Anda di halaman 1dari 2

Literatur 1

Tun Naing, 2010, Analysis of microtremors for site amplification characteristic an d grond
motion in yogyakarta, indonesia

Data:
Data mikrotremor pada 243 titik dan data 9 lubang bor

Lokasi lubang bor


1. Pranti, pudong, Bantul
2. Karang semut, Imogiri
3. Watu, Pudong, bantul
4. Tempuran, Dekat Opak
5. BPKP 1, Jl. Parangtritis
6. BPKP 2, Jl. Parangtritis
7. Segoroyoso
8. Wijirejo, Pandak , bantul
9. Bambang Lipuro, Bantul

Lubang bornya di bor sampai mencapai bedrock. Kedalamannya bervariasi dari 20 – 50 m

Hasil:
Kecepatan gelombang S dari 9 lubang bor

No Lokasi lubang bor Kecepatan gelombang S


1 Bambang Lipuro
2 BPKP 1
3 BPKP 2
4 Karang semut
5 Segoroyoso
6 Watu
7 Wijirejo
8 Pranti
9 Tempuran

Kecepatan rata-rata
No Kedalaman yang Vs rata-rata
ternormalisasi (m/s)
(km)
1 0 – 0.176 127
2 0.176 – 0.245 149
3 0.245 – 0.400 160
4 0.400 – 0.450 178
5 0.450 – 0.670 206
6 0.670 – 0.835 193
7 0.835 – 1.000 230
8
9
(hal. 101)

Cat:
Puncak frekuensi dari ratio H/V lebih penting dan dapat diaplikasikan daripada puncak
amplitudo untuk menghitung kecepatan gelombang S karena dia lebih stabil dan lebih baik
dalam merefleksikan kedalamn sedimen dan kecepatan gelombang S

Lampiran :
- Data dari 9 titik lubang bor
- Diagram H/V dari 9 titik lubang bor

Anda mungkin juga menyukai