KATA PENGANTAR
Sejalan dengan kebijakan diatas, Direktorat Pembinaan SMA sesuai dengan tugas dan
fungsinya terus melakukan fasilitasi pembinaan implementasi Kurikulum 2013, antara
lain melalui pengembangan naskah pendukung kurikulum. Pada tahun 2015 Direktorat
Pembinaan SMA melakukan reviu naskah yang dikembangkan tahun sebelumnya dan
menyusun naskah baru mengikuti perkembangan kebijakan Kurikulum 2013. Naskah-
naskah yang direviu dan disusun sebagai berikut : Panduan Pengembangan KTSP,
Panduan Pengembangan Silabus, Panduan Pengembangan RPP, Model-Model
Pembelajaran, Panduan Pengembangan Penilaian, Model Pembelajaran dan Penilaian
Projek, Model Pelaksanaan Remedial dan Pengayaan, Model Penyelenggaraan SKS, Model
Penyelenggaraan Aktualisasi Mata Pelajaran Dalam Kegiatan Kepramukaan, Model
Penyelengaraan Peminatan, Model Penyelenggaraan Pendalaman Minat, Panduan
Pengembangan Muatan Lokal, Model Penyelenggaraan Kewirausahaan, Panduan Transisi
Kurikulum 2013 ke Kurikulum 2006, dan Panduan Pengisian Aplikasi Rapor. Naskah-
naskah pendukung kurikulum dikembangkan oleh tim pengembang yang terdiri dari
unsur staf Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, pengawas, kepala sekolah, dan guru
dengan prinsip dari kita, oleh kita, dan untuk kita. Naskah-naskah tersebut disusun
sebagai acuan bagi sekolah dalam mengelola pelaksanaan kurikulum dan acuan bagi guru
untuk melaksanakan pembelajaran di kelas sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................................i
DAFTAR ISI ................................................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................................. 1
B. Tujuan ........................................................................................................................................... 2
C. Ruang Lingkup .............................................................................................................................. 3
D. Landasan Hukum .......................................................................................................................... 3
BAB II PENGERTIAN DAN KONSEP .......................................................................................................... 5
A. Pengertian .................................................................................................................................... 5
B. Konsep Analisis Konteks ............................................................................................................. 7
BAB III MEKANISME PELAKSANAAN ANALISIS KONTEKS ..................................................................... 19
A. Mekanisme Analisis Standar Nasional Pendidikan ................................................................ 19
1. Alur pelaksanaan analisis keterkaitan standar kompetensi lulusan,KI dan KD ........... 20
2. Alur Pelaksanaan Analisis Standar Isi ................................................................................. 22
3. Alur Pelaksanaan Analisis Standar Proses.......................................................................... 25
4. Alur Pelaksanaan standar penilaian ................................................................................... 27
B. Mekanisme analisis kondisi satuan pendidikan ..................................................................... 29
C. Analisis kondisi lingkungan eksternal satuan pendidikan ................................................... 32
D. Penyusunan Laporan Hasil Analisis Konteks .......................................................................... 36
BAB IV PENUTUP..................................................................................................................................... 40
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................. 41
LAMPIRAN-LAMPIRAN......................................................................................................................... 42
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan pembelajaran di satuan pendidikan dapat dikatakan efektif apabila seluruh
sumber daya yang ada dapat termanfaatkan melalui tindakan yang rasional dan
sistematik. Ada beberapa aspek yang dapat menunjukkannya, antara lain: layanan
belajar bagi peserta didik, kualitas pendidik,ketersediaan fasilitas di satuan
pendidikan , kesempatan menggunakan fasilitas yang ada, program pembiayaan, dan
partisipasi masyarakat serta budaya sekolah. Keberhasilan proses kegiatan
pembelajaran di satuan pendidikan ditentukan melalui perencanaan dan ketentuan
yang jelas dan tegas. Perencanaan dan ketentuan tersebut dituangkan dalam suatu
dokumen yang disebut sebagai kurikulum.
Undang Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Selanjutnya Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan
dan Penyelenggaraan Pendidikan menyatakan bahwa satuan pendidikan harus
membuat kebijakan tentang perencanaan program dan pelaksanaannya secara
transparan dan akuntabel. Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar
Pengelolaan Pendidikan menyatakan bahwa setiap pendidikan wajib memenuhi
standar pengelolaan pendidikan yang berlaku secara nasional yang mengharuskan
sekolah untuk menyusun rencana program, pelaksanaan rencana kerja, pengawasan
dan evaluasi, kepemimpinan sekolah, dan sistem informasi manajemen.
Permendikbud No 61 Tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
menyatakan bahwa kurikulum pada satuan pendidikan yang selanjutnya disebut
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-
masing satuan pendidikan.
KTSP dan program kerja satuan pendidikan dikembangkan, ditetapkan, dan
dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan yang pengembangannya mengacu pada 8
Standar Nasional Pendidikan yaitu Standar Kompetensi Lulusan ( SKL ), Standar Isi (
SI ), Standar Proses, Standar Penilaian, Standar Sarana dan Prasarana, Standar
Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Pembiayaan dan Standar Pengelolaan.
B. Tujuan
Tujuan penyusunan panduan ini:
1. sebagai acuan bagi satuan pendidikan dalam melakukan analisis konteks untuk
penyusunan dokumen KTSP dan program sekolah
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup analisis konteks:
1. Identifikasi Standar Nasional Pendidikan, meliputi:
a. Standar Kompetensi Lulusan
b. Standar Isi
c. Standar Proses
d. Standar Penilaian
2. Analisis kondisi satuan pendidikan (analisis lingkungan internal berupa kekuatan
dan kelemahan yang dimiliki oleh satuan pendidikan) meliputi:
a. Analisis peserta didik
b. Analisis pendidik dan tenaga kependidikan
c. Analisis sarana dan prasarana
d. Analisis pembiayaan
e. Analisis pengelolaan
3. Analisis kondisi lingkungan satuan pendidikan (analisis lingkungan eksernal
berupa peluang dan tantangan yang dihadapi oleh satuan pendidikan) berasal
dari komite sekolah, dinas pendidikan, dewan pendidikan, asosiasi profesi, dunia
kerja dan dunia usaha, sumber daya alam dan sosial budaya.
D. Landasan Hukum
1. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan kedua atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan;
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar
Kepala Sekolah/Madrasah;
4. Peraturan Menteri Pendidik Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar
Pengelolaan Pendidikan;
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang
Standar Kompetensi Lulusan;
BAB II
PENGERTIAN DAN KONSEP
A. Pengertian
1. Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan
di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia (pasal 1 PP No. 32
Tahun 2013).
2. Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan
lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan (pasal 1 PP No. 32
Tahun 2013).
3. Standar Isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat
Kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis
pendidikan tertentu (pasal 1 PP No. 32 Tahun 2013).
4. Standar Proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada
satu satuan pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan (pasal 1 PP
No. 32 Tahun 2013).
5. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan adalah kriteria mengenai
pendidikan prajabatan dan kelayakan maupun mental, serta pendidikan dalam
jabatan (pasal 1 PP No. 32 Tahun 2013).
6. Standar Sarana dan Prasarana adalah kriteria mengenai ruang belajar,
tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel
kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi serta sumber belajar
lain, yang diperlukan untuk menunjang roses pembelajaran, termasuk
penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (pasal 1 PP No. 32 Tahun 2013).
7. Standar Pengelolaan adalah kriteria mengenai perencanaan, pelaksanaan,
dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan,
kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan
efektivitas penyelenggaraan pendidikan(pasal 1 PP No. 32 Tahun 2013).
8. Standar Pembiayaan adalah kriteria mengenai komponen dan besarnya biaya
operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun (pasal 1 PP No. 32
Tahun 2013).
9. Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur,
dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik (pasal 1 PP No. 32 Tahun 2013).
10. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
oleh setiap satuan pendidikan. Peluang dan tantangan yag dihadapi oleh satuan
pendidikan berasal dari komite sekolah, dinas pendidikan, dewan pendidikan, dunia
usaha dan industri, dsb. Berikut adalah skema analisis konteks .
SKL
S Isi
ANALISIS
SNP
S Proses
S Penilaian KTSP
A S PTK
N
A
ANALISIS
L
KONDISI SATDIK S SarPras
I
S
I
S S Pembiayaan
K
O
N S Pengelolaan
T
E PROGRAM
K KERJA
S
ANALISIS KONDISI
LINGKUNGAN SATDIK
dari materi yang disajikan. Hal ini dilakukan untuk memudahkan pendidik dalam
melaksanakan proses pembelajaran di satuan pendidikan.
Keterangan:
Dimensi : Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan
Kualifikasi kemampuan : diambil dari lampiran Permendikbud No 54 Th 2013
KI : diambil dari Permendikbud No 59 Th 2014
KD : diambil dari Permendikbu No 59 Th 2014
Materi Pokok : merupakan materi / konsep yang diambil dari Kompetensi
Dasar
IPK : penjabaran dari KD dengan menggunakan KKO dan dilakukan
secara bertahap
Contoh analisis keterkaitan SKL, KI dan KD terlampir.
Keterangan
KD : Diambil dari Permendikbud Nomor 59 Tahun 2014 lampiran I
Materi Pokok : Materi yang tercantum dalam KD
Indikator pencapaian : Proses yang dilakukan dalam upaya mencapai KD (menggunakan
KKO)
Materi ajar : materi yang disajikan dalam indikator pencapaian, (memuat
fakta,konsep, prinsip, prosedur)
Kegiatan pembelajaran : merupakan kegiatan yang dilakukan selama proses pembelajaran
(model, pendekatan dan metode yang digunakan) melalui kegiatan
TM, TT dan KMTT.
Penilaian : kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui keberhasilan
pencapaian KD meliputi teknik dan bentuk penilaian serta
manfaat penilaian
Contoh Identifikasi KD terlampir
Keterangan :
Komponen : bagian dari standar proses yaitu
perencanaan,pelaksanaan,penilaian dan pengawasan.
(mengacu Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar
Proses)
Kondisi ideal : adalah kondisi yang sesuai dengan ketentuan pada Permendikbud
No. 65 Tahun 2013
Kondisi nyata : kondisi yang sudah dilakukan oleh komponen satuan pendidikan
dalam melaksnakan proses pembelajaran
Kesenjaangan : perbedaan yang terjadi antara kondisi riil dengan kondisi ideal (
yang seharusnya dilaksankan namun belum terlaksana)
Rencana tindak lanjut : upaya yang akan dilakukan oleh satuan pendidikan berdasarkan
skala prioritas untuk memperkecil kesenjangan dalam rangka
memenuhi kondisi ideal masing-masing komponen. (merupakan
kegiatan yang akan dituangkan dalam program sekolah).
Keterangan :
manakala mempunyai kinerja yang baik serta loyalitas yang tinggi dalam
melaksanakn tugasnya. Dan sebaliknya , penddik dan tenaga kependidikan akan
menjadi kelemahan bagi satuan pendidikan manakala mempunyai kinerja yang
rendah.
Keterangan:
Komponen : berisikan peserta didik, tenaga PTK, sarana dan
prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan pendidkan.
Kondisi ideal : kondisi yang diharapkan oleh satuan pendidikan, sesuai dengan
ketentuan pada aturan yang berlaku merupakan kekuatan dari
stuan pendidikan
Kondisi Riil : kondisi /keadaan yang sesungguhnya dari komponen satuan
pendidikan. Hal itu dapat berupa kekuatan yaitu segala sesuatu
yang dapat membuat satuan pendidikan menjadi efektif, dan
kelemahan yaitu segala sesuatu yang dapat menghambat tingkat
efektifitas satuan pendidikan
Keterangan:
Komponen : berisi komite sekolah, dinas pendidikan, dewan pendidikan, asosiasi
profesi, dan dunia usaha/industri.
Kondisi ideal : kondisi yang diharapkan oleh satuan pendidikan, minimal sesuai
dengan ketentuan pada aturan yang berlaku.
Kondisi Riil : kondisi /keadaan yang sesungguhnya dari komponen lingkungan
eksternal satuan pendidikan. Hal ini dapat berupa peluang yaitu
segala sesuatu yang menjadi keboleh- jadian untuk membuat satuan
pendidikan menjadi efektif, dan kelemahan yaitu segala sesuatu yang
dapat menghambat tingkat efektifitas satuan pendidikan.
Kesenjangan : adalah perbedaan yang terdapat antara kondisi ideal dengan kondisi
riil.
Rencana Tindak Lanjut : adalah upaya yang akan dilakukan oleh satuan pendidikan
berdasarkan skala prioritas untuk memperkecil kesenjangan dalam
rangka memenuhi kondisi ideal masing-masing
Contoh analisis lingkungan eksternal satuan pendidikan terlampir
BAB III
MEKANISME PELAKSANAAN ANALISIS KONTEKS
Analisis konteks pada hakekatnya merupakan kegiatan evaluasi diri yang dilakukan oleh
satuan pendidikan. Hal ini memuat kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan dari
satuan pendidikan. Selain itu dalam analisis konteks dicantumkan tingkat ketercapaian
atau tingkat keberhasilan , dan hambatan yang dialami serta solusi untuk mengatasi
hambatan. Mekanisme pelaksanaannya sebagai berikut:
tidak
Melakukan reviu dan revisi hasil analisis
1. Hasil
kelayakan analisis
2. Kriteria
Memfinalkan hasil analisis kelulusan
ya 3. Instrumen
ujian
tidak
Melakukan reviu dan revisi hasil analisis
kelayakan
1. Hasil
Memfinalkan hasil analisis analisisi SI
ya 2. Hasil
pemetaan
KI-KD
Menanda tangani Menggandakan
6. Wakil Kepala Sekolahbidang kurikulum, TPK dan Guru/MGMP melakukan reviu dan
revisi draf hasil analisis,
7. Anggota TPK dan Guru/MGMP menyempurnakan dan memfinalkan hasil analisis,
sesuai tugas masing-masing;
8. Kepala Sekolah menandatangani hasil analisis standar isi;
9. Wakil Kepala sekolah bidang kurikulum dan TPK menggandakan sesuai kebutuhan
dan mendistribusikan hasil analisis kepada guru mata pelajaran dan pihak lain
yang memerlukan.
PROSES
INPUT OUTPUT
KEPALA SEKOLAH WK KUR/TPK MGMP/GURU
tidak
Melakukan reviu dan revisi hasil analisis
1. Hasil analisis
kelayakan 2. Silabus dan
RPP
Memfinalkan hasil analisis 3. Progrm
ya pembelajar
an
10. Wakil kepala sekolah bidang humas menggandakan sesuai kebutuhan dan
mendistribusikan hasil analisis kepada dewan guru, komite sekolah dan pihak
lain yang memerlukan, sebagai bahan untuk menyusun laporan analisis konteks,
penyusunan KTSP dan penyusunan rencana kerja sekolah.
b. Kata Pengantar
Sekurang-kurangnya memuat:
1. Ucapan syukur atas tersusunnya laporan analisis konteks
2. Proses penyusunan laporan analisis konteks
3. Tujuan dan manfaat disusunnya laporan analisis konteks
4. Ucapan terima kasih pada pihak yang telah berpartisipasi
5. Tanda tangan Kepala Sekolah
c. Lembar Pengesahan
Sekurang-kurangnya memuat:
1. Pemberlakuan secara menyeluruh atau embeded
2. Masa berlakunya
3. Legalitas formal berupa tanda tangan kepala sekolah dan komite sekolah
d. Daftar Isi
Memuat semua hal (item) yang ada dalam laporan analisis konteks yang
disusun dilengkapi dengan halaman.
B. Dasar Kebijakan
Memuat landasan hukum yang digunakan dalam menyusun laporan
analisis konteks
BAB IV
PENUTUP
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disusun sebagai bahan acuan dalam
melaksanakan proses pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan
nasional. Dengan demikian pengembangannya harus mempertimbangkan acuan, prinsip,
dan prosedur pengembangan kurikulum yang berlaku, sehingga menunjang kepada
pelaksanaan proses pendidikan yang maksimal. Supaya lebih operasional
pengembangannya dilakukan melalui tahapan analisis konteks.
Analisis konteks pada dasarnya merupakan kegiatan evaluasi diri dari satuan pendidikan,
yang dilanjutkan dengan menemukan kesenjangan antara kondisi nyata hasil evaluasi diri
dibandingkan dengan kondisi ideal yaitu kondisi yang diharapkan, minimal sesuai standar
ketentuan yang ada. Selanjutnya dapat dirumuskan rencana tindak lanjut untuk
meminimalkan kesenjangan yang ada.
Rencana tindak lanjut hasil analisis konteks, menjadi acuan dalam menyusun program
dan rencana kegiatan di satuan pendidikan. Tindak lanjut hasil analisis konteks
dijabarkan secara rinci dan spesifik ke dalam bentuk kegiatan yang harus dilaksanakan
disertai dengan estimasi anggaran yang digunakan. Hal itu tertuang dalam program kerja
satuan pendidikan.
Dari keterangan di atas dapat diketahui adanya keterkaitan yang erat antara
pelaksanaan analisis konteks dengan pengembangan kuriulum tingkat satuan pendidikan
dan penyusunan program kerja satuan pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Kualifikasi
Dimensi Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Materi Esensial Indikator Pencapaian
kemampuan
Pengetahuan Memiliki Memahami,menerapk 3.2. Menerapkan penjumlahan 3.2.1 Melukiskan penjumlahan
pengetahuan an, menganalisis prinsip penjumlahan vektor ( resultan vektor
faktual, pengetahuan faktual, vektor (dengan vektor) 3.2.2 Menentukan resultan
konseptual, konseptual, pendekatan
vektor
prosedural, dan prosedural geometri)
metakognitif dalam berdasarkan rasa 3.2.3 Menerapkan prinsip
ilmu pengetahuan, ingintahunya tentang penjumlahan vektor
teknologi, seni, dan ilmu pengetahuan, dengan pendekatan
budaya dengan teknologi, seni, geometri dalam
wawasan budaya, dan penyelesaian
kemanusiaan, humaniora dengan
kebangsaan, wawasan
kenegaraan, dan kemanusiaan,
peradaban terkait kebangsaan,
penyebab serta kenegaraan, dan
dampak fenomena peradaban terkait
dan kejadian. penyebab fenomena
dan kejadian, serta
menerapkan
pengetahuan
prosedural pada
bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya
untuk memecahkan
masalah.
Ketrampilan Memiliki Mengolah, menalar, 4.2 Merencanakan Resultan vektor 4.2.1. Merancang percobaan
kemampuan pikir dan menyaji dalam dan melaksanakan penjumlahan vektor
dan tindak yang ranah konkret dan percobaan untuk 4.2.2. Menyiapkan alat untuk
efektif dan kreatif ranah abstrak terkait menentukan percobaan tentang
dalam ranah dengan resultan vektor penjumlahan vektor/ resultan
abstrak dan konkret pengembangan dari
vektor
sebagai yang dipelajarinya di
pengembangan dari sekolah secara 4.2.3. Melakukan percobaan
yang dipelajari di mandiri, dan mampu menentukan resultan vektor
sekolah secara menggunakan metoda 4.2.4. Mengolah data hasil
mandiri. sesuai kaidah percobaan
keilmuan 4.2.5. Menyusun laporan hasil
percobaan menentukan
resultan vektor
sikap Memiliki perilaku 2. Menghayati dan 2.2 Menghargai 2.2.1 menunjukkan sikap
yang mencerminkan mengamalkan kerja individu dan menerima hasil kerja
sikap orang perilaku jujur, kelompok dalam teman dalam kelompok
beriman, berakhlak disiplin, aktivitas sehari-hari
2.2.2 menunjukkan sikap mau
mulia, berilmu, tanggungjawab, sebagai wujud
percaya diri, dan peduli (gotong implementasi bekerja sama dalam
bertanggung jawab royong, kerjasama, melaksanakan kelompok
dalam berinteraksi toleran, damai), percobaan dan 2.2.3 menunjukkan
secara efektif santun, responsif dan melaporkan hasil kemampuan berkomunikasi
dengan lingkungan pro-aktif dan percobaan secara sistimatis dalam
sosial dan alam menunjukkan sikap melaporkan hasil
serta dalam sebagai bagian dari
percobaan
menempatkan diri solusi atas berbagai
sebagai cerminan permasalahan dalam
bangsa dalam berinteraksi secara
pergaulan dunia. efektif dengan
lingkungan sosialdan
alam serta dalam
menempatkan diri
sebagai cerminan
bangsa dalam
pergaulan dunia.
1 Perencanaan pembelajaran
a. silabus Silabus Masih banyak guru yang : Tidak ada Pendampingan dalam
dikembangkan Menyusun RPP tidak keterkaitan antara pengkajian
berdasarkan SKL mengacu pada silabus silabus dengan RPP silabus,penjabaran KD
dan SI. Tidak melakukan Kegiatan menjadi IPK,dan
Silabus digunakan pengkajian silabus pembelajaran menentukan materi ajar
sebagai acuan Menyusun indikator berpusat pada guru IHT/WS menelaah
pengembangan RPP belum memperhatikan Proses silabus, menentukan
Dilakukan ketercapaian KD pembelajaran indikator pencapaian
pengkajian silabus Belum trampil mengacu pada buku kompetensi,menentukan
Indikator menentukan indikator paket materi ajar dari KD
pencapaian pencapaian
merupakan kompetensi
pengembangan dari Belum trampil
kompetensi dasar menentukan materi
ajar
b. RPP Setiap pendidik RPP belum menjadi Guru mengajar WS/IHT penyusunan
wajib menyusun kebutuhan guru tanpa persiapan RPP
RPP sebelum Kegiatan pembelajaran Pada akhir semester WS/IHT penyusunan
dikasanakan prses tidak terencana ada kompetensi lampiran RPP ( bahan
pembelajaan dengan baik dasar yang belum ajar)
Kegiatan Lampiran RPP tidak tercapai
pembelajaran ada Guru mengajar
dijabarkan secara secara konvensional
rinci dari silabus
dengan
memperhatikan
pendekatan saintifik
RPP diampiri
dengan instrumen
yang digunakn dalm
pembelajaran
Pelaksanaan Pembelajaran
Pendahuluan Menyiapkan kondisi Tujuan tidak Peserta didik Supervisi lebih intensif
belajar tersampaikan kurang minat
Menyampaikan Revieu materi belum belajar\
tujuan menjadi perhatian Peserta didik tidak
pembelajaran pada umumnya tahu hal yang
Melakukan motivasi Tidak memperhatikan akan dipelajari
dan apersepsi kesiapan peserta
Reviu maateri lalu ( didik dalam belajar
prasyarat
pengetahuan)
Kegiatan inti Kegiatan student Pembelajarn terpusat Pesrta didik pasif Supervisi lebh intensif
center pada guru dan sering tidak Dilakukan kegiatan
Menggunakan Ceramah memperhatikan micro teaching secara
pendekatan saintifik mendominasi proses guru berkala dalam MGMP
(tidak dipaksakan belajar Merasa tidak jelas
dalam 1 kali Kompetensi dasar akan hal yang
pertemuan) sering belum tercapai dipelajarinya
Kompetensi dasar
tercapai dengan
menyenangkan
Penutup Rangkuman Pada umumnya Tidak jelas Supevisi
Refleksi ditutup begitu saja pencapaian tujuan
Penilaian
Tindak lanjut
Penilaian pembelajaran
Kompetensi Dilakukan setiap KD Tidak dilakukan Guru hanya Supervisi kelas
Mengomunikasikan
Menyampaikan ketentuan
ketentuan dalam
gerak melingkar dan
gerak parabola
melalui
Presentasi, mading,
upload di internet dll
Penilaian oleh Pendidik menyusun Pendidik melakukan Instrumen penilaian tidak Supervisi administrasi
pendidik perencanaan penilaian penilaian tanpa mencerminkan pencapaian oleh kep sek atau wakil
otentik perencanaan KD kurikulum
Pendidik melakukan Pendidik melakukan Kekurangan data untuk
penilaian otentik untuk penilaian tidak disertai menentukan penilaian
setiap KD data yang lengkap
Dst.....
Penilaian oleh satuan Menyusun kriteria Hanya menyusun kriteria Penilaian kompetensi Rapat koordinasi TPK dan
pendidikan kelulusan yang mencakup kelulusan untuk cakupan ketrampilan dan kompetensi Wakil kepala sekolah
kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan sikap tidak ada kriteria menentukan kriteria
pengetahuan dan kelulusan sekolah
ketarmpilan
Prosedur penilaian Pendidik melakukan Pendidik hanya melakukan Peserta didik tidak utuh Pendampinga, supervisi
seluruh penilaian sesuai penilaian kompetensi menerima penilaian hasil adminstrasi guru
dengan ketentuan pada pengetahuan belajar
Permendikbud No 104
Tahun 2015
Dst.....
Dst.......
Kondisi Riil
Komponen Kondisi Ideal Kesenjangan Rencana tindak lanjut
Peluang Tantangan
KomiteSekolah Berperan aktif dalam Beberapa pengurus Komite sekolah Banyak kegiatan yang Mengadakan rapat kerja
peningkatan mutu komite sekolah kurang mendukung terkendala sehingga
dan lokakarya bersama
pelayanan dan mempunyai program kegiatan tidak terlaksana
memberikan pertibangan, wewenang kebijakan sekolah komite sekolah
arahan dan dukungan dalam bidang
tenaga, sarana dan pendidikan
prasarana
serta pengawasan
pendidikan pada
tingkat satuan pendidikan
dst........
Dinas Melakukan pembinaan dan Mudah berkoordinasi Letak geografis Banyak surat dinas Pemanfaatan IT ( email
memberikan informasi dengan satuan kantor Dinas yang terlambat sampai , jejaring sosial dll)
Pendidikan
pendidikan ke satuan pendidikan dan Pendidikan yang / diterima oleh satuan
pendidikan kooperatif terhadap jauh dari letak pendidikan
kegiatan satuan pendidikan
pembelajaran
Dst.......
Dll....
100% peserta didik memiliki 1. 50% Guru telah melatihkan 50% guru belum melatihkan 1. Mengadakan
perilaku yang mencerminkan sikap spiritual dan sikap sikap spiritual dan sikap sosial pelatihan/IHT/Workshop tentang
sikap orang beriman, sosial dalam pembelajaran dalam pembelajaran yang strategi pembelajaran yang secara
berakhlak mulia, berilmu, yang diampunya secara diampunya secara optimal tidak langsung
percaya diri, dan bertanggung optimal 20% peserta didik belum menumbuhkembangkan sikap
jawab dalam berinteraksi 2. 80% peserta didik memiliki memiliki perilaku yang spiritual dan sosial
secara efektif dengan perilaku yang mencerminkan mencerminkan sikap orang 2. Mengadakan
lingkungan sosial dan alam sikap orang beriman, beriman, berakhlak mulia, pelatihan/IHT/Workshop analisis
serta dalam menempatkan diri berakhlak mulia, berilmu, berilmu, percaya diri, dan
sebagai cerminan bangsa percaya diri, dan bertanggung kompetensi khususnya KI-1 dan KI-2
bertanggung jawab dalam
dalam pergaulan dunia. jawab dalam berinteraksi berinteraksi secara efektif
secara efektif dengan dengan lingkungan sosial dan 3. Mengadakan
lingkungan sosial dan alam alam pelatihan/IHT/Workshop penilaian
3. dst....... dst...... kompetensi
4. dst...................
100% peserta didik memiliki 1. 50% Guru telah memahami 50% belum memahami jika 1. Mengadakan pendalaman materi
pengetahuan faktual, jika materi pelajaran materi pelajaran dikategorikan ajar oleh narasumber
konseptual, prosedural, dan dikategorikan atas atas pengetahuan yang 2. Mengadakan
metakognitif dalam ilmu pengetahuan yang memuat memuat pengetahuan faktual, pelatihan/IHT/workshop tentang
pengetahuan, teknologi, seni, pengethuan faktual, konseptual , prosedural, dan strategi-strategi pemeblajaran yang
dan budaya dengan wawasan konseptual , prosedural, dan metakognitif. melatihkan keterampilan
kemanusiaan, kebangsaan, metakognitif. 50% belum melatihkan metakognitif
kenegaraan, dan peradaban 2. 50% Guru telah melatihkan keterampilan metakognitif
terkait penyebab serta keterampilan metakognitif pada pembelajaran di kelas XI 3. Mengadakan kegiatan kesiswaan
dampak fenomena dan pada pembelajaran di kelas XI dan XI yang melatih keterampilan
kejadian. dan XI 15% peserta didik belum
3. 85% peserta didik mampu metakognitif peserta didik
menerapkan pengetahuan
menerapkan pengetahuan prosedural
prosedural 4. dst..............
20% peserta didik belum
4. 80% peserta didik telah menunjukkan keterampilan
menunjukkan keterampilan metakognitif
metakognitif
5. dst......
100% peserta didik memiliki 1. 50% Guru telah memahami 50% guru belum memahami
kemampuan pikir dan mana kategori kemampuan mana kategori kemampuan Mengadakan pelatihan pengembangan
tindak yang efektif dan pikir dan tidak yang efektif pikir dan tindak yang efektif diri yang melatihkan kemampuan pikir
kreatif dalam ranah dan kreatif yang termasuk dan kreatif yang termasuk dan tindak yang efektif dan kreatif
abstrak dan konkret ranah abstraks dan konkret ranah abstraks dan konkret dalam ranah abstrak dan konkret
sebagai pengembangan dalam kegiatan dalam kegiatan sebagai pengembangan dari yang
dari yang dipelajari di pengembangan diri pengembangan diri dipelajari di sekolah secara mandir
50% guru belum menerapkan
2. 50% Guru telah menerapkan pembelajaran yang
pembelajaran yang berdampak kepada
berdampak kepada tumbuhnya kemampuan pikir
tumbuhnya kemampuan pikir dan tindak dalam ranah
dan tindak dalam ranah abstraks dan konkret dalam
abstraks dan konkret dalam kegiatan pengembangan diri.
kegiatan pengembangan diri 25% peserta didik belum
memiliki kemampuan pikir
3. 75% peserta didik memiliki dan tindak yang efektif dan
kemampuan pikir dan tindak kreatif dalam ranah abstraks
yang efektif dan kreatif 25% oeserta didik belumn
dalam ranah abstraks memiliki kemampuan pikir
4. 75% peserta didik memiliki dan tindak yang efektif dalam
kemampuan pikir dan tindak ranah konkret.
yang efektif dalam ranah
Dokumen KKM sesuai dengan Dalam penentuan KKM masih ada KKM belum sesuai dengan
Permendikbud Nomor 104 Melakukan penyesuiaan KKM dengan
Tahun 2014 tentang yang tidak memperhatikan Permendikbud Nomor 104 Tahun Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014
Penilaian
sekolah secara mandiri. Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014 tentang Penilaian
Standar
2 Isi
1. Sekolah telah memiki Buku 1 1. Buku 1 belum sesuai dengan 1. Merevisi Buku 1 disesuaikan dengan
Sekolah memiliki Buku 1 dengan urutan berbeda lembar validasi KTSP lembar validasi KTSP
(KTSP, Buku 2 (Silabus) dan dengan lembar valiadasi KTSP 2. RPP belum sesuai dengan
Buku 3 (RPP) 2. Mengadakan
2. Sekolah telah memiliki Buku standar pengembangan RPP pelatihan/IHT/workshop
2 pemngembangan RPP
3. Sekolah telah memiliki Buku 3
Sekolah melaksanakan yang berisi RPP copy paste
kurikulum berdasarkan satu sama lain
muatan kurikulum satuan
pendidikan Sekolah melaksanakan kurikulum Sekolah belum melaksanakan 3 Sekolah melengkapi pelaksanaaan
berdasarkan 5 muatan KTSP muatan lainnya dari KTSP kurikulum sehingga mengacu
Dst.............. kepada 8 muatan KTSP
3
Standar Proses
Semua mata pelajaran (22 ) 10 mata pelajaran memiliki 12 mata pelajaran belum
Mengadakan Pelatihan/IHT/workshop
memiliki Rencana Rencana Pelaksanaan memiliki Rencana Pelaksanaan
pengembangan RPP hasil penjabaran
Pelaksanaan Pembelajaran Pembelajaran (RPP) yang Pembelajaran (RPP) yang
dari Silabuas
(RPP) yang dijabarkan dari dijabarkan dari silabus dijabarkan dari silabus.
silabus.
Dst....
4
Standar Penilaian
1. Semua guru melaksanakan 20 % dari jumlah guru sudah 55 % dari jumlah guru
Supervisi administasi dan mengadakan
penilaian otentik dan melaksanakan penilaian otentik melaksanakan penilaian pada
kegiatan IHT tentang pelaksanaan
mempunyai data lengkap dengan data lengkap untuk akhir semester tidak sesuai KD
penilaian pembelajaran
setiap KD
25% dari jumlah guru
melaksanakan penilaian tidak
disertai data pendukung u tuk
setiap KD
3.Dst......
100 % dari jumlah pendidik 75 % dari jumlah pendidik 5% dari pendidik belum
Diajukan bea siswa belajar ke pemda
ber kualifikasi S-1 berkualifikasi S-1 berkualifikasi S-1
100 % dari jumlah pendidik kependidikan
sudah bersertifikat 20 % dari jumlah pendidik
profesional berkualifikasi S-1 non
kependidikan Diajukan mengikuti PLPG
Jumlah rombel sesuai Jumlah rombel= 15, jumlah Kurang 2 ruang kelas
Mengajukan bantuan RKB ke
dengan jumlah ruang kelas kelas yang dimiliki = 13 ( 2 pemerintah Puat dan atau Daerah
yang dimiliki , misalnya kelas menggunakan ruang
jumlah rombel = 15, laboratorium)
jumlah kleas yang dimiliki
= 15
Pengadaan buku referensi
Memiliki 20 judul buku Untuk batas minimal kuran 10
Memiliki minimal 30 judul
refernsi judul buku referensi
buku referensi
Dst.....
Standar Pembiayaan
Seluruh biaya operasi non 75 % dari kebutuhan ATS 25 % dari kebutuhan ATS Dilakukan penambahan dana untuk
personalian terpenuhi terpenuhi belum terpenuhi kebutuhan ATS
25% dari kegiatan 75 % kegiatan Berupaya mencari sponsor atau
ekstrakurikuler terpenuhi ekstrakurikuler belum menjalin kerja sama dengan DU-Di
terdanai
35 % dari kebutuhan dana
pemeliharan terpenuhi 65 % kebutuhan dana untuk
Dst...... pemeliharaan
Standar Pengelolaan
Satuan pendidikan Satuan pendidikan belum Satuan pendidikan belum Diadakan FGD untuk menyusun
mempunyai kode etik menyusun kode etik memiliki pedoman kode etik sekolah
pelaksanaan tugas profesional
Pendataan ulang kemajuan seluruh
Satuan pendidikan Peserta didik yang wajar dan
memantau dan
Satuan pendidikan hanya
biasa tidak
peserta didik
mendokumentasikan peserta
mendokumentasikan terdokumentasikan
didik yang istimewa
kemajuan seluruh kemajuannya
peserta didik secara
sistematis
80% Pendidik mampu 20% Pendidik telah mampu 60% pendidik belum mampu Meningkatkan kemampuan pendidik
menggunakan internet menggunakan internet sebagai menggunakan internet sebagai menggunakan internet melalui
sebagai sarana komunikasi sarana komunikasi sarana komunikasi pembimbingan dan latihan
50% tenaga administrasi mampu 25% tenaga administrasi belum Mengadakan pelatihan penggunaan
75% tenaga administrasi menggunakan internet sebagai mampu menggunakan internet internet dan mengoptimalkan
mampu menggunakan internet sarana komunikasi sebagai sarana komunikasi penggunaan internet sebagai sarana
sebagai sarana komunikasi komunikasi untuk tenaga adminstrasi
Dst..............
Analisis Lingkungan Satuan Pendidikan
a. Pemberi pertimbangan pemikiran (2) pendukung masyarakat perannya sebagai mediator antara
b. Pendukung finansial dan finansial dan pemikiran, dan (3) pemerintah dan masyarakat
pemikiran pengontrol transparansi dan
c. Pengontrol transparansi akuntabilitas
dan akuntabilitas
d. Mediator antara
pemerintah dan
masyarakat Masyarakat sekitar peduli dengan
Masyarakat memberikan dukungan program sekolah
positif kepada sekolah -