Artikel 20160929182243 Qcn9vb Analisis Lengkap Kejadian Tanah Longsor Di Pejawaran Kab Banjarnegara 25 September 2016
Artikel 20160929182243 Qcn9vb Analisis Lengkap Kejadian Tanah Longsor Di Pejawaran Kab Banjarnegara 25 September 2016
Oleh
Stasiun Klimatologi Semarang – Jawa Tengah
SEPTEMBER 2016
1. PENDAHULUAN
JAKARTA, KOMPAS.com - Bencana Longsor terjadi di Dusun Tambak Sari, Desa Sidengok,
Kecamatan Pejawaran, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Minggu (25/9/2016) pukul
07.00 WIB. Longsoran tanah tersebut menimpa rumah milik Sugianto, pria berusia 57 tahun.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB),
Sutopo Purwo Nugroho, dalam keterangan tertulisnya menyebutkan bahwa kejadian tersebut
dipicu hujan deras yang terjadi sejak Sabtu (24/9/2016) siang.
"Longsor dipicu akibat hujan deras yang terjadi pada hari Sabtu 24 September 2016 sejak jam
12.00 hingga malam hari," kata Sutopo, Minggu (25/9/2016).
Sutopo mengatakan, satu orang dinyatakan tewas akibat kejadian tersebut. Korban bernama
Nurhaidin (21).
Sutopo menjelaskan, saat terjadinya longsor pada pukul 07.00 WIB, Nurhaidin sedang berada di
belakang rumah. "Ia sedang membetulkan saluran air yang berada di belakang rumah," kata
Sutopo.
Tiba-tiba, lanjut dia, tanah tebing setinggi 15 meter dengan lebar 40 meter yang berada di atas
rumah tersebut mengalami longsor hingga akhirnya menimbun rumah milik Sugianto dan juga
korban, yakni Nurhaidin.
Sutopo mengatakan, Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Banjarnegara dibantu relawan dan masyarkat setempat melakukan pencarian korban.
"Korban berhasil ditemukan pada hari minggu 25 sept 2016 jam 10.30 WIB dan berhasil
dievakuasi jam 11.10 wib oleh Tim TRC BPBD BANJARNEGARA, TNI, Polri, PMI
banjarnegara dibantu relawan dan masyarakat setempat," kata dia.
Setelah itu, Nurhaidin langsung diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimandikan dan
makamkan.
(Sumber:
http://regional.kompas.com/read/2016/09/25/17404251/satu.orang.tewas.akibat.bencana.longsor
.di.banjarnegara)
Berdasarkan gambar satelit Himawari 8 IR pada tanggal 24 s.d 25 September 2016 dini hari yang
diambil mulai 09.00 sampai 19.00 UTC (16.00 - 02.00 WIB) memperlihatkan kejadian banyaknya
awan-awan konvektif (awan hujan) disekitaran wilayah Jawa Tengah Bagian Tengah termasuk
wilayah Kabupaten Banjarnegara. Awan-awan hujan di wilayah tersebut pada umumnya memiliki
sebaran merata utamanya pada sore hingga malam hari. Awan-awan tersebut terlihat dari gradasi
warna yang memperlihatkan pertumbuhan awan jenis Cumulunimbus.
Gambar 2. Citra satelit Himawari 8 IR dari jam 09.00 – 19.00 UTC tanggal 24 September 2016
Sumber : http://satelit.bmkg.go.id
Kemudian berdasar pada gambar satelit Himawari 8 Water Vapour pada tanggal 24 24 s.d 25
September 2016 dini hari yang diambil mulai 09.00 sampai 19.00 UTC (16.00 - 02.00 WIB)
adanya intrusi udara kering dari Australia yang massa udara di depan muka instrusi menjadi basah
termasuk di sekitar Jawa sehingga di sekitar Jawa Tengah memiliki potensi uap air basah yang
sangat banyak untuk menjadi awan-awan hujan.
Gambar 3. Citra satelit Himawari 8 Water Vapour jam 09.00 – 19.00 UTC tanggal 24 September 2016
Sumber : http://satelit.bmkg.go.id
B. Dinamika Atmosfer
Nilai anomaly OLR di sekitar wilayah Jawa Tengah, samudera Hindia Selatan Pulau Jawa -20 s.d >
-40 W/m2. Nilai ini menunjukkan tebal dan tutupan awan di wilayah Jawa Tengah umumnya terjadi
pada lebih besar dari pada rata-rata klimatologisnya.
Nilai anomali rata-rata suhu muka laut pada 11 - 18 Juni 2016 di sekitar perairan samudera Hindia
selatan Jawa bernilai positif 1.2 s.d 1.8 (cukup hangat) serta sekitar Samudera Hindia Selatan Nusa
Tenggara Timur bernilai positif 1.5 s.d >1.8. Nilai anomali positif ini menunjukkan kondisi laut
cukup hangat dan menambah peluang terbentuknya awan di sekitar wilayah Jawa Tengah pada
khususnya.
Gambar 5. Anomali Suhu Muka Laut tanggal 20 - 24 September 2016
Sumber : http://extreme.kishou.go.jp/itacs5/
Nilai anomali Tekanan Udara Permukaan di sekitar wilayah Jawa Tengah dan Samudera Hindia
umumnya bernilai Positif sebesar -2.0 s.d -1.5 mb. Nilai Negatif ini menunjukkan kondisi Tekanan
lebih rendah dibandingkan nilai klimatologisnya dan cukup berpengaruh terhadap penambahan
pembentukan awan di sekitar wilayah Jawa Tengah (Gambar 6).
Daerah pertemuan massa udara dan sirkulasi lokal terpantau terbentuk di sekitar Jawa dan Perairan
Utara Jawa (Gambar 7), dan menunjukan adanya perbedaan dengan kondisi rata-rata (klimatologis)
streamline bulan September pada umumnya(Gambar 8).
Nilai anomali Komponen Angin Zonal di sekitar wilayah Jawa Tengah bernilai 0 s.d 2.0 Kondisi ini
menunjukkan Komponen angin lebih banyak didominasi dari arah baratan dan lebih kuat dibanding
klimatologisnya(Gambar 8).
Nilai anomali Komponen Angin Meridional Lapisan 850 mb di sekitar wilayah Jawa Tengah
bernilai Negatif -3.0 s.d -2.0. Nilai anomali Komponen Angin Meridional Negatif Komponen
angin lebih banyak didominasi dari arah Utara dibanding klimatologisnya. Berdasarkan
pada gambar 8 dan 9 dapat dianalisis angin meridional menunjukan anomali yang lebih
dominan daripada komponen angin zonal.
Gambar 9. Anomali Komponen Angin Meridional tanggal 20 – 24 September 2016
Sumber : http://www.esrl.noaa.gov
B. 7. Analisis Potensi Temperatur Bola Basah di 850 mb ( Wet Bulb Potensial Temperature)
Berdasarkan Analisis Potensi Temperatur Bola Basah di lapisan 850 mb menunjukkan bahwa di wilayah
Jawa Tengah memiliki nilai potensi konvektif yang cukup kuat dengan temperature 22⁰C (Gambar 10).
Artinya di wilayah Jawa Tengah memiliki potensi pertumbuhan awan-awan konvektif yang cukup tinggi.
Berdasarkan data Curah Hujan yang dilaporkan dari Pos Hujan yang ada di Wilayah Kec.
Pejawaran lokasi terjadinya longsor dan beberapa Pos Hujan di Wilayah Kab. Banjarnegara
Provinsi Jawa Tengah dapat dilihat bahwa di beberpa Pos Hujan mulai tanggal 16 s/d 25 terus
menerus terjadi hujan dengan intensitas Ringan s/d Lebat (Tabel 1).
Berdasarkan Data Curah Hujan yang terjadi pada tanggal 24 September 2016 (yang diukur pada
Tgl 25) curah hujan tercatat 4 s/d 100 mm yang masuk dalan kategori Ringan s/d Lebat. Pada
Garfik 2, yaitu distribusi Curah Hujan yang di ukur dari tgl 21 s/d 25 September 2016 terendah 68
mm di Pos hujan Sigaluh dan tertinggi di Pos Hujan Karangkobar yaitu 262 mm. Pada Grafik 3,
yaitu Distrbusi Curah Hujan yang diukur mulai tanggal 16 s/d 25 September 2016 dapat dilihat
sebaran Curah hujan mulai dari 115 s/d 319 mm (terendah di Sigaluh dan tertinggi di Limbangan).
Jika dibandingkan dengan Curah Hujan Normalnya, jumlah Curah Hujan selama lima hari (tanggal
21 s/d tanggal 25 September 2016) dari beberapa Pos Hujan tersebut (Grafik 4), menunjukkan
bahwa kondisi hujan tersebut jauh lebih besar dari Normalnya (Atas Normal).
Grafik 1. Distribusi data CH Tgl 24 September 2016 Grafik 2. Distribusi data CH Tgl 21 s/d 25
September 2016 September 2016
Grafik 3. Distribusi data CH Tgl 16 s/d 25 September 2016 Grafik 4. CH Tgl 21 s/d 25 September 2016
dibanding Normal Das III September
Gambar 1. Distribusi CH Kab. BanjarnegaraTgl 24 September 2016
Berdasarkan Peta Distribusi Curah Hujan di Kab. Banjarnegara yang terjadi pada tanggal 24
wilayah Banjarnegara bagian utara (termasuk wilayah Pejawaran) dan selatan masuk pada
kriteria Sedang yaitu 21 – 50 mm. Sedangkan untuk wilayah tengah umumnya pada kreteria
Ringan.
Gambar 2. Distribusi CH Kab. BanjarnegaraTgl 21 - 25 September 2016
Berdasarkan Peta Distribusi Curah Hujan di Kab. Banjarnegara yang terjadi selama 5 hari dari
tanggal 21 – 25 September 2016 di wilayah Kab. Banjarnegara bagian utara (termasuk wilayah
Pejawaran) dan sebagian wilayah tengah curah hujan 201 - 300 mm. Untuk sebagian wilayah
umumnya 151 – 200 mm, sedangkan Kec. Banjarmangu, sebagian kecil wilayah Kec. Banjarnegara
dan Sigaluh curah hujan 101 – 150 mm, sebagian besar wilayah Kec. Sigaluh 51 – 100 mm.
Gambar 3. Distribusi CH Kab. BanjarnegaraTgl 16 - 25 September 2016
Berdasarkan Peta Distribusi Curah Hujan di Kab. Banjarnegara yang terjadi selama 10 hari dari
tanggal 16 – 25 September 2016 di sebagian besar wilayah Kab. Banjarnegara umumnya masuk
pada kategori Tinggi yaitu 201 – 300 mm. Untuk wilayah Kab. Banjarnegara bagian utara (Kec.
Pejawaran, Karangkobar, Wanayasa dan Batur) curah hujan masuk pada Kategori Sangat
Tinggi yaitu > 300 mm. Sedangkan sebagian kecil wilayah (Kec. Banjarnegara dan Sigaluh)
berada pada kategori Menengah yaitu 101 – 150 mm.
3. KESIMPULAN DAN PENUTUP
Berdasarkan analisis Curah Hujan yang terjadi di Wilayah Penusupan Kec. Pejawaran dan
beberpa Pos Hujan di sekitar wilayah Pejawaran berdampak terjadinya longsor di wilayah
Pejawaran Kab. Banjarnegara. Karena hujan umumnya terjadi selama lima hari berturut –
turut dari tanggal 21 s.d 25 September 2016, bahkan Pos Hujan Penusupan Kec. Pejawaran,
hujan terjadi selama sepuluh hari secara berturut – turut yaitu mulai tanggal 16 sampai
dengan 25 September 2016 dengan intensitas Ringan sampai Lebat. Berdasarkan dinamika
atmosfer yang terjadi di wilayah Provinsi Jawa Tengah pada saat kejadian longsor di
Pejawaran Kabupaten Banjarnegara menunjukkan sebaran jenis awan konvektif yang besar
(cluster awan) yang terjadi pada tanggal 24 sore hingga malam hari menyebabkan terjadinya
hujan sangat lebat sampai hujan ekstrim merata di wilayah tengah Jawa Tengah termasuk
wilayah terjadinya longsor. Dari citra satelit water vapour, intrusi udara kering menekan
udara basah didepannya yang berimbas pada terbentuknya awan potensial hujan disekitar
pulau Jawa. Nilai anomali Outgoing Longwave Radiation (OLR) menunjukkan adanya
daerah tutupan awan dengan ketebalan yang cukup signifikan, sementara nilai Sea Surface
Temperature (SST) memperlihatkan wilayah sebelah selatan jawa yaitu Samudera Hindia
cukup hangat sebagai suplai tambahan uap air, lebih hangat dibandingkan nilai
klimatologisnya sehingga menyediakan jumlah uap air yang cukup banyak untuk memberi
peluang terbentuknya awan-awan konvektif. Angin pada lapisan 850 mb rata – rata bertiup
dari arah barat - utara, dimana monsun Asia menguat dan monsun Australia lemah. Begitu
pula dengan potensi temperature bola basah di lapisan 850 mb dalam beberapa hari terakhir
memberikan potensi konvektif yang cukup kuat sehingga potensi pertumbuhan awan-awan
hujan cukup tinggi dalam beberapa hari terakhir di wilayah Jawa Tengah.
Demikianlah laporan analisis kejadian banjir dan longsor di Kecamatan Pejawaran Kabupaten
Banjarnegara. Analisis ini kami buat berdasarkan data-data sebaran curah hujan dan dinamika
atmosfer yang terjadi pada tanggal tersebut.