discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/261217147
CITATIONS READS
0 771
2 authors:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Wihasto Suryaningtyas on 01 April 2014.
ABSTRACT ABSTRAK
Objective: Moyamoya disease is a condition Latar Belakang: Penyakit Moyamoya (PMM) adalah
that increases the risk of stroke and become the
most frequent pediatric cerebrovascular disease penderitanya berisiko stroke.1-4 Penyakit ini
in Japan. This is a prograssive disease. However, merupakan penyakit serebrovaskular pediatri
was performed to treat moyamoya disease. In a short hari ke-10 pasca operasi keadaan motorik membaik
dengan kekuatan 3 pada ekstremitas atas, dan 2 pada
although revascularization assessments still require ekstremitas bawah.
long-term evaluation. Kesimpulan: Temuan radiologis yang khas dapat
Keywords : Moyamoya, stroke trombotic, pediatric, pada penderita ini dilakukan dengan operasi
revascularization miopialsinangiosis dan multidisiplin. Dalam waktu
singkat, pasca operasi ditemukan perbaikan klinis
yang nyata pada penderita. Penilaian keberhasilan
tindakan revaskularisasi masih memerlukan evaluasi
jangka panjang.
Gambar 1. CT scan kepala dengan kontras Gambar 2. MRI kepala menunjukkan gambaran yang
menunjukkan area infark di daerah yang disuplai sesuai dengan gambaran infark yang ditunjukkan pada
oleh cabang arteri serebri media (panah putih). CT scan sebelumnya (panah hitam).
Gambar 3.
menyerupai “sesuatu yang samar-samar, berka- tidak langsung (indirek). Teknik ini diputuskan
dilakukan ketika durante operasi karena terjadi
Jepang disebut moyamoya.1,4,8 komplikasi STA terpotong setelah dilakukan
ditemukan gambaran khas PMM berupa perlam- kraniotomi. Teknik yang diterapkan yakni Mio-
batan centrotemporal, dan fenomena “rebuild- pialsinangiosis yang kurang lebih sama dengan
1,5
-
nial dapat disingkirkan dengan pemeriksaan (gambar 4).
funduskopi. -
Penderita didiagnosis PMM derajat III (steno- patkan bagian otot temporalis secara langsung
diatas korteks serebri setelah lapisan arakhnoid
kolateral MM), berdasarkan sistem grading Su- dipisahkan. Flap dura kemudian ditutup, kemu-
- dian dijahit kembali pada posisi semula diatas
bagian otot tersebut. Semakin lama pembuluh
- kolateral terbentuk diantara otot yang tervasku-
larisasi dengan baik dengan jaringan saraf yang
menurut Suzuki dan Takaku.1,9 iskemik. Teknik ini mempunyai risiko komplika-
Prosedur revaskularisasi serebri merupakan mo- si lebih rendah dari anastomosis langsung. Akan
dalitas pada PMM. Indikasi revaskularisasi pada tetapi, tidak dapat segera memberikan pening-
PMM adalah TIA atau stroke berulang, gejala katan aliran darah ke area iskemik di otak. Se-
memberat, retardasi mental progresif, aliran da- lain memicu angiogenesis, teknik ini juga dapat
menurunkan jumlah pembuluh darah kolateral
serebri (berdasarkan CT scan).4,5 Terdapat tiga basal yang patologis.2,5 Lapisan arakhnoid dihi-
metode revaskularisasi yang dapat diterapkan langkan pada lokasi pembukaan dura. Lapisan
pada PMM yakni langsung, tak langsung atau ini diperkirakan sebagai penghambat pertumbu-
kombinasi keduanya. han pembuluh darah.
Prosedur revaskularisasi indirek kurang in- fungsional memerlukan proses arteriogenesis
vasif, durasi operasi lebih singkat, sebagai sub- yang terdiri dari angiogenesis dan anastomosis
stitusi bila tak tersedia pembuluh darah donor arteri-ke-arteri. Selama pertumbuhannya, uku-
atau resipien, dan tidak membatasi ahli bedah ran lumen pembuluh-pembuluh darah anas-
terhadap patokan jalur MCA saja.2 Prosedur tomosis akan bertambah untuk meningkatkan
revaskularisasi pada pasien ini berupa metode perfusi wilayah otak yang iskemik.10
Prosedur revaskularisasi pada PMM berisiko
rendah, efektif dalam mencegah gejala iskemik,
dan meningkatkan kualitas hidup penderitan-
ya.2,5,6 Adapun keadaan pasien hari ke-10 pasca
operasi keadaan motorik membaik. Tidak ter-
Daftar Pustaka