Psikopen
Psikopen
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guru, sebagai salah satu unsur pendidik harus memiliki kemampuan memahami
bagaimana peserta didik belajar dan kemampuan mengorganisasikan proses pembelajaran yang
mampu mengembangkan kemampuan dan bentuk watak peserta didik. Untuk dapat memahami
proses belajar yang terjadi pada diri siswa, guru perlu menguasai hakekat dan konsep dasar
belajar. Dengan menguasai hakekat dan konsep dasar belajar, guru mampu menerapkannya
dalam kegiatan pembelajaran, karena fungsi utama pembelajaran adalah memfasilitasi tumbuh
dan berkembangnya belajar dalam diri peserta didik
Sehubungan dengan itu sebagai calon pendidik yang baik hendaknya memahami dan
menerapakan konsep dasar belajar dan pembelajaran serta tujuan dari belajar dan pembelajaran
sehingga peserta didik dapat belajar dalam kondisi pembelajaran yang efektif.
B. Rumusan Masalah
Ada beberapa rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu sebagai
berikut:
1. Apa pengertian konsep dasar belajar?
2. Apa pengertian belajar menurit para ahli?
3. Apa saja ciri-ciri belajar?
4. Apa ciri perilaku belajar?
5. Apa tujuan belajar?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang akan di bahas, tujuan yang ingin dicapai dari makalah
ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian konsep dasar belajar.
2. Untuk mengetahui pengertian belajar menurit para ahli.
3. Untuk mengetahui ciri-ciri belajar.
4. Untuk mengetahui ciri perilaku belajar.
5. Untuk mengetahui tujuan belajar.
BAB II
PEMBAHASAN
C. Ciri-ciri Belajar
1. Ciri umum belajar
Unsur-unsur Belajar
Pelaku Siswa yang bertindak belajar atau pembelajar
Tujuan Memperoleh hasil belajar dan pengalaman
hidup
Proses Internal pada diri pembelajar
Tempat Disembarang tempat
Lama waktu Sepanjang hayat
Syarat terjadi Motivasi belajar kuat
Ukuran keberhasilan Dapat memecahkan masalah
Faedah Mempertinggi martabat pribadi
Hasil Hasil belajar sebagai dampak pengajaran dan
pengiringan
E. Tujuan Belajar
Tujuan belajar dalam (wira, 2012) dapat diartikan sebagai suatu kondisi perubahan
tingkah laku dari individu setelah individu tersebut melaksanakan proses belajar. Melalui belajar
diharapkan dapat terjadi perubahan (peningkatan) bukan hanya pada aspek kognitif, tetapi juga
pada aspek lainnya. Selain itu tujuan belajar yang lainnya adalah untuk memperoleh hasil belajar
dan pengalaman hidup. Benyamin S Bloom, menggolongkan bentuk tingkah laku sebagai tujuan
belajar atas tiga ranah, yakni:
1. Ranah kognitif berkaitan dengan perilaku yang berhubungan dengan berpikir, mengetahui, dan
memecahkan masalah. Ranah kognitif menurut
2. Ranah afektif berkaitan dengan sikap, nilai-nilai, minat, aspirasi dan penyesuaian perasaan
sosial. Penerimaan (reseving) yakni sensitivitas terhadap keberadaan fenomena atau stimuli
tertentu, meliputi kepekaan terhadap hal-hal tertentu, dan kesediaan untuk memperhatikan hal
tersebut.
3. Ranah psikomotor mencakup tujuan yang berkaitan dengan keterampilan (skill) yang bersifat
manual dan motorik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Belajar adalah suatu aktifitas mental (psikis) yang berlangsung dalam interaksi dengan
lingkungannya yang menghasilkan perubahan yang bersifat relative konstan.
Belajar memiliki ciri-ciri, yaitu: (1) perubahan yang terjadi secara sadar, (2) perubahan dalam
belajar bersifat fungsional, (3) perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif, (4) perubahan
dalam belajar tidak bersifat sementara, (5) perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah, dan
(6) perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.
Melalui belajar diharapkan dapat terjadi perubahan (peningkatan) bukan hanya pada aspek
kognitif, tetapi juga pada aspek lainnya. Selain itu tujuan belajar yang lainnya adalah untuk
memperoleh hasil belajar dan pengalaman hidup. Benyamin S Bloom, menggolongkan bentuk
tingkah laku sebagai tujuan belajar atas tiga ranah, yakni ranah kognitif, afektif dan psikomotor.
B. Saran
Hendaknya guru menguasai hakekat dan konsep dasar belajar, agar ia dapat memahami
proses belajar yang terjadi pada diri siswa. Selain itu, agar guru juga dapat menerapkannya
dalam kegiatan pembelajaran, karena fungsi utama pembelajaran adalah memfasilitasi tumbuh
dan berkembangnya belajar dalam diri peserta didik
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Z. (2013). Model-Model, Media dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Bandung:
Yrama Widya.
Ramli. (2012). Hakikat dan ciri-ciri belajar. [Online].
Tersedia: http://www.blogspot.com. [25 Oktober 2015].
Siregar, E., dan Nara, H. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.
Siti. (2011). Pengertian Belajar [Online].
Tersedia: http://www.Wordpress. com. [03 Oktober 2015].
Pendidikan, I. (2013). Konsep Dasar Belajar. [Online]
Tersedia: http://www.informasi-pendidikan.com/2013/07/konsep-dasar-belajar.html
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi Belajar
Menurut Muhibbinsyah, faktor yang mempengaruhi belajar ada tiga macam, yaitu:
1. Faktor Internal
Meliputi keadaan jasmani dan rohani siswa.
2. Faktor Eksternal
Meliputi kondisi lingkungan di sekitar siswa.
3. Faktor Pendekatan Belajar
Merupakan jenis upaya yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi
pelajaran. Menurut hasil penelitian Biggs, ada tiga bentuk dasar pendekatan belajar siswa :
• Pendekatan surface (permukaan, bersifat lahiriah)
Kecenderungan belajar siswa karena adanya dorongan dari luar.
• Pendekatan deep (mendalam)
Kecenderungan belajar siswa karena adanya dorongan dari dalam.
• Pendekatan achieving (pencapaian prestasi tinggi)
Kecenderungan belajar siswa karena adanya dorongan untuk mewujudkan ego enhancement yaitu ambisi
pribadi yang besar dalam meningkatakan prestasi keakuan dirinya dengan cara meraih prestasi setingg-
tingginya.
Proses belajar mengajar dapat dikatakan sebagai proses “pengaturan” lingkungan dan sumber
daya yang ada agar terjadi kegiatan belajar (perubahan tingkah laku) pada siswa. Proses belajar
mengajar merupakan suatu sistem, dibangun oleh komponen-komponen yang saling berkaitan
untuk mencapai tujuan. Ini berarti, proses belajar mengajar bisa berlangsung secara optimal jika
seluruh komponennya melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. Komponen proses belajar
mengajar tersebut adalah tujuan, manusia, bahan, kegiatan belajar mengajar, metode, alat,
sumber pelajaran, evaluasi. Menurut T. Raka Joni, komponen-komponen tersebut adalah tujuan,
siswa, isi dan struktur bahan pengajaran, pengajar, ekonomi dan administrasi.
ahli dengan melihat ciri-ciri yang ada di dalamnya, mencoba membagi jenis-jenis belajar antara
lain :
Belajar arti kata-kata maksudnya adalah orang mulai menangkap arti yang terkandung
2. Belajar Kognitif
Tak dapat disangkal bahwa belajar kognitif bersentuhan dengan masalah mental. Objek-
objek yang diamati dihadirkan dalam diri seseorang melalui tanggapan, gagasan, atau lambang
3. Belajar Menghafal
Menghafal adalah suatu aktivitas menanamkan suatu materi verbal dalam ingatan,
sehingga nantinya dapat diproduksikan {diingat} kembali secara harfiah, sesuai dengan materi
yang asli, dan menyimpan kesan-kesan yang nantinya suatu waktu bila diperlukan dapat diingat
4. Belajar Teoritis
Bentuk belajar ini bertujuan untuk menempatkan semua data dan fakta {pengetahuan}
dalam suatu kerangka organisasi mental, sehingga dapat difahami dan digunakan untuk
memecahkan problem, seperti terjadi dalam bidang-bidang studi ilmiah. Maka, diciptakan
5. Belajar Konsep
Konsep atau pengertian adalah satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang
mempunyai ciri-ciri yang sama, orang yang memiliki konsep mampu mengadakan abstraksi
terhadap objek-objek yang dihadapinya, sehingga objek ditempatkan dalam golongan tertentu.
6. Belajar Kaidah
Belajar kaidah {rule} termasuk dari jenis belajar kemahiran intelektual {intellectual
skill}, yang dikemukakan oleh Gagne. Belajar kaidah adalah bila dua konsep atau lebih
dihubungkan satu sama lain, terbentuk suatu ketentuan yang mereprensikan suatu keteraturan.
7. Belajar Berpikir
Dalam belajar ini, orang dihadapkan pada suatu masalah yang harus dipecahkan, tetapi
melalui operasi mental, khususnya menggunakan konsep dan kaidah serta metode-metode
bekerja tertentu.
Ragam belajar adalah merupakan keragaman dari metode cara seorang belajar(bias disebut gaya
belajar). Setiap orang memiliki metode belajar yang berbeda. Metode belajar bisa dibagi 3:
1. Visual
Seseorang dengan gaya belajar visual cenderung memahami sesuatu (seperti pelajaran) dengan
melihatnya secara langsung.Gaya belajar tipe visual adalah gaya belajar yang dominan dengan visual.
Berikut beberapa ciri dari belajar tipe visual:
Seseorang tersebut lebih mudah untuk memahami sesuatu dengan mendengarnya.Gaya belajar
auditorial adalah gaya belajar yang dominan dengan auditorial atau pendengaran. Berikut beberapa ciri
dari belajar tipe auditorial:
3. Kinestetik
Seseorang tersebut lebih mudah memahami sesuatu dengan bergerak (dengan praktek langsung).Gaya
belajar tipe kinestetik adalah gaya belajar yang dominan dengan praktek atau eksperimen atau yang
dapat diuji coba sendiri. Berikut beberapa ciri dari belajar tipe kinestetik:
Dengan mengetahui karakteristik belajar siswa ini guru akan dapat memberikan bekal kepada siswanya
untuk dapat menghadapi perubahan cara atau pola belajar di tiap jenjang pendidikan.
Pembelajaran bagi tumbuhnya keterampilan belajar juga dirasa sebagai salah satu kebutuhan
mendasar bagi negara maju dalam menyongsong era global sebagaimana penegasan Goh Chok
Tong, P.M. Singapore, pada The Singapore Expo (2001), bahwa kurikulum harus lebih
menekankan pada kemampuan berpikir kreatif dan kritis serta pemecahan masalah. Kemampuan
ini dapat tumbuh jika siswa menghargai keterkaitan antar disiplin ilmu, menggunakan prosedur
pemecahan masalah dan keterampilan berkomunikasi serta mau bekerja dalam kelompok kerja.
Dorongan terhadap siswa untuk menghargai berbagai disiplin, tertib prosedur, serta berbagai
aspek lain yang diperlukan dalam kehidupan dan interaksi dengan sesamanya menunjukan
bahwa siswa perlu memiliki berbagai keterampilan yang kompleks. Keterampilan-keterampilan
itu dapat diperoleh dari proses keterampilan belajar.
Seorang yang terampil belajar ia akan menjadi pembelajar bagi dirinya yang berbasis pada
kesadaran bahwa we created by the Creator to be creature with creativity (Harefa, 2000: 119).
Bahwa kita adalah ciptaan yang dicipta oleh Sang Pencipta dan dianugerahi daya cipta untuk
mencipta. Bila seseorang telah menjadi manusia pembelajar, ia akan dapat menciptakan
organisasi pembelajar, yakni organisasi yang terus menerus memperluas kapasitas menciptakan
masa depan. Seorang pembelajar akan lebih memiliki tanggung jawab baik kepada Tuhan,
kepada diri sendiri, dan kepada sesama manusia. Seorang pembelajar akan memperoleh
keterampilan belajar dan akhirnya akan lebih manusiawi, sebagaimana penegasan Senge (dalam
Harefa, 2000: 139), bahwa dari belajar individu akan: (1) menciptakan kembali kepribadiannya,
(2) melakukan sesuatu yang baru, (3) merasakan hubungan yang lebih dalam dengan dunia, (4)
dapat memperluas kapasitas proses pembentukan kehidupan.