Anda di halaman 1dari 6

See

discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/261217147

Revaskularisasi dengan Teknik


Miopialsinangiosis pada Penderita Penyakit
Moyamoya [Myopialsinangiosis for r....

Article · September 2013

CITATIONS READS

0 771

2 authors:

Wihasto Suryaningtyas Dewa Putu Wisnu Wardhana


Airlangga University Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
12 PUBLICATIONS 36 CITATIONS 2 PUBLICATIONS 0 CITATIONS

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Pediatric neurovascular surgery View project

Fronto-ethmoidal encephalocele View project

All content following this page was uploaded by Wihasto Suryaningtyas on 01 April 2014.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Case Report

Revaskularisasi dengan Teknik Miopialsinangiosis pada Penderita


Penyakit Moyamoya
Dewa Putu Wisnu Wardhana, MD | Wihasto Suryaningtyas, MD
Department of Neurosurgery, Airlangga University, Soetomo General Hospital, Surabaya, Indonesia

ABSTRACT ABSTRAK

Objective: Moyamoya disease is a condition Latar Belakang: Penyakit Moyamoya (PMM) adalah
that increases the risk of stroke and become the
most frequent pediatric cerebrovascular disease penderitanya berisiko stroke.1-4 Penyakit ini
in Japan. This is a prograssive disease. However, merupakan penyakit serebrovaskular pediatri

intervention. penyakit sebagian besar bersifat progresif. Namun,


Clinical Presentation: A 8-year-old boy presented
with a 6-day sudden paralysis of right-half of the intervensi pembedahan.1
body. Head CT revealed acute thrombotic infarction Presentasi Klinis: Penderita laki-laki usia 8
subkortical left fronto-parietal; MRA showed stenosis tahun dengan keluhan kelumpuhan mendadak
in right and left branch of ICA until the entire right separuh badan kanan sejak enam hari SMRS. Hasil
and left MCA, ACA, PCA (puff of smoke appereance). pemeriksaan radiologis berupa acute thrombotic
Intervention: Miopialsiangiosis was performed. The infarction di subkortical fronto-parietal kiri; hasil
10th day postoperative The motoric condition of the MRA: Stenosis di percabangan ICA kanan dan kiri
upper and lower extremities improved at the 10th day hingga seluruh MCA, ACA, PCA kanan dan kiri
postoperative. (disertai gambaran puff of smoke.)
Concusion: Intervensi: Penatalaksanaan pada penderita berupa

was performed to treat moyamoya disease. In a short hari ke-10 pasca operasi keadaan motorik membaik
dengan kekuatan 3 pada ekstremitas atas, dan 2 pada
although revascularization assessments still require ekstremitas bawah.
long-term evaluation. Kesimpulan: Temuan radiologis yang khas dapat

Keywords : Moyamoya, stroke trombotic, pediatric, pada penderita ini dilakukan dengan operasi
revascularization miopialsinangiosis dan multidisiplin. Dalam waktu
singkat, pasca operasi ditemukan perbaikan klinis
yang nyata pada penderita. Penilaian keberhasilan
tindakan revaskularisasi masih memerlukan evaluasi
jangka panjang.

Kata Kunci: Penyakit Moyamoya, stroke trombotik,


revaskularisasi

Dewa Putu Wisnu Wardhana,MD


Department of Neurosurgery, Airlangga University, Soetomo General Hospital,
Gedung Diagnostic Center (GDC) lantai 5
Jl. Mayjen Prof. Moestopo 6-8, Surabaya, Indonesia, 60285
Phone: 031-5501325 fax: 031-5025188 e-mail: nssbaya@gmail.com

40 | Indonesian J Neurosurgery ISSN: 2338-9524


Dewa P Wisnu Wardhana | Wihasto Suryaningtyas

Pendahuluan kesadaran mendadak, sesaat, pada keadaan


Penyakit Moyamoya (PMM) merupakan kondisi yang tidak menyenangkan seperti menangis,
- kecewa, marah. Gejala ini selalu berulang den-
deritanya berisiko stroke, berhubungan dengan gan rentang 15 sampai 30 hari berikutnya, lama
stenosis progresif dari arteri karotis interna (dis- pingsan sekitar lima menit, terkadang mengala-
tal) intrakranial dan percabangan-percabangan mi kelumpuhan sesaat pada sisi tubuh kanan
proksimalnya.1-4 Penyakit ini merupakan pen- kemudian kembali normal. Tidak ada yang
yakit serebrovaskular pediatri terbanyak di ne- mengalami penyakit serupa pada keluarga.
gara Jepang dengan angka kejadian lebih dari
0.35-0.54 per 100.000 populasi; sekitar 3 kasus tanda vital baik, dengan status general didapat
per 100.000 anak. Diperkirakan PMM berperan
ektremitas sisi kanan. Status neurologis pasien
anak.
mengalami progresivitas simtomatis dalam ku-
run waktu lima tahun. Namun, progresivitasnya
-
dahan.1 Laporan kasus ini bermaksud memberi-
kan diskusi mengenai PMM dengan opsi operasi positif sisi kanan.
Miopialsinangiosis yang diterapkan pada pasien Pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil
pediatri. dalam batas normal. Pemeriksaan mata didapat-
kan normal fundus, tanpa adanya papil edema.
Hasil MSCT scan dengan kontras dan MRI
Penderita laki-laki usia 8 tahun dengan kepala: Acute thrombotic infarction multiple di
keluhan kelumpuhan separuh badan sejak enam subkortical fronto-parietal kiri, nucleus cauda-
hari SMRS, mendadak, saat bangun tidur pagi tus kiri, nucleus lentiformis kiri, dan corona ra-
hari diikuti tidak bisa bicara, muka merot ke diata kiri (Gambar 1 dan 2). Hasil MRA: Stenosis
kanan, dan terdapat gangguan menelan. Sejak di percabangan ICA kanan dan kiri hingga se-
usia tiga tahun penderita mengalami kehilangan

Gambar 1. CT scan kepala dengan kontras Gambar 2. MRI kepala menunjukkan gambaran yang
menunjukkan area infark di daerah yang disuplai sesuai dengan gambaran infark yang ditunjukkan pada
oleh cabang arteri serebri media (panah putih). CT scan sebelumnya (panah hitam).

Volume I | Number 1 | September 2013 | 41


Miopialsinangiosis pada Penyakit Moya Moya

Gambar 3.

luruh MCA kanan dan kiri, dan ACA kanan dan


kiri (disertai collateral arteries kecil-kecil) di dae-
rah lenticulostriate (basal ganglia) berupa puff Pembahasan
of smoke, tampak juga stenosis PCA kanan dan
kiri disertai collateral arteries kecil-kecil (gambar penderita, terdapat riwayat TIA berulang sejak
penderita berusia tiga tahun, serta adanya gejala
normal (bangun dan tidur Stadium II). Tidak di- -
dapatkan gelombang epileptogenik maupun per- an hiperventilasi berpotensi mengkonstriksi ar-
lambatan abnormal teri serebri.1,3 Data epidemiologis menunjukkan
Diagnosis pada penderita yakni Stroke trombo-
tik et causa penyakit Moyamoya derajat III, den- mengalami TIA.8

Penatalaksanaan pada penderita berupa mo- -


dalitas operatif bedah saraf (Miopialsiangi- dapatkan hasil yang sesuai dengan stroke pada
hemisfer serebri kiri. Diagnosis klinis pasien
penderita membaik. Tangan kanan sudah mu- adalah stroke dengan penyebab suspek infark
lai bergerak dan menggenggam benda ringan. serebri sesuai area arteri serebri media kiri.
Pemeriksaan radiologis pada penderita didapat-
- kan gambaran sesuai dengan PMM yakni in-
ya, hemiparese kanan dengan kekuatan motorik fark serebri akut di subkortical fronto-parietal
3 pada ekstremitas atas, dan 2 pada ekstremitas kiri akibat stenosis ICA bilateral hingga MCA,
ACA, dan PCA, disertai kolateral (puff of smoke).
pada ekstrimitas atas dan lutut sisi kanan, ter-
- dilatasi jaringan pembuluh darah kolateral se-
sia motorik, dan disfagia. Tidak terdapat paresis cara abnormal (rete mirabilis) yang dikatakan

42 | Indonesian J Neurosurgery ISSN: 2338-9524


Dewa P Wisnu Wardhana | Wihasto Suryaningtyas

menyerupai “sesuatu yang samar-samar, berka- tidak langsung (indirek). Teknik ini diputuskan
dilakukan ketika durante operasi karena terjadi
Jepang disebut moyamoya.1,4,8 komplikasi STA terpotong setelah dilakukan
ditemukan gambaran khas PMM berupa perlam- kraniotomi. Teknik yang diterapkan yakni Mio-
batan centrotemporal, dan fenomena “rebuild- pialsinangiosis yang kurang lebih sama dengan
1,5
-
nial dapat disingkirkan dengan pemeriksaan (gambar 4).
funduskopi. -
Penderita didiagnosis PMM derajat III (steno- patkan bagian otot temporalis secara langsung
diatas korteks serebri setelah lapisan arakhnoid
kolateral MM), berdasarkan sistem grading Su- dipisahkan. Flap dura kemudian ditutup, kemu-
- dian dijahit kembali pada posisi semula diatas
bagian otot tersebut. Semakin lama pembuluh
- kolateral terbentuk diantara otot yang tervasku-
larisasi dengan baik dengan jaringan saraf yang
menurut Suzuki dan Takaku.1,9 iskemik. Teknik ini mempunyai risiko komplika-
Prosedur revaskularisasi serebri merupakan mo- si lebih rendah dari anastomosis langsung. Akan
dalitas pada PMM. Indikasi revaskularisasi pada tetapi, tidak dapat segera memberikan pening-
PMM adalah TIA atau stroke berulang, gejala katan aliran darah ke area iskemik di otak. Se-
memberat, retardasi mental progresif, aliran da- lain memicu angiogenesis, teknik ini juga dapat
menurunkan jumlah pembuluh darah kolateral
serebri (berdasarkan CT scan).4,5 Terdapat tiga basal yang patologis.2,5 Lapisan arakhnoid dihi-
metode revaskularisasi yang dapat diterapkan langkan pada lokasi pembukaan dura. Lapisan
pada PMM yakni langsung, tak langsung atau ini diperkirakan sebagai penghambat pertumbu-
kombinasi keduanya. han pembuluh darah.
Prosedur revaskularisasi indirek kurang in- fungsional memerlukan proses arteriogenesis
vasif, durasi operasi lebih singkat, sebagai sub- yang terdiri dari angiogenesis dan anastomosis
stitusi bila tak tersedia pembuluh darah donor arteri-ke-arteri. Selama pertumbuhannya, uku-
atau resipien, dan tidak membatasi ahli bedah ran lumen pembuluh-pembuluh darah anas-
terhadap patokan jalur MCA saja.2 Prosedur tomosis akan bertambah untuk meningkatkan
revaskularisasi pada pasien ini berupa metode perfusi wilayah otak yang iskemik.10
Prosedur revaskularisasi pada PMM berisiko
rendah, efektif dalam mencegah gejala iskemik,
dan meningkatkan kualitas hidup penderitan-
ya.2,5,6 Adapun keadaan pasien hari ke-10 pasca
operasi keadaan motorik membaik. Tidak ter-

Menurut literatur, diantara pasien-pasien PMM


yang menjalani prosedur pial siangiosis kemu-
dian diikuti minimal lima tahun; hanya sekitar
1,11

Tolak ukur keberhasilan tindakan revaskular-


isasi pada pasien PMM selain klinis juga dengan
Waktu terpendek yang dibutuhkan
untuk terbentuknya pembuluh kolateral yang
dapat dilihat pada pencitraan adalah 6 minggu
pasca operasi.11 Secara umum, status neurologis
Gambar 4. 2
pada waktu dilakukan terapi menentukan kelu-
aran jangka panjang penyakit ini.1 Adapun prog-

Volume I | Number 1 | September 2013 | 43


Miopialsinangiosis pada Penyakit Moya Moya

nosis pada penderita ad vitam dubius ad bonam,


dan ad fungsionam dubius ad malam. Using Gyrencephalic Brain of the Miniature pig:
-
Kesimpulan
Journal Neurosurgery Pediatrics. 2009; 3: 488-495
Penyakit MM merupakan salah satu penyebab -
stroke baik pada anak-anak maupun dewasa. cal Treatment of Moyamoya Syndrome in Patients
Temuan radiologis yang khas dapat mengkon-
-
surgery Pediatrics. 2008; 1: 211-216
dengan pemberian terapi yang tepat adalah lang-
kah terpenting dalam mencapai keluaran terbaik.

pemeriksaan penunjang maka penderita didiag-


nosis menderita stroke trombotik et causa pen-
yakit Moyamoya derajat III, dengan progresivi-

dilakukan dengan teknik miopialsinangiosis.


Dalam waktu singkat, pasca operasi ditemukan
perbaikan klinis pada penderita. Penilaian ke-
berhasilan tindakan revaskularisasi baik klinis
maupun radiologis masih memerlukan evaluasi
jangka panjang.

Daftar Pustaka

RF, Loveren H. Surgical Management of Moy-


amoya Disease. Neurosurgery Focus. 2009; 26 (4):

Disease. Neuropathology. 2000; 20: S61-S64.


-
gical Treatment of Moyamoya Disease in Children.

Moyamoya Disease. Moyamoya. 2008: 1-13.


-
come After 450 Revascularization Procedures for
Moyamoya Disease. J. Neurosurg. 2009: 1-9.

Disease in Children. Neurosurgery Focus. 2009; 26


(4): 1-11.

Argent. Neuroc. 2005; 19: 31-40.


-
logical Findings in Moyamoya Disease. Indian

44 | Indonesian J Neurosurgery ISSN: 2338-9524

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai