Anda di halaman 1dari 21

102

6. Pemasangan Jack Pipe

Pemasangan Jack Pipe bisa dilaksanakan setelah Wedges Plate dan Wedges

sudah terpasang kuat dan rapih. Proses stressing oleh Stressing Pump bisa

dilaksanakan setelah pemasangan Jack Pipe kuat dan rapih.

Gambar 3.55 Pemasangan Jack Pipe

7. Oleskan Epoxy kepermukaan Joint GirderSsegmental.

Pengolesan Epoxy pada permukaan joint Girder segmental bertujuan agar

ketika stressing sedang berlangsung, Girder yang perlahan – lahan mendekat satu

sama lain akan merekat ketika sudah bertemunya permukaan Joint Girder

Segmental. Jarak masing – masing Joint Girder Segmental 10 – 15 cm.


103

Gambar 3.56 Joint Girder Segmental

8. Penarikan denganPpresure untuk penyatuan Girder.

Pada sistem post-tensioning ini digunakan sistem single, yang artinya sistem

kabel strand dengan hanya menarik salah satu ujung kabel strand saja.

Penarikan dilakukan setelah alat penarik kabel ( jack ) terpasang pada salah satu

ujung kabel yang dilakukan stressing. Pembacaan dilakukan pada tiap-tiap

tendon dengan alat baca hidrolik ( Strssing Pump )dengan memperhatikan nilai

tegangan dan nilai elongasi yang ada pada data stressing.


104

Gambar 3.57 Proses Stressing

Struktur beton balok Girder yang akan distresssing harus mencapai minimum

kuat tekan karakteristik yang disyaratkan oleh konsultan perencana yaitu Kelas A-

1 (K-450). Stressing dilakukan atas perintah penyedia jasa dan dengan persetujuan

konsultan pengawas. Sebelum dilakukan Stressing sub-penyedia jasa pekerjaaan

prestressing harus mangajukan perhitungan elongasi dan jacking force untuk

mendapat persetujuan konsultan pengawas sebagai acuan untuk pelaksanaan.

Selama pelaksanaan Stressing harus dihadari oleh direksi atau wakilnya. Stressing

harus dilakukan oleh petugas yang berpengalaman dan mempunyai pengetahuan

yang baik terhadap alat-alat yang digunakan.

Kabel harus ditarik pada ujung dan gaya jack yang ditentukan oleh gambar kerja

atau instruksi direksi. Tidak boleh ada kabel yang di tarik sebagian, lalu

ditinggalkan kecuali atas petunjuk gambar kerja atau direksi. Tegangan pada kabel

harus diukur dari perpanjangan kawat untaian (elongasi) dan selama proses
105

penarikan dapat dikendalikan dengan pembacaan alat ukur tekanan ( Stressing

Pump ) .

Gambar 3.58 Pembacaan Tegangan oleh Stressing Pump

Alat ukur tekanan menunjukkan gaya yang telah diberikan ke tendon sementara

elongasi berfungsi scbagai counter check. Elongasi yang terjadi harus berada dalam

interval yang dlijinkan yaitu antara -7% sampai +7% (sesuai SNI T- 15.1991 psl.

3.1 1.1 8). Apabila hasil Stressing yang dilakukan tidak memenuhi toleransi yang

disyaratkan, hal-hal yang harus dilakukan adalah:

 Jika Hasil elongasi secara grafis masih lebih besar dan +7%, maka dilakukan

lift-off atau memeriksa gaya yang bekerja pada angkur kemudian dibandingkan

dengan gaya angkur hasil perhitungan. Jika masih belum memenuhi maka harus

di release dan dilakukan penarikan ulang.

 Jika hasil elongasi secara grafis lebih kecil dari -7%, maka dilakukan penarikan

tambahan sampai batas gaya jacking force yang disyaratkan.


106

9. Pemasangan Angkur Blok Tanam

Setelah PC - I Girder selesai di Stressing kemudian pasang angkur blok tanam .

Angkur blok tanam berfungsi sebagai penutup lubang tendon yang telah ditusuk

kabel strand yang sudah memiliki nilai tegangan tertentu agar kabel tidak kendor

yang mengaikbatkan berubahnya nilai tegangan yang dihasilkan dari proses

Stressing.

10. Patching

Kabel Strand dipotong minimum 3 cm dari angkur blok tanam. Kabel Strand

yang keluar dari angkur blok tanam sebaiknya diberi pembungkus. Proses ini

disebut dengan Patching. Patching dilakukan untuk melindungi Kabel Strand dari

korosi dan untuk pengaman dari kerusakan lain. Fungsi lain dari Patching yaitu

untuk mencegah keluarnya bahan grouting dari sela-sela Strand .

Gambar 3.59 Patching


107

11. Grouting

Grouting adalah proses pengisian rongga udara antara strand dengan tendon

dan rongga pada bagian dalam casting dengan bahan grout. Tujuannya adalah untuk

menjaga bahaya korosi serta untuk mengikat strand dengan beton disekelilingnya

menjadi satu kesatuan.

Sebagian besar ketahanan konstruksi Post-tensioned tergantung dari proses

grouting sebab grouting dengan kekerasan yang baik akan membantu ikatan antara

beton dan tendon, seperti perlindungan korosi. Grouting membantu untuk ikatan di

dalam tendon pada struktur. Dalam pekerjaan grouting digunakan campuran semen

dengan air dan ditambahkan non shrinkage additives (semen tipe CS 5).

Tahapan pekerjaan Grouting adalah sebagai berikut :

1. Sebelum pekerjaan Grouting dilaksanakan, duct yang berisi Strand dibersihkan

dengan mengalirkan air bersih ke dalamnya, kemudian dikeringkan dengan

menggunakan Air Compressor.

2. Satu hari (24 jam) setelah pekerjaan Patching maka pekerjan Grouting dapat

dilaksanakan.

3. Pada pelaksanaan pekerjaan Grouting, semen dan air dan bahan aditif diaduk

dengan menggunakan Electrical Grouting Pump.


108

Gambar 3.60 Electrical Grouting Pump

4. Bahan Grouting dipompakan dengan tekanan sekitar 0.5 N/mm2, dan setelah

keluar dari Grout vent ( grout outlet and grout inlet) maka grout outlet dan grout

inlet ditutup dan pekerjaan grouting selesai.

Gambar 3.61 Grouting


109

5. Setelah Grouting tendon selesai dilanjutkan dengan Grouting kepala Girder.

Grouting kepala Girder yaitu menutup permukaan kepala Girder yang semula

seperti pemukaaan yang dicoak, ditutup menjadi rata. Tujuan dari Grouting

kepala Girder yaitu sebagai Finishing dari proses pekerjaaan Girder dan agar

seluruh permukaan Girder rapih dan tampak utuh .

Gambar 3.62 Pelaksanaan Grouting Kepala Girder

6.2. Pelaksanaan Erection Girder

Erection Girder yaitu proses pelaksanaan pengangkatan Girder. Metode

Erection Girder pada Proyek Pembangunan Jalan Tol Bekasi – Cawang – Kampung

Melayu Seksi IA STA.1+011 – STA.3+930 menggunakan metode sistem Service

Crane. Metode sistem Service Crane metode pelaksaanaan pengangkatan balok

Girder menggunakan alat berat Crawler Crane . Crawler Crane akan mengangkat

balok Girder dengan beberapa alat bantu. Alat bantu yang digunakan yaitu

Spreader Beam, Webbing Sling ( 2 x 20 T ), Sling diameter 2” ( 2 x 50 T )


110

Kelebihan Metode Service Crane System yaitu :

1. Produktivitas erection yang tinggi

2. Tidak terpengaruh kepada tipe tanah yang ada dibawah jembatan ( sebatas

mampu dilewati untuk manuver alat berat )

Kekurangan Metode Service Crane System yaitu :

1. Umumnya penggunaan alat berat seperti ini menuntut biaya tinggi

mengingat biaya sewa Crawler Crane dengan kapasitas angkat tinggi relatif

mahal

2. Perlunya acces road yang memadai untuk memobilisasi servise crane

Tabel 3.6 Kebutuhan Alat Untuk Erection Girder

No DAFTAR ALAT KAPASITAS KETERANGAN


1 Crawler Crane 250 T 1 unit
2 Spreader Beam - 1 unit
3 Sling 50 T 2 unit
4 Webbing Sling 20 T 2 unit
5 Excavator 0,8 m3 1 unit
6 Mobile Crane 35 ton 1 unit
7 Las Listrik 400 Amp 1 unit

1. Persiapan Lokasi

Sebelum Crawler Crane beroperasi, pastikan terlebih dahulu area untuk

pergerakan Crawler Crane aman. Area Proyek Pembangunan Jalan Tol Bekasi –

Cawang – Kampung Melayu Seksi IA STA.1+011 – STA.3+930 yang berada di

perkotaan meneyebabkan hampir semua medan lapangan berupa jalan raya dengan
111

berbagai macam sistem perkerasan. Untuk melindungi permukaan jalan area akses

Crawler Crane diberi bantalan Plate Track. Plate Track merupakan plat baja

berukuran 1,2 m x 2,4 m tebal 2 cm. Plate Track dipasang dengan alat bantu

Excavator PC 200. Excavator PC 200 akan meletakan beberapa Plate Track di

bucket dan memindahnya ketika Crawler Crane akan berpindah area operasional.

Gambar 3.63 Loading Plate Track

2. Persiapan Crawler Crane

Crawler Crane sebelum dioperasikan harus dicek semua bagiannya. Dimulai

dari roda gila, Boom, pemberat Crawler Crane, mesin dll. Pengecekan dilakukan

agar Crawler Crane sebelum digunakan dinyatakan sehat untuk menghindari

kerusakan yang terjadi di saat proses pengoperasian. Setting panjang Boom juga

dilaksanakan saat pengecekan. Setting panjang Boom bertujuan agar panjang Boom

yang digunakan bisa menciptakan efisiensi pekerjaan yang baik.


112

3. Persiapan Alat Bantu

Alat bantu yang digunakan dalam proses Erection Girder Service Crane System

yaitu Spreader Beam, Webbing Sling ( 2 x 20 T ), Sling diameter 2” ( 2 x 50 T ) .

Semua alat bantu harus dicek terlebih dahulu kondisinya. Pengecekan juga

sekaligus menentukan panjang dari alat bantu. Panjang Spreader Beam diset 3/5

panjang Girder. Panjang Webbing Sling ( 2 x 20 T ) 4 x tinggi Girder. Panjang Sling

diameter 2” ( 2 x 50 T ) mengacu pada ketinggian Boom yang digunakan.

4. Pengangkatan Girder

Setelah proses persiapan dilaksanakan dilanjutkan dengan pelaksanaan

pengangkatan Girder. Spreader Beam yang selesai diset ukuran panjangnya

kemudian disambungkan ke ujung Kabel Sling.

Gambar 3.64 Setting Spreader Beam


113

Pengangkatan Girder dengan cara melilitkan Webbing Sling ke Girder.

Webbing Sling sebelumnya telah dipasang diujung dari Spreader Beam.

Gambar 3.65 Setting Webbing Sling

Gambar 3.66 Alat bantu Erection Girder Service Crane System


114

Setelah Girder dililit oleh Webbing Sling lalu kunci Webbing Sling agar tidak

terlepas saat proses pengangkatan. Girder perlahan – lahan diangkat dari area Stock

Yard Girder menuju Pier Head.

Gambar 3.67 Pelaksanaan Erection Girder Service Crane System

Saat ketinggian pengangkatan sekitar 2 m dari permukaan tanah bersihkan

permukaan bawah Girder agar tidak ada kotoran dan noda yang menyebabkan

pekerjaan tidak bersih dan rapih.

Gambar 3.68 Finishing permukaan bawah Girder


115

Setelah dibersihkan kemudian dilanjutkan proses pengangkatan sampai diatas

area Bottom Pier Head . Arahkan as Girder ke arah marking yang terdapat di

Backwall Pier Head. Dalam proses meletakan Girder ini ketentuan toleransi 5 mm

dari sumbu as. Jarak ujung Girder dengan Backwall Pier Head sesuai dengan Shop

Drawing. Girder yang sudah sesuai dengan koordinat diletakan secara perlahan ke

atas Bearing Pad.

ERECTION GIRDER LOADING GIRDER AT STOCK YARD

Gambar 3.69 Erection Girder Metode Servise Crane System


116

ERECTIONSTAGE1
ERECTIONSTAGE2

Gambar 3.70 Erection Girder Metode Servise Crane System Stage 1 dan Stage 2

ERECTIONSTAGE3 ERECTIONSTAGE4

Gambar 3.71 Erection Girder Metode Servise Crane System Stage 3 dan Stage 4
117

FINISHERECTION

ERECTIONSTAGE5

Gambar 3.72 Erection Girder Metode Servise Crane System Stage 5

5. Penguncian Girder

Penguncian Girder yaitu memberikan perkuatan kepada Girder agar tidak

adanya pergeseran ke arah horizontal. Penguncian dilakukan dengan cara

pengelasan. Penguncian Girder paling ujung dengan mengelas besi yang ada di

permukaan atas Girder di las dengan pembesian Paraphet yang ada di Pier Head .

Girder kedua dilas dengan pembesian Girder pertama. Dilakukan berulang sampai

Girder terkahir dilas dengan pembesian Paraphet yang ada di Pier Head. Besi di

permukaan atas Girder sebenarnya berfungsi sebagai unsur pembesian di Slab and

Paraphet. Untuk sementara waktu sebelum pekerjaan Diafragma yang berfunsi

sebagi pengikat Girder belum dapat dilaksanakan maka penguncian dengan las

tidak boleh dilewatkan.


118

Gambar 3.73 Pengelasan Girder

Proses Pelaksanaan pengangkatan Girder di Proyek Pembangunan Jalan Tol

Bekasi – Cawang – Kampung Melayu Seksi IA STA.1+011 – STA.3+930 dimulai

pukul 22.00 WIB sampai pukul 04.00 WIB . Area proyek yang berada di wilayah

perkotaan menyebabkan susahnya pergerakan Crawler Crane . Crawler Crane

tidak leluasa ketika akan berputar . Demi kelancaran pekerjaan pengangkatan

Girder maka 2 lajur jalan raya ditutup .


119

7. Pelaksanaan Diafragma

Diafragma atau yang sering dikenal dengan pengaku melintang jembatan

merupakan bagian jembatan yang tidak bisa diabaikan keberdaannya, fungsi

utamanya ialah menahan pergerakan balok Girder kearah hoizontal sehingga balok

Girder tetap pada posisinya jika dikenai gaya horizontal. Pekerjaan diafragma ini

yaitu dengan metode pengecoran Cast in Situ.

Tahapan – tahapan dalam pelaksanaan Difragma yaitu :

1. Pekerjaan Persiapan

2. Pembuatan Support

3. Pekerjaan Pembesian

4. Pekerjaan bekisiting atau Formwork

5. Pekerjaan pengecoran

. Tabel 3.7 Kebutuhan Alat Untuk Pekerjaan Diafragma

No DAFTAR ALAT KAPASITAS KETERANGAN


1 Concrete Pump 60 m3/HARI 1 unit
2 Bar Cutter and Bar Bender 8 – 32mm 2 unit
3 Concrete Vibrator Nald Vibrator 2 unit
4 Air Compressor 175 cfm 1 unit
5 Mobile Crane 35 Ton 1 unit
6 Concrete Mixer 5 – 7 Ton 8 unit
120

1. Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan persiapan dalam pelaksanaan Difragma meliputi bobok besi stek

Girder, persiapan alat APD dan pengamanannya, loading alat dan bahan yang akan

digunakan. Bobok besi stek Girder lebih efisien dan mudah dilakukan saat proses

Stressing selesai. Jadi ketika Girder sudah di Erection para pekerja akan kesulitan

untuk melakukan bobok karena pekerjaan berada di ketinggian dan sempitnya

ruang gerak karena berada di sela – sela Girder.

Gambar 3.74 Pengangkatan Material

2. Pembuatan Support

Pembuatan Support dilakukan agar para pekerja bisa merangkai pembesian

Diafragma. Selain sebagai item pendukung pekerjaan, Support juga berfungsi

menjaga ukuran dari bekisting agar tetap sesuai pada perencanaan. Support untuk

bagian bawah dipasang terlebih dahulu sebelum proses pembesian. Setelah

pembesian Diafrgma selesai , maka Support dipasang setelah bekisiting Diafragma


121

selesai karena fungsinya yang sebagai pengunci dari bekisiting agar tidak berubah

posisinya saat proses pengecoran dll.

Gambar 3.75 Pembuatan Support

3. Pekerjaan Pembesian

Pemasangan besi dilakukan mengikuti Shop Drawing. Untuk menjaga posisi

besi tidak berubah saat pengecoran, besi-besi diikat menggunakan kawat benderat.

Pastikan posisi dan jarak/spasi antar tulangan sesuai dengan spesifikasi yang ada.

Untuk pemotongan dan pembentukan besi tulangan menggunakan Bar Cutter dan

Bar Bender. Besi tulangan yang digunakan pada Diafragma antara lain dia. D13,

D16, D19, dan, D32.


122

Gambar 3.76 Pembesian Diafragma

Pada diafragma ujung, dilakukan pemangan Anchore. Pemasangan mengikuti

dari Shop Drawing. Anchore ada 2 jenis yaitu Anchore Fix dan Anchore Move.

Anchore Fix merupakan prinsip dari tumpuan sendi. Sedangkan Anchore Move

merupakan prinsip dari tumpuan rol.

Gambar 3.77 Anchore

Anda mungkin juga menyukai