Anda di halaman 1dari 6

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


2018 Achmad Yasin Mustamin
REFLEKSI KASUS 20164011162

Riwayat
Seorang wanita usia 29 tahun, menikah, G4P2A1, usia kehamilan 13 minggu, datang
ke IGD dengan keluhan perut kram disertai flek sejak 3 hari SMRS. Pasien menyatakan ANC
terakhir oleh spesialis kandungan, kandungan pasien dinyatakan btidak berkembang.
Riwayat penyakit dahulu : HT (-), heart failure (+), kista ovarii (+) sudah diteapi dengan
dokter spesialis kandungan, DM (-), asma(-), dan aletgi (-).
Riwayat penyakit keluarga : HT(-),DM(-)
Riyat enarche pada usia 13 tahun
Riwayat KB (-)
Riwayat Obstetri :
H1 : Partus normal, BBL : 2800 gram
H2 : partus normal, selang 2 ja, bayi meninggal
H3 ; abortus usia 10 minggu
H4 : usia hamil 13 minggu

Hasil Pemeriksaan
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum baik, kesadara kompos mentis, CA (-/-).
Pemeriksaan vital sign : tekan darah 109/67 mmHg, nadi 86 kali/menit, RR 20 kali/menit, dan
suhu 36,7’C. pemeriksaan thorax : vesikuler (+/+), S1/S2 (+), pemeriksaan USg didapatkan
gastasional sac +/_ 24 mm. pasien didiagnosa blighted ovum.

pertanyaan
1. Apakah kemungkinan penyebab tejadinya blighted ovum ?
2. Bagaimana penatalaksanannya?
Jawaban
1. Apakah kemungkinan penyebab tejadinya blighted ovum ?
Blighted ovum adalah keadaan dimana seorang wanita merasa hamil tetapi tidak

ada janin di dalam kandungan. Blighted ovum (kehamilan anembrionik) merupakan

1
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2018 Achmad Yasin Mustamin
REFLEKSI KASUS 20164011162

kehamilan patologik, dimana mudigah tidak terbentuk sejak awal. Di samping

mudigah,kantong kuning telur juga tidak ikut terbentuk. Seorang wanita yang mengalaminya

jugamerasakan gejala-gejala kehamilan seperti terlambat menstruasi, mual dan muntah pada awal

kehamilan (morning sickness), payudara mengeras, serta terjadi pembesaran perut, bahkan saat

dilakukan tes kehamilan baik test pack maupun laboratorium hasilnya pun positif.

Blighted ovum (anembryonic pregnancy) terjadi pada saat ovum yang sudah dibuahi

menempel ke dinding uterus, tapi embrio tidak berkembang. Sel-sel berkembang membentuk kantong

kehamilan, tapi tidak membentuk embrio itu sendiri. Blighted ovum biasanya terjadi pada trimester

pertama sebelum wanita tersebut mengetahui tentang kehamilannya.

Blighted ovum merupakan penyebab sekitar 50% keguguran trimester pertama dan

biasanya merupakan akibat dari masalah kromosom yang diduga hampir 60% untuk kejadian blighted

ovum ini. Pada seseorang yang menderita diabetes mellitus yang tidak terkontrol itu sendiri bisa

menyebabkan keluhan ini karena terganggunya proses metabolisme di dalam tubuh. Tubuh

wanita mengenali kromosom abnormal pada janin dan secara alami tidak mencoba untuk melanjutkan

kehamilan karena janin tidak akan berkembang menjadi bayi yang sehat. Hal ini dapat disebabkan oleh

pembelahan sel abnormal, atau kualitas sperma yang buruk.

2
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2018 Achmad Yasin Mustamin
REFLEKSI KASUS 20164011162

a. Faktor Genetik
Abnormalitas kromosom orang tua serta beberapa faktor imunoogi
berhubungan dengan blighted ovum dan abortus. Insiden yang cukup besar dari carrier
translokasi kromosom pada suatu penelitian terhadap keluarga abortus habitualis dan
didapatkan 15 balanced reciprocal translocations serta 9 fusi robertsonian. Kelianan
kromosom yang paling banyak menyebabkan abortus habitualis adalah balanced
translocation yang menyebabkan konsepsi trisomi. Kelainan struktur kromosom yang
lain seperti mosaicsism, single gene disorder dan inverse juga dapat menyebabkan
abortushabitualis.

b. Kelainan Hormonal
Faktor-faktor endrokrinologi yang berhubungan dengan abortus dan blighted
ovum yaitu insufisiensi fase luteal dengan atau tanpa kelianan di mana luteinizing
hormone (LH) hipersekresi, Diabetes Mellitus dan Penyakit Tiroid. Perkembangan
pada awal kehamilan tergantung pada produksi estrogen yang dihasilkan oleh korpus
luteum sampai kecukupannya terpenuhi. Kemudian estrogen diproduksi oleh
perkembangan trofoblast yang terjadi pada usia kehamilan 7-9 minggu. Abortus
spontan terjadi pada kehamilan < 10 minggu jika korpus luteum gagal memproduksi
progesterone yang cukup, adanya gangguan distribusi progesterone ke uterus, atau bila

3
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2018 Achmad Yasin Mustamin
REFLEKSI KASUS 20164011162

pemakaian hormone progesterone pada endometrium dan desidua terganggu. Abortus


juga dapat terjadi apabila trofoblas tidak dapat menghasilkan progesterone yang
seharusnya menggantikan progesterone dari korpus luteum menghilang.
Sekresi LH yang abnormal juga memiliki akibat langsung pada perkembangan
oosit, menyebabkan penuaan yang premature dan pada endometrium menyebabkan
maturasi yang tidak sinkron. Selain itu, sekresi LH yang abnormal dapat menimbulkan
keguguran secara tidak langsung dengan cara meningkatkan kadar testoteron. Keadaan
ini dapat berhubungan dengan adanya polikistik ovarium.
Mekanisme yang mungkkin menyebabkan terjadinya keguguran pada penderita
DM yaitu gangguan aliran darah pada uterus terutama pada DM tahap lanjut.
Hipotiroid merupakan gangguan endokrin lain yang berhubungan dengan
abortus berulang, sebagai akibat disfungsi korpus luteum dan ovulasi. Pada awal
kehamilan tubuh membutuhkan kadar hormone tiroid yang lebih tinggi, adanya
antitiroid antibody dapat menyebabkan kegagalan oerkembangan dan pembentukan
janin.

c. Toxoplasmosis Penyebab Blighted Ovum


Toksoplasmosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi obligat
intraselular protozoa yakni Toxoplasma gondii. Toxoplasma gondii menginduksi
respon kekebalan tubuh tipe I yang kuat yaitu T-cell mediated. Saat respon imun
berlangsung dan terdapat respon yang dominan kuat Th 1, terjadi peningkatan IFN-γ di
plasenta yang disekresikan antigen spesifik T-cell. Terjadi pembatasan replikasi
takizoite kemudian menarik TNF-α yang menghambat proliferasi sel trofoblas dan
menjadi zat toksik bagi sel-sel trofoblas manusia. Selian itu, IFN- γ juga meningkatkan
produksi NO oleh sel trofoblas dan memibu apoptosis. Hal tersebut dapat melibatkan
efek pembentukan peroxynitrite dari NO dan superoksida dalam mitokondria.
Mekanisme imunitas inilah yang dapat menyebabkan terjadinya blighted ovum.
Pada blighted ovum juga terdapat perubahan pola glikolisasi protein plasenta di
mana toxoplasmosis juga dapat mengikat glycan permukaan sel sebagai cara perlekatan
pada membrane sebelum invasi. Hal tersebut menyebabkan membrane mudah menarik
sitokin dan meningkatkan kerentanan membrane sehingga mempercepat kehancuran sel
host.

2. Bagaimana penatalaksanannya?
Jika telah didiagnosis blighted ovum, maka tindakan selanjutnya adalah mengeluarkan hasil
konsepsi dari rahim (kuretase). Hasil kuretase akan dianalisa untuk memastikan apa
penyebab blighted ovum lalu mengatasi penyebabnya. Jika karena infeksi maka dapat diobati
sehingga kejadian ini tidak berulang. Jika penyebabnya antibodi maka dapat dilakukan program
imunoterapi sehingga kelak dapat hamil. Lebih penting adalah trauma mental untuk pasangan. Hal ini
membutuhkan konseling dan meyakinkan mereka bahwa proses ini sangat umum. Hal ini lebih baik
untuk menghindari

4
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2018 Achmad Yasin Mustamin
REFLEKSI KASUS 20164011162

kehamilan selama 2 bulan dan dapat mencoba lagi. Tidak perlu menunggu sangat lama.U
mumnya sel telur blighted adalah kejadian acak dan kemungkinan pengulangan cukup kurang.
Dalam banyak kasus blighted ovum tidak bisa dicegah. Beberapa pasangan seharusnya melakukan tes
genetika dan konseling jika terjadi abortus berulang di awal kehamilan. Blighted ovum sering
merupakan kejadian satu kali, dan jarang terjadi lebih dari satu kali pada wanita. Untuk mencegah
terjadinya blighted ovum, maka dapat dilakukan beberapa tindakan pencegahan seperti pemeriksaan
TORCH, imunisasi rubella pada wanita yang hendak hamil, bila menderita penyakit disembuhkan
dulu, dikontrol gula darahnya, melakukan pemeriksaan kromosom terutama bila usia di atas 35 tahun,
menghentikan kebiasaan merokok agar kualitas sperma/ovum baik, memeriksakan kehamilan yang
rutin dan membiasakan pola hidup sehat.
Jika diagnosis blighted ovum, diskusikan dengan dokter Anda apa yang harus
dilakukan selanjutnya. Beberapa wanita memilih dilatasi dan kuretase (D & C).
Prosedur ini melibatkan dilatasi serviks dan mengeluarkan isi rahim. Karena D &
C segera membersihkan setiap jaringan yang tersisa, ini akan lebih membantu anda
secara mental dan fisik. Hal ini juga dapat sangat membantu jika anda ingin ahli
patologi memeriksa
jaringan untuk mengkonfirmasi alasan penyebab anda keguguran. Menggunakan obat
seperti misoprostol secara rawat jalan juga dapat menjadi pilihan lain. Namun, mungkin
memakan waktu beberapa hari bagi tubuh anda untuk mengusir semua
jaringan. Dengan obat ini, anda mungkin mengalami perdarahan dan lebih banyak efek
samping. Hal ini terutama keputusan pribadi, tetapi diskusikan dengan dokter
anda.Setelah keguguran, dokter mungkin menyarankan anda menunggu setidaknya satu
sampai tiga siklus haid sebelum mencoba untuk hamil lagi.
Hingga saat ini belum ada cara untuk mendeteksi dini kehamilan blighted ovum.
Seorang wanita baru dapat diindikasikan mengalami blighted ovum bila telah
melakukan pemeriksaan USG transvaginal. Namun tindakan tersebut baru bisa
dilakukan saat kehamilan memasuki usia 6-7 minggu.

Referensi
Saifudidin, Abdul Bari, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta : PT. Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Sastrawinata, S. 2003. Obstetri Patologi. Jakarta : Buku Kedokteran EGC. Bari, Abdul S. 2003.
Standar Pelayanan Medik Obstetri dan Ginekologi. PB POGI, FKUI. Jakarta.

Yogyakarta, 19 maret 2018


Dokter Pembimbing

5
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2018 Achmad Yasin Mustamin
REFLEKSI KASUS 20164011162

Anda mungkin juga menyukai