Anda di halaman 1dari 11

Etiologi :

Sistem saraf adalah suatu


1) Trombosis Serebral
jaringan saraf yang
Penyebab utamanya adalah arteri sklerosis trombosis yang
kompleks, sangat khusus
menyebabkan Iskemik jaringan otak.
dan saling berhubungan
2) Emboli Serebral.
satu dengan yang lain.
Adanya penggumpalan darah serebral, misalnya pembekuan
A. Fungsi Sistem Saraf :
darah, lemak maupun udara.
1. Sebagai Alat
3) Arthritis.
Komunikasi
Akibat dari arthritis temporal, Sipilis pada stadium penyebaran
2. Sebagai alat
ke dararah atau menimbulkan radang pada pembuluh darah
pengendali
akibatnya dengan pembekuan Trombus dan terjadi Infark.
3. Sebagai Pusat
Sistem saraf pusat Selain penyebab diatas terdapat juga faktor resiko terjadinya stroke,
Pengendali
yaitu :
Tanggapan
Usia diatas 30 tahun, hipertensi maligna yang tidak terkontrol,
B. Bagian sel-sel saraf :
merokok,obesitas,diabetes melitus, peningkatan kadar kolesterol
1. Neuron
dan trigliserida,arterosklerosis dan pengaruh kekentalan darah,
2. Dendrit
riwayat keluarga mempunyai penyakit jantung.
3. Akson

Stroke emboli adalah dimana suatu


keadaan seseorang yang aliran Tanda dan gejala :
darahnya terhambat oleh benda 1. Dystensia ( gangguan fungsi motorik ) berupa :
yang menurut tubuh asing atau a. Kelumpuhan ( hemiplegi atau paraplegi )
embolus, benda asing yang berada b. Paralisis ( kehilangan total dari gangguan kekuatan
di dalam aliran darah akan ikut motoriknya )
proses sirkulasi darah dan c. Paresis ( kehilangan sebagian kekuatan otot
menghambat di salah satu motoriknya )
Stroke Emboli 2. Disnestasia (gangguan fungsi sensorik) berupa :
pembuluh darah (Corwin, 2009)
a. Afasia dan Disatria
b. Gangguan penciuman, penglihatan dan gangguan rasa
pada lidah.
Komplikasi : Penatalaksanaan : Asuhan
3. Dimentia ( gangguan mental )
Pemeriksaan 1. Kelumpuhan Keperawatan :
dengan manifestasi : 1. Anti agregasi
Penunjang : 2. Reaksi
platelet : Aspirin, Pengkajian
a. Gangguan neurologis. a. Angiografi hiperglikemi
tiklopidin, 1. Identitas klien
b. Gangguan psikologis. cerebral (kadar gula
klopidogrel,dipiri Meliputi : nama,
b. Lumbal fungsi dalam darah
c. Keadaan kebingungan. damol, cilostazol umur, jenis
c. CT Scan tinggi
2. Trombolitik : kelamin, status,
d. Reaksi depresif. d. MRI 3. Oedema paru
Alteplase suku, agama,
e. EEG 4. Kelainan
(recombinant alamat,
jantung dan
tissue pendidikan,
EKG (elektro
plasminogen diagnosa medis,
kardio gram)
activator (rt - PA). tanggal MRS,
5. Sindroma
3. Antikoagulan : dan tanggal
inappropriate
heparin, LMWH, pengkajian
ante diuretic
heparinoid (untuk diambil.
hormone
stroke emboli) 2. Keluhan utama
(SIADH)
4. Neuroprotektan Kelemahan
6. Bronco
anggota gerak
pneumonia,
sebelah badan,
emboli paru,
bicara pelo, tidak
depresi, nyeri,
dapat
dan kaku bahu,
berkomunikasi,
kontraktor,
dan penurunan
deformitas,
tingkat
infeksi traktus
kesadaran
urinarius,
dekubitus dan
atropi otot.
1. Resiko perfusi jaringan
2. Gangguan komunikasi verbal 3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan
cerebral berhubungan dengan
berhubungan dengan dengan gangguan neuromuscular
gangguan aliran darah
gangguan neuromuskular 1. Monitoring vital sign sebelm/sesudah
sekunder akibat peningkatan
1. Gunakan penerjemah, jika latihan dan lihat respon pasien saat
tekanan intracranial.
diperlukan latihan
1. Monitor adanya daerah
2. Beri satu kalimat simpel 2. Bantu klien untuk menggunakan
tertentu yang hanya peka
setiap bertemu, jika tongkat saat berjalan dan cegah
terhadap
diperlukan terhadap cedera
panas/dingin/tajam/tumpul
3. Dorong pasien untuk 3. Ajarkan pasien atau tenaga kesehatan
2. Monitor adanya paretese
berkomunikasi secara lain tentang teknik ambulasi
3. Instruksikan keluarga
perlahan dan untuk 4. Kaji kemampuan pasien dalam
untuk mengobservasi kulit
mengulangi permintaan mobilisasi
jika ada lsi atau laserasi
4. Berikan pujian positif 5. Latih pasien dalam pemenuhan
4. Gunakan sarung tangan
kebutuhan ADLs secara mandiri
untuk proteksi
sesuai kemampuan
5. Batasi gerakan pada
6. Dampingi dan Bantu pasien saat
kepala, leher dan
mobilisasi dan bantu penuhi
punggung
kebutuhan
6. Monitor kemampuan BAB
7. Konsultasikan dengan terapi fisik
7. Kolaborasi pemberian
tentang rencana ambulasi sesuai
analgetik
dengan kebutuhan

8. Diskusikan menganai
4. Ketidakseimbangan Nutrisi 5.Deficit perawatan diri 6. Gangguan eliminasi uri
kurang dari kebutuhan berhubungan dengan (incontinensia urin) yang
tubuh. hemiparese/hemiplegi. berhubungan dengan
1. Kaji adanya alergi 1. Monitor kemampuan penurunan sensasi,
makanan pasien terhadap perawatan disfungsi kognitif,
2. Anjurkan pasien untuk diri ketidakmampuan untuk
meningkatkan intake Fe 2. Monitor kebutuhan akan berkomunikasi
3. Anjurkan pasien untuk personal hygiene, 1. Monitor intake dan output
meningkatkan protein dan berpakaian, toileting dan 2. Monitor penggunaan obat
vitamin C makan. antikolinergik
4. Monitor jumlah nutrisi dan 3. Beri bantuan sampai klien 3. Monitor derajat distensi
kandungan kalori mempunyai kemapuan bladder
5. Berikan informasi tentang untuk merawat diri 4. Instruksikan pada pasien
kebutuhan nutrisi 4. Bantu klien dalam dan keluarga untuk
6. Kaji kemampuan pasien memenuhi kebutuhannya. mencatat output urine
untuk mendapatkan nutrisi 5. Anjurkan klien untuk 5. Sediakan privacy untuk
yang dibutuhkan melakukan aktivitas sehari- eliminasi
7. Kolaborasi dengan ahli gizi hari sesuai kemampuannya 6. Stimulasi reflek bladder
untuk menentukan jumlah 6. Pertahankan aktivitas dengan kompres dingin
kalori dan nutrisi yang perawatan diri secara rutin pada abdomen.
dibutuhkan pasien. 7. Kateterisaai jika perlu
7. Risiko jatuh
1. Mengidentifikasi faktor
resiko pasien terjadinya
jatuh

2. Kaji kemampuan mobilitas


pasien

3. Monitor tanda – tanda vital

4. Bantu pasien dalam berjalan


atau mobilisasi

5. Ciptakan lingkungan yang


aman bagi pasien

6. Berikan alat Bantu jika


diperlukan

7. Libatkan keluarga dalam


membatu pasien mobilisasi
1) Riwayat penyakit sekarang
Serangan stroke emboli sering kali berlangsung sangat mendadak, pada
saat klien sedang melakukan aktivitas. Biasanya terjadi nyeri kepala,
mual, muntah bahkan kejang sampai tidak sadar, disamping gejala
kelumpuhan separoh badan atau gangguan fungsi otak yang lain.
Adanya penurunan atau perubahan pada tingkat kesadaran disebabkan
perubahan di dalam intrakranial. Keluhan perubahan perilaku juga
umum terjadi. Sesuai perkembangan penyakit, dapat terjadi latergi,
tidak responsif, dan koma.
2) Riwayat penyakit dahulu
Adanya riwayat hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung, anemia,
riwayat trauma kepala, kontrasepsi oral yang lama, penggunaan obat –
obat antib koagulan, aspirin, vasodilator, obat - obat adiktif,
kegemukan. Pengkajian pemakaian obat-obat yang sering digunakan
klien, seperti pemakaian antihipertensi, antilipidemia, penghambat
beta, dan lainnya. Adanya riwayat merokok, penggunaan alkohol dan
penggunaan obat kontrasepsi oral. Pengkajian riwayat ini dapat
mendukung pengkajian dari riwayat penyakit sekarang dan merupakan
data dasar untuk mengkaji lebih jauh dan untuk memberikan tindakan
selanjutnya.
3) Riwayat penyakit keluarga
Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi, diabetes
melitus, atau adanya riwayat stroke dan generasi terdahulu.
4) Data Bio-Psiko-Sosial-Spiritual
1. Bernafas
Pasien dapat mengalami sesak, pola nafas tidak efektif.
2. Nutrisi
Mengalami kelemahan otot pengunyah sehingga pasien tidak dapat
mengunyah makanan keras bahkan dipasang NGT.
3. Eliminasi
Terjadi kelemahan otot panggul dan springter pada anus sehingga
dapat menyebabkan pasien mengalami konstipasi.
4. Aktivitas
Terjadi gangguan mobilitas akibat hemiparesis pada satu sisi
anggota gerak. Disarankan bed rest total.
5. Istirahat
Pasien istirahat dengan normal.
6. Pengaturan Suhu
Suhu tubuh pasien biasanya dalam batas normal.
7. Kebersihan/Hygiene
Pasien tidak dapat melakukan personal hygiene secara mandiri
akibat kelemahan yang dialami.
8. Rasa aman
Pasien dan keluarga biasanya merasa khawatir terhadap perubahan
yang terjadi seperti keemahan anggota gerak, gangguan berbicara
dll.
9. Rasa Nyaman
Kadang pasien akan mengalami nyeri hebat pada bagian kepala yang
mengakibatkan pasien tidak nyaman serta merasa kepala berputar.
10. Sosial
Terjadi gangguan pada pasien saat berkomunikasi pada orang
disekitarnya.
11. Pengetahuan/Belajar
Kebanyakan pasien tidak mengetahui penyakit yang dialaminya
serta apa pemicu munculnya stroke tersebut.
12. Rekreasi
13. Pasien tidak dapat bangun dari tempat tidur atau pun keluar rumah
karena disarankan bed rest total.
14. Prestasi
15. Spiritual
5) Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum
Mengalami penurunan kesadaran, suara bicara : kadang mengalami
gangguan yaitu sukar dimengerti, kadang tidak bisa bicara/ afaksia.
Tanda-tanda vital : TD meningkat, nadi bervariasi.
2. Sistem integument
Tidak tampak ikterus, permukaan kulit kering, tekstur kasar,
perubahan warna kulit; muka tampak pucat.
3. Kepala
Normo cephalic, simetris, biasanya terdapat nyeri kepala/sakit
kepala.
4. Muka
Asimetris, otot muka dan rahang kekuatan lemah.
5. Mata
Alis mata, kelopak mata normal, konjuktiva anemis (+/+), pupil
isokor, sclera ikterus (-/ -), reflek cahaya positif. Tajam penglihatan
tidak dapat dievalusai,mata tampak cowong.
6. Telinga
Secret, serumen, benda asing, membran timpani dalam batas normal
7. Hidung
Deformitas, mukosa, secret, bau, obstruksi tidak ada, pernafasan
cuping hidung tidak ada.
8. Mulut dan faring
Refleks menelan menurun
9. Leher
Simetris, kaku kuduk, tidak ada benjolan limphe nodul.
10. Thoraks
Gerakan dada simetris, retraksi supra sternal (-), retraksi intercoste
(-), perkusi resonan, rhonchi -/- pada basal paru, wheezing -/-, vocal
fremitus tidak teridentifikasi.
11. Jantung
Batas jantung kiri ics 2 sternal kiri dan ics 4 sternal kiri, batas kanan
ics 2 sternal kanan dan ics 5 mid axilla kanan.perkusi dullness. Bunyi
S1 dan S2 tunggal; dalam batas normal, gallop(-), mumur (-).
capillary refill 2 detik .
12. Abdomen
Terjadi distensi abdomen, Bising usus menurun.
13. Genitalia-Anus
Pembengkakan pembuluh limfe tidak ada., tidak ada hemoroid,
terpasang kateter.
14. Ekstremitas
Akral hangat, kaji edema , kaji kekuatan otot , gerak yang tidak
disadari , atropi atau tidak, capillary refill, Perifer tampak pucat atau
tidak.
Pengkajian Saraf Kranial Menurut Muttaqin, (2008)
Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan saraf kranial I-X11.
1. Saraf I:
Biasanya pada klien stroke tidak ada kelainan pada fungsi
penciuman.
2. Saraf II.
Disfungsi persepsi visual karena gangguan jaras sensori primer
diantara mata dan korteks visual. Gangguan hubungan
visual-spasial (mendapatkan hubungan dua atau lebih objek
dalam area spasial) sering terlihat pada Mien dengan
hemiplegia kiri. Klien mungkin tidak dapat memakai
pakaian tanpa bantuan karena ketidakmampuan untuk
mencocokkan pakaian ke bagian tubuh.
3. Saraf III, IV, dan VI.
Jika akibat stroke mengakibatkan paralisis, pada satu sisi otot-
otot okularis didapatkan penurunan kemampuan gerakan
konjugat unilateral di sisi yang sakit.
4. Saraf V.
Pada beberapa keadaan stroke menyebabkan paralisis
saraftrigenimus, penurunan kemampuan koordinasi gerakan
mengunyah, penyimpangan rahang bawah ke sisi ipsilateral, serta
kelumpuhan satu sisiotot pterigoideus internus dan eksternus.
5. Saraf VII.
Persepsi pengecapan dalam batas normal, wajah asimetris, dan
ototwajah tertarik ke bagian sisi yang sehat.
6. Saraf VIII.
Tidak ditemukan adanya tuli konduktif dan tuli persepsi.
7. Saraf IX dan X.
Kemampuan menelan kurang baik dan kesulitan membukamulut.
8. Saraf XI.
Tidak ada atrofi otot sternokleidomastoideus dan trapezius.
9. Saraf XII.
Lidah simetris, terdapat deviasi pada satu sisi dan fasikulasi,
sertaindra pengecapan normal.

Diagnosa Keperawatan :
1. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan kehilangan kontrol otot
facial atau oral.
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuscular
3. Ketidakseimbanga nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan menelan.
4. Deficit perawatan diri berhubungan dengan hemiparese/hemiplegi.
5. Gangguan eliminasi uri (incontinensia uri) yang berhubungan dengan penurunan
sensasi, disfungsi kognitif, ketidakmampuan untuk berkomunikasi.
6. Risiko jatuh berhubungan dengan penurunan kesadaran.
7. Resiko terjadinya ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan
dengan menurunnya refleks batuk dan menelan, imobilisasi.
8. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring lama.

Anda mungkin juga menyukai