Anda di halaman 1dari 15

PEMBANGUNAN PAGAR KELURAHAN PONDOK JAGUNG

KECAMATAN SERPONG UTARA – KOTA TANGERANG SELATAN

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pada pelaksanaan suatu proyek, perlu menentukan dan mengatur langkah-langkah kerja setiap
jenis pekerjaan dari awal hingga siapnya pekerjaan tersebut. Hal ini menyangkut dengan
penentuan rencana kerja yang disusun berdasarkan jenis dan volume pekerjaan. Semuanya ini
berguna untuk menentukan tenaga kerja dan peralatan-peralatan yang nanti akan
dipergunakan. Pada pelaksanaan pekerjaan perlu diperhatikan juga alat-alat penanggulangan
awal pada kecelakaan kerja (kotak P3K), untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, dalam
lokasi proyek akan diberi rambu-rambu safety seperti berikut : Ruang lingkup dalam pekerjaan
ini meliputi :

A. PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan persiapan meliputi :
1. Pembersihan dan Perataan Lokasi Membersihkan lahan tapak dari semak-semak
serta tanaman-tanaman liar sehingga bangunan dapat dipersiapkan untuk dibangun.
Mempertahankan pohon- pohon besar yang memiliki letak strategis (mempunyai
jarak yang cukup dari rencana lokasi bangunan) untuk memberikan keteduhan pada
area tapak. Selanjutnya sampah sampah pembersihan dibuang pada lokasi yang telah
di setujui dan tidak mecemari lingkungan.
2. Pengukuran/Bouwplank Pekerjaan pengukuran dan pemasangan Bouwplank ini
merupakan indentifikasi lokasi Pagar yang akan dibangun dengan melakukan
pemasangan Bowplank dan pengukuran As secara detail, akurat, siku, lurus dan
waterpass. Pekerjaan ini dilakukan untuk memperoleh informasi kondisi eksisting,
dengan Referensi gambar rencana desain. Dimensi elevasi yang tertera dalam gambar
dituangkan dilapangan, dengan menggunakan alat ukur. Selanjutnya semua data
pengukuran dicatat dan hasil pengukuran ditandai dengan membuat patok
bouwplank. Semua tanda pengukuran harus dibuat jelas dan dijaga jangan sampai
berubah. Pengukuran dilakukan menggunakan alat Digital Theodolite. Pengukuran
mencakup leveling, elevasi, dan plumber. Selanjutnya hasil pengukuran dilakukan
pekerjaan Rekayasa Lapangan untuk memastikan kondisi eksisting dengan rencana
pelaksanaan. Rekayasa dibuat oleh Manager Proyek (Civil Engineer), Pelaksana
Lapangan, dibantu oleh Surveyor/Draftmen. Hasil Rekayasa Lapangan akan
didiskusikan dengan pihak Konsultan Supervisi dan disetujui oleh Employer. Hasil
rekayasa lapangan akan dituangkan dalam suatu gambar pelaksanaan (as build
drawing) secara detail yang menjadi acuan bagi kontraktor dalam pelaksanaan
konstruksi dilapangan. Bowplank kayu dipasak pada setiap rencana sudut bangunan
pada jarak sekitar 1 meter diluar area rencana bangunan. Bowplank terdiri dari dua
bagian vertikal yang dipasak serta bagian horizontal berupa papan kurang lebih 1.5
m yang dipaku pada bagian atas kedua tiang vertikal dengan tinggi antara 50-80 cm.
Posisi sudut bangunan bagian luar ditandai dengan menggunakan benang/tali
panjang, bagian ujungnya kemudian ditandai dengan menggunakan pakuyang
ditanam pada bagian atas papan horizontal. Benang/tali kemudiandiikatkan pada
paku tersebut dan dihubungkan ke sudut bangunan lainnya. Sebelum melakukan
proses tata letak selanjutnya, adalah penting sekali garis luar (outline) bangunan
diperiksa sudutnya untuk membentuk sudut 90 0 yang akurat. Cara paling mudah
untuk melakukan hal ini adalah memeriksa diagonalnya. Bila sudut bangunan sudah
90 0 maka perhitungan phytagorasnya akan tepat (32+42=52). Bila setelah diperiksa
sudutnya tidak tepat makaposisi tanda pada sudut tersebut harus diatur kembali
sampai perhitungan diagonal yang benar dan garis luar bangunan membentuk posisi
sudut dengan tepat 90 0 . Benang/tali yang terikat pada paku kemudian dapat
digunakan sebagai tanda bagian luar dan batas dinding bangunan serta pondasi.
Bowplank yanglain kemudian dapat diletakkan dengan perlakuan yang sama pada
tiapsudut. Bowplank diperlukan untuk pengerjaan tembok antara, kolom, dan
pondasi. Bowplank harus lurus dan sejajar dengan permukaan laut. Bila
permukaantanahnya turun atau naik maka ketinggian bowplank harus disesuaikan
sehingga cara menaikkan atau menurunkannya. Bowplank yang saling
berseberangan harus sejajar pada seluruh tapak bangunan. Yang perlu perhatikan
pemasangan bouwplank: ¸ Semua bowplank harus lurus dan sejajar dengan
bowplank yang berseberangan. ¸ Peletakkan sudut-sudut bangunan harus akurat . ¸
Tata letak bangunan pada tapak harus diperiksa secara cermat untuk membentuk
900 pada tiap sudutnya.
3. Administrasi dan Dokumentasi Sebelum pekerjaan dimulai pengawas lapangan harus
mengambil dokumentasi disaat pekerjaan masih di tahap 0 %, 50 % dan 100 %,
disertai dengan laporan-laporan antara lain, laporan harian, laporan mingguan dan
bulanan serta menyiapkan administrasi lainnya yang di anggap perlu.
4. Pekerjaan Direksi Keet (Sewa Gudang) Direksikeet dibangun untuk kantor sementara
yang lokasinya tidak jauh dari lokasi pekerjaan. Direksikeet dilengkapi dengan meja,
kursi, perangkat computer, transportasi 1 unit. Penyimpanan Material adalah sebagai
berikut :
a) Transportasi dan Distribusi Material Material bangunan utama seperti semen,
batu-bata, besi, kawat beton, paku, kayu dan peralatan lainnya di datangkan dari
Tapaktuan, menggunakan jalan darat. Sementara material alam, seperti, pasir,
kerikil, batu kali/belah, tanah timbun, kayu, dan material alam lainnya juga
diperoleh dari lokal setempat.
b) Metode penyimpanan dan penggunaan material: Semua material utama produksi
pabrikan disimpan dalam gudang, dan setiap jenis material diberi tanda (Mark).
Prinsip penggunaan adalah material pertama masuk, material yang terlebih
dahulu keluar. Material lokal seperti; kayu, pasir, kerikil, batu, tanah; di stock
pile dan disimpan di lokasi batching plan dan ditutup dengan plastic terpal untuk
perlindungan dari iklim dan cuaca. Sistem administrasi penyimpanan dan
pengeluaran material diatur dan dikelola oleh personil Logistics. Sementara
untuk kuantitas dan kualitas material yang masuk dan yang digunakan, Site
Manager akan memastikan material yang digunakan proyek benar-benar baik
mutunya. Material yang digunakan untuk keperluaan lapangan berdasarkan
sistem invois/permintaan oleh Mandor yang disetujui oleh Site Manager,
ditindaklanjuti oleh Logistics Gudang untuk dikeluarkan dari gudang. Adapun
proses supplier/pengadaan material konstruksi adalah sebagai berikut ini:
Material yang di stock di lokasi proyek (pasir, kerikil, tanah timbun, batu bata,
kayu, dll), yang akan distockpile harus terlindung dari cuaca( panas dan hujan),
dengan cara ditutup dengan platik/terpal. Sekeliling material dibuat blok
platik/kayu, agar material tidak berserakan.
5. Papan Nama Proyek Papan nama proyek dibuat pada bidang datar yang berukuran
standard dan tulisannya mudah dibaca, papan nama tersebut di pajang pada lokasi
pembangunan dan 100 m pada jalan masuk menuju lokasi proyek pembangunan
harus diberi tanda arah menuju lokasi.

B. PEKERJAAN TANAH

1. Galian Tanah Pondasi Untuk mendapatkan lubang yang horizontal yang rata akan di
gunakan digital waterpas (theodolite waterpass). Jika kemiringan lahan besar, maka
bangunan harus dibagi menjadi 2 bagian dengan ketinggian lantai yang berbeda,
untuk menjaga agarpondasi letaknya tidak terlalu tinggi. Tinggi permukaan pondasi
yang muncul diatas tanah, sedangkan kedalaman pondasi digali sesuai dengan
petunjuk gambar. Gali pondasi sampai permukaan tanah keras. Pondasi harus selalu
dibuat diatas permukaan tanah keras. Pembuatan pondasi pada tanah yang lunak
sering menyebabkan pondasi tidak berfungsi baik dan mengakibatkan runtuhnya
dinding atau kolom. Dasar dari galian harus dijaga kebersihannya, bebas dari
reruntuhan sisa-sisa bahan bangunan. Jika terjadi hujan sebelum pondasi jadi,
keringkan dasar pondasi dari sisa-sisa air hujan, dan kotoran-kotoran
lainnya.Tumpuk sisa-sisa tanah dari penggalian pondasi didalam garis tapak, yang
akan digunakan kemudian untuk menimbun kembali di sekeliling lubang pondasi dan
dibawah lantai.
2. Urugan Kembali Bekas Galian Tanah yang digunakan adalah tanah bekas galian,
timbunan tanah tersebut harus dipadatkan, pemadatan dapat dilakukan
menggunakan stamper kapasitas 0.5-1 ton. Elevasi atau ketinggian timbunan harus
menjadi perhatian dan didasari pada gambar kerja dan hasil pengukuran
menggunakan alat ukur. Posisi elevasi timbunan dan bahan yang digunakan harus
berdasarkan spesifikasi dan atas persetujuan Direksi, setelah dilakukan inspeksi
lapangan.
3. Urugan Pasir Alas Pondasi Pasir yang digunakan adalah pasir urug biasa, timbunan
pasir tersebut juga harus dipadatkan, pemadatan dapat dilakukan juga menggunakan
stamper. Urugan pasir juga digunakan untuk lantai kerja pasangan batu kosong.
Tebal urugan pasir dilaksanakan sesuai dengan petunjuk di lapangan (gambar
bestek)
4. Pasangan Batu Kosong (Aanstamping) 1. Pada saat pengerjaan lubang galian pondasi
telah selesai dilakukan, makabagian paling dasar dari lubang pondasi diberi lapisan
pasir yang dipadatkan setebal 5 cm, diatasnya diberi lapisan batu gunung/kali
(Aanstamping) yang dipadatkan setebal 10 cm. Batu gunung/batu kali disusun
dengan teratur, antara batu dengan batu harus diberi pemisah pasir urug. Batu
gunung yang digunakan bermutu tinggi, kuat, bersih, tanpa retak-retak dan tidak ada
cacat yang mempengaruhi mutunya.
5. Pasangan Batu Gunung/Kali 1 : 4 Untuk menjaga keseimbangan dan dudukan batu
gunung yang rata maka setelah lapisan pasir urug di diberi campuran adukan semen
sebelum dilakukannya proses pasangan pondasi batu gunung/kali dan pondasi tapak.
Adukan yang digunakan untuk pasangan batu gunung/kali 1Pc : 4Ps. Ada berberapa
hal yang perlu diperhatikan :
a. Batu yang digunakan adalah dari kualitas baik dari jenis yang keras dan tidak
berlubang.
b. Batu gunung/kali yang kami gunakan tidak mengandung atau menempel tanah
dan ukurannya minimal 15 cm sedangkan ukuran maksimun 20 cm.
c. Batu gunung yang digunakan bermutu tinggi, kuat, bersih, bersudut (tidak bulat),
tanpa retak-retak dan tidak ada cacat yang mempengaruhi mutunya.
d. Pasir pasang yang dipakai berupa pasir keras, bersih dan sebelum diaduk
dengan semen dalam keadaan kering.
e. Semen yang digunakan adalah Semen Portland Type I dan memakai satu jenis PC
untuk seluruh pekerjaan.
6. Air yang digunakan adalah air tawar yang bersih dan tidak mengadung lumpur,
minyak, asam alkali dan bahan-bahan lain yang dapat menurunkan mutu pekerjaan.

C. PASANGAN PONDASI

1. Galian Tanah Pondasi Untuk mendapatkan lubang yang horizontal yang rata akan di
gunakan digital waterpas (theodolite waterpass). Jika kemiringan lahan besar, maka
bangunan harus dibagi menjadi 2 bagian dengan ketinggian lantai yang berbeda,
untuk menjaga agarpondasi letaknya tidak terlalu tinggi. Tinggi permukaan pondasi
yang muncul diatas tanah, sedangkan kedalaman pondasi digali sesuai dengan
petunjuk gambar. Gali pondasi sampai permukaan tanah keras. Pondasi harus selalu
dibuat diatas permukaan tanah keras. Pembuatan pondasi pada tanah yang lunak
sering menyebabkan pondasi tidak berfungsi baik dan mengakibatkan runtuhnya
dinding atau kolom. Dasar dari galian harus dijaga kebersihannya, bebas dari
reruntuhan sisa-sisa bahan bangunan. Jika terjadi hujan sebelum pondasi jadi,
keringkan dasar pondasi dari sisa-sisa air hujan, dan kotoran-kotoran
lainnya.Tumpuk sisa-sisa tanah dari penggalian pondasi didalam garis tapak, yang
akan digunakan kemudian untuk menimbun kembali di sekeliling lubang pondasi dan
dibawah lantai.
2. Urugan Kembali Bekas Galian Tanah yang digunakan adalah tanah bekas galian,
timbunan tanah tersebut harus dipadatkan, pemadatan dapat dilakukan
menggunakan stamper kapasitas 0.5-1 ton. Elevasi atau ketinggian timbunan harus
menjadi perhatian dan didasari pada gambar kerja dan hasil pengukuran
menggunakan alat ukur. Posisi elevasi timbunan dan bahan yang digunakan harus
berdasarkan spesifikasi dan atas persetujuan Direksi,setelah dilakukan inspeksi
lapangan.
3. Urugan Pasir Alas Pondasi Pasir yang digunakan adalah pasir urug biasa, timbunan
pasir tersebut juga harus dipadatkan, pemadatan dapat dilakukan juga menggunakan
stamper. Urugan pasir juga digunakan untuk lantai kerja pasangan batu kosong.
Tebal urugan pasir dilaksanakan sesuai dengan petunjuk di lapangan (gambar
bestek)
4. Beton Cor Lantai Kerja Pondasi Untuk menjaga keseimbangan dan dudukan Pasangan
Bata Trasram 1 : 2 yang rata maka setelah lapisan pasir urug di diberi, maka adukan
beton cor lantai kerja di tuangkan kedalam lobang pondasi. Campuran adukan lantai
kereja adalah 1Pc : 3Ps : 5 Kr.
5. Pasangan Bata Trasram 1 : 2 Sebelum menyusun bata trasram, dibersihkan dan
diratakan dahulu permukaan lantai kerja sehingga permukaannya bersih dan rata.
Dalam pemasangan bata disini menggunakan adukan semen (perbandingan 1 semen
: 2 pasir) untuk melekatkan susunan bata. Bata direndam dahulu sebelum dipasang
sampai titik jenuh air. Hal ini untuk mencegah bata menyerap air terlalu banyak dari
adukan semen pelekatnya. Susunlah bata mulai dari tengah dinding diantara kolom,
sehingga jika terdapat retakan kecil antara kolom dengan susunan bata tidak tampak.
Susunlah bata dengan menggunakan bantuan benang yang ditarik antar kolom
(dengan bantuan water pass) agar mendapat susunan bata yang sejajar. Ketebalan
adukan semen pelekat (spesi) antara bata maksimum 10 mm. Menggunakan susunan
setengah bata dengan ketebalan spesi vertikal sama yaitu maksimal 10 mm.
Permukaan susunan bata harus diratakan untuk memudahkan pengerjaan plesteran.
6. Plesteran Bata 1 : 2 Semua bagian pada bangunan yang baru dibangun akan
mengalami pergerakan pada saat adukan semen/beton mulai mengering dan pondasi
mulai stabil. Ini merupakan hal yang normal. Maka akan lebih baik bila memberi
plesteran pada dinding setelah semua bagian bangunan selesai, sehingga memberi
waktu bagi bagian-bagian bangunan tersebut untuk kuat dan stabil (tidak terjadi lagi
pergerakan-pergerakan). Hal ini dilakukan untuk mencegah timbulnya retakan-
retakan pada plesteran jika terjadi pergerakan pada bagian bangunan. Sebelum
memulai pekerjaan, pekerja membersihkan dulu dinding yang akan diplester dari
kotoran dan debu, dan bila terdapat lubang-lubang yang cukup besar pada susunan
bata, tutup dengan adukan semen. Dinding tersebut harus dibasahi terlebih dahulu
sebelum diplester, yang bertujuan untuk mencegah susunan bata menyerap terlalu
banyak air dari plesteran saat dikerjakan. Jika tidak dilakukan maka plesteran akan
cepat kering hingga mengurangi kekuatannya dan dapat menimbulkan retakan-
retakan.Adukan untuk plesteran adalah 1 semen : 2 pasir, dan pasir yang digunakana
dalah pasir yang bersih dan halus. Pekerja membuat adukan pada suatu wadah
dangunakan volume air yang tepat. Adukan dibuat sebanyak yang habis dipakai
dalam satu jam. Hasil akhir (finishing) plesteran dapat menggunakan bilah perata
dari kayu (dengan hasil yang permukaan dinding yang agak kasar) maupun bilah
perata dari besi (dengan hasil permukaan dinding yang halus). Pekerja yang sudah
ahli yang dapat menggunakan bilah perata besi hingga menghasilkan permukaan
yang halus, karena pada permukaan tersebut bila terdapat perbedaan sedikit saja
akan tampak. Oleh sebab itu penggunaan bilah perata kayu lebih dianjurkan
walaupun akan memerlukan cat yang lebih banyak dalam pengerjaan berikanlah
lapisan plesteran yang merata pada semua bagian dengan ketebalan yang tepat. Salah
satu cara untuk mendapat ketebalan yang tepat adalah dengan membuat garis –garis
plesteran/patok pada dinding dengan arah vertikal dari atas ke bawah dengan jarak
1 - 1.5m sepanjang dinding, dengan bantuan papan/bilah perata yang dipindahkan
dari satu area dinding ke area, patok ini kemudian menjadi panduan bagi area
plesteran seluruh dinding. Bila terdapat dinding yang tidak berakhir pada kolom,
untuk meratakan plesteran pada sisi ujungnya letakkan papan padakedua sisinya
yang dijepit dengan menggunakan besi sisa tulangan ukuran 6 mm. Memulai
pengerjaan plesteran dari atas dinding dan terus ke bawah. Untuk menampung
runtuhan sisa campuran plaster, pekerja menaruh papan kayu dibawah dinding yang
sedang diplester untuk menampung adukan-adukan plesteran yang jatuh, adukan ini
dapat digunakan kembali asalkan masih baru (belum mengering). Pada bagian sudut
pengerjaan plesteran tidak dihentikan, diteruskan hingga 15cm ke dinding
sebelahnya. Bila kondisi memungkinkan, pengerjaan plesteran akan dilakukan secara
keseluruhan (sekaligus). Pada area dinding yang luas, dinding akan terbagi dengan
adanya kolom maupun balok sehingga akan memudahkan pengerjaan plesteran pada
daerah-daerah tersebut karena area yang diplester menjadi kecil.

PEKERJAAN BETON BERTULANG Pekerjaan Beton Bertulang meliputi : 1. Pondasi Tapak Beton
Bertulang 2. Sloof 20 x 30 cm 3. Kolom Induk 25 x 25 cm 4. Kolom Praktis 13 x 13 cm 5. Ring
Balok 20 x 30 cm 6. Balok Latai 13 x 20 cm 7. Balok Top Gevel 13 x 15 cm Untuk semua
pengecoran item struktur (Pondasi Tapak, Sloof, Kolom, Balok Latai, Ring Balok, dan Balok Top
Gevel) digunakan bekisting kayu yang dilapisi bagian dalam dengan multipleks, dengan
perkuatan stutwerk dan perancah menggunakan balok. Pelaksanaan pengecoran beton
bertulang, dimulai dengan memasang besi yang telah dirakit pada posisi konstruksi. Selanjutnya
dipasang beton tahu pada sekeliling pembesian. Berikutnya pemasangan bekisting yang telah
dilapisi oleh oli/pelumas pada bagian permukaan serta pemasangan stutwerk/pengaku.
Pastikan bahwa posisi pemasangan pembesian dan bekisting/stutwerk benar-benar tegak lurus
dan leveling, lapisan permukaan area yang akan dicor benar-benar bersih (tidak terdapat
potongan kayu, potongan kawat beton, dan kotoran lainnya). Selanjutnya Supervisor Konstruksi
mengajukan permohonan (Requst for Checking dan Request for Works) untuk dilakukan
inspeksi oleh Direksi Lapangan untuk pekerjaan pemasangan besi dan bekisting, berikut izin
untuk melakukan pengecoran beton. ¸ Beton yang digunakan memenuhi spesifikasi teknis dan
juga telah mendapat persetujuan Direksi Lapangan. Mutu dan karakteristik beton yang
digunakan harus sesuai dengan item struktur yang tertera dalam kontrak, kecuali jika ada
perubahan di lapangan atas persetujuan Direksi Lapangan. ¸ Setelah Kontraktor mendapat izin
untuk pengecoran, maka dipersiapkan tenaga kerja dan alat/peralatan pengecoran (seperti
pompa air, talang beton/corong, penggetar beton, Concrete pump, Molen). Struktur beton
bertulang untuk pekerjaan konstruksi ini terdiri dari: 1. Pondasi Tapak Beton Bertulang 2. Sloof
20 x 30 cm 3. Kolom Induk 25 x 25 cm 4. Kolom Praktis 13 x 13 cm 5. Ring Balok 20 x 30 cm 6.
Balok Latai 13 x 20 cm 7. Balok Top Gevel 13 x 15 cm Lingkup pekerjaan ini dilaksanakan sesuai
dengan item pekerjaan garis mutu, dan dimensi sesuai petunjuk dalam gambar kerja. Semua
penggunaan bahan/material dan pelaksanaan dilakukan sesuai dengan spesifikasi teknis (PBBI:
NI-2, 1971; SII; SNI; ACI; AASHTO; dan ASTM). Mutu beton yang direkomendasikan yang
tertuang dalam spesifikasi teknis. Sebelum dilakukan pekerjaan beton bertulang, terlebih
dahulu Kontraktor akan mempersiapkan Gambar Detail Pelaksanaan yang disetujui oleh Direksi
Lapangan. Beberapa bagian yang harus dipersiapkan oleh Kontraktor adalah sbb: 1. Daftar dan
diagram penulangan, yang menunjukkan pembengkokan, kait, sambungan, dan over laping. 2.
Bentuk, dimensi dan kekuatan cetakan/bekisting dan stutwerk. 3. Metode pengecoran, yang
berhubungan dengan teknis pelaksanaan, penggunaan peralatan dan alat kerja. Pemeliharaan
beton Semua material (semen, air, agregat halus/pasir, agregat kasar/kerikil, besi, dan bahan
tambahan lainnya) yang digunakan harus berdasarkan spesifikasi teknis dan gambar kerja.
Prosedure Kerja: Semua besi dipotong, dibengkokkan, dan dirakit sesuai dengan gambar kerja.
Pekerjaan ini dilakukan secara rutin di workshop hingga kebutuhan volume telah mencukupi.
Pekerjaan ini dilakukan oleh 3 Group Pembesian yang sesuai dengan jumlah pekerjaan yang
akan dikerjakan yang terdiri dari 4 orang pekerja, 2 orang tukang besi, dan 1 orang kepala
tukang besi. Pengawasan dilakukan oleh Pengawas dan Mandor, serta design ukuran/dimensi
potongan disiapkan oleh Site Manager. Diwaktu yang bersamaan Group Bekisting/Perancah
mempersiapkan bekisting/formwork untuk penutup/cover pengecoran beton. Group ini terdiri
dari 4 orang pekerja, 2 orang tukang dan 1 orang kepala tukang. Site Manager Kontraktor akan
mempersiapkan dimensi bekisting berdasarkan gambar kerja dan atas persetujuan Direksi
Lapangan.

F. PEKERJAAN LANTAI 1. Timbunan Tanah Bawah Lantai Tanah yang digunakan adalah tanah
timbun biasa yang didatangkan ke lokasi pekerjaan dengan menggunakan Dump Truck,
timbunan tanah tersebut juga harus dipadatkan agar tidak terjadi longsor dikemudian hari,
pemadatan dapat dilakukan menggunakan stamper dan penyiraman dengan air. Elevasi atau
ketinggian timbunan juga harus menjadi perhatian dan didasari pada gambar kerja dan hasil
pengukuran menggunakan alat ukur. 2. Urugan Pasir Bawah Lantai dan Pondasi Pasir yang
digunakan adalah pasir urug biasa, timbunan pasir tersebut juga harus dipadatkan, pemadatan
dapat dilakukan juga menggunakan stamper serta disarami air. Pasir yang digunakan harus
bersih dari kotoran sampah dll. 3. Beton Tumbuk Dibawah Lantai Dalam dan Luar t = 7 cm
Adukan rabat beton(1 semen: 3 pasir: 5 kerikil) adalah untuk lantai dalam dan selasar
bangunan. Setelah Adukan rabat beton selesai dicampur dituangkan pada lantai kerja kemudian
ratakan permukaannya dengan bilah perata untuk mendapatkan hasil permukaan lantai yang
datar dan halus. Memisahkan rabat beton tersebut perbagian; ruangan dan selasar sehingga
memiliki slab lantai yang terpisah. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya retakan pada
lantai. Sebagai sambungan kedua slab lantai tersebut gunakan sambungan „V‟ diantara slab
beton. Pada lantai rabat beton, untuk mencapai kekuatan maksimal sebaiknya beton dibiarkan
hingga mencapai kekuatan maksimal setidaknya selama 2minggu (proses curing). Tutupi
dengan kantong semen atau lembaran plastik dan jagalah kelembapannya dengan cara diperciki
air setidaknya satu kali setiap hari selama 2 minggu. Jika beton terlalu cepat kering akan
mengurangi kekuatannya dan memperbesar kemungkinan terjadinya retakan. 4. Acian Lantai
Acian lantai dikerjakan di atas permukaan lantai yang kasar, sebelum pengacian dilakukan
terlebih dahulu permukaan yang hendak diaci dibersihkan dari kotoran dll, hal ini dilakukan
agar permukaan yang akan diaci rapi dan halus.

G. PEKERJAAN ATAP 1. Konstruksi Atap Dak Beton Untuk pen ge c o r an da k bet o n digunakan
bekisting kayu yang dilapisi bagian dalam dengan multipleks, dengan perkuatan stutwerk dan
perancah menggunakan balok. Pelaksanaan pengecoran beton bertulang, dimulai dengan
memasang besi yang telah dirakit pada posisi konstruksi. Selanjutnya dipasang beton tahu pada
sekeliling pembesian. Berikutnya pemasangan bekisting yang telah dilapisi oleh oli/pelumas
pada bagian permukaan serta pemasangan stutwerk/pengaku. Pastikan bahwa posisi
pemasangan pembesian dan bekisting/stutwerk benar-benar tegak lurus dan leveling, lapisan
permukaan area yang akan dicor benar-benar bersih (tidak terdapat potongan kayu, potongan
kawat beton, dan kotoran lainnya). Selanjutnya Supervisor Konstruksi mengajukan
permohonan (Requst for Checking dan Request for Works) untuk dilakukan inspeksi oleh
Direksi Lapangan untuk pekerjaan pemasangan besi dan bekisting, berikut izin untuk
melakukan pengecoran beton. ¸ Beton yang digunakan memenuhi spesifikasi teknis dan juga
telah mendapat persetujuan Direksi Lapangan. Mutu dan karakteristik beton yang digunakan
harus sesuai dengan item struktur yang tertera dalam kontrak, kecuali jika ada perubahan di
lapangan atas persetujuan Direksi Lapangan. ¸ Setelah Kontraktor mendapat izin untuk
pengecoran, maka dipersiapkan tenaga kerja dan alat/peralatan pengecoran (seperti pompa air,
talang beton/corong, penggetar beton, Concrete pump, Molen).
I. PEKERJAAN PLAFOND Pekerjaa Palfond meliputi : 1. Plafond Plywood T = 6 mm (dalam) 2.
Rangka Plafond (dalam) 3. Plafond Plywood T = 6 mm (luar) 4. Rangka Plafond (luar) 5. List
Profil Kayu 5/5 cm Pada pekerjaan pemasangan plafond menggunakan langit-langit (plafond)
yang rata horizontal, maka pasang balok penggantung tepat dibawah kuda-kuda atap. Kemudian
memasang kayu rangka penempel langit-langit (plafond) utama membentang dari ujung atas
dinding ke ujung atas dinding diseberangnya. Setelah kayu utama tersebut dipasang, maka
dipasangkan juga kayu rangka penempel plafond dibawah kayu utama tadi dengan jarak antar
kayu tersebut 60 cm. Kayu tadi juga dipasang pada sekeliling dinding ruangan bagian atas.
Setelah rangka penempel panel langit-langit (plafond) dipasang maka lembaran panel langit-
langit (plafond) dapat dipasang. Bahan yang umum digunakan adalah lembaran plywood
(ketebalan 6 mm). Kemudian setelah lembar plafond siap terpasang, pada bagian pinggirnya
diberikan list plafond.

J. PEKERJAAN KAYU KUSEN PINTU DAN JENDELA Pekerjaan Kusen yang dilakukan adalah : 1.
Pintu Type PJ. 1 (2 unit) - Kusen Pintu Kayu dan Ventilasi 6/13 cm - Daun Pintu Panel Ukuran
60 x 210 cm - Jendela Kaca Mati 5 mm Ukuran 39 x 50 cm - Papan Jalusi 2. Pintu Type P.1 (2
unit) - Kusen Pintu Kayu dan Ventilasi 6/13 cm - Daun Pintu Panel Ukuran 60 x 210 cm - Jendela
Kaca Mati 5 mm Ukuran 39 x 50 cm - Papan Jalusi 3. Pintu Type P.2 (5 unit) - Kusen Pintu Kayu
dan Ventilasi 6/13 cm - Daun Pintu Panel Ukuran 80 x 210 cm - Papan Jalusi 4. Pintu Type P.3 (4
unit) - Kusen Pintu Kayu dan Ventilasi 6/13 cm - Daun Pintu Panel Ukuran 70 x 210 cm - Papan
Jalusi 5. Jendela Type J.1 (9 unit) - Kusen Pintu Kayu dan Ventilasi 6/13 cm - Daun Jendela Kaca
5 mm Ukuran 60 x 80 cm - Jendela Kaca Mati 5 mm Ukuran 33 x 60 cm - Papan Jalusi 6. Jendela
Type J.2 (3 unit) - Kusen Pintu Kayu dan Ventilasi 6/13 cm - Daun Jendela Kaca 5 mm Ukuran 60
x 80 cm - Jendela Kaca Mati 5 mm Ukuran 33 x 60 cm - Papan Jalusi 7. Ventilasi Type V.1 (3 unit)
- Kusen Pintu Kayu dan Ventilasi 6/13 cm - Papan Jalusi 8. Ventilasi Tembok Layar (2 unit) -
Kusen Pintu Kayu dan Ventilasi 6/13 cm - Papan Jalusi Pemasangan rangka (kusen) pintu dan
jendela dapat dilakukan pada saat penyusunan dinding bata. Pemasangan rangka (kusen)
pintu/jendela tersebut bersamaan dengan penyusunan dinding bata maka harus dilakukan
pemasangan besi angkur 100 mm yang dimasukkan ke dalam rangka kayu dari sisi luar rangka
(jangan sampai menembus kayu agar tidak terlihat dari luar) yang diletakkan diantara susunan
batayang berfungsi memperkuat pemasangan rangka pintu/jendela tersebut pada dinding. Hal
ini harus dipastikan bahwa rangka tersebut telah lurus dan sejajar (dengan bantuan waterpass).
Jika rangka (kusen) pintu dipasang setelah dinding selesai, dapat menggunakan potongan kayu
yang telah dipasang pada kolom/ring balok. Maka rangka (kusen) pintu/jendela tersebut
disekrup pada potongan kayu ini setelah itu bagian depan sekrup tersebut diberi dempul
sehingga tidak tampak dari luar, pastikan dahulu bahwa rangka tersebut telah lurus dan sejajar
(dengan bantuan waterpass). Jika potongan kayu tersebut belum dipasang pada kolom/ring
balk, maka kolom/ring balk tersebut dapat dibor dan dipasang rumah sekrup dari plastik atau
dapat pula rangka (kusen) jendela/pintu tersebut dipasang dengan menggunakan paku beton
yang langsung menembus rangka (kusen) kayu dan dinding bata setelah itu diberi dempul pada
bagian permukaannya untuk menutupi paku beton tersebut. Baik pintu maupun jendela
dirancang memiliki bukaan ventilasi berupa jalusi yang terbuat dari kayu pada bagian atasnya.
Jendela ruang kelas yang menghadap bagian muka bangunan (pada area teras) memiliki ukuran
yang berbeda dari jendela pada bagian belakang bangunan. Jendela pada bagia nmuka
bangunan memiliki ketinggian dinding dibawah jendela yang lebih Baik rangka (kusen) pintu
maupun jendela harus dibuat di lokasi pembangunan (bengkel Kerja) mengikuti gambar kerja
yang telah dibuat. Sesuaikan ukuran rangka tersebut dengan keadaan di lapangan. Buatlah
rangka (kusen) pintu/jendela ini pada daerah yang terlindung (memiliki atap). Kerangka
(kusen) pintu/jendela ini pada Saat pemasangan harus menggunakan penguat (penahan)
sementara pada bagian bawahnya untuk memastikan bahwa letaknya sudah benar dan tidak
bergeser lagi pada saat dipasang. Untuk menghindari kerusakan pada pintu, hindari memasang
daun pintu sebelum bangunan selesai, hanya rangka (kusen) pintu/jendela saja yang dipasang.
Pintu dirancang dengan daun pintu kayu yang mengayun ke arah luar ruangan (bukan pintu
geser karena cepat rusak) dan jenis jendela ayun keluar dengan panel kaca dan rangka kayu.
Semua pintu dan jendela dibuat dari bahan yang berkualitas baik, haluskan dahulu permukaan
kayu untuk rangka pintu/jendela dan daun pintu dengan amplas sebelum dipasang. Kaca yang
digunakan untuk jendela adalah kaca dengan ketebalan 5 mm. Pada saat memesan kaca
tersebut diukur dahulu ukuran kusen (rangka) jendela dan ditambahkan 5 mm pada sekeliling
ukuran dimensinya agar panel kaca tersebut dapat dipasang dengan mudah dan kokoh pada
rangka (kusen).

K. PEKERJAAN PENGUNCI DAN PENGGANTUNG Pekerjaan ini terdiri dari : 1. Sloot Pintu Double
2. Pengangan Pintu Double 3. Kunci Tanam 2 Slaag 4. Engsel Pintu 4 Inch 5. Engsel jendela 3
Inch 6. Grendel Jendela 7. Hak Angin Jendela 8. Tarikan Jendela Setelah daun pintu dan jendela
siap maka dilaksanakan pemasangan asesories anatara lain: Sloot Pintu Double, Penganggan
Pintu Double, Kunci Tanam 2 Slaag, Engsel Pintu, Engsel Jendela, Grendel Jendela, Hak Angin
Jendela dan Tarikan Jendela. Pada tahap pekerjaan ini dilakukan paling terakhir agar tidak
menggangu proses pekerjaan lain, dan pekerjaan ini dilakukan oleh tenaga kerja yang ahli
dibidangnya, pemasangan ini juga memerlukan baut dan paku sekrup.

L. PEKERJAAN PENGECATAN Pekerjaan Pengecatan meliputi : 1. Cat Tembok 3 x (L/D) 2. Cat


Plafond Multiplex/Plywood dan List Profil 3. Cat Mengkilat Listplank Kayu 4. Cat Mengkilat
Kusen Pintu/Jendela/Ventilasi 5. Cat Mengkilat Daun Pintu/Jendela Cat yang digunakan adalah
cat berbahan dasar air (emulsion), menggunakan air bersih untuk membersihkan kuas, jika
menggunakan cat minyak (oil paint) menggunakan larutan terpentine (thinner) untuk
membersihkan kuas. Pengecatan dapat dilakukan dengan menggunakan rangka tumpuan
maupun tangga. Pekerja pengecatan harus hati-hati dalam menggunakan tangga titian dalam
prosespengecatan. Pastikan sudutnya membentuk perbandingan 1 : 4, contohnya jika tangga
berukuran 4 m, maka jarak ujung bawah tangga dari dinding adalah 1m. Pada saat plesteran
dinding telah selesai dikerjakan dantelah mencapai keadaan terbaiknya, proses pengecatan
dinding dapat dilakukan. Dinding harus dicat menggunakan cat emulsion yangbaik kualitasnya.
Lapisan cat dasar terbuatdari cat emulsion yang dicampur denganair bersih sebanyak 20%.Cat
emulsion sebanyak 5 liter akan menutupi luas area dinding sekitar 30m 2 (dengan satu lapisan
cat). Untuk mengurangi biaya perawatan, bagian bawah dinding (kira-kira hingga ke bagian
bawah ambang jendela sekitar 120cm pada bagian muka bangunan/teras) dapat dilakukan
pengecatan dengan menggunakan cat mengkilat (gloss paint) untuk memberi lapisan cat yang
kuat dan dapat dicuci (tahan air).pintu dan jendel a terbuat dari kayu yang baikkualitasnya
maka untuk hasil akhir dapat ditampakkan(expose) dengan menggunakan lapisan cat
minyak.Pertama-tama bagian kayu tersebut harus diamplas untuk menghaluskan
permukaannya, kemudian beri lapisan dasar berupa campuran vernish dan 10% terpentine.
Setelahitu beri cat minyak sebagai hasil akhir (finishing),jangan lupa untuk mengamplas
permukaan setiap satulapisan. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengecatan
adalah : 1. Hindari melakukan pengecatan pada permukaan yang kotor atau berminyak, karena
akan memakan waktu lama pada saat pengeringan cat dan hasil akhir permukaan cat akan
terlihat tidak bagus. 2. Persiapkan keadaan permukaan yang akan dicat dengan dibersihkan,
dicuci, dsd 3. Hindari menyapu lantai sebelum atau pada saat melakukan proses pengecatan,
debu dan kotoran yang timbul akan merusak hasil pengecatan. 4. Jangan menggunakan kuas cat
(jenis roll maupun konvensional) yang sudah lama atau yang kurang baik karena akan
mempengaruhi hasil akhir pengecatan menjadi tidak bagus. 5. Lakukan selalu pengamplasan
permukaan setiap kali satu lapisan cat selesai dikerjakan sebelum mengerjakan lapisan
berikutnya. 6. Hindari penggunaan bahan pengencer yang terlalu banyak pada campuran cat. 7.
Bacalah petunjuk pengecatan yang ada pada kaleng cat yang digunakan.

M. PEKERJAAN INSTALASI AIR BERSIH/KOTOR Pekerjaan ini meliputi : 1. Instalasi Pipa Air
Bersih PVC ½” AW dan Asesories 2. Instalasi Pipa Air Bersih PVC 1” AW dan Asesories 3.
Pengadaan dan Pasang Kran Air Stainless Stell 4. Instalasi Pipa Air Kotor 3” AW Wavin dan
Asesories 5. Instalasi Pipa Air Kotor 4” AW Wavin dan Asesories 6. Klosed Jongkok 7. Kran Air
½” 8. Tempat Sabun 9. Pipa Penguras Bak dari Kuningan 10. Floor Drain Stainless Stell 11. Box
Kontrol 12. Septictank dan Resapan Instalasi pipa air bersih harus ditanam didalam
dindingdimana pipa tersebut ter lindungi, adapun proses instalasisanitair adalah seperti berikut
ini : Pada tahap pekerjaan Septic tank dan rembesannya harus memiliki jarak minimal 3 meter
dari bangunan sehingga jika terjadi kebocoran septic tank, keadaan tanah pada bagian pondasi
bangunan tidak mengalami kelembapan yang dapat menyebabkan penurunan pondasi. Akan
sangat berguna bila septictank memiliki akses bukaan pada tanah diatas pipa saluran air kotor
dari toilet sebelum masuk ke septic tank, untuk memudahkan pekerjaan perbaikan bila ter jadi
penyumbatan. Akses bukaan ini juga harus ada setiap jarak 6m (jika septictank jauh letaknya)
atau pada pipa yang membelok (jika ada). Semua bukaan ini harus memiliki tutup yang dapat
dibuka terbuat dari semen  Instalasi Pipa Air Bersih PVC ½” dan PVC 1” Persyaratan bahan : a.
Pipa air bersih adalah PVC dengan testing Pressure 15 kg/cm2, produk danmerk akan di
tentukan kemudian, dimensi pipa sesuai dengan gambar kerja. b. Fitting harus dari pabrik yang
sama (direkomendasikan untuk itu) c. Perlengkapan lainnya (stop kran, valve, clean out dan
sebagainya) disesuaikan dengan kebutuhan, produk/merk akan ditentukan kemudian.
Pelaksanaan : a. Pemasangan instalasi-instalasi air bersih akan dilakukan oleh tenaga yang ahli
dibidangnya b. Kami akan menyiapkan shop drawing sebelum pekerjaan dimulai dan membuat
asbuilt sesuai dengan apa yang dipasang c. Pengyambungan pipa dengan menggunkan lem
sehingga kuat dan tahan terhadap tekanan air d. Pemasangan dan penyambungan pompa dan
segala perlengkapannya sesuai dengan rekomendasi dari pabrik pembuatnya. e. Pipa-pipa air
yang sudah terpasang baru akan ditimbun/ditutup, setelah disetujui oleh site engineer dan
pemasangn pupa didalam ruangan bersifat inbaw. f. Semua instalasi air bersih akan kami test
dengan perconbaan tekanan 6 Atm selama minimal 24 jam terus menerus atas persetujuan lain
dari site aengineer.  Kran Air Stainless Stell Ruang Lingkup a. Meliputi seluruh pekerjaan,
perlengkapan, bahan-bahan dan peralatan bantu yang dibutuhkan untuk keperluan sanitasi
atau plambing. b. Pekerjaan instalasi air bersih, lengkap peralatan bantu sesuai gambar rencana
dan kebutuhan. Syarat-syarat a. Bahan yang digunakan kwalitas yang terbaik b. Sebelum
mendatangkan barang kelokasi, kami akan memperlihatkan contoh terlebih dahulu untuk
mendapatkan persetujuan direksi c. Untuk pekerjaan instalasi memenuhi persyaratan yang
ditentukan dalam peraturan plumbing Indonesia. d. Pelaksanaan pekerjaan Instasi silaksanakan
oleh instruktur yang dapat persetujuan dari direksi/Pengawas.  Instalasi Pipa Air Kotor 3” dan
4” AW Wavin Persyaratan Bahan. a. Pipa air kotor adalah PVC, Kelas AW, tekanan kerja 8
kg/cm2, sdimensi pipa sesuai dengan gambar, produk dan merk ditentukan kemudian. b.
Septitank dan resapan terbuat dari buis beton, dimensi dan spesifikasi sesuai dengan gambar
rencana. Pelaksanaan : a. Pemasangan pipa instalasi air kotor horizontal dan mempunyai
kemiringan kearah pembuangan minimum 2 % b. Pipa saluran air kotor dipasang sedemikian
rupa, sehingga tidak ada hawa busuk yang keluar dari pipa tersebut. Dan tidak ada rngga udara.
c. Pipa saluran air kotor dan asmbunagn-sambungan akan dibuat dengan rapi, kuat dan cermat,
sehingga menjamin bahwa air kotor/buangan dapat mengalir dengan lancar. d. Sebelum semua
pekerjaan instalasi air kotor diserahkan akan dilakukakn pengetesan terhadap kelancaran dan
ada tidaknya kebocoran pada saluran.  Pembuatan Septictank dan Resapan Pada tahap
pekerjaan Septic tank dan rembesannya harus memiliki jarakminimal 3 meter dari bangunan
sehinggajika terjadi kebocoran septic tank, keadaan tanahpada bagian pondasi bangunan tidak
mengalamikelembapan yang dapat menyebabkan penurunanpondasi. Akan sangat berguna bila
septic tankmemiliki aksesbukaan pada tanah diatas pipa saluran air kotordari toilet sebelum
masuk ke septic tank, untukmemudahkan pekerjaan perbaikan bila ter jadipenyumbatan. Akses
bukaan ini juga harus ada setiap jarak 6m (jika septic tank jauh letaknya) ataupada pipa yang
membelok (jika ada). Semua bukaanini harus memiliki tutup yang dapat dibuka terbuatdari
semen. Bahan yang digunakan adalah : - Batu bata merah - Pasir pasang - Semen portlan -
Kerikil - Besi beton - Batu gunung - Campuran Kerikil - Ijuk - Pipa dan - Tanah urug Pelaksanan
pembuatannya sama dengan pelaksanaan membuat dinding bata kedap air serta lantai batu
kedap air. Jadi pasangan bata adukan 1 semen 2 pasir. Adapun tutup septicktank dari plat beton
bertulang yang pembuatannya dilakukan dapat diluar ( pra cetak ) atau langsung diatas
septictank dengan papan acuan yang tidak diperlukan dibongkar, satu dan lain hal agar
ditentukan oleh pengawas. Batu bata harus diplester dengan adukan 1 : 2 baik dari sisi dalam
maupun luar. Untuk membuat resapan air kotor dari septictank dan kamar mandi, bahan
pokoknya adalah batu belah, pasir dan ijuk.

N. PEKERJAAN INSTALASI LISRTIK Pekerjaan instalasi arus listrik dikerjakan oleh mekanik
yang ahli pada bagian kelistrikan, hal itu dilakukan agar menghidari hal-hal yang tidak
diinginkan, proses instalasi ini dilakukan sesuai dengan gambar dan disetujui oleh direksi.
Material-material yang digunakan dipesan langsung dari daerah setempat agar proses
pengangkutannya tidak lama. Pekerjaan yang dilaksanakan adalah : 1. Box Sekering + MCB 2.
Lampu TL 20 Watt dan Lampu HE 18 Watt 3. Instalasi Titik Penerangan, Instal termasuk kabel
NYA 2,5 mm dalam pipa PVC, fitting lampu dan kelengkapan terpasang 4. Instalasi Titik Kontak,
Instal termasuk kabel NYA 2,5 mm dalam pipa PVC, kotak-kotak dan kelengkapan instalasi
terpasang 5. Stop Kontak 6. Saklar Tunggal 7. Saklar Ganda

O. PEKERJAAN KERAMIK Pemasangan Lantai keramik 40 x 40 cm bagian dalam, Lantai Granit


40 x 40 cm bagian teras dan tangga, Lantai keramik 40 x 40 cm bagian selasar dan tangga
(unpolished), keramik 20 x 25 cm bagian dinding kamar mandi, keramik 20 x 20 cm bagian
lantai kamar mandi dan keramik dan bon-bon keramik. Ada berberapa hal yang harus dilakukan
untuk melaksanakan pekerjaan pasangan keramik antara lain : 1. Bahan-bahan yang
dipergunkan sebelum dipasang terlebih dahulu diserahkan contoh-contoh kepada direksi 2.
Sebelum pekerjaan dimulai, Kami membuat shop drawing dari pola keramik yang disetujui oleh
Direksi 3. Keramik yang dipasng dalam keadaan baik, tidak retak, tidak cacat dan tidak bernoda.
4. Adukan pengiat dengan campuran 1 PC : 3 Ps dan ditambah bahan perekat seperti yang
disyaratkan, bidang pemasangan harus merupakan bidang yang benar-benar rata. 5. Jarak
antara unit-unit pemasangan keramik yang terpasang (lembar siar-siar), harus sama lebar
maksimum 3mm dan kedalaman maksimum 2 mm, atau 6. sesuai detail gambar susui direksi,
yang membentuk garis-garis sejajar yang lurus yang sama lebar dan dalamnya, untuk siar-siar
yang berpotongan harus membentuk sudut siku dan saling berpotongan tegak lurus sesamanya.
7. Siar-siar diisi dengan bahan pengisi sesuai ketentuan/persyaratan, warna bahan pengisi
sesuai dengan warna keramik yang dipasangnya 8. Pemotongan unit-unit keramik harus
menggunakan alt pemotong keramik khusus sesuai dengan persyaratan dari pabrik yang
bersangkutan. 9. Keramik yang sudah dipasang harus di bersiihkan dari segala macam noda
pada permukaan keramik, hingga betul-betul bersih 10. Sebelum keramik dipasang , terlebih
dahulu unit-unit keramik direndam dalam air sampai jenuh. 11. Tempat diatas detalasi sub
lantai, pasangan ubin harus diberi nad selebar 1 cm, kemudian kedalaman mad selebar 1 cm
tersebut dimasukkan grouting dari silikon rubber sealant.

P. PEKERJAAN LAIN-LAIN Pekerjaan lain-lain meliputi : 1. Pembersihan kembali Pembangunan


Gedung PKP-PK : 270 M2 , akan kami Laksanakan sebagai mana diatur dalam Bestek, Spesifikasi
Teknis Pelaksanaan dan Gambar Kerja serta instruksi dari Direksi Teknis ataupun Pengawas
Lapangan dan Time Scedule yang telah kami rencanakan. Material yang dipakai adalah
bersumber dari daerah sekitar dan bahan yang digunkan Produk Nasional. Tenaga kerja kami
memakai tenaga kerja profesional dibidangnya masing- masing. Jangka waktu pelaksanaan akan
kami usahakan semaksimal mungkin lebih cepat dari Scedule yang kami ajukan. Apabila ada
hal-hal yang kurang jelas maka kami akan berpedoman Kepada Gambar Rencana dan Rencana
Anggaran Biaya serta akan berkonsultasi dengan Direksi dan Pengawas Lapangan.

Tangerang, 03 Mei 2016

C V. RALITA INDAH

H. SAID HIDAYATULLAH

Direktur

Anda mungkin juga menyukai