Anda di halaman 1dari 16

RANGKUMAN UTS GMB 2018 – PANGEA 2015

SUKSES SBMPTN, EH UTS!

PEMBAHASAN SOAL UTS GMB TAHUN 2017


(thanks to D*nan*i atas share2an soalnya).
Sebelum membaca, jangan lupa berdoa  Bismillah...
Selesai membaca, jangan lupa berdo’a kembali  Alhamdulillah...
Semua jawaban di bawah ini belum tentu benar ya...

SOAL A
1. Jelaskan 3 teori mengenai kejadian migas. Mana teori yang bisa diterima
dengan baik oleh kalangan geologist dan bukti – bukti yang
memperkuatnya?
Dalam kejadian migas, terdapat tiga teori yang berkembang yaitu teori
organik, anorganik, dan kombinasi.
a. TEORI ORGANIK
Migas berasal dari material-material organik berukuran mikro
dan makro yg terendapkan dalam cekungan sedimenter dan
terkubur dalam bentuk ooze dan lumpur pada dasar cekungan.
Material tersebut berasal dari kehidupan darat dan kehidupan
laut. Pada saat organisme mati, tubuhnya akan dihancurkan oleh
bakteri. Bila material-material organik tersebut ditutupi oleh lumpur,
maka akan terbentuk kondisi reduksi dan proses dekomposisi oleh
bakteri aerob akan terhenti. Pada kondisi tersebut bakteri anaerob yang
bisa hidup dengan cara memanfaatkan oksigen dari sulfat yang terlarut
dalam air, yang lebih berperan. Dari proses tersebut, akan tersisa
material organik tak larut, yang disebut kerogen yang terawetkan
dalam serpih. Karena pengaruh dari berbagai faktor seperti suhu,
tekanan, bakteri, dan waktu maka akan mematangkan kerogen
menjadi hidrokarbon. Teori ini dapat diterima dengan baik oleh
kalangan geologist.
Bukti-bukti:
 Migas mengandung beberapa senyawa yang hanya berasal
dari bahan- bahan organik seperti:
o Porfirin yang berhubungan dengan hemin dan klorofil.
o Senyawa yang secara optis aktiv (dapat memutar bidang
sinar terpolarisasi).
o Mempunyai struktur yang berhubungan kolesterol,
karoten dan terpene.
o Senyawa-senyawa yang didominasi senyawa dengan
struktur rantai parafin bernomor gasal.
 Ditemukannya bahan organik dalam jumlah besar dan
tersebar luas pada batuan sedimen.
 Sebagian besar migas ditemukan dalam batuan sedimen.
b. TEORI ANORGANIK
Migas bumi berasal dari bahan anorganik yang terbentuk melalui
proses reaksi kimia tanpa bantuan organisme.
 Teori Abyssal (Russell, 1951)
Di bagian terdalam dari bumi kemungkinan ditemukan
hidrokarbon dalam jumlah besar. Teori ini didasarkan pada data
terdapatnya hidrokarbon di dalam pecahan inti meteorit dan
ditemukannya methana dalam atmosfer planet-planet besar.
 Teori Reaksi Karbit (Mendeleyev, 1877)
Migas terbentuk dari hasil reaksi karbida besi (FeC2) dalam
kerak bumi dengan H2O pada suhu dan tekanan tinggi.
 Teori Logam Alkali (Berthelot, 1866)
Migas terbentuk dari hasil reaksi antara logam alkali dalam
keadaan bebas di kerak bumi dengan CO2 pada suhu tinggi.
 Teori Emanasi Vulkanik (Van Humbold, 1805)
Pembentukan migas berhubungan dengan aktivitas vulkanik.
c. TEORI KOMBINASI (DUPLEX ORIGIN)
Dikemukakan oleh Robert Robinson: Migas berasal dari campuran
unsur-unsur organik dan anorganik (hidrogen vulkanik hasil reduksi
dari hematit dan uap panas).
2. Jelaskan bagaimana klasifikasi migas didasarkan pada sifat kimianya!
Sebutkan contoh-contoh senyawa dari masing-masing klas tersebut serta
manfaat mempelajari sifat kimia migas!
a. Hidrokarbon jenuh (senyawa hidrokarbon yang mengandung hanya ikatan
rangkap satu antar unsur karbonnya):
- Alkana/parafin (CnH2n+2), contohnya metana, etana, propana, butana,
dsb.
- Sikloalkana/naftena/naften (CnH2n), contohnya sikloheksana,
siklopentana, metil siklopentana, metil siklohesana, dsb.
b. Aromatik (hidrokarbon dengan ikatan tunggal dan atau ikatan ganda di
antara atom-atom karbonnya; berupa monosiklik atau polisiklik; tak jenuh;
berbentuk cincin). Contohnya benzena, toluena, naftalena, antrasena,
xylena, dsb.
c. Heterocompounds atau senyawa heterogen, antara lain:
- Senyawa nitrogen: amides, pyridines, indoles, pyroles.
- Senyawa sulfur: alkane thiols (mercaptans) thioalkanes,
thiocycloalkanes, dithioalkanes, cyclic sulfides.
- Senyawa oksigen: esters, ketones, phenol, alcohols, and acids (fatty
acids, isoprenoids, naphthenic acids, carboxylic acids.
- Senyawa pembawa nikel
- Senyawa pembawa vanadium

3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan ekspulsi! Dalam fase apa migas
mengalami ekspulsi serta mekanisme-mekanisme yang menyebabkan
terjadinya ekspulsi?
a. Ekspulsi adalah pergerakan minyak dan gas bumi keluar dari dalam
batuan induk yang telah matang menuju lapisan pembawa (carrier
bed) dalam bentuk tetesan – tetesan hidrokarbon.
b. Migas mengalami ekspulsi pada fase:
- bentuk larutan molekuler
- bentuk larutan miselar
- fase terpisah, antara air dengan migas
c. Mekanisme-mekanisme yang menyebabkan ekspulsi terbagi atas dua:
- berhubungan dengan pergerakan air dalam batuan induk
- tidak berhubungan dengan pergerakan air dalam batuan induk
 BERHUBUNGAN DENGAN GERAKAN AIR
Terdapat 2 jenis gerakan air dalam cekungan sedimenter: air
formasi dan air meteorik. Penyebab gerakan air:
1. Kompaksi
Adanya beban dari batuan di atasnya merupakan kekuatan
penggerak penting dalam kejadian ekspulsi sehingga
hidrokarbon bergerak melalui lapisan porous atau rekahan
ke daerah dengan tekanan lebih rendah (daerah lebih
dangkal).
2. Aqua-thermal
o Kenaikan suhu karena pengaruh gradien geothermal
menyebabkan volume air meningkat dan merupakan
kekuatan penggerak terjadinya expulsi.
o Jumlah fluida yang dilepaskan meningkat dengan
pertambahan kedalaman terkubur.
3. Osmosis
o Osmosis dapat menyebabkan terjadinya gerakan fluida
karena adanya perbedaan salinitas air formasi.
o Salinitas air formasi meningkat terhadap kedalaman
dan kompaksi.
4. Dehidrasi Mineral Lempung
o Alterasi montmorilonit menjadi illit menyebabkan
mekanisme pelepasan air dalam bentuk senyawa pada
mineral lempung menjadi air bebas melalui rongga
interpartikel.
o Proses alterasi tersebut dipengaruhi oleh kenaikan suhu.
o Merupakan mekanisme expulsi pada tempat yang
dalam.
 TIDAK BERHUBUNGAN DENGAN GERAKAN AIR
1. Pembentukan Hidrokarbon
o Kejadian hidrokarbon menyebabkan terjadinya
rekahan-rekahan mikro pada batuan induk sehingga
fluida di dalamnya dapat bergerak keluar.
o Orientasi rekahan mikro: vertikal dan horisontal.
2. Difusi Melalui Jaringan Organik
o Proses lambat
o Mekanisme ini tidak memerlukan porositas, yang
diperlukan hanya adanya jaringan kerogen yang
menerus.
o Bukti-bukti:
 Dari percobaan petrofisik di lab ditemukan
adanya kerogen yang menerus secara
vertikal/horisontal dalam batuan induk.
 Kejadian hidrokarbon memerlukan adanya
penumpukan bahan organik

4. Pada saat terakumulasi dalam suatu perangkap antiklin, kontak


antarminyak-air tidak selalu berupa bidang datar tetapi bisa membentuk
suatu bidang miring. Jelaskan bagaimana peristiwa tersebut dapat terjadi!
Konsepsi Hubbert menyatakan bahwa suatu akumulasi dapat
terjadi serta hilang terusir dengan terdapatnya suatu gradien
hidrodinamik yang arah serta besarnya dapat berubah setiap saat. Pada
keadaan tersebut, batas air – minyak atau air – gas dapat membentuk bidang
miring. Akumulasi migas merupakan suatu kesetimbangan dinamis.
Gradien hidrodinamik diperoleh bila lapisan reservoir tersingkap
ke permukaan dan menerima air, selanjutnya mengalirkannya ke arah
titik yang lebih rendah, sehingga menimbulkan perbedaan potensial.
Perhatikan gambar di bawah ini!
SOAL B
1. Apa yang dimaksud dengan sistem petroleum? Apa tujuan mempelajarinya?
Sebutkan pula unsur dan proses dalam sistem petroleum!
Jawaban yang diinginkan Pak Udin (saat ujian, lebih baik menjawab
dengan ini):
- Menurut Magoon and Dow (1994), sistem petroleum adalah terdiri
dari batuan induk yang MATANG dan semua yang berhubungan
dengan minyak dan gas yang meliputi semua unsur – unsur
penting serta proses yang diperlukan untuk adanya akumulasi
minya dan gas.
- Tujuan mempelajarinya sebagai upaya eksplorasi hidrokarbon.
- Unsur penting dari sistem petroleum: Batuan induk, batuan
reservor, batuan penutup, dan overburden rock.
- Proses dalam sistem petroleum: 1) pembentukan perangkap; 2)
generasi-migrasi-akumulasi hidrokarbon
[PENTING: Saat ujian, jawablah dengan jawaban yang singkat namun
jelas, tidak bertele-tele dan tepat sasaran. Pak Udin senang dengan yang
seperti itu dan ada sumber jawabannya, seperti menurut Magoon & Dow di
atas]
Jawaban lainnya (saat ujian tidak disarankan menjawab dengan ini):
- Sistem petroleum merupakan suatu komponen yang terdiri dari
unsur dan proses yang memungkinkan hidrokarbon terbentuk,
bermigrasi, dan terperangkap di bawah permukaan bumi untuk
kemudian diproduksi. Tujuan mempelajarinya sangat penting
sebagai upaya eksplorasi hidrokarbon.
- Unsur – unsur sistem petroleum:
1. Batuan induk, yaitu batuan sedimen berbutir halus yang
banyak mengandung bahan-bahan atau material organik
sisa-sisa hewan dan tumbuhan yang mengalami pematangan
sehingga terbentuk minyak dan gas bumi.
2. Jalur migrasi, yaitu jalur tempat bergeraknya minyak dan
gas bumi dari batuan induk ke perangkap atau reservoar.
Jalur migrasi dapat berupa rekahan, pori-pori, maupun bidang
antar lapisan batuan.
3. Batuan reservoar, merupakan semua batuan yang bersifat
porous (berpori-pori) dan permeabel (dapat meloloskan fluida)
sehingga dapat menampung minyak dan gas bumi yang
dihasilkan oleh batuan induk.
4. Perangkap, merupakan suatu bentukan geometri yang dapat
memerangkap minyak dan gas bumi sehingga terakumulasi di
dalam reservoar.
5. Batuan tudung, adalah batuan sedimen yang bersifat
impermeabel atau kedap fluida sehingga minyak dan gas bumi
yang ada di dalam reservoar tidak dapat keluar lagi.
- Proses – proses yang bekerja:
1. Generasi, yaitu suatu proses di mana batuan induk mengalami
pematangan akibat temperatur dan tekanan yang cukup
untuk mengubah material organik menjadi hidrokarbon.
2. Migrasi, yaitu proses perpindahan minyak dan gas bumi dari
batuan induk ke batuan reservoar hingga terakumulasi di
dalam reservoar.
3. Akumulasi, yaitu proses terkumpulnya volume hidrokarbon
setelah bermigrasi menuju reservoar.
4. Preservasi, yaitu proses pengawetan hidrokarbon yang tidak
terubah oleh proses biodegradation dan ataupun waterwashing.

2. Akumulasi hidrokarbon pada umumnya terdapat pada batuan reservoar.


Berikan alasan mengapa pembentukan hidrokarbon bukan pada batuan
reservoar tersebut. Jelaskan dengan singkat analisis-analisis yang dilakukan
pada batuan induk dalam eksplorasi hidrokarbon!
- Pembentukan hidrokarbon bukan pada batuan reservoar karena
batuan reservoar memiliki butiran – butiran yang kasar dengan
porositas dan permeabilitas yang cukup besar sehingga pengawetan
material organik yang menjadi cikal bakal hidrokarbon sulit
terjadi. Pengawetan material organik dapat berlangsung dengan
baik pada batuan sedimen berbutir halus seperti serpih. (Anda
punya jawaban lain?)
- Analisis pada batuan induk antara lain:
SIMPELNYA (tapi banyak juga):
1. Analisis jumlah material organik:
o menggunakan alat Leco Carbon Analyzer, yang merekam
jumlah CO2 hasil pembakaran dari material organik.
o Klasifikasi yang digunakan menggunakan parameter
presentase nilai TOC menurut Peters & Cassa (1994).
2. Analisis tipe material organik:
o menggunakan alat Rock Eval Pyrolisis.
o hasilnya berupa nilai S1 (hidrokarbon yang sudah ada dalam
batuan), S2 (hidrokarbon mulai muncul dan mencapai
maksimum pada temperatur 420 - 460º C), dan S3
(kandungan CO2 yang dikeluarkan dari kerogen), dan
Tmaks (temperatur saat S2).
o Klasifikasi tipe kerogen menurut Peters & Cassa (1994) dan
Diagram van Krevelen.
3. Analisis kematangan material organik:
o Identifikasi kematangan berdasarkan data geokimia organik
(tidak langsung):
o Analisis pantulan vitrinit
o Analisis indeks warna spora
o Thermal Alteration Index (TAI)
o Identifikasi kematangan berdasarkan pyrolisis (metode
langsung):
o Rock-Eval Pyrolisis, menghasilkan parameter S1,
S2, S3, Tmax.
o Klasifikasi kematangan dengan parameter %Ro menurut
Peters & Cassa (1994), dan klasifikasi lainnya.
o Metode Lopatin: digunakan dalam penentuan fase
kematangan batuan induk dengan mempertimbangkan
faktor waktu, kedalaman, dan temperatur.
RIBETNYA:
a. Analisis jumlah material organik (TOC)
 Analisis TOC biasanya dilakukan dengan suatu alat
penganalisis karbon, Leco Carbon Analyzer dimana
tekniknya cukup sederhana, yaitu dengan membakar
sampel yang berbentuk bubuk -bebas unsur karbon
anorganik- pada temperatur tinggi dengan bantuan
oksigen.
Dasar pengerjaan alat ini adalah menggunakan sistem
pembakaran, yaitu dengan memanaskan sampel batuan
sampai suhu 1200 – 1500oC yang dibantu oleh
katalisator, sehingga seluruh material karbon organik di
dalam sampel batuan terbakar dan terubah seluruhnya
menjadi CO2, dan jumlah CO2 inilah yang kemudian
terbaca detektor sebagai hasil pembakaran dari material
organik.
 Klasifikasi yang digunakan adalah presentase nilai TOC
menurut Peters & Cassa (1994), dan klasifikasi lainnya.
b. Analisi tipe material organik
 Alat yang digunakan adalah Rock Eval Pirolisis.
 Selama pemanasan, 2 jenis hidrokarbon dikeluarkan dari
batuan. Hidrokarbon yang pertama keluar  250º C,
merupakan hidrokarbon yang sudah ada di dalam batuan,
digambarkan dalam bentuk S1.
 Pada temperatur  350º C, jenis hidrokarbon yang kedua
mulai muncul dan mencapai maksimum pada temperatur
420 - 460º C. Hidrokarbon ini disebut S2. Temperatur
maksimum pada saat S2, disebut Tmaks.
 CO2 juga dikeluarkan dari kerogen dan ditangkap oleh
detektor kedua, dan direkam sebagai S3.
 Indeks Hidrogen (HI) adalah S2 / TOC
 Indeks Oksigen (OI) adalah S3 / TOC
 Klasifikasi tipe kerogen menurut Peters & Cassa (1994),
menurut Diagram van Krevelen, dan lain-lain.
c. Analisis kematangan material organik
 Kerogen yang telah matang akan membawa perubahan
pada vitrinit dan akan diiringi dengan kemampuan
partikel tersebut untuk memantulkan cahaya yang jatuh
padanya. Tingkat kematangan yang teramati dari nilai Ro
ini akan bertambah secara teratur dengan bertambahnya
kedalaman.
 Pada temperatur  350ºC, jenis hidrokarbon yang kedua
mulai muncul dan mencapai maksimum ketika
temperatur 420 & 460º C. (Hidrokarbon kedua  S2).
Temperatur pada saat S2, disebut Tmaks.
 Klasifikasi kematangan dengan parameter %Ro menurut
Peters & Cassa (1994), dan klasifikasi lainnya.
 Identifikasi kematangan berdasarkan data geokimia
organik (tidak langsung):
o Analisis pantulan vitrinit (seperti yang dijelaskan
di atas)
o Analisis indeks warna spora
o Thermal Alteration Index (TAI)
 Identifikasi kematangan berdasarkan pyrolisis (metode
langsung):
o Rock-Eval Pyrolisis, menghasilkan parameter
S1, S2, S3, Tmax
 Metode Lopatin: digunakan dalam penentuan fase
kematangan batuan induk dengan mempertimbangkan
faktor waktu, kedalaman, dan temperatur.
3. Lihat Gambar 1 dan Gambar 2 di bawah ini. (Penampang seismik melalui
Tandun Field di Cek. SumTeng).
(sumber gambar dari internet)
Pertanyaan:
a. Jelaskan sejarah geologi daerah tersebut.
Sejarah geologi pembentukan Cekungan Sumatra Tengah:
1. Early Synrift (Late Eocene to Oligocene): Pembentukan Formasi
Pematang dan Kelesa. Formasi ini terdiri atas asosiasi dari fasies
aluvial, lakustrin dangkal-dalam, dan fluvio-delta yang
ditunjukkan dengan serpih laminasi, lanau dan pasir dengan
interval batubara dan konglomerat.
2. Late Synrift-Early Postrift (Late Oligocene to Early Miocene):
Sikuen ini ekuivalen dengan kebanyakan dari Grup Sihapas,
termasuk beberapa fasies paralic (?) yang menunjukkan suatu
transgresi teratur: Formasi Menggala masih fluvial, tapi
ditumpangi dengan pasir laut dangkal (Formasi Bekasap) dan
fasies argillaceous/lempungan (Formasi Bangko), terakhir
membentuk seal regional. Formasi Menggala dan Bekasap
mengandung reservoar terbaik pada cekungan.
3. Early Postrift (Early to Middle Miocene): Tahap ini terbentuk
fasies marine distal dari Grup Sihapas, di mana terdapat tahap
akhir transgresi (Formasi Duri: delta front sands and shales)
diikuti dengan maksimum Tertiary flooding (pembentukan
Formasi Telisa: serpih dan lanau).
4. Late Postrift (Midde Miocene to Quaternary): Tahap ini
menunjukkan pengisian sedimen Tersier Akhir pada cekungan,
dan termasuk regresif deltaik dan sedimen aluvial yang terdapat
beberapa ketidakselarasan. Hanya bagian terdalam dari sikuen ini
(Formasi Petani dengan serpih laut, pasir dan batubara) yang
berperan secara signifikan dalam akumulasi migas.
b. Dari gambar terebut, Formasi apa yang bertindak sebagai batuan induk?
dan Formasi apa yang bertindak sebagai batuan reservoar?
Formasi yang berperan sebagai batuan induk: Grup Pematang
Formasi yang berperan sebagai batuan reservoar: Grup Pematang,
Grup Sihapas, Formasi Duri.
Sumber:
Petroleum systems in rift basins – a collective approach in Southeast Asian basins,
karya Harry Doust dan H. Scott Sumner.
Petroleum systems of Indonesia, karya Harry Doust dan Ron A. Noble.
4. Lihat Gambar 3. (Penampang seismik melalui platform TG di Cek. SumSel
dengan arah timur-barat). Data geokimia menunjukkan semua batuan induk
yang ada mempunyai nilai TOC > 1. dan dengan harga HI antara 115-230.
Jelaskan:
a. Batuan induk yang ditafsirkan sudah mampu membentuk minyak.
Batuan induk yang membentuk minyak memiliki nilai %Ro lebih dari
6.
Batuan induk tersebut adalah dari: Formasi Talang Akar (Ro 1,0);
Formasi Lemat (Ro 1,3); Formasi Gumai Bagian Bawah (Ro 0,7).
b. Hasil pemboran di sumur A ditemukan adanya minyak. Jelaskan
penamaan sistem petroleum berdasarkan data yang ada.
MATERI:
Penamaan sistem petroleum itu seperti ini:
NAMA BATUAN INDUK – NAMA BATUAN RESERVOAR
(TINGKAT KEPASTIAN)
Tingkat kepastian ada 3 yaitu:
(!) : artinya known atau diketahui, maksudnya adalah adanya korelasi
positif antara batuan induk dengan migas.
(.) : artinya hypothetical (hipotetik), maksudnya adalah tidak adanya
korelasi antara batuan induk dengan migas, namun terdapat bukti
geokimia.
(?) : artinya speculative (spekulasi), maksudnya adalah adanya bukti
geologi atau geofisika, misalnya dari penampang seismik.
Nah, dalam soal tersebut penamaan sistem petroleumnya antara lain:
- Lemat (LEF) –Baturaja (.) [ada bukti geokimianya]
- Talang Akar (TAF) –Baturaja (.) [ada bukti geokimianya]
c. Jelaskan pula jenis perangkap dan batuan seal (penutup) di Sumur A.
Jenis perangkap berupa perangkap stratigrafi dari Formasi Gumai
(lempung) dan mungkin saja terdapat perangkap struktur.
Jenis batuan seal adalah batulempung dari Formasi Gumai yang
merupakan SEAL REGIONAL SANGAT BAIK pada cekungan ini.

ALHAMDULILLAH

Catatan: Soal tentang petsys yang akan diujikan pada tanggal 27 Maret 2018 ini,
katanya akan keluar mengenai Cekungan Jawa Timur Utara.

Anda mungkin juga menyukai