Anda di halaman 1dari 11

TUGAS JATI DIRI UNSOED

DISKUSI KONSTEKTUAL WAWASAN KEBANGSAAN

Menumbuhkan Semangat Kebangsaan Generasi Muda melalui Bahasa Indonesia dan


Bahasa Daerah

Disusun oleh :

Kelompok 1

Ketua : Nur Annisa Laras Fikria

Sekertaris : Anis Faradhina

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

JURUSAN KEDOKTERAN UMUM

2016
Anggota Kelompok 1

G1A014001 KARINA ZATA AMANI


G1A014002 ANISA DINDA NURLIANA
G1A014003 ZIYAN BILQIS AMRAN
G1A014004 SAFINA FIRDAUS
G1A014005 NADYA HASNA RASYIDA DA
G1A014006 WALIDA FADILLAH DAULAY
G1A014007 INTAN MAWARIDHATUL ULLA
G1A014008 NUR ANNISA LARAS FIKRIA
G1A014009 LAELATUL FAIZAH
G1A014010 PRAJNA PARAMITA
G1A014011 AMBAR KHOLIDA ZAHRA
G1A014012 DESI TRI UTAMI
G1A014013 AMINATUZ ZUKHRUF OSP
G1A014014 RIZKI MAULANA TSANI HALIM
G1A014015 NIRMALA MUFLIHATUL K
G1A014016 NUR AZIZAH
G1A014017 FEBRI RACHMAWATI
G1A014018 LAILATUL MASRUROH
G1A014019 DIAN NURSYIFA RAHMAH
G1A014020 DIKWAN ARDIANSYAH
G1A014021 RACHMA AMALIA KHANSA
G1A014022 DITA YULIANTI
G1A014023 TRI RATNA FAUZIAH
G1A014024 FATIA MURNI CHAMIDA
G1A014025 FIKRY BARRAN
G1A014026 HESTI TRI YULIANI
G1A014027 DENSY NURTITA FITRIANI Z
G1A014028 FAOZANUDIN
G1A014029 ANIS FARADHINA AH
G1A014030 AULIA HUSNA
G1A014031 RISMA ORCHITA AGWISA F
G1A014032 MIA OCTAVIA MEDISA P
G1A014033 MOCHAMAD RIZKI F
G1A014034 AHMAD MUSTAFID ALWI
G1A014035 TALIDA HASNA AGUSTINA
G1A014036 RATIH MEGA ASTARI
G1A014037 TIARA ZAKIAH DARAJAT
G1A014038 RAHMATIKA GITA PRATIWI
G1A014039 YULANDITA DEBI W
G1A014040 SOFIA NUR ATALINA
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan


kepada lawan bicara. Sejak sebelum kemerdekaan tiba, para pahlawan telah menggunakan
bahasa agar terbebas dari Bangsa Belanda. Saat itu belum tercipta bahasa yang resmi dan
masih dilakukan berbagai upaya untuk memperbaiki ejaan, istilah, dan tata bahasa.
Perbedaan bahasa tidak mudah dipahami oleh berbagai rakyat yang saat itu ingin bersatu
sehingga diperlukan bahasa nasional yang mampu menyatukan bangsa Indonesia yang ingin
merdeka. Pada tanggal 28 Oktober 1928, pemuda Indonesia dengan bangga resmi
mengikrarkan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan Indonesia. Bahasa Indonesia
adalah bahasa persatuan yang lahir karena suatu keputusan dan perencanaan. Ketika
Kemerdekaan Republik Indonesia diproklamirkan, Bahasa Indonesia pun resmi menjadi
bahasa nasional. Bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa pemerintahan dan administrasi
yang digunakan dalam situasi formal seperti pidato, penulisan di media massa seperti radio,
tv, majalah, dan buku-buku. Para ahli bahasa di dunia sampai kagum terhadap bangsa
Indonesia karena dari jutaan rakyat Indonesia yang tersebar di ribuan pulau dapat melahirkan
sebuah bahasa pemersatu yang diterima oleh seluruh rakyat Indonesia.

Dewasa ini, telah terjadi pergeseran bahasa Indonesia menjadi bahasa gaul yang akrab
kita dengar. Bahasa gaul mayoritas diciptakan oleh pemuda bangsa Indonesia sendiri.
Fenomena bahasa gaul terjadi karena dinamika masyarakat yang kian berkembang dalam
berbagai bidang terutama teknologi. Penggunaan bahasa gaul yang kian menjamur
dikhawatirkan dapat menurunkan jati diri bangsa, derajat bahasa Indonesia dan menurunkan
eksistensi bangsa Indonesia itu sendiri. Selain bahasa gaul, banyak toko-toko yang tidak
menggunakan bahasa Indonesia sebagai namanya karena menganggap nama tersebut akan
lebih menarik pasar. Era reformasi dan demokrasi seakan membebaskan semuanya. Tidak ada
lagi anjuran untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Seiring dengan
terjadinya pergeseran ranah penggunaan bahasa Indonesia, bahasa Inggris, bahasa informal
pun mulai mendominasi media cetak dan eletronik. Pengguna bahasa Indonesia yang baik
dan benar terasa semakin langka, padahal Bahasa Indonesia yang telah mempersatukan
bangsa Indonesia sendiri. Jika kita tidak ingin Bahasa Indonesia menjadi bahasa asing di
negeri kita sendiri maka keberadaannya senantiasa harus dipelihara, perkembangannya harus
dicermati. Pengubahan kosa kata dan struktur bahasa asing yang terserap kedalam
penggunaan sehari-hari harus terus dilakukan. Namun lembaga bahasa, para ahli bahasa dan
pencinta bahasa tidak bisa bergerak sendirian dan tidak akan mampu berjuang sendirian.
Untuk memelihara bahasa nasional memerlukan keterlibatan dan keputusan pemerintah dan
pemimpin negara.

Di era globalisasi seperti saat ini, peran orang tua dalam menjaga eksistensi bahasa
daerah sangat miris. Kebanyak para orang tua lebih memilih menggunakan bahasa Indonesia
dan bahkan bahasa asing, dalam hal ini bahasa inggris dalam berkomunikasi dengan anak-
anaknya. Sehingga generasi generasi penerus bangsa saat ini adalah generasi yang sudah
diracuni oleh globalisasi dimana menjunjung-junjung tinggi bahasa nasional dan
internasional tetapi bahasa ibu sendiri mereka tidak bisa. Jika hal ini dibiarkan terus menerus,
maka pernyataan WHO tidak dapat disangkal lagi bahwa setiap tahunnya akan ada bahasa
daerah yang hilang karena pemiliknya sendiri sudah merasa tidak memiliki bahasa tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana penggunaan bahasa daerah pada generasi pemuda saat ini?

2. Bagaimana penggunaan bahasa Indonesia yang tidak baku pada generasi pemuda saat ini?

3. Bagaimana ketertarikan generasi muda terhadap bahasa asing?

4. Apa pengaruh dari pergeseran bahasa Indonesia?

C. Tujuan

Makalah ini ditulis untuk menjelaskan penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa daerah
untuk menumbuhkan semangat kebangsaan pada generasi muda.
II. Analisis Masalah

A. Penggunaan Bahasa Indonesia yang Tidak Baku ( Bahasa Gaul)

1. Perkembangan Bahasa Gaul

Seiring dengan perkembangan zaman khususnya di Negara Indonesia semakin


terlihat pengaruh yang diberikan oleh bahasa gaul terhadap bahasa Indonesia dalam
penggunaan tata bahasanya. Penggunaan bahasa gaul oleh masyarakat luas
menimbulkan dampak negatif terhadap perkembangan bahasa Indonesia sebagai
identitas bangsa pada saat sekarang dan masa yang akan datang. Untuk menghindari
pemakaian bahasa gaul yang sangat luas di masyrakat, seharusnya kita menanamkan
kecintaan dalam diri generasi bangsa terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional. Seiring dengan munculnya bahasa gaul dalam masyarakat, banyak sekali
dampak atau pengaruh yang ditimbulkan oleh bahasa gaul terhadap perkembangan
bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa. Segala sesuatu pasti mempunyai dampak
positif dan negatif. Begitu pula dengan bahasa gaul yang juga mempunyai dampak
positif dan negatif terhadap penggunanya dan orang lain.

Dampak positif dengan digunakannya bahasa gaul adalah remaja menjadi lebih
kreatif. Terlepas dari menganggu atau tidaknya bahasa gaul ini, tidak ada salahnya kita
menikmati tiap perubahan atau inovasi bahasa yang muncul. Asalkan dipakai pada
situasi yang tepat, media yang tepat dan komunikan yang tepat juga.

Sedangkan dampak negative dari penggunaan bahasa gaul yaitu dapat


mempersulit penggunanya untuk berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Padahal
di sekolah atau di tempat kerja, kita diharuskan untuk selalu menggunakan bahasa yang
baik dan benar. Tidak mungkin jika pekerjaan rumah, ulangan atau tugas sekolah
dikerjakan dengan menggunakan bahasa gaul. Karena, bahasa gaul tidak masuk ke
dalam tatanan bahasa akademis. Begitu juga di kantor, laporan yang kita buat tidak
diperkanakan menggunakan bahasa gaul. Jadi, ketika situasi kita dalam situasi yang
formal jangan menggunakan bahasa gaul sebagai komunikasi.

2. Eksistensi Bahasa Indonesia Terancam Terpinggirkan oleh Bahasa Gaul

Berbahasa sangat erat kaitannya dengan budaya sebuah generasi. Kalau generasi
negeri ini kian tenggelam dalam pudarnya bahasa Indonesia yang lebih dalam, mungkin
bahasa Indonesia akan semakin sempoyongan dalam memanggul bebannya sebagai
bahasa nasional dan identitas bangsa. Dalam kondisi demikian, diperlukan pembinaan
dan pemupukan sejak dini kepada generasi muda agar mereka tidak mengikuti
pembusukan itu. Pengaruh arus globalisasi dalam identitas bangsa tercermin pada
perilaku masyarakat yang mulai meninggalkan bahasa Indonesia dan terbiasa
menggunakan bahasa gaul. Saat ini jelas di masyarakat sudah banyak adanya
penggunaan bahasa gaul dan hal ini diperparah lagi dengan generasi muda Indonesia
juga tidak terlepas dari pemakaian bahasa gaul. Bahkan, generasi muda inilah yang
paling banyak menggunakan dan menciptakan bahasa gaul di masyarakat.

3. Penyebab Punahnya Bahasa Indonesia

Penggunaan bahasa gaul yang semakin marak di kalangan remaja merupakan


sinyal ancaman yang sangat serius terhadap bahasa indonesia dan pertanda semakin
buruknya kemampuan berbahasa generasi muda zaman sekarang. Sehingga tidak dapat
dipungkiri suatu saat bahasa Indonesia bisa hilang karena tergeser oleh bahasa gaul di
masa yang akan datang.

B. Penggunaan Bahasa Daerah yang Mulai Luntur

Di era yang semakin berkembang ini, dunia seakan menawarkan kehidupan yang
serba canggih, penggunaan alat-alat modern sudah menembus ke pelosok-pelosok desa. di
abad ke 21 ini mereka seakan dimanjakan oleh produk akal manusia, yang disebut sebagai
teknologi. Globalisasi disamping membawa pengaruh positif, juga memberikan dampak
negatif terhadap penggunaan bahasa daerah. Sehingga tidak sedikit dari pengamat
bahasa mengatakan “wong Jawa ilang Jawane” yang artinya adalah orang Jawa sekarang
telah luntur nilai kejawaannya.

Istilah “wong Jawa ilang Jawane” ini merangkak dari fakta mirisnya pengguna
Bahasa daerah, tidak hanya bahasa Jawa, tetapi juga untuk bahasa daerah lainnya.
Banyaknya para pemuda yang tidak paham terhadap penggunaan bahasa daerah, membuat
para lingust (ahli bahasa) dan para orang tua khawatir akan punahnya bahasa daerah
tersebut. Padahal, menciptakan suatu bahasa itu sangat sulit. Kekhawatiran mereka juga
didukung oleh adanya lembaga PBB mengatakan bahwa, bahasa didunia ini setiap 2
minggu sekali ada satu bahasa yang hilang.

Di era globalisasi seperti saat ini, peran orang tua dalam menjaga eksistensi bahasa
daerah sangat miris. Kebanyakan para orang tua lebih memilih menggunakan bahasa
Indonesia dan bahkan bahasa asing, dalam hal ini bahasa inggris dalam berkomunikasi
dengan anak-anaknya. Sehingga generasi generasi penerus bangsa saat ini adalah generasi
yang sudah diracuni oleh globalisasi dimana menjunjung-junjung tinggi bahasa nasional
dan internasional tetapi bahasa ibu sendiri mereka tidak bisa. Jika hal ini dibiarkan terus
menerus, maka pernyataan WHO tidak dapat disangkal lagi bahwa setiap tahunnya akan
ada bahasa daerah yang hilang karena pemiliknya sendiri sudah merasa tidak memiliki
bahasa tersebut.

Peran pemerintah di sini juga berperan penting. Beberapa era sebelumnya, bahasa
daerah dimasukkan dalam pelajaran wajib sekolah yaitu muatan lokal (mulok). Akan
tetapi, saat ini mulok bahasa daerah sudah mulai luntur dan tergantikan oleh mulok bahasa
asing, seperti bahasa Jepang, bahasa Perancis, dan lain sebagainya. Hal ini juga secara
tidak langsung mengajarkan generasi penerus bangsa untuk berwawasan luas tetapi di lain
sisi juga membunuh karakter anak bangsa dan membuat punah bahasa daerah yang ada.
III. PEMECAHAN MASALAH

1. Memahami Sejarah Bahasa Indonesia

Segala sesuatu akan jadi lebih berarti apabila kita dapat mengetahui perjuangan dan
cerita terdahulu yang mendasari sesuatu itu muncul. Dengan mengetahui itu semua maka
akan muncul rasa cinta dan kebanggaan, sehingga timbul rasa kepedulian terhadap hal
tersebut. Bagitu juga dengan bahasa, tanpa kita mengetahui sejarah dan perjuangan bahasa
ini tercipta maka akan sulit bagi kita untuk mempertahankannya karena belum ada alasan
emosional yang cukup kuat untuk kita mencintai bahasa kita sendiri. Dengan mengetahui
sejarah terciptanya bahasa indonesia maka akan meningkatan wawasan dan juga kecintaan
terhadap bahasa Indonesia di hati-hati masyarakat Indonesia sendiri.

2. Mempelajari Bahasa Indonesia lebih dalam

Mempelajari Bahasa Indonesia lebih dalam dapat membuat kita menjadi lebih
mengenal dan memahami bahasa Indonesia itu sendiri, sehingga dapat meminimalisir
kesalahan bahasa yang sangat banyak terjadi sekarang. Memperdalam bahasa Indonesia
yang baik dan benar sejak pendidikan usia dini dan mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari. Harus ada kegiatan yang terus menerus dilakukan dengan
menggunakan bahasa Indonesia baku di kelompok-kelompok besar seperti birokrasi atau
partai-partai politik, ekonomi, militer, maupun dunia akademik (pendidikan). Dengan itu,
masyarakat akan belajar dan memakai bahasa Indonesia sesuai dengan EYD secara
efektif. Meminimalisir adanya kata yang jelas-jelas salah namun masih terus dipakai.

3. Promosi bahasa Indonesia yang baik dan benar

Mempromosikan dan membenarkan bahasa yang salah melalui media masa seperti
koran, majalah, maupun televisi. Walaupun media masa memerlukan bahasa yang santai
agar mudah diserap oleh masyarakat, namun penggunaan bahasa Indonesia yang baku
tidak boleh dikesampingkan. Membuat program bahasa Indonesia di sekolah-sekolah,
program ini harus dibuat sedemikian rupa agar siswa tertarik untuk mengikuti program
itu seperti dengan hiburan, lelucon yang seru dan lain-lain yang dapat membuat siswa
bersemangat menggunakan bahasa Indonesia baku sebagai bahasa kesehariannya. Bukan
hanya para siswa, para guru pun harus bisa mengajar dengan bahasa Indonesia yang
baku. Karena saya sudah sering melihat dan merasakan sendiri bahwa guru-guru
sekarang sudah jarang ada yang menggunakan bahasa yang baku dalam mengajar.
Dengan alasan ‘agar lebih santai’, para guru lebih memilih bahasa informal pada setiap ia
mengajar daripada bahasa baku yang lebih formal. Padahal, pendidikan merupakan
faktor utama dalam pengembangan bahasa dan pengembangan pola fikir siswa sebagai
generasi penerus.

4. Mengupayakan mempertahankan Bahasa Indonesia agar tidak tergeser oleh Bahasa


Gaul

Agar Bahasa Indonesia tidak tergeser oleh bahasa gaul, maka kita sebagai warga
Indonesia yang baik hendaknya melakukan langkah-langkah pencegahan dan
penanggulangan sebelum Bahasa Indonesia benar-benar punah. Langkah-langkah yang
digunakan adalah sebagai berikut :
a) Menjadikan Lembaga Pendidikan Sebagai Basis Pembinaan Bahasa
b) Perlunya Pemahaman Terhadap Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa yang digunakan sesuai dengan norma
kemasyarakatan yang berlaku. Bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia
yang digunakan sesuai dengan aturan atau kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Kaidah
bahasa itu meliputi kaidah ejaan, kaidah pembentukan kata, kaidah penyusunan kalimat,
kaidah penyusunan paragraf, dan kaidah penataan penalaran.
5. Diperlukan Adanya Undang-Undang Kebahasaan
Dengan adanya undang-undang penggunaan bahasa diharapkan masyarakat
Indonesia mampu menaati kaidah berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Hal ini
bisa dilakukan dengan membentuk lembaga swadaya yang pada tiap daerah yang
bertugas mengawasi penggunaan bahasa Indonesia.
IV. KESIMPULAN

Penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa daerah untuk menumbuhkan semangat


kebangsaan pada generasi muda sangat penting untuk mempertahankan identitas bangsa. Di
era globalisasi ini memang penting untuk berwawasan luas, termasuk dalam hal berbahasa
namun bahasa indonesia dan bahasa daerah sebagai jati diri bangsa tidak boleh ditinggalkan
begitu saja. Pemuda sebagai para generasi penerus memegang peranan penting dalam terus
mempertahankan bahasa indonesia dan bahasa daerah yang kini semakin memudar. Untuk
menumbuhkan rasa cinta dan kebanggaan terhadap bahasa indonesia dan bahasa daerah maka
kita harus memahami kembali sejarah bahasa indonesia, mempelajari dan mempromosikan
bahasa indonesia yang baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. 2003. Psikolinguistik: Kajian Teoretik. Jakarta: Rineka Cipta.

Chaer, A. & Agustina, L. 2010. Sociolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai