PENDAHULUAN
Serviks atau leher rahim merupakan bagian ujung bawah rahim yang menonjolo ke
liang sanggama (vagina). Kanker Serviks berkembang secara bertahap tetapi
progressive proses terjadi Kanker ini dimulai dengan sel yang mengalami mutasi lalu
berkembang menjadi sel displastik sehingga terjadi kelainan epitel yang disebut
Displasea.Dalam perjalanannya, penyakit Kanker mulut rahim membutuhkan waktu
yang cukup lama dan kondisi normal sampai menjadi kanker. Dalam pemantauan
perjalanan penyakit, diagnosis Displasea sering ditemukan pada usia 20th. Karcinoma
In Sitto pada usia 25 – 35th dan Kanker Serviks Invasive pada usia 40th. Di wilayah
Australia, tercatat sebanyak 85 orang wanita didiagnosa positif terhadap kanker leher
rahim setiap tahun dan pada tahun 1993, 40 wanita telah tewas menjadi korban
keganasan kanker ini. Kanker leher rahim merupakan kanker kedua terbanyak
ditemukan pada wanita didunia. Kurang lebih 500.000 kasus baru kanker leher rahim
terjadi tiap tahun dan 3/4nya terjadi di negara berkembang.
1
c. Untuk mengetahui bagaimana keadaan prakanker pada Serviks
d. Untuk mengetahui cara mendiagnosis dan cara mencegah Kanker Serviks
e. Untuk mengetahui pengobatan Kanker Serviks
1.4 Manfaat
a. Dapat mengetahui apa definisi Kanker Serviks
b. Dapat mengetahui penyebab dan gejala – gejala dari Kanker Serviks
c. Dapat mengetahui bagaimana keadaan prakanker pada Serviks
d. Dapat mengetahui cara mendiagnosis dan cara mencegah Kanker Serviks
e. Dapat mengetahui pengobatan Kanker Serviks
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kanker adalah istilah umum untuk pertumbuhan sel tidak normal yaitu tumbuh sangat
cepat, tidak terkontrol dan tidak
beriramayang dapat menyusup
kejaringan tubuh normal dan menekan
jaringan tubuh normal sehingga
mempengaruhi fungsi tubuh.Kanker
serviks atau sering disebut kanker leher
rahim adalah tumor ganas yang tumbuh
didalam serviks (leher rahim) bagian
terendah dari rahim yang menempel
pada puncak vagina. Kanker serviks biasanya menyerang wanita antara usia 35-55
tahun, dan paling sering ditemukan pada usia diatas 40 tahun. Hampir 90% dari
kanker serviks berasal dari sel skuamosa yang melapisi serviks dan 10% sisanya
berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada saluran serviks yang menuju ke dalam
rahim(El Manan, 2011:157 & Suryani Romauli, 2012:151)
(
3
Sebenarnya, penyebab terjadinya kelainan pada sel-sel serviks tersebut tidak diketahui
secara pasti. Namun, terdapat beberapa faktor berisiko yang berpengaruh terhadap
terjadinya kanker serviks, sebagaimna yang disebutkan dibawah ini.
a. HIV (Human Papillomavirus)
HIV adalah penyebab kutil genitalis (kondiloma akuminata) yang ditularkan
melalui hubungan seksual. Varian yang sangat berbahaya adalah HIV tipe
16,18, 45 dan 56.
b. Merokok
Tembakau dapat merusak sistem kekebalan dan mempengaruhi kempuan tubuh
untuk melawan infeksi HIV pada servik.
c. Hubungan seksual pertama yang dilakukan pada usia dini.
d. Berganti-ganti pasangan seksual. Suami atau pasangan seksualnya melakukan
hubungan pertama pada usia dibawah 18 tahun, berganti-ganti pasangan dan
pernah menikah dengan wanita yang menderita kanker serviks.
e. Pemakaian DES (dietilstilbestrol)
Untuk wanita hamil untuk mencegah keguguran (obat ini banyak digunakan
pada tahun 1940-1970).
f. Bahan karsinogenetik dari tembakau.
g. Devisiensi vitamin A, C dan E.
h. Jarak kehamilan terlalu dekat.
i. Pemakaian IUD karena iritasi tali.
(El Manan, 2011:157 & Suryani Romauli, 2012:152)
4
Pendarahan vagina yang abnormal (terutama di antara dua siklus menstruasi)
setelah melakukan hubungan seksual dan pasca menopause
Menstruasi abnormal (lebih lama dan lebih banyak)
Keputihan yang menetap, dengan cariran yang encer, berwarna pink, cokelat,
hitam, atau mengandung darah, serta berbau busuk.
Bila menyebar akan nyeri pada panggul
Tidak dapat buang air kecil atau kencing darah
Apabila kanker serviks telah berkembang ke stadium lanjut, akan muncul gejala
– gejala, seperti nafsu makan berkurang, penurunan berat badan, kelelahan,
nyeri panggul, punggung, atau tungkai keluar air kemih atau tinja dari vagina,
serta patah tulang (fraktura). Kanker serviks pada stadium dini biasanya tidak
menimbulkan tanda dan gejala yang khas bahkan tidak ada gejala sama sekali
sampai kankaer tersebut telah menyebar dan sukar untuk diobati.(El Manan,
2011:161 & Suryani Romauli, 2012:153)
5
Lesi tingkat rendah juga sering disebut displasia ringan atau neoplasia
intraepitel servikal 1 (NIS 1). Lesi ini paling sering ditemukan pada wanita
berusia 25-35 thn, tetapi juga bisa terjadi pada semua kelompok umur.
Lesi tingkat tinggi juga sering disebut displasia menengah atau displasia berat,
NIS 2 atau NIS 3, atau karsinoma in situ. Lesi ini paling sering ditemukan pada
wanita berusia 30-40 thn. Jika sel-sel abnormal menyebar lebih jauh kedalam
serviks atau ke jaringan maupun ke organ lainnya. Maka keadaannya disebut
Kanker Serviks atau Kanker Serviks invasif (El Manan, 2011:159).
6
a. Tes Pap Smear
Pap Smear adalah suatu pemeriksaan mikroskopis terhadapa sel – sel yang
diperoleh dari apusan serviks. Pada pemeriksaan Pap Smear, contoh sel
serviks diperoleh dengan bantuan sebuah spatula, yang terbuat dari kayu atau
plastic (yang dioleskan bagian luar serviks) dan sebuah sikat kecil (yang
dimasukkan ke dalam serviks). Sel – sel serviks lalu di oleskan pada kaca
objek kemudian diberi pengawet dan dikirimkan ke laboratorium untuk di
periksa. Kurang lebih 24 jam, sebelum menjalani Pap Smear, penederita
sebaiknya tidak melalukan pencucian atau pembilasan vagina, melakukan
hubungan seksual, berendam maupun menggunakan tampon.
Dari hasil pemeriksaan Pap Smear, dapat diketahui stadion kanker serviks,
yakni normal, displasea ringan
(perubahan dini yang belum bersifat
ganas), diplasea berat (perubahan
lanjut yang bersifat ganas), Karcinoma
In Situ (kanker yang terbatas pada
lapisan serviks yang paling luar), atau
kanker Invaksi (kanker telah
menyebar dilapisan serviks yang lebih
dalam atau ke organ tubuh lainnya).
Metode Pap Smear ini dapat
mendeteksi 90% kasus kanker serviks
secara akurat dan dengan biaya yang tidak mahal. Sehingga, angka kematian
akibat kanker serviks menurun sampai lebih dari 50%. Setiap wanita yang telah
aktif secara seksual atau usianya telah mencapai 18th, sebaiknya menjalani Pap
Smear secara teratur yaitu 1 tahun sekali. Jika selama 3x berturut – turut
menunjukan hasil yang normal Pap Smear bisa dilakukan 2 – 3th sekali.
7
b. Biopsi
Biopsy dilakukan jika pada pemeriksaan
panggul tampak suatu pertumbuhan atau luka
pada serviks, atau jika hasil test Pap Smear
menunjukan suatu abnormalitas atau kanker.
c. Kolposkopi
Kolposkopi adalah prosedut pengamatan menggunakan Kolposkop, yaitu suatu
alat semacam mikroskop binokula yang mempergunakan sinar kuat dengan
pembesaran tingkat tinggi. Alat ini
digunakan untuk melihat ke dalam
saluran serviks, guna memastikan
keberadaan kanker serviks. Dengan
pembesaran gambar pada serviks, maka
seorang dokter dapat lebih yakin
memilih dan mengambil jaringan
serviks untuk kemudia di periksa di laboratorium guna memperjelas
diagnosisnya.
d. Tes Schiller
Dalam pemeriksaan ini, sel serviks di olesi dengan larutan lugol (campuran dari
yodium 5g, kalium yodida 10g, dan air 100ml). Sel yang sehat warnanya akan
berubah menjadi coklat, sedangkan sel yang abnormal warnanya akan menjadi
putih atau kuning. Eksesi dilakukan di luar daerah dengan test positive (sel yang
tidak berubah warna) (El Manan, 2011:162).
8
melakukan pemeriksaan tanpa menunggu keluhan. Jika kanker dapat ditemukan pada
tahap awal ini maka akan dapat disembuhkan dengan sempurna.
Ada dua cara untuk mencegah kanker serviks, yaitu dengan mencegah
terjadinya infeksi HIV dan melakukan pemeriksaan Pap smear secara teratur. Infeksi
HPV salah satunya ditularkan melalui hubungan seksual. Oleh karena itu, perilaku safe
sex (seks yang aman) harus benar-benar menjadi perhatian. Sebaiknya, wanita yang
berusia dibawah 18 tahun tidak melakukan hubungan seksual. Jangan pula melakukan
hubungan seksual dengan penderita kutil kelamin. Selain itu, dengn setia kepada
pasangan (tidak berganti-ganti pasangan seksual) juga menurunkan risiko terinfeksi
HIV.
Disamping prilaku seks yang aman, pemeriksaan Pap smear harus dilakukan
secara rutin untuk mencegah emungkinan munculnya kanker serviks. Tes Pap smear
ini dianjurkan untuk dilakukan secara teratur, dengan ketentuan sebagai berikut.
a. Setiap tahun untuk wanita yang berusia diatas 35 tahun
b. Setiap tahun untuk wanita yang berganti-ganti pasangan seksual atau prnah
menderita infeksi HPV atau kutil kelamin
c. Setiap 2-3 tahun untuk wanita yang berusia diatas 35 tahun jika tiga kali Pap
smear berturut-turut menunjukan hasil negatif atau wanita yang telah menjalani
histerektomi bukan karena kanker.
d. Setiap tahun untuk wanita yang mengkonsumsi pil KB.
e. Sesering mungkin jika hasil Pap smear menunjukan abnormal.
f. Sesering mungkin setelah penilaian dan pengobatan prakanker ataupun kanker.
(El Manan, 2011:173)
9
kasus tergantung pada berbagai faktor. Misalnya, tahap kanker (seberapa besar tumor
kanker primer dan apakah telah menyebar) dan kesehatan umum.
Anda harus memiliki diskusi lengkap dengan spesialis yang mengetahui kasus
anda. Mereka akan dapat memberikan pro dan kontra, tingkat keberhasilan mungkin,
kemungkinan efek samping, dan rincian lain tentang berbagai pilihan pengobatan yang
mungkin untuk jenis dan tahap kanker. Anda juga harus membicarakan dengan
spesialis tujuan pengobatan.
a) Operasi
Operasi untuk menghapus leher rahim dan rahim (histerektomi) adalah
pengobatan umum. Jika kanker pada tahap dini dan belum menyebar maka
pembedahan saja dapat kuratif. Dalam beberapa kasus, dimana kanker berada pada
tahap yang sangat awal, mungkin untuk hanya menghapus bagian dari leher rahim
yang terkena kanker tanpa menghapus seluruh rahim. Ini berati bahwa anda masih
bisa punya anak.
Jika kanker telah menyebar kebagian lain dari tubuh, operasi masih mungkin
disarankan, sering disamping perawatan lainnya. Sebagai contoh, dalam beberapa
10
kasus dimana kanker telah menyebar ke struktur terdekat lainnya, operasi yang
luas dapat menjadi pilihan. Ini mungkin untuk menghapus tidak hanya leher rahim
dan rahim tetapi juga struktur didekatnya yang mungkin telah menjadi terpengaruh
seperti kandung kemih dan atau usus.
Bahkan jika kanker adalah maju dan obat tidak mungkin, beberapa tehnik bedah
mungkin masih memiliki tempat untuk meringankan gejala. Misalnya, untuk
meringankan penyumbatan usus atau saluran kemih yang disebabkan oleh
penyebaran kanker.
b) Radioterapi
Radioterapi adalah pengobatan yang menggunakan energi tinggi sinar radiasi
yang difokuskan pada jaringan kanker. Ini membunuh sel kanker, atau sel-sel
kanker berhenti berkembang biak. Radioterapi saja dapat bersifat kuratif untuk
tahap awal kanker serviks dan dapat menjadi alternatif untuk operasi. Untuk
kanker yang lebih maju, radioterapi mungkin disarankan disamping perawatan
lainnya.
Dua jenis radioterapi digunakan untuk kanker serviks eksternal dan internal.
Dalam banyak kasus kedua jenis tersebut digunakan :
11
c) Kemoterapi
Ini adalah pengobatan menggunakan obat anti-kanker yang membunuh sel kanker,
atau menghentikan mereka dari mengalihkan. Lihat leaflet disebut dengan kemoterapi
obat sitotoksik untuk rincian. Kemoterapi dapat diberikan disamping radioterapi atau
operasi dalam situasi tertentu (Hanik Maysaroh, 2013:12).
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Demikian makalah yang dapat kami buat, jika ada kesalahan dalam pembuatan kami
mohon maaf, dan mohon bimbingannya.
13
DAFTAR PUSTAKA
Kartikawati, Erni, 2013 Bahaya Kanker Payudara & Kanker Serviks, Bandung : Buku
Baru
14