Anda di halaman 1dari 5

 Frame Stability (Prestley Section 4.

7) Topik Bahasan: Stability akibat drift oleh beban


gempa (P-∆ effect).
 UBC 1997 Section 1630.1.3. Frame Stability harus diperhitungkan akibat P-∆ effect
𝑊𝑡 . 𝐴𝑔
bila: Ratio secondary moment terhadap primary moment atau > 0,10 atau di zone
∑𝑀𝐸

3 & 4 Story drift radio = (rumusnya enggak jelas)


 Pasal 5.7.1: P∆ effect bila n > 10 tingkat atau hn > 40 m
 Pertanyaan:
 Kapan critical?
 Apa solusinya?
o Meningkatkan stiffness?
o Meningkatkan kekuatan, menjaga kekuatan lateral dan kapasitas
disipasi energi?
 Pendekatan: Code mengatur jelas. Tuntutan “ductile frame”, drift: ∆𝑚 = 4,5∆ atau ∆𝑚 =
𝜇∆ ∆𝑒
bila < 1 – 1,5% story height (OK)
1− 𝜃∆

 Stability Index Qr. Secondary moment akibat P-∆ effect. Wt ∆mc adalah tambahan
𝑊𝑡𝑟 𝛿
momen selain beban gravitasi (G) dan beban lateral (E). Stability Index: 𝑄𝑟 = ∑𝑀𝐸

δ = termasuk inelastic displacement. ∑𝑀𝐸 = story moment yaitu ∑𝑀𝐸 = ∑ (𝑉𝑖′ +


∆𝑚
𝑉𝑖 )(𝑙𝑐 /2). Rata-rata slope dari frame 𝐻
𝑙𝑐 𝑊𝑡𝑟 ∆𝑚 𝑙𝑐 𝑊𝑡𝑟 µ∆ ∆𝑦
 Dimodifikasi menjadi 𝑄𝑟 = λ =λ
𝐻 ∑𝑀𝐸 𝐻 ∑𝑀𝐸

λ = displacement magnification factor; ∆𝑦 = drift akibat V dengan cracked


section
 Pengaruh P-∆ Effect Pada Inelastic Dynamic Response
o Pada “well behaved subframe” tidak mengurangi disipasi energi (figure 3.6)
(ada gambar halaman 4)
o Tetapi pada drift besar terjadi “crawling” (lihat figure 3.7) = degrading strength
lalu terjadi collapse (ada gambar halaman 4)
 Kekurangan pada elastis frame: lateral displacement selama masa respon elastis
biasanya kecil
 Pada maximum story drift
o Ok bila inter story drift < 1%
o Interstory drift > 1% maka δ meningkat cepat oleh deformasi inelastis (lihat
figure 4.38) di setengah H kebawah (λ) (ada gambar di halaman 5)
 Distribusi inelastis drift (δ, lihat figure 4.41 c) tidak uniform (ada gambar di halaman
6)
 Karena response rangka di dominas oleh deformasi inelastis maka pengendalian drift
lebih efektif pada peningkatan kekuatan daripada peningkatan kekakuan / stiffness.
 Kebutuhan Daktilitas
o δ erat hubungannya dengan syarat µ𝑢 di sendi plastis
o δ yang tinggi di setengah H ke bawah butuh inelastis θ yang tinggi
o Bila δ lebih besar dari 1,5 % hi abaikan maka detailing sesuai dengan code akan
menjadi kurang aman
 Kompensasi Kekuatan
o Pakai pendekatan : kompensasi loss of absorbtion energy
1+ µ𝛿
o Perlu peningkatan kekuatan ∑𝑀𝐸 = 𝑊𝑡 𝛿𝑦
2

(ada grafik di halaman 8)


 Perkiraan Story Drift
o Bentuk δ akibat inelastis tidak sama dengan elastis
o Juga tidak seragam ∆𝑚 = µ𝑚 𝑥∆
∆𝑚
o Bagian setengah H ke bawah ∆𝑚 = µ∆ 𝑥∆𝑦 atau µ𝛿 = 2µ∆ = 2 ∆𝑦

o Bagian setengah H ke atas λ menurun tapi ≥ 1,2


o Bagian setengah H ke bawah butuh µ𝑠 (displacement ductility) lebih besar
 Mcap tingkat diperlukan
∆∑𝑀𝐸
o Syarat ∑𝑀𝐸 < ϕ (∑𝑀𝐼 - ∆ ∑𝑀𝐼 ) atau ϕ∑𝑀𝐼 > ∑𝑀𝐸 (1 + )
∑𝑀𝐸

ϕ∑𝑀𝐼 > (1 + 𝑄𝑟 ∗) ∑𝑀𝐸

𝑙𝑐 𝑊𝑡𝑟 ∆𝑦
Dimana 𝑄𝑟 ∗ = (µ∆ + 0,5) 𝐻 ∑𝑀𝐸

𝑊𝑡𝑟 𝛿
Berlaku bila 𝑄𝑟 = ≥ 0,15
∑𝑀𝐸

𝑙𝑐 𝑊𝑡𝑟 ∆𝑚
𝑄𝑟 = λ 𝐻 ∑𝑀𝐸

Atau 𝑄𝑟 ∗ ≥ 0,085
Dianggap: Bila 𝑄𝑟 < 0,15 tidak ada detrimental

 Kesimpulan
o Setelah dimensi struktur ditetapkan, defleksi elastis atas ∆y harus dikontrol
o P-∆ effect perlu diamankan bila 𝑄𝑟 ∗ ≥ 0,085 atau 𝑄𝑟 < 0,15
o Ingat figure 4.41 c, δ bagian setengah H ke bawah = 2 x µ∆ x ∆y
∑ 𝑀𝐸
∑ kekuatan balok di node point ∑𝑀𝑖 - ∑ 𝑀𝐸𝑂 / 𝜆𝑂 - 𝜙𝑂 𝜆𝑂

o Dimana: Φo = system flexural overstrength factor


λO = material overstrength
o Bila pada suatu tingkat di bagian setengah H ke bawah terdapat, harus dijamin
∑ 𝑀𝐸
∑𝑀𝑖 ≥ (1 + 𝑄𝑟 ∗) 𝜙

o Bila tidak maka tambah tulangan balok yang bersangkutan.


o Selanjutnya kekuatan kolom di kontrol / ditambah secara proporsional agar
6
tetap terjadi “strong coloumn weak beam” ∑𝑀𝐶 ≥ ∑ 𝑀𝑔 (ada gambar di
5

halaman 11)
 Stability Index
𝑊 𝛿
𝑡𝑟
𝑄𝑟 = ∑𝑀
𝐸

𝑙𝑐 µ∆ ∆𝑦
δ=λ 𝐻
𝑙𝑐 𝑊𝑡𝑟 µ∆ ∆𝑦
𝑄𝑟 = 𝐻 ∑𝑀𝐸

𝑙𝑐
Dimana : ∑𝑀𝐸 = ∑ (𝑉𝑖′ + 𝑉𝑖 ) 2

λ=2

δ = interstory inelastic drift

1⁄ H ke bawah ∆e membesar oleh deformasi inelastic (ada dua gambar di halaman 12,
2
13, satu gambar di halaman 14)

Pedoman P∆ effect oleh Peraturan

 UBC 1997 SECTION 1630.1.3


Frame stability harus diperhitungkan akibat P∆ effect bila:
𝑊𝑡 𝐴𝑠
o Ratio secondary momentt terhadap primary moment atau ∑𝑀𝐸
o Di zone 3 & 4 Story drift ratio = (rumus tidak jelas)
 UBC section 1630.9 dan 1630.10: mengatur ∆S dan ∆M
 SNI 1726 Pasal 8.1.
o Menyediakan 2 macam simpangan
o Simpangan Batas Layan ≤ (rumus tidak jelas)
o Simpangan Batas Ultimate = 0,7 R x
Simpangan Batas Layan dan 0,02 hi
 Pasal 5.7.1 : P∆ effect bila n > 10 tingkat atau hn > 40 m
 Perhitungan P∆ effect : pakai 𝛿𝑆
o SNI : Pasal 12.13 (4(3)) : dua rumus 𝛿𝑆
o UBC & ACI : section 10.13.4.3 : dua rumus 𝛿𝑆
o Ukuran sway Q = (rumus tidak jelas)

DRIFT LIMITATION

𝑊 𝛿 ℎ𝑐 µ∆ ∆𝑦
𝑄𝑟 = (𝑉 ′ +𝑡𝑟 𝑉 ) ≥ 0,15 ∆𝑚 = < 1,5 % ℎ𝑖
𝑖 𝑖 2 1− 𝜃

𝑄𝑟 * ≥ 0,085 ∆𝑚 = 2 µ∆ ∆𝑦

UBC 1997 UBC 1630.9 Zone 1 dan 2


∆s dan ∆µ = 0,7 R ∆s (1630.1.3)

𝑊𝑡 ∆𝑠
> 0,1
∑𝑉𝑖 ℎ𝑖

Zone 3 dan 4
(1630.1.3)

∆𝑠 0.02
>
ℎ𝑠 𝑅

0.03
KBL ≤ ℎ𝑖
𝑅
KBU ≤ 0.7 Rx
(KBL)

 P-∆ effect :
o Perkuatan pakai Priestly Eq (4.43) yaitu ϕ ∑ 𝑀𝑖 > (1 + 𝑄𝑟 *) ∑ 𝑀𝐸 di balok
balok
o Perkuatan sesuai SNI / ACI / UBC di kolom kolom dengan δ

Contoh Kontrol P∆ Effect dan Batas Drift Inelastis

(tabel halaman 18 kosong, enggak ada isinya)

o Batas drift elastic antar lantai adalah 9.4 mm


o Batas inelastic drift adalah ∆s x 0.7 R
o Batas inelastic drift antar lantai adalah 0.025xhi atau 100 m
o Asumsi
R = 8.5
T = 0.7
h = 4000 mm
zona 3 dan 4 dengan ∆m = ∆s x 0.7 R
o Batasan (sesuai dengan UBC, ACI, dan SNI)
P∆effect diperhitungkan bila drift dari Inelastic drift dari ∆m adalah 0.025 x hi-
= 0.025 x 4000 = 100 mm
o Perkuatan
Menggunakan rumus Priestley 4.43 ϕ ∑ 𝑀𝑖 > (1 + 𝑄𝑟 *) ∑ 𝑀𝐸 atau sesuai
dengan SNI 03-2847-2002 Pasal 12.13.4(1) dan Pasal 12.13.6

(ada gambar di halaman 19 dan 20)

Anda mungkin juga menyukai