Bab I Mrva
Bab I Mrva
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Trauma okuli merupakan trauma atau cedera yang terjadi pada mata yang
dapat mengakibatkan kerusakan pada bola mata, kelopak mata, saraf mata dan
fungsi mata sebagai indra penglihat. Trauma okuli merupakan salah satu penyebab
yang sering menyebabkan kebutaan unilateral pada anak dan dewasa muda, karena
kelompok usia inilah yang sering mengalami trauma okuli yang parah. Dewasa
dengan pasti, namun pada Survey Kesehatan Indra Penglihatan dan Pendengaran
penyebab kebutaan lain-lain sebesar 0,15% dari jumlah total kebutaan nasional yang
berkisar 1,5%. Trauma okuli juga bukan merupakan 10 besar penyakit mata yang
menyebabkan kebutaan.
Secara umum trauma okuli dibagi menjadi dua yaitu trauma okuli perforans
dan trauma okuli non perforans. Sedangkan klasifikasi trauma okuli berdasarkan
mekanisme trauma terbagi atas trauma mekanik (trauma tumpul dan trauma tajam),
trauma radiasi (sinar inframerah, sinar ultraviolet, dan sinar X) dan trauma kimia
(bahan asam dan basa). Trauma okuli merupakan kedaruratan mutlak di bidang
ocular emergency. Beberapa komplikasi yang dapat terjadi akibat trauma okuli
adalah erosi kornea, iridoplegia, hifema, iridosiklitis, subluksasi lensa, luksasi lensa
anterior, luksasi lensa posterior, edema retina dan koroid, ablasi retina, ruptur
depan dapat terjadi akibat trauma tumpul pada mata. Darah ini berasal dari iris atau
badan siliar yang robek. Menurut Duke Elder (1954), hifema disebabkan oleh
robekan pada segmen anterior bola mata yang kemudian dengan cepat akan berhenti
dan darah akan diabsorbsi dengan cepat. Hal ini disebut dengan hifema primer. Bila
oleh karena sesuatu sebab misalnya adanya gerakan badan yang berlebihan, maka
timbul perdarahan sekunder atau hifema sekunder yang pengaruhnya akan lebih
intraokuler, kornea terkena darah, pembentukan sinekia posterior atau anterior, dan
signifikan, maka setiap dokter harus memperhatikan diagnosis, evaluasi, dan tata
laksana hifema