Anda di halaman 1dari 3

3. Apakah kondisi Nn. Jas dikarenakan system imun ?Jelaskan !

Jawab :
Reaksi Alergi (Reaksi Hipersensitivitas) adalah reaksi-reaksi dari sistem kekebalan
yang terjadi ketika jaringan tubuh yang normal mengalami cedera/terluka. Mekanisme
dimana sistem kekebalan melindungi tubuh dan mekanisme dimana reaksi hipersensitivitas
bisa melukai tubuh adalah sama. Karena itu reaksi alergi juga melibatkan antibodi, limfosit
dan sel-sel lainnya yang merupakan komponen pelindung yang normal pada sistem
kekebalan (Retno, 2007).
Istilah reaksi alergi digunakan untuk menunjukkan adanya reaksi yang melibatkan
antibodi IgE (immunoglobulin E). Ig E terikat pada sel khusus, termasuk basofil di dalam
sirkulasi darah dan sel mast di dalam jaringan. Jika antibodi IgE yang terikat dengan sel-sel
tersebut berhadapan dengan antigen (dalam hal ini disebut alergen), maka sel-sel tersebut
didorong untuk melepaskan zat kimia yang melukai jaringan di sekitarnya. Alergen bisa
berupa partikel debu, serbuk tanaman, obat atau makanan, yang bertindak sebagai antigen
yang merangsang terajdinya respon kekebalan. Kadang istilah penyakit atopik digunakan
untuk menggambarkan sekumpulan penyakit keturunan yang berhubungan dengan IgE,
seperti rinitis alergika dan asma alergika. Penyakit atopik ditandai dengan kecenderungan
untuk menghasilkan antibodi IgE terhadap inhalan (benda yang terhirup, seperti serbuk
bunga, bulu binatang, partikel debu) yang tidak berbahaya. Eksim (dermatitis atopik) juga
merupakan suatu penyakit atopik meskipun peran IgE dalam penyakit ini tidak begitu jelas
(Retno, 2007).
Pemeriksaan kadar IgE total serum dilakukan untuk menunjang diagnosis penyakit
alergi. Selain pada penyakit alergi, peningkatan kadar IgE total serum juga ditemukan pada
penyakit parasit serta beberapa jenis penyakit imunodefisiensi. Oleh karena kadar IgE total
serum tidak dapat dijadikan pegangan dalam menegakkan diagnosis, maka untuk mencari
hubungan mekanisme alergi dan timbulnya lesi DA perlu diukur kadar IgE spesifik terhadap
alergen tertentu. Pengukuran adanya antibodi spesifik yang bersifat positif di dalam serum
penderita terhadap suatu alergen lingkungan tertentu akan lebih berarti daripada pengukuran
IgE total serum. Kadar normal IgE total serum tidak menyingkirkan adanya penyakit atopik
tetapi kadar IgE spesifik, walaupun rendah, dapat menentukan adanya penyakit atopik pada
penderita (Retno, 2007).

4. Menurut pendapat anda, apakah senyawa kimia yang terkandung dalam cream pencerah
wajah? Jelaskan mekanis metimbulnya papul!
Jawab :
Pada umumnya kosmetika terdiri dari berbagai macam bahan, yang mempunyai
tugas tertentu didalam campuran tersebut. Karena tidak memperoleh penggolongan yang
jelas, maka pembagian isi kosmetika berdasarkan fungsi dari masing-masing bahan
kosmetika tersebut (Palar, 2008).
Beberapa dampak yang terjadi akibat pemakaian kosmetika yang dikenakan pada
kulit, khususnya kulit wajah dapat berupa (Palar, 2008) :
a. Dermatitis kontak alergik atau iritan, akibat kontak kulit dengan bahan kosmetika yang
bersifat alergik atau iritan, misalnya : Merkuri dan Hidrokuinon pada pemutih kulit.
b. Akne kosmetika, akibat kontak kulit dengan bahan kosmetika yang bersifat aknegenik,
misalnya lanolin pada bedak padat atau masker penipis (peeling mask). Secara klinis tampak
komedo tertutup atau papul didaerah muka
Pemakaian hidroquinon berlebih dapat menyebabkan kulit iritasi, dan jika dihentikan
kulit akan seperti semula, bahkan bisa lebih buruk. Lebih bahaya lagi merkuri. Logam yang
sebenarnya sudah dilarang itu memang menjadikan kulit tampak putih mulus, tetapi lama-
kelamaan akan mengendap di bawah kulit. Setelah bertahun-tahun kulit akan biru
kehitaman, bahkan dapat memicu timbulnya kanker. Kadar zat pemutih hidroquinon untuk
kosmetik hanya diperbolehkan dua persen, lebih dari itu harus diperlakukan sebagai obat.
Krim pemutih merupakan campuran bahan kimia yang bertujuan memucatkan noda hitam
(cokelat) pada kulit. Dalam jangka waktu lama krim tersebut dapat menghilangkan atau
mengurangi hiperpigmentasi pada kulit. Namun jangan salah, penggunaan yang terus-
menerus justru akan menimbulkan pigmentasi dengan efek permanen (Palar, 2008).
Pemakaian Hidroquinon sangat berbahaya jika digunakan pada kulit dengan kadar
tinggi. Pemakaian hidroquinon yang berlebihan atau tidak sesuai yang dianjurkan, dapat
memberikan efek samping seperti rasa terbakar pada kulit, iritasi kulit, jika pemakaian
dihentikan maka kulit akan seperti semula, bahkan lebih parah dari kondisi semula
(Wurdiyanto, 2007).
Fungsinya sebagai pemutih memang terbukti sangat efektif. Cara pemakaian produk
yang mengandung hidroquinon tidak boleh dipakai pada kulit yang yang permukaannya
bermasalah, baik itu luka maupun kulit yang terlampau kering. Pemakaiannya pun tidak
boleh terkena sinar matahari langsung, jika bisa menggunakan sun block minimal SPF-15
(Wurdiyanto, 2007).
Sinar matahari dapat menyebabkan terjadinya kerusakan pada kulit di kemudian hari
karena hidroquinon menurunkan kadar melanin kulit sebagai pigmentasi kulit. sedangkan
melanin sendiri sebagai pelindung sinar matahari bagi kulit kita (Wurdiyanto, 2007).
Palar, Heryando. 2008. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Rineka Cipta, Jakarta

Retno Iswari Tranggono. 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik. Jakarta : PT

Gramedia Pustaka Utama,Anggota IKAPI

Wurdiyanto, G. 2007. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. UI-Press. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai