dihisap

Smoker i rokok wawancar dalam sehari

sebanyak ≤4 a

batang per

hari

9
8. Tahap Telah Kuesione Jumlah rokok Nominal

Maintenance mengkonsums r dan yang dihisap

of Smoking i rokok wawancar dalam sehari

sebanyak ≥5 a

batang per

hari

D. Hipotesis Penelitian

1. Hipotesis Alternatif (Ha)

a. Terdapat hubungan antara pengetahuan dan tahap perpatory

b. Terdapat hubungan antara pengetahuan dan tahap initation

c. Terdapat hubungan antara pengetahuan dan tahap becoming a smoker

d. Terdapat hubungan antara pengetahuan dan tahap maintenance of smoking

e. Terdapat hubungan antara umur dan tahap perpatory

f. Terdapat hubungan antara umur dan tahap initation

g. Terdapat hubungan antara umur dan tahap becoming a smoker

h. Terdapat hubungan antara umur dan tahap maintenance of smoking

i. Terdapat hubungan antara iklan komersial dan tahap perpatory

j. Terdapat hubungan antara iklan komersial dan tahap initation

k. Terdapat hubungan antara iklan komersial dan tahap becoming a smoker

l. Terdapat hubungan antara iklan komersial dan tahap maintenance of

smoking

m. Terdapat hubungan antara kemudahan memperoleh rokok dan tahap

perpatory

10
n. Terdapat hubungan antara kemudahan memperoleh rokok dan tahap

initation

o. Terdapat hubungan antara kemudahan memperoleh rokok dan tahap

becoming a smoker

p. Terdapat hubungan antara kemudahan memperoleh rokok dan tahap

maintenance of smoking.

2. Hipotesis Nol (Ho)


a. Tidak erdapat hubungan antara pengetahuan dan tahap perpatory

b. Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dan tahap initation

c. Tidak erdapat hubungan antara pengetahuan dan tahap becoming a smoker

d. Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dan tahap maintenance of

smoking

e. Tidak terdapat hubungan antara umur dan tahap perpatory

f. Tidak terdapat hubungan antara umur dan tahap initation

g. Tidak terdapat hubungan antara umur dan tahap becoming a smoker

h. Tidak terdapat hubungan antara umur dan tahap maintenance of smoking

i. Tidak terdapat hubungan antara iklan komersial dan tahap perpatory


j. Tidak terdapat hubungan antara iklan komersial dan tahap initation

k. Tidak terdapat hubungan antara iklan komersial dan tahap becoming a

smoker

l. Tidak terdapat hubungan antara iklan komersial dan tahap maintenance of

smoking

m. Tidak terdapat hubungan antara kemudahan memperoleh rokok dan tahap

perpatory

11
n. Tidak terdapat hubungan antara kemudahan memperoleh rokok dan tahap

initation

o. Tidak terdapat hubungan antara kemudahan memperoleh rokok dan tahap

becoming a smoker

p. Tidak terdapat hubungan antara kemudahan memperoleh rokok dan tahap

maintenance of smoking

E. Kajian Pustaka

F. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, umur, iklan komersial

dan kemudahan memperoleh rokok terhadap empat tahap teori Leventhal dan

Cleary di Kota Makassar.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan tahap perpatory

b. Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan tahap initation


c. Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan tahap becoming a

smoker

d. Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan tahap maintenance of

smoking

e. Untuk mengetahui hubungan antara umur dan tahap perpatory

f. Untuk mengetahui hubungan antara umur dan tahap initation

g. Untuk mengetahui hubungan antara umur dan tahap becoming a smoker

12
h. Untuk mengetahui hubungan antara umur dan tahap maintenance of

smoking

i. Untuk mengetahui hubungan antara iklan komersial dan tahap perpatory

j. Untuk mengetahui hubungan antara iklan komersial dan tahap initation

k. Untuk mengetahui hubungan antara iklan komersial dan tahap becoming a

smoker

l. Untuk mengetahui hubungan antara iklan komersial dan tahap maintenance


of smoking

m. Untuk mengetahui hubungan antara kemudahan memperoleh rokok dan

tahap perpatory

n. Untuk mengetahui hubungan antara kemudahan memperoleh rokok dan

tahap initation

o. Untuk mengetahui hubungan antara kemudahan memperoleh rokok dan

tahap becoming a smoker

p. Untuk mengetahui hubungan antara kemudahan memperoleh rokok dan

tahap maintenance of smoking

G. Manfaat Penelitian

1. Bagi Responden

Diharapkan hasil penelitian dapat membantu responden sebagai pelaku

dalam perilaku rokok di Kota Makassar untuk mengetahui penyebab dan

kondisi tindakannya.

13
2. Bagi Institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan data dan

informasi yang dapat digunakan sebagai, bahan referensi serta dapat menjadi

tambahan studi pustaka bagi institusi Universitas Islam Negeri Alauddin

Makassar.

3. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan


memperluas wawasan bagi peneliti terkait hubungan antara pengetahuan, umur,

iklan komersial dan kemudahan memperoleh rokok terhadap empat tahap teori

Leventhal dan Cleary di Kota Makassar.

14
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Rokok

1. Defenisi Rokok

Rokok adalah lintingan atau gulungan tembakau yang digulung /

dibungkus dengan kertas, daun, atau kulit jagung, sebesar kelingking dengan
panjang 8-10 cm, biasanya dihisap seseorang setelah dibakar

ujungnya.Rokok merupakan pabrik bahan kimia berbahaya.

Rokok juga termasuk zat adiktif karena dapat menyebabkan adiksi

(ketagihan) dan dependensi (ketergantungan) bagi orang yang menghisapnya.

Dengan kata lain, rokok termasuk golongan NAPZA (Narkotika, Psikotropika,

Alkohol, dan Zat Adiktif)

2. Jenis-jenis

a. Perokok Aktif

Perokok Aktif adalah seseorang yang dengan sengaja menghisap

lintingan atau gulungan tembakau yang dibungkus biasanya dengan kertas,


daun, dan kulit jagung. Secara langsung mereka juga menghirup asap

rokok yang mereka hembuskan dari mulut mereka. Tujuan mereka

merokok pada umumnya adalah untuk menghangatkan badan mereka dari

suhu yang dingin. Tapi seiring perjalanan waktu pemanfaatan rokok

disalah artikan, sekarang rokok dianggap sebagai suatu sarana untuk

pembuktian jati diri bahwa mereka yang merokok adalah ”keren”.

Adapun Ciri-ciri fisik seorang perokok :

15
1) Gigi kuning karena nikotin.

2) Kuku kotor karena nikotin.

3) Mata pedih.

4) Sering batuk – batuk.

5) Mulut dan nafas bau rokok.

b. Pengertian Perokok Pasif

Perokok Pasif adalah seseorang atau sekelompok orang yang


menghirup asap rokok orang lain. Telah terbukti bahwa perokok pasif

mengalami risiko gangguan kesehatan yang sama seperti perokok aktif,


11
yaitu orang yang menghirup asap rokoknya sendiri.

Adapun gejala awal yang dapat timbul pada perokok pasif :

1) Mata pedih

2) Hidung beringus

3) Tekak yang serak

4) Pening / pusing kepala

Apabila perokok pasif terus-menerus ”menekuni” kebiasaanya, maka

akan mempertinggi risiko gangguan kesehatan, seperti :


1) Kanker paru-paru,

2) Serangan jantung dan mati mendadak,

3) Bronchitis akut maupun kronis,

4) Emfisema,

5) Flu dan alergi, serta berbagai penyakit pada organ tubuh seperti yang

disebutkan di atas.

3. Bahaya Rokok

16
Sebatang rokok yang terlihat kecil sebenarnya sangat berbahaya dan

bisa merusak kesehatan. Menurut Terry dan Horn, didalam sebatang rokok

terkandung 3 ribu jenis zat kimia dan hampir semuanya dikategorikan

berbahaya.

a. Nikotin

Nikotin merupakan senyawa kimia organik yang dihasilkan secara

alami dari berbagai macam tumbuhan seperti tembakau. tembakau yang


diambil berasal dari hasil biosintesis di akar dan terakumulasi di daun, zat

ini merupakan racun saraf yang potensial dan biasa digunakan sebagai

bahan baku berbagai jenis insektisida. Rokok mengandung nikotin yang

sangat tinggi. Tentu saja jika zat ini terkandung di dalam rokok dan terus

dihisap akan mengakibatkan kerusakan organ di dalam tubuh dan memicu

datangnya penyakit seperti kanker.

b. Benzene

Benzene biasanya digunakan sebagai bahan pelarut industri dalam

produksi plastik, minyak,karet sintesis, dan pewarna, juga terkandung

dalam campuran bensin. Jika zat ini terkandung di dalam rokok tentunya
akan mebahayakan tubuh, kandungan karsinogen di dalam benzene dapat

mengakibatkan kanker darah jika terus dikonsumsi.

c. Arsenik

Arsenik adalah salah satu kandungan rokok yang paling berbahaya,

tembakau rokok mengandung racun arsenik. Semakin sering seseorang

menghisap zat ini semakin banyak yang terserap tubuh, arsenik dapat

17
memicu kanker dan merusak kerja jantung dan pembuluh darah, selain itu

arsenik dapat menyebabkan kerusakan DNA.

d. Formaldehid

Formaldehida merupakan bahan kimia yang berfungsi untuk

mengawetkan mayat. Formaldehida dapat menyebabkan kanker, penyakit

pada kulit, dan penyakit yang berhubungan dengan perut.

e. Aseton
Aseton merupakan bahan kimia yang terdapat pada penghilang cat

kuku. Zat ini sangat berbahaya jika terkandung dalam rokok, jika aseton

masuk dan terhirup kedalam paru-paru itu akan berdampak buruk.

f. Karbon monoksida

Asap yang keluar dari batang rokok merupakan karbon monoksida,

yaitu gas beracun yang bisa menempel pada sel darah merah serta

mengganggu pengangkutan oksigen dalam darah sehingga menimbulkan

kerusakan pada paru-paru.

g. Naftalena

Naftalena adalah bahan kapur barus yang berfungsi untuk mengusir


serangga ataupun tikus dari pakaian. rokok mengandung bahan berbahaya

ini. Jika kita menghisapnya lewat mulut ini akan membahayakan tubuh dan

organ di dalamnya.

h. Hidorogen Sianida

Sianida merupakan racun yang bereaksi lebih cepat diantara yang

lainnya, jika zat ini dicampurkan dengan hidrogen akan membuat rusak

silia di saluran bronkial serta di paru-paru.

18
i. Timbal

Sama seperti benzene, timbal mengandung zat karsinogen yang

berbahaya untuk tubuh. Kenaikan kadar timbal di dalam darah bisa

mengakibatkan keracunan bahkan kematian.

j. Kumarin

Kumarin merupakan zat adiktif yang dilarang oleh standar dunia,

tetapi bahan ini masih ditemukan di dalam rokok.


k. Tar

Tar memiliki sifat karsinogenik dan timbul ketika rokok dibakar, tar

menyebabkan berbagai penyakit seperti kanker, impotensi, penyakit

jantung, penyakit darah, bronkitis kronik, enfisema serta gangguan

kemahilan dan janin.

l. Kadmium

Kadmium merupakan salah satu bahan logam untuk membuat baterai.

Jika zat ini terkandung dalam rokok dan terhisap ke dalam tubuh zat ini

akan mengendap di ginjal, sehingga mengakibatkan kerusakan ginjal.

m. Amonia
Amonia merupakan zat yang terkandung dalam pembersih toilet,

aroma yang ditimbulkan dari rokok menyebabkan pusing namun membuat

rasa ketagihan sehingga membuat perokok kecanduan.

4. Pembagian Rokok

Rokok dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:

a. Rokok berdasarkan bahan baku atau isinya, dibedakan menjadi:

1) Rokok Putih

19
Isi rokok ini hanya daun tembakau yang diberi saus untuk

memperolehkan efek rasa dan aroma tertentu (Mardjun, 2012). Rokok

putih mengandung 14 - 15 mg tar dan 5 mg nikotin (Alamsyah, 2009).

2) Rokok Kretek

Bahan baku atau isinya berupa daun tembakau dan cengkeh

yang diberi saus untuk memperolehkan efek rasa dan aroma tertentu

(Mardjun, 2012). Rokok kretek mengandung sekitar 20 mg tar dan 44-


45 mg nikotin (Alamsyah, 2009).

3) Rokok Klembak

Bahan baku atau isinya berupa daun tembakau, cengkeh, dan

kemenyan yang diberi saus untuk memperolehkan efek rasa dan aroma

tertentu.

b. Rokok berdasarkan penggunaan filter menurut Mardjun (2012) dibagi

menjadi dua kelompok, yaitu:

1) Rokok Filter: rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat gabus

2) Rokok Non Filter: rokok yang pada bagian pangkalnya tidak terdapat

gabus
5. Jenis Rokok

Menurut Mustikaningrum (2010) jenis rokok dibagi menjadi delapan,

yaitu:

a. Rokok

Merupakan sediaan tembakau yang banyak digunakan.

20
b. Rokok Organik

Merupakan jenis rokok yang dianggap tidak mengandung bahan

adiktif sehingga dinilai lebih aman dibanding rokok modern.

c. Rokok Gulungan atau “Lintingan”

Peningkatan penggunaan rokok dengan cara melinting sendiri ini

sebagian besar disebabkan oleh budaya dan faktor finansial.

d. Bidis
Bidis berasal dari India dan beberapa negara Asia Tenggara. Bidis

dihisap lebih intensif dibandingkan rokok biasa, sehingga terjadi

peningkatan pemasukan nikotin yang dapat menyebabkan efek

kardiovaskuler.

e. Kretek

Mengandung 40% cengkeh dan 60% tembakau. Cengkeh

menimbulkan aroma yang enak, sehingga kretek dihisap lebih dalam

daripada rokok biasa.

f. Cerutu

Kandungan tembakaunya lebih banyak dibandingkan jenis lainnya,


seringkali cerutu hanya mengandung tembakau saja.

g. Pipa

Asap yang dihasilkan pipa lebih basa jika dibandingkan asap rokok

biasa, sehingga tidak perlu hisapan yang langsung untuk memperolehkan

kadar nikotin yang tinggi dalam tubuh.

21
h. Pipa Air

Sediaan ini telah digunakan berabad-abad dengan persepsi bahwa

cara ini sangat aman. Beberapa nama lokal yang sering digunakan adalah

hookah, bhang, narghile, shisha.

6. Filter Rokok

Filter rokok yang terbuat dari asetat selulosa berfungsi untuk menahan

tar dan partikel rokok yang berasal dari rokok yang dihisap, namun dalam
jumlah sangat sedikit. Filter juga berfungsi untuk mendinginkan rokok

sehingga menjadi mudah dihisap (Mustikaningrum, 2010).

7. Dampak Rokok Bagi Kesehatan

Menurut Center of Desease Control (CDC) dalam Octafrida (2011)

merokok membahayakan setiap organ di dalam tubuh. Merokok menyebabkan

penyakit dan memperburuk kesehatan,seperti :

a. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)

PPOK sudah terjadi pada 15% perokok. Individu yang merokok

mengalami penurunan pada Forced Expiratory Volume in second (FEV1),

dimana kira-kira hampir 90% perokok berisiko menderita PPOK (Saleh,


2011).

b. Pengaruh Rokok terhadap Gigi

Hubungan antara merokok dengan kejadian karies, berkaitan dengan

penurunan fungsi saliva yang berperan dalam proteksi gigi. Risiko

terjadinya kehilangan gigi pada perokok, tiga kali lebih tinggi disbanding

pada bukan perokok (Andina, 2012).

c. Pegaruh Rokok Terhadap Mata

22
Rokok merupakan penyebab penyakit katarak nuklear, yang terjadi di

bagian tengah lensa. Meskipun mekanisme penyebab tidak diketahui,

banyak logam dan bahan kimia lainnya yang terdapat dalam asap rokok

dapat merusak protein lensa (Muhibah, 2011).

d. Pengaruh Terhadap Sistem Reproduksi

Merokok akan mengurangi terjadinya konsepsi, fertilitas pria maupun

wanita. Pada wanita hamil yang merokok, anak yang dikandung akan
mengalami penuruan berat badan, lahir prematur, bahkan kematian janin

(Anggraini, 2013).

B. Tinjauan Umum Tentang Perokok

1. Definisi Perokok

Perokok adalah seseorang yang suka merokok, disebut perokok aktif

bila orang tersebut yang merokok secara aktif, dan disebut perokok pasif bila

orang tersebut hanya menerima asap rokok saja, bukan melakukan aktivitas

merokok sendiri (KBBI, 2012).

Definisi lain dari perokok adalah mereka yang merokok setiap hari
untuk jangka waktu minimal enam bulan selama hidupnya masih merokok

saat survei dilakukan (Octafrida, 2011).

2. Klasifikasi Perokok

Bustan (2007), membagi perokok dibagi atas tiga kategori, yaitu ringan

(1- 10 batang perhari), sedang (11-20 batang perhari) dan berat (lebih dari 20

batang perhari). Klasifikasi perokok juga dapat ditentukan oleh Indeks

Brinkman (IB) dengan rumus: jumlah rata-rata konsumsi rokok perhari

23
(batang) x lama merokok (tahun), dengan hasil ringan (0-199), sedang (200-

599) dan berat (>600).

3. Tipe Perokok

Menurut Syafiie (2009) ada empat perilaku merokok, yaitu:

a. Kondisi perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif

Terdapat tiga sub tipe perokok yang menjadikan rokok sebagai

penambah kenikmatan yang sudah didapat, seperti merokok setelah


makan atau minum kopi, merokok untuk sekedar menyenangkan

perasaan, dan suatu kenikmatan seorang perokok saat memegang

rokoknya.

b. Kondisi merokok yang dipengaruhi oleh perasaan negative

Perokok merokok saat marah, cemas dan gelisah. Rokok dianggap

sebagai penyelamat.

c. Kondisi merokok yang adiktif

Mereka yang sudah adiksi, akan menambah dosis rokok yang

digunakan setiap saat setelah efek dari rokok yang dihisapnya berkurang.

d. Kondisi merokok yang sudah menjadi kebiasaan


Mereka menggunakan rokok bukan karena untuk mengendalikan

perasaan, tetapi karena benar-benar sudah menjadi kebiasaannya rutin. Ia

menghidupkan api rokoknya bila rokok yang sebelumnya telah

benarbenar habis.

C. Tinjauan Umum Tentang Merokok

1. Defenisi Merokok

24
Merokok adalah membakar tembakau yang kemudian dihisap isinya,

baik menggunakan rokok maupun menggunakan pipa (Saleh, 2011).

2. Faktor Penyebab Merokok

Faktor yang menyebabkan seseorang merokok diantaranya sebagai

berikut:

a. Gemerlap mengenai perokok

b. Sebagai hasil dari kampanye besar-besaran dari rokok di media iklan dan
c. Media cetak, maka semakin banyak pria, wanita, tua dan muda yang

menjadi perokok.

d. Kemudahan memperolehkan rokok, harganya yang relatif murah, dan

distribusinya yang merata.

e. Kurangnya pengetahuan tentang bahaya merokok bagi kesehatan.

f. Adanya anggapan bahwa merokok dapat mengatasi kesepian, kesedihan,

kemarahan dan frustasi.

g. Faktor sosio-kultural seperti pengaruh orang tua, teman dan

kelompoknya.

3. Alasan Merokok
Menurut Sadikin et al,. (2008) alasan seseorang merokok ialah sebagai

berikut:

a. Khawatir tidak diterima di lingkungannya jika tidak merokok.

b. Ingin tahu, alasan ini banyak dikemukakan oleh kalangan muda, terutama

perokok wanita.

c. Untuk kesenangan, alasan ini lebih banyak diutarakan oleh perokok pria.

25
d. Mengatasi ketegangan, merupakan alasan yang paling sering

dikemukakan, baik pria maupun wanita.

e. Pergaulan, karena ingin menyenangkan teman atau membuat suasana

menyenangkan, misalnya dalam pertemuan bisnis.

f. Tradisi, alasan ini hanya berlaku untuk etnis tertentu.

D. Tinjauan Umum Tentang Teori Leventhal and Cleary


Menurut Leventhal dan Cleary (1980) terdapat 4 tahap dalam perilaku

merokok sehingga seorang individu benar-benar menjadi perokok, yaitu:

1. Tahap Perpatory, seseorang memperolehkan gambaran yang menyenangkan

mengenai merokok dengan cara mendengar, melihat atau dari hasil bacaan.

Hal-hal ini menimbulkan minat untuk merokok.

2. Tahap Initiation, tahap perintisan merokok yaitu tahap apakah seseorang akan

meneruskan atau tidak terhadap perilaku merokok.

3. Tahap Becoming a Smoker, apabila seseorang telah mengkonsumsi rokok

sebanyak empat batang per hari maka ia mempunyai kecenderungan menjadi

perokok.
4. Tahap Maintenance of Smoking, tahap ini merokok sudah menjadi salah satu

bagian dari cara pengaturan diri (self regulating). Merokok dilakukan untuk

memperoleh efek psikologis yang menyenangkan.

26
E. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan

1. Definisi

Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil tahu dari manusia, yang

sekadar menjawab pertanyaan “what”, misalnya apa air, apa manusia, apa

alam, dan sebagainya. Pengetahuan hanya dapat menjawab pertanyaan apa

sesuatu itu. Pengetahuan merupakan respons mental seseorang dalam

hubungannya objek tertentu yang disadari sebagai “ada” atau terjadi.


Pengetahuan dapat salah atau keliru, karena bila suatu pengetahuan ternyata

salah atau keliru, tidak dapat dianggap sebagai pengetahuan. Sehingga apa

yang dianggap pengetahuan tersebut berubah statusnya menjadi keyakinan

saja, (Notoatmodjo, 2010).

Pengetahuan pada dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang

memungkinkan seseorang dapat memecahkan masalah yang dihadapinya.

Pengetahuan tersebut diperoleh baik dari pengalaman langsung maupun

melalui pegalaman orang lain, (Notoatmodjo, 2010).

2. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), ada beberapa faktor yang


mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu:

a. Minat
Minat diartikan sebagai sesuatu kecendrungan atau keinginan yang

tinggi terhadap sesuatu. Dengan adanya pengetahuan yang tinggi didukung

minat yang cukup sangatlah mungkin seseorang tersebut akan sesuai

dengan apa yang diharapkan.

27
b. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian

dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur

hidup.

c. Media masa / sumber informasi


Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti

televisi, radio, surat kabar, majalah, internet, dan lain-lain mempunyai


pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang.

d. Sosial budaya dan ekonomi


Kebiasan dan tradisi yang dilakukan oleh orang-orang tanpa melalui

penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk.

e. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik

lingkungan fisik, biologis, maupun sosial.

f. Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali


pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi

masa lalu.

3. Kategori Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan penulis menggunakan pengkategorian

menurut Machfoedz (2009) yaitu:

a. Baik, bila subjek mampu menjawab dengan benar 76-100% dari seluruh

pernyataan.

28
b. Cukup, bila subjek mampu menjawab dengan benar 56-75% dari seluruh

pernyataan.

c. Kurang, bila subjek mampu menjawab dengan benar <56% dari seluruh

pernyataan.

F. Tinjauan Umum Tentang Umur

1. Definisi
Usia adalah umur individu yang terpenting mulai saat di lahirkan

sampai berulang tahun, (Nursalam, 2011). Semakin cukup umur, tingkat

kematangan dan kekuatan seseorang bertambah dalam berpikir dan bekerja.

Dari segi kepercayaan masyarakat seorang yang lebih dewasa akan lebih di

percaya dari orang yang belum cukup tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai

akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya, (Nursalam, 2011).

Umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku

kesehatan seseorang. Menurut Suryabudhi (2003) seseorang yang menjalani

hidup secara normal dapat diasumsikan bahwa semakin lama hidup maka

pengalaman semakin banyak, pengetahuan semakin luas, keahliannya


semakin mendalam dan kearifannya semakin baik dalam pengambilan

keputusan tindakannya.

2. Jenis Perhitungan Umur

a. Usia kronologis

Usia kronologis adalah perhitungan usia yang dimulai dari saat

kelahiran seseorang sampai dengan waktu perhitungan usia.

29
b. Usia mental

Usia mental adalah perhitungan usia yang didapatkan dari taraf

kemampuan mental seseorang. Misalkan seorang anak secara kronologis

berusia empat tahun akan tetapi masih merangkak dan belum dapat

berbicara dengan kalimat lengkap dan menunjukkan kemampuan yang

setara dengan anak berusia satu tahun, maka dinyatakan bahwa usia mental

anak tersebut adalah satu tahun.


c. Usia biologis

Usia biologis adalah perhitungan usia berdasarkan kematangan

biologis yang dimiliki oleh seseorang.

Sedangkan kategori umur menurut Departemen Kesehatan

Republik Indonesia (2009), yaitu:

a. Masa balita = 0-5 Tahun

b. Masa kanak-kanak = 5-11 Tahun

c. Masa remaja awal = 12-16 Tahun

d. Masa remaja akhir = 17-25 Tahun

e. Masa dewasa awal = 26-35 Tahun


f. Masa dewasa akhir = 36-45 Tahun

g. Masa lansia awal = 46-55 Tahun

h. Masa lansia akhir = 56-65 Tahun

i. Masa manula = 65 Tahun

30
G. Tinjauan Umum Tentang Iklan Komersial

1. Defenisi

Dalam Edward (2011: baris 3) merinci arti dari iklan menurut beberapa

para ahli, yaitu :

a. Menurut Kotler (1999)

Iklan adalah segala macam bentuk penyajian dan promosi ide, barang

atau jasa non-personal yang dibayar oleh sponsor tertentu.


a. Menurut Wells (1992)

Periklanan adalah komunikasi non-personal yang dibayar oleh pihak

sponsor yang menggunakan media massa untuk membujuk dan

mempengaruhi audience.

b. Menurut Rhenald Kasali (1992)

Iklan didefinikan sebagi pesan yang menawarkan suatu produk yang

ditujukan untuk masyarakat melalui suatu media. Beda dengan

pengumuman biasa, iklan lebih membujuk orang untuk membeli.

c. Menurut PPPI (Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia)

Periklanan adalah segala bentuk pesan tentang suatu produk yang


disampaikan melalui suatu media, dibiayai oleh pemrakarsa dan ditujukan

untuk sebagian atau seluruh masyarakat.

d. Menurut Dunn & Barban (1996)

Periklanan adalah komunikasi non-personal melalui beragam media

yang dibayar oleh perusahaan, organisasi non-profit dan individu-individu

dengan menggunakan pesan iklan yang diharapkan dapat

31
menginformasikan atau membujuk kalangan tertentu yang membaca pesan

tersebut.

e. Menurut Russel & Lane (1990)

Suatu pesan yang dibayar oleh sponsor dan disampaikan melalui

beberapa medium komunikasi massa.

f. Menurut Gilson & Berkman (1980)

Iklan merupakan media komunikasi persuasif yang dirancang untuk


menghasilkan respon dan membantu tercapainya objektifitas atau tujuan

pemasaran.

2. Syarat-Syarat Iklan

Dalam kumpulan istilahcom (2010: baris 4), syarat-syarat iklan adalah

sebagai berikut :

a. Bahasa Iklan

1) Menggunakan pilihan kata yang tepat, menarik, sopan, dan logis

2) Ungkapkan atau majas yang digunakan untuk memikat dan sugestif

3) Disusun secara singkat dan menonjolkan bagian-bagian yang

dipentingkan
b. Isi iklan

1) Objektif dan jujur

2) Singkat dan jelas

3) Tidak menyinggung golongan tertentu atau produsen lain

4) Menarik perhatian banyak orang.

c. Fungsi Iklan

32
Shimp dalam Apriadi (2009: baris 31) iklan sangat penting karena

memiliki fungsi komunikasi yang kritis, yaitu:

1) Menginformasikan

Iklan membuat konsumen sadar akan adanya produk baru,

memberikan informasi mengenai merk tertentu, dan menginformasikan

karakteristik serta keunggulan suatu produk. Pada tahap awal dari

kategori produk, iklan sangat diperlukan untuk membangun permintan


primer (kotler). Iklan merupakan bentuk komunikasi yang efisien

karena mampu meraih khalayak luas dengan biaya yang relativ rendah.

2) Membujuk

Tujuan ini sangat penting pada tahap persaingan, dimana

perusahaan ingin membangun permintaan selektif untuk produk

tertentu. Beberapa iklan menggunakan comparative advertising yang

memberikan perbandingan atribut dari dua atau lebih merk/produk

secara eksplisit. Iklan yang efektif akan membujuk konsumen utnuk

mencoba menggunakan/mengkonsumsi suatu produk. Kadang-kadang

iklan dapat mempengaruhi permintaan primer yang membentuk


permintaan untuk seluruh kategori produk. Seringkali iklan ditujukan

untuk membangun permintaan sekunder yaitu permintaan untuk merk

perusahaan tertentu.

3) Mengingatkan

Iklan dapat membuat konsumen tetap ingat pada merk/produk

perusahaan. Ketika timbul kebutuhan yang berkaitan dengan produk

tertentu, konsumen akan mengingat iklan tentang produk tertentu. Maka

33
konsumen tersebut akan menjadi kandidat pembeli. Iklan dengan tujuan

mengingatkan ini sangat penting untuk produk matang.

4) Memberikan Nilai Tambah

Iklan memberikan nilai tambah terhadap produk dan merk tertentu

dengan cara mempengaruhi persepsi konsumen. Iklan yang efektif akan

memberikan nilai tambah produk sehingga produk dipersepsikan lebih

mewah, lebih bergaya, lebih bergengsi, bahkan melebihi apa yang


ditawarkan oleh produk lain, dan secara keseluruhan memberikan

kualitas yang lebih baik dari produk lainnya.

5) Mendukung Usaha Promosi Lainnya

Dapat digunakan sebagai alat pendukung usaha promosi lainnya

seperti sebagai alat untuk menyalurkan sales promotion, pendukung

sales representative, meningkatkan hasil dari komunikasi pemasaran

lainnya.

H. Tinjauan Umum Tentang Kemudahan Memperoleh Rokok

Kebiasaan merokok telah lama dikenal oleh masyakarat Indonesia dan


dunia dan jumlah perokok semakin terus bertambah dari waktu ke waktu. The

Tobacco Atlas 2009 mencatat, ada lebih dari 10 juta batang rokok dihisap

setiap menit, tiap hari, di seluruh dunia oleh satu miliar laki-laki dan 250 juta

perempuan. Sebanyak 50 persen total konsumsi rokok dunia dimiliki RRC,

Amerika Serikat, Rusia, Jepang dan Indonesia. Bila kondisi ini berlanjut,

jumlah total rokok yang dihisap tiap tahun adalah 9.000 triliun rokok pada

tahun 2025.

34
Indonesia merupakan negara dengan konsumsi rokok terbesar di dunia, yaitu

pada urutan ke empat setelah Cina, USA dan Rusia. Jumlah batang rokok yang

dikonsumsi di Indonesia cenderung meningkat dari 182 milyar batang pada tahun

2001 (Tobacco Atlas 2002) menjadi 260,8 milyar batang pada tahun 2009.12

Tingginya jumlah perokok di Indonesia disebabkan karena upaya agresif dari

industri tembakau yang tidak terkendali yang menjaring seluruh masyarakat

sebagai konsumen tidak memandang usia muda atau tua, pria maupun wanita
sehingga dampak jangka panjangnya akan merusak generasi sekarang maupun

mendatang. Penjualan rokok yang bebas di Indonesia memudahkan bagi siapa saja

untuk memperolehkannya, bahkan di warung sekitaran rumah dan kantin kampus

penjual menjualnya secara eceran, sehingga dengan uang tiga ribu rupiah

seseorang dapat memperoleh sebatang rokok. Mudahnya memperoleh dan

murahnya harga rokok ini, mengakibatkan semakin banyaknya orang dapat

menjadi konsumen rokok, yang tidak hanya orang dewasa tetapi juga anak-anak.

I. Tinjauan Umum Tentang Karakteristik Responden

1. Jenis Kelamin
John M. Echols & Hassan Sadhily mengemukakan kata gender

berasal dari bahasa Inggris yang berarti jenis kelamin (Rahmawati, 2004: 19).

Secara umum, pengertian Gender adalahperbedaan yang tampak antara laki-

laki dan perempuan apabila dilihat dari nilai dan tingkah laku.

Fakih (2006: 71) mengemukakan bahwa gender merupakan suatu

sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan yang

dikonstruksikan secara sosial maupun kultural. Perubahan cirri dan sifat-sifat

35
yang terjadi dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat lainnya disebut

konsep gender.

Selanjutnya Santrock (2003: 365) mengemukakan bahwa

istilah gender dan seks memiliki perbedaan dari segi dimensi. Isilah seks

(jenis kelamin) mengacu pada dimensi biologis seorang laki-laki dan

perempuan, sedangkan gender mengacu pada dimensi sosial-budaya seorang

laki-laki dan perempuan.


2. Pendidikan Terakhir

Pendidikan terakhir adalah jenjang pendidikan terakhir yang

diperoleh responden dalam penelitian.

3. Jenis Pekerjaan

Penting untuk mengetahui jenis pekerjaan responden, untuk

mengetahui kemungkinan faktor lain penyebab perilaku merokok. Contohnya

stress ditempat kerja.

36
Perokok
a. Definisi
b. Klasifikasi
c. Tipe
d. Dampak rokok bagi
kesehatan

Merokok
a. Definisi Teori leventhal &
b. Faktor penyebab clearly
c. Alasan
a. Tahap Perpatory
Pengetahuan
b. Tahap Initiation
a. Definisi
b. Faktor yang c. Tahap Becoming a
mempengaruhi Smoker
c. Kategori
d. Tahap Maintenance
Umur of Smoking
a. Definisi
b. Jenis

Iklan komersial
a. Definisi Gambar 1. Kerangka Teori
b. Syarat-syarat

Kemudahan memperoleh rokok

Karakteristik Responden
a. Jenis kelamin
b. Pendidikan
c. Pekerjaan

37
Tahap Perpatory
Pengetahuan

Tahap Initiation
umur Teori
Leventhal
dan Clearly
Iklan komersial Tahap Becoming a
Smoker

Kemudahan mendapat
rokok Tahap Maintenance
of Smoking

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2. Kerangka Konsep

38
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Lokasi Penelitian

Jenis penelitan yang digunakan adalah penelitan kuantitatif, yang bersifat

deskriptif yaitu pengumpulan data yang bertujuan untuk mengamati hubungan

antara pengetahuan, umur, iklan komersial dan kemudahhan memperoleh rokok


terhadap empat tahap dalam teori Leventhal dan Cleary di Kota Makassar.

B. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan metode observasional dengan menggunakan

desain studi Cross Sectional karena pada penelitian ini variabel independen dan

variabel dependen diidentifikasi dalam waktu (periode) yang sama.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam


penelitian ini adalah seluruh perokok di Kota Makassar.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian populasi yang diambil dari keseluruhan objek

penelitian dan dianggap mewakili seluruh populasi. Sampel dipilih dengan

metode Purposive Sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan kriteria

inklusi (Nursalam, 2008), dengan jumlah sampel sebanyak 100 responden.

Adapun kriteria inklusi dalam penelitian ini yaitu:

39
a. Bersedia menjadi responden penelitian.

b. Responden bermukim di daerah Kota Makassar.

c. Responden merupakan perokok awal atau perokok aktif

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpalan data dalam penelitian ini dapat dilihat sebagai

berikut:
1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung melalui

wawancara dan kuesioner.

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari buku referensi, skripsi, jurnal dan

bersumber dari internet.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan suatu alat ukur pengumpulan data agar memperkuat

hasil penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :


1. Kuesioner

Kuesioner merupakan alat ukur yang digunakan untuk memperoleh

data mengenai karakteristik individu responden, pengetahuan, umur, iklan

komersial yang dikonsumsi dan kemudahan memperoleh rokok serta waktu

dan jumlah rokok yang dihisap dalam sehari.

2. Wawancara

40
Wawancara adalah percakapan yang dilakukan peneliti kepada

responden. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh

faktor lain yang tidak dikemukakan peneliti.

F. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut:

1. Data Coding (Mengkode Data)


Kode data dilakukan dengan memberi kode pada tiap jawaban

responden. Pemberian kode dimaksudkan untuk memudahkan dalam

memasukkan data.

2. Data Editing (Mengedit Data)

Pada tahap ini peneliti memeriksa kelengkapan data yang telah

terkumpul. Data yang telah dikumpulkan diperiksa kelengkapannya terlebih

dahulu, yaitu kelengkapan jawaban kuesioner, konsistensi atas jawaban dan

kesalahan jawaban pada kuesioner.

3. Data Entry (Memasukkan Data)

Daftar pertanyaan yang telah dilengkapi dengan pengisian kode jawaban


selanjutnya dimasukkan ke dalam program software SPSS pada komputer

untuk dilakukan analisis univariat (untuk mengetahui gambaran secara umum

dan frekuensi) dan bivariat (untuk mengetahui variabel yang berhubungan).

4. Data Cleaning (Membersihkan Data)

Pembersihan data merupakan proses terakhir dalam pengelolaan data

yang berfungsi mengecek kembali data yang telah dimasukkan untuk

41
memastikan data tersebut tidak ada yang salah, sehingga dengan demikian

data tersebut telah siap diolah dan dianalisis.

G. Analisis Data

1. Analisis Univariat

Analisis univariat merupakan suatu analisis untuk mendeskripsikan

masing masing variabel yang diteliti yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
Analisa ini digunakan untuk mengetahui gambaran karakteristik pengetahuan,

umur, iklan komersial, kemudahan memperoleh rokok dan empat tahap dalam

teori Leventhal dan Cleary serta melihat distribusi frekuensi dan presentase

dari setiap variabel dependen dan independen.

2. Analisis Bivariat

Analisis Bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara variable

independen dengan variabel dependen. Untuk mencari hubungan antara

variable digunakan uji statistik chi-square, untuk melihat batas kemaknaan

nilai P value< 0,05 yang berarti Ha diterima, ada hubungan yang bermakna

secara statistik.

42
LAMPIRAN 1

KUESIONER

No responden :

Lokasi :

KUESIONER PENELITIAN

I. IDENTITAS RESPONDEN

1. No responden :

2. Umur :

3. Alamat :

4. Jenis kelamin :

5. Kelas :

6. Jenis Pekerjaan :

7. Pekerjaan Orang tua :

8. No. Hp :

II. DAFTAR PERTANYAAN PENGETAHUAN

1. Umur :

Umur dibawah 15tahun

Umur 16-30 tahun

Umur 31-45 tahun

Umur 46 tahun keatas

43
2. Pendidikan :

SD

SMP

SMA

KULIAH

3. Perokok dalam keluarga:

Orang Tua (ayah/ibu)


Saudara (kakak/adik)

4. Fase perokok:

a. Pemula

b. Ingin berhenti, setelah merokok ……. Selama …… Bulan.

5. Berikan tanda ceklis/contreng (√) pada kolom yang telah disediakan.

No Pertanyaan Benar Salah

1. Rokok merupakan hasil olahan tembakau

terbungkus

2. Merokok merupakan salah satu kebiasaan

3. Zat kimia yang dikandung dalam rokok dapat

menguntungkan diri sendiri

4. Senyawa kimia yang dihasilkan dari

bungkusan rokok yang terbakar

5. Menghindari merokok ditempat umum

menjaga agar asap rokok dihirup orang lain

44
6. Zat-zat racun yang dikandung rokok dapat

membahayakan kesehatan

7. Pembakaran sebatang rokok mengeluarkan gaz

oksigen

8. Kecanduan rokok akibat dari kebiasaan

merokok

9 Merokok menyebabkan ketergantungan


terhadap rokok

10. Kebiasaan rokok sulit dihilangkan

11. Rokok dapat menyebabkan bau pada rongga

mulut

12. Rokok dapat menjaga kebersihan gigi

13. Merokok meningkatkan penyakit tuberculosis

(TBC)

14. Merokok mencegah terjadinya karang gigi

15. Merokok membahayakan orang sekitar

Pilihlah salah satu jawaban dari setiap pertanyaan dibawah ini yang dianggap

paling sesuai.

45
1) Apa yang menjadi bahan utama rokok

a) Kertas (0) b) Tembakau (2) c) Rempah-rempah (1)

2) Salah satu zat yang terdapat pada rokok adalah

a) Karbon dioksida (0) b) Kafein (1) c) Nikotin (2)

3) Kandungan rokok yang dapat menyebabkan kecanduan adalah

a) Tar (1) b) Nikotin (2) c) Karbon monoksida (0)

4) Menurut Anda, zat apakah yang terkandung pada rokok yang dapat
menyebabkan kanker ?

a) Nikotin (1) b) Tar (2) c) Karbon monoksida(0)

5) Menurut Anda, zat apakah yang terkandung dalam rokok yang dapat

menyebabkan penyempitan pembuluh darah ?

a) Nikotin (1) b) Tar (2) c) Karbon monoksida (0)

6) Sewaktu anda melihat iklan tentang rokok, pesan apa yang anda dapatkan?

a) Bahaya merokok (2) b) Larangan merokok (1) c) Manfaat merokok (0)

7) Apa dampak rokok yang diberitahukan pada iklan tersebut?

a) menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi dan gangguan kehamilan dan

janin(2)
b) Menyebabkan ketergantungan (1)

c) Gangguan pencernaan (0)

8) Manakah yang lebih berbahaya, merokok secara langsung atau terhirup

asap rokok?

a) Merokok secara langsung (1)

b) Terhirup asap rokok (2)

c) Sama saja (0)

46
9) Seorang yang merokok disebut dengan :

a) Perokok pasif (1) b) Perokok Aktif (2) c) Perokok pasif aktif (0)

10) Seorang yang tidak merokok tetapi menghirup asap rokok disebut dengan

a) Perokok pasif (2) b) Perokok Aktif (1) c) Perokok aktif pasif (0)

III. PERTANYAAN TERKAIT UMUR

Apakah anda sering/pernah merokok ?

a. Ya b. Tidak

A. Mulai Merokok

1. Pada usia berapa anda mulai merokok ?.................................

B. Alasan Merokok

1. Mengapa anda merokok ? alasannya………………


………………………………………………………………………….

C. Lingkungan Sosial

1. Siapa yang pertama kali memperkenalkan anda pada rokok ?

a. Keluarga b. Teman

2. Dari mana sumber uang anda untuk membeli rokok ?.........................

3. Apakah terkadang rokok yang dikonsumsi oleh anda diberikan oleh teman

anda?

47
a. Ya b. Tidak

4. Apakah anda sering merokok pada lingkungan sekolah ?

a. Ya b. Tidak

5. Dimana tempat yang paling sering anda merokok ?

a. Sekolah b. Luar sekolah

6. Dimanakah tempat tinggal anda ?

a. Bersama orang tua b. Kos-kosan


7. Apakah keluarga anda tinggal didalam Kota Kendari bersama anda ?

a. Ya b. Tidak

8. Apakah anda berasal dari keluarga yang mampu secara financial ?

a. Ya b. Tidak

9. Apakah di dalam keluarga anda ada yang merokok ?

a. Ya b. Tidak

10. Apakah anda merokok dengan sepengetahuan orang tua anda ?

a. Ya b. Tidak

11. Apakah anda merokok karena ada pengaruh dari media ?

a. Ya b. Tidak
12. Apakah artis yang anda idolakan pernah membintangi iklan rokok ?

a. Ya b. Tidak

13. Apakah ada iklan yang berisi dampak buruk dari merokok yang melatar

belakangi anda berhenti merokok ?

a. Ya b. Tidak

D. Jumlah Rokok Yang Dihisap

1. Berapa batang anda merokok dalam sehari ?

48
a. 1-9 batang/hari b. 10-19 batang/hari c. > 20 batang/hari

E. Psikologis

1. Jika anda berhenti merokok, apakah ada keinginan anda untuk membantu

teman yang lain untuk berhenti merokok ?

a. Ya b. Tidak

2. Apakah anda merasa memiliki tantangan dalam diri untuk menghentikan

kebiasaan merokok ?
a. Ya b. Tidak

3. Apakah anda merokok agar tidak bergerak lamban ?

a. Ya b. Tidak

4. Apakah memegang rokok di tengah jari merupakan sebagian dari

nikmatnya merokok ?

a. Ya b. Tidak

5. Apakah merokok rasanya menyenangkan dan menyegarkan ?

a. Ya b. Tidak

6. Apakah anda merokok ketika anda merasa marah ?

a. Ya b. Tidak
7. Apabila anda kehabisan rokok, apakah anda merasa tidak tahan sampai

anda memperolehnya ?

a. Ya b. Tidak

8. Apakah anda biasa merokok secara otomatis tanpa sadar ?

a. Ya. b. Tidak

9. Jenis rokok apa yang anda sukai ?

a. Filter b. Kretek

49
IV. PERNYATAAN TERKAIT IKLAN KOMERSIAL

Pilihlah jawaban Sangat Setuju, Setuju, Kurang Setuju atau Tidak

Setuju dengan cara menceklis/contreng (√) pada kolom yang telah

disediakan.

No Pertanyaan SS S KS TS

1. Menurut anda Iklan rokok di

Poster, TV membuat

anda tertarik untuk melihat iklan

rokok.

2. Menurut anda Iklan rokok di

Poster, TV membuat

anda tertarik melihat pesan rokok.

3. Menurut anda pesan tentang rokok

pada iklan rokok

dapat di baca dengan jelas.

4. Menurut anda pesan kesehatan

yang terdapat pada

iklan rokok dapat di baca dengan

jelas.

5. Menurut anda iklan rokok dapat

mempengaruhi anda

dalam mengkonsumsi rokok.

50
V. PERNYATAAN KEMUDAHAN MEMPEROLEH ROKOK

Jawaban
No Pernyataan
SS S KS TS

1. Saat ini harga rokok dikategorikan sangat murah bagi

masyarakat

2. Rokok menjadi sajian ketika berkumpul bersama teman,


keluarga dan kerabat

3. Mudahnya akses rokok menjadi kan semakin tingginya

jumlah perokok di kalangan masyarakat

4. Seharusnya pemerintah menaikkan harga rokok minimal

50 ribu/bungkus sebagai upaya pengendalian tembakau

5. Seharusnya pemerintah membatasi batas usia untuk

membeli rokok di toko agar anak-anak tidak mudah

untuk mendapatkan rokok di lingkungan sekitar.

51

Anda mungkin juga menyukai