Anda di halaman 1dari 10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian dan Hubungan Antara Konsumsi, Tabungan, dan Pendapatan


2.1.1 Pengertian Konsumsi
Dilihat dari segi ekonominya, pengertian dari konsumsi yaitu pembelanjaan atas barang
dan jasa yang dilakukan oleh rumah tangga dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup
Jadi, Konsumsi merupakan tindakan pelaku ekonomi, baik individu maupun kelompok, dalam
menggunakan komoditas berupa barang maupun jasa untuk memenuhi kebutuhannya.
2.1.2 Pengertian Tabungan
Tabungan adalah sisa dari pendapatan yang telah digunakan untuk pengeluaran
konsumsi. Atau dengan kata lain saving ialah bagian daripada pendapatan yang tidak
dikonsumsi. Dalam lingkup makro ekonomi saving dapat didefinisikan sebagai bagian
daripada pendapatan nasional per tahun yang tidak dikonsumsi.
2.1.3 Pengertian Pendapatan
Pendapatan adalah bagian dari tabungan yang digunakan untuk kegiatan ekonomi
menghasilkan barang dan jasa (produksi) yang bertujuan mendapatkan keuntungan. Jika
tabungan besar maka akan digunakan untuk kegiatan menghasilkan kembali barang dan jasa
(produksi). Tabungan akan digunakan untuk investasi .

2.1.4 Hubungan Antara Konsumsi, Tabungan, dan Pendapatan


Hubungan antara konsumsi, tabungan, dan pendapatan sangat erat hubungannya
Karena dimana dalam segi ekonomi, dari sejumlah pendapatan yang didapatkan akan
dimanfaatkan untuk pengeluaran yang disebut dengan konsumsi dan sisanya disebut dengan
tabungan. Pendapatan rumah tangga sangat berpengaruh besar dalam kegiatan ekonomi ini.
Dimana jika pendapatan rumah tangga yang rendah, rumah tangga akan mengambil
tabungannya di masa lalu untuk memenuhi konsumsinya dimasa kini. Dan sebaliknya jika
pendapatan rumah tangga tinggi, maka jumlah konsumsi akan lebih banyak(tergantung
masing-masing) dan juga rumah tangga akan menabung disamping mengkonsumsi.
Fungsi Matematika Pada Hubungan Konsumsi, Tabungan dan Pendapatan Nasional.

Hubungan antara pendapatan dan konsumsi bersifat positif (berbanding lurus), atau
secara matematis fungsi konsumsi dapat dinotasikan C = f (Y). Sisa dari pendapatan yang tidak
dikonsumsi oleh masyarakat akan ditabung, sehingga semakin besar pendapatan akan semakin
besar pula tabungan. Jadi, hubungan antara pendapatan dengan tabungan bersifat positif
(berbanding lurus), atau secara matematis fungsi tabungan dapat dinotasikan S = f (Y).
Jika pendapatan berubah, maka akan berakibat konsumsi dan tabungan juga berubah.
Perubahan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

Perbandingan antara pertambahan konsumsi (∆C) yang dilakukan dengan pertambahan


pendapatan disponsible (∆Yd) yang diperoleh disebut kecondongan mengkonsumsi marginal
(MPC = Marginal Propensity to Consume). Perbandingan antara pertambahan tabungan (∆S)
dengan pertambahan pendapatan disposibel (∆Yd) yang diperoleh disebut kecondongan
menabung marjinal (MPS = Marginal Propensity to Save).

Untuk mengetahui perubahan tingkat tabungan, maka dapat digunakan rumus :

MPS = ∆S / ∆Y dan APS= S/Y

Dan untuk mengetahui perubahan tingkat konsumsi, maka dapat digunakan rumus :

MPC = ∆C / ∆Y dan APC = C/Y

2.2 Fungsi Konsumsi, APC, dan MPC


2.2.1 Fungsi Konsumsi
Fungsi Konsumsi adalah suatu fungsi yang menggambarkan hubungan antara tingkat konsumsi
rumah tangga dengan pendapatan nasional dalam suatu perekonomian.
Fungsi Konsumsi menjelaskan hubungan antara konsumsi dan pendapatan nasional kedalam
bentuk persamaan digunakan beberapa asumsi sebagai berikut :
a. Jika Y = 0 masyarakat tetap akan melakukan pengeluaran konsumsi minimum
(otonom)
b. Pengeluaran konsumsi tergantung dari besar kecilnya pendapatan
c. Jika terjadi kenaikan pendapatan, maka konsumsi meningkat dengan jumlah yang lebih
kecil dibanding kenaikan pendapatan.
d. Proporsi kenaikan pendapatan yang akan dikonsumsi adalah tetap.
Persamaannya
C = a + bY
Keterangan :
C = tingkat konsumsi
a = konsumsi rumah tangga secara nasional pada saat pendapatan nasional 0
b = kecondongan konsumsi marginal
Y = tingkat pendapatan nasional
Fungsi konsumsi sendiri dapat digambarkan dalam bentuk grafik :

* grafik fungsi konsumsi dimulai dari titik a (konsumsi


otonom)

*grafik fungsi tabungan dimulai dari titik -a

* kemudian kedua titik tersebut ditarik garis lurus dan


memotong titik BEP

2.2.2 Fungsi APC


Average Propencity to Consum(APC) artinya hasrat untuk berkonsumsi rata-rata. APC adalah
perbandingan antara besarnya konsumsi pada suatu tingkat pendapatan nasional (C) dengan
besarnya tingkat pendapatan nasional itu sendiri (Y). APC (Avarage Propensity to Consume)
akan turun apabila pendapatan naik, karena peningkatan pendapatan selalu lebih besar daripada
peningkatan konsumsi, sehingga pada setiap naiknya pendapatan pastilah akan
memperbesar tabungan. APC < 1.

Bila ditulis dengan rumus adalah:

ΔC = selisih konsumsi atau tambahan konsumsi atau perubahan konsumsi


ΔY = selisih pendapatan atau tambahan pendapatan atau perubahan pendapatan
2.2.3 Fungsi MPC
MPC (Marginal Prospensity to Consume) atau Kecenderungan Konsumsi Marginal merupakan
angka yang menunjukkan perbandingan antara besarnya perubahan pengeluaran konsumsi
(∆C) dengan besarnya perubahan keseimbangan pendapatan disposabel (∆Yd) yang diperoleh
atau pendapatan nasional (∆Y) yang diterima sehingga mengakibatkan pengeluaran konsumsi.

Angka MPC juga tidak mungkin negatif, di mana jika pendapatan disposabel terus meningkat,
konsumsi terus menurun sampai nol (tidak ada konsumsi). Sebab manusia tidak mungkin hidup
dibawah batas konsumsi minimal. Karena itu 0 < MPC < 1.
2.3 Fungsi Tabungan, APS, dan MPS
2.3.1 Fungsi Tabungan
Fungsi tabungan adalah fungsi yang menunjukkan hubungan antara tabungan dan pendapatan.
Tabungan dalam ilmu Ekonomi Makro didefinisikan sebagai bagian dari pendapatan
disposabel yang disimpan karena tidak habis digunakan untuk konsumsi. Tabungan dalam
lingkup luas merupakan bagian dari pada pendapatan nasional per tahun yang tidak digunakan
untuk konsumsi. Menurut Keynes, besarnya tabungan yang dilakukan oleh rumah tangga bukan
tergantung kepada tinggi rendahnya suku bunga. Tabungan tergantung dari besar kecilnya
tingkat pendapatan rumah tangga. Makin besar pendapatan rumah tangga, semakin besar
jumlah tabungan yang akan dilakukan oleh perekonomian.

S = –a + (1–b) Y

Telah diketahui: Y = C + S

S=Y–C

padahal C = a + bY
maka:
S = Y – (a + bY)
S = Y – a – bY
S = –a + Y – bY (–a ditempatkan di depan)

Jadi, S = –a + (1 – b) Y
2.3.2 Fungsi APS
APS adalah simpanan total yang diinginkan dibagi dengan total disposable income.

APS = S/Yd

Jadi APS merupakan bagian dari disposable income yang ingin ditabung oleh rumah tangga.

2.3.3 Fungsi MPS


MPS adalah perubahan tabungan dibagi dengan disposable income.

MPS = ∆S / ∆Y

ΔS = selisih tabungan atau tambahan tabungan atau perubahan tabungan


ΔY = selisih pendapatan atau tambahan pendapatan atau perubahan pendapatan
Jadi MPS menunjukkan besarnya tambahan rupiah yang ingin ditabung oleh rumah tangga
akibat bertambahnya disposable income sebesar satu rupiah.

2.4 Pendapatan Nasional Keseimbangan


Suatu keadaan dimana keinginan masyarakat untuk melakukan perbelanjaan yang
digambarkan oleh pengeluaran agregat atau permintaan agregat adalah sama dengan
penawaran agregat yaitu keinginan para pengusaha untuk memproduksikan barang dan jasa.
MODEL KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONAL
A. Model Keseimbangan Pendapatan Nasional Dua Sektor
Perekonomian dua sektor adalah perekonomian yang terdiri dari sektor rumah tangga
dan perusahan. Berarti pada perekonomian ini tidak terdapat kegiatan pemerintah maupun
perdagangan luar negeri.
Aliran pendapatan dari dua sektor dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Sektor perusahaan menggunakan faktor faktor produksi yang dimiliki oleh rumah
tangga. Pemiliknya memperoleh pendapatan berupa gaji, upah, bunga dan laba usaha.
b. Sebagian pendapatan yang diterima oleh pemilik faktor produksi akan digunakan untuk
membeli barang barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.
c. Sisa pendapatan rumah tangga yang tidak digunakan untuk konsumsi akan ditabung
dalam institusi institusi keuangan.
d. Pengusaha yang ingin melakukan investasi akan meminjam tabungan rumah tangga
dari institusi- institusi keuangan.
Sirkulasi perekonomian 2 sektor dapat dilihat dari bagan berikut ini:

Pendapatan nasional berada pada keseimbangan atau keadaan ekuilibirium apabila


permintaan agregat sama dengan penawaran agregat (AD=AS).Dari sumber atau asalnya
bahwa pendapatan nasional terdiri dari konsumsi dan investasi. Jadi C + I = Y. Sedangkan dari
sudut penggunaannya adalah bahwa pendapatan nasional sebagian dipergunakan untuk
pengeluaran konsumsi, sedangkan selebihnya adalah merupakan tabungan yaitu Y = C+ S

Dengan demikian : C+I=Y=C+S » C+I=C+S

*Karena ruas kiri dan ruas kanan memiliki C, maka I = S


Dengan demikian syarat keseimbangan perekonomian model dua sektor adalah jika S =I.
Dalam pendekatan dua sector yang terdiri dari variable konsumsi dan investasi .

Dalam rumus :
Y=a+I/1–b

Contoh soal :

Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 30 + 0,75Y dan besarnya investasi
(I) = 10, maka besarnya pendapatan nasional dengan pendekatan 2 sektor adalah sebagai
berikut.

Jawab: Y = (a + I)/(1 – b)

= (30 + 10)/(1– 0,75)

= 40/0,25

= 160 milyar rupiah

B. MODEL KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONAL 3 SEKTOR


Yang diartikan dengan perekonomian tiga sektor adalah perekonomian yang terdiri dari
sektor rumah tangga, perusahaan dan pemerintah luar negeri. Jadi untuk menganalisis
perekonomian tiga sektor pada hakekatnya perlu mempertahankan peranan pemerintah dan
pengaruhnya pada kegiatan ekonomi. Campur tangan pemerintah dalam perekonomian
menimbulkan dua perubahan penting dalam proses penentuan keseimbangan pendapatan
nasional yaitu:
1. Pemungutan pajak oleh pemeritah akan mengurangi pengeluaran agregat dengan
pengurangan keatas konsumsi rumah tangga.
2. Pajak oleh pemerintah digunakan untuk belanja tentu akan menaikkan pembelanjaan
agregat yaitu G.
Sirkulasi perekonomian 3 sektor dapat dilihat dari bagan berikut ini:

Keseimbangan perekonomian akan terjadi bila dicapai penawaran agregat (AS) sama
dengan pengeluaran agregat (AE). Secara matematis bahwa persamaannya adalah : Y=AE=>
AE=C+I+G. Kegiatan sektor perusahaan untuk memproduksi barang dan jasa akan
mewujudkan aliran pendapatan ke sektor rumah tangga berupa gaji dan upah, aliran ini sama
nilainya dengan pendapatan nasional (Y). Pendapatan rumah tangga tersebut digunakan untuk
membiayai konsumsi (C), ditabung (S) dan membayar pajak (T).
 Berdasarkan aliran pendapatan yang wujud dalam perekonomian tiga sektor berlaku
persamaan berikut dalam setiap tingkat pendapatan nasional : Y=C+S+T.
 Dalam keseimbangan berlaku persamaan Y=C+I+G
Berarti pada keseimbangan pendapatan nasional berlaku kesamaan: C+I+G=Y=C+S+T.
Apalagi dikurangi C baik ruas kiri maupun ruas kanan maka : I+G=S+T Sehingga pada
perekonomian tiga sektor I dan G adalah merupakan suntikan kedalam sirkulasi aliran
pendapatan, sedangkan S dan T adalah bocoran.
Dengan demikian dalam keseimbangan ekonomi tiga sektor adalah keadaan suntikan=
bocoran. Jadi pada perekonomiann tiga sektor keseimbangan tercapai dalam keadaan:
i. Y=C+I+G atau jika
ii. I+G=S+T
Pendapatan yang diterima oleh rumah tangga juga digunakan untuk membayar pajak
kepada pemerintah. Pajak yang diterima pemerintah sebagian diberikan ke masyarakat atau
badan tertentu pemerintah tanpa adanya balas jasa langsung. Pemberian dana dari pemerintah
disebut dengan transfer payment. Dengan demikian pendapatan disposibel akan berkurang jika
membayar pajak dan bertambah jika mendapat pembayaran transfer payment dari pemerintah.
Sehingga persamaannya adalah :
Ys=Y+Tr=-Tx
Untuk menentukan besarnya pendapatan nasional keseimbangan tiga sektor dapat melalui cara
:
𝒂+𝒃𝑻𝒓−𝒃𝑻𝒙+𝑰+𝑮
Y=
(𝑰−𝒃)
Perlu diketahui bahwa investasi dan pajak pada kasus ini merupakan variabel exogen artinya
bahwa pengeluaran investasi dan pajak tidak dipengaruhi pendapatan.

C. MODEL KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN TERBUKA / PEREKONOMIAN


EMPAT SEKTOR
Perekonomian terbuka atau perekonomian empat sektor adalah suatu sistem ekonomi
yang melakukan kegiatan ekspor dan impor dengan negara-negara lain di dunia ini. Dalam
perekonomian terbuka sektor-sektor ekonominya dibedakan kepada empat golongan, yaitu
: rumah tangga, perusahaan, pemerintah, dan luar negeri.

Sirkulasi perekonomian terbuka (4 sektor) dapat dilihat dari bagan berikut ini:

Apabila diperhatikan dengan teliti akan didapati bahwa aliran yang berlaku dalam
perekonomian terbuka berbeda dengan perekonomian tiga sektor akibat kegiatan ekspor-impor.
Ekspor akan menimbulkan aliran pengeluaran yang masuk ke sektor perusahaan.
Dengan demikian pengeluaran agregat akan meningkat dan menyebabkan peningkatan dalam
pendapatan nasional. Impor menimbulkan efek yang sebaliknya, yaitu menimbulkan aliran
keluar yang akan menurunkan pendapatan nasional. Dengan demikian, sejauh mana ekspor dan
impor mempengaruhi keseimbangan pendapatan nasional tergantung kepada ekspor netto,
yaitu ekspor dikurangi impor. Apabila ekspor netto adalah positif, pengeluaran agregat dalam
ekonomi akan bertambah. Keadaan ini akan meningkatkan pendapatan nasional dan
kesempatan kerja.

Syarat keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian terbuka:


(i) Penawaran agregat sama dengan pengeluaran agregat : Y = C + I + G (X - M)
(ii) Suntikan sama dengan bocoran : I + G + X = S + T + M

PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL DENGAN PENDEKATAN EMPAT


SEKTOR
Perhitungan pendapatan keseimbangan 4 sektor terdiri dari variabel konsumsi (C) investasi (I),
pengeluaran pemerintah (G), pajak (TX) pembayaran transfer (Tr), ekspor (X) dan impor (M).

Y = C + I + G (X – M) (C = a + bYd => Yd = Y – Tx + Tr)


Y = a + b (Y – Tx + Tr) + I + G + (X – M)
Y = a + bY – bTx + bTr + I + G + (X– M)
Y – bY = a – bTx + bTr + I + G + (X– M)
(1 – b) Y = a – bTx + bTr + I + G + (X– M)
Y = a – bTx + bTr + I + G + (X – M)
1–b

Anda mungkin juga menyukai