PENDAHULUAN
Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah
terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Dalam arti sempit biaya dapat
diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva atau dapat juga disebut
sebagai kos. Jika pengorbanan sumber ekonomi tersebut tidak menghasilkan manfaat atau
pendapatan maka pengorbanan tersebut merupakan rugi.
Untuk menghindari terjadinya kerugian tersebut, maka diperlukan adanya informasi biaya
untuk menjamin bahwa nilai keluaran lebih tinggi daripada nilai masukan yang dikorbankan
untuk memperoleh nilai keluaran. Akuntansi biaya juga berfungsi untuk menghasilkan informasi
biaya yang dapat dipakai oleh manajemen sebagai dasar untuk merencanakan alokasi sumber
ekonomi yang dikorbankan untuk menghasilkan keluaran.
Akuntansi biaya banyak diterapkan dalam perusahaan perbankan, perhotelan, penerbangan, dan
perushaan jasa lainnya. Dalam bidang produksi, akuntansi biaya diterapkan dalam perusahaan
manufaktur, akuntansi biaya yang diterapkan dalam perusahaan manufaktur pun lebih komlpleks
ketimbang perusahaan jasa. Dalam penjelasan lebih lanjut mengenai biaya dalam perusahaan
manufaktur dapat dilihat dari struktur organisasi dan proses produksinya.
a) Struktur organisasi
Perushaan manufaktur mempunyai kegiatan pokok mengolah bahan baku menjadi produk
jadi yang siap untuk dijual. Oleh karena itu, dua fungsi pokokyang biasanya terdapat
dalam perusahaan manufaktur adalah fungsi produksi dan fungsi pemasaran. Fungsi
produksi bertugas untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi, sedangkan fungsi
pemasaran bertugas memasarkan produk tersebut. Untuk mengkoordinasi kedua fungsi
pokok tersebut, dibentuk fungsi yang ketiga yang biasa disebut fungsi administrasi dan
umum. Oleh karena fungsi pokok dalam perusahaan manufaktur dibagi menjadi tiga
golongan, maka biaya dalam perusahaan manufaktur diklasifikasikan menurut fungsi
pokok tersebut menjadi biaya produksi, biaya pemasaran, dan biaya administrasi dan
umum. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan oleh fungsi produksi untuk
mengolah bahan baku menjadi produk jadi. Biaya pemasaran adalah biaya yang
dikeluarkan oleh fungsi pemasaran untuk memasarkan produk perusahaan. Biaya
administrasi dan umum merupakan biaya yang dikeluarkan oleh fungsi lain selain fungsi
produksi dan fungsi pemasaran.
b) Proses produksi
Salah satu tujuan akuntansi biaya adalah untuk menentukan kos produk. Untuk dapat
menentukan kos produksi dengan teliti, perlu dipahami proses pembuatan produk. Dalam
menghitung biaya produksi, akuntansi biaya harus mengikuti proses pengolahan bahan
baku menjadi produk jadi. Setiap tahap pengolahan bahan baku memerlukan pengorbanan
sumber ekonomi, sehingga akuntansi biaya digunakan untuk mencatat setiap sumber
ekonomi yang dikorbankan dalam setiap tahap pengolahan tersebut, untuk menghasilkan
informasi biaya produksi yang dikonsumsi untuk menghasilkan produk.
2.2 Perilaku Biaya
Menurut Baldric Siregar, pengertian dari perilaku biaya adalah pola yang menggambarkan
bagaimana jumlah biaya bervariasi atas perubahan aktivitas bisnis. Artinya, biaya yang dihitung
berbeda satu sama lain berdasarkan tujuan yang hendak dicapai. Dalam Mulyadi (2005:13) biaya
dapat digolongkan menurut:
a) Objek pengeluaran
b) Fungsi pokok dalam perusahaan
c) Hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai
d) Perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan
e) Jangka waktu manfaatnya
3) Penggolongan Biaya Menurut Hubungan Biaya dengan Sesuatu yang Dibiayai : Sesuatu
yang dibiaayai dapat produk atau departemen. Dalam hubungannya dengan sesuatu yang
dibiayai, biaya dapat dikelompokkan menjadi golongan:
a. Biaya Langsung : adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya adalah
karena adanya sesuatu yang dibiayai. Jika sesuatu yang dibiayai tersebut tidak ada,
maka biaya langsung ini tidak akan terjadi. Dengan demikian biaya langsung akan
mudah diidentifikasikan dengan sesuatu yang dibiayai. Biaya produksi langsung terdiri
dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya langsung departemen
adalah semua biaya yang terjadi di dalam departemen tertentu.
b. Biaya Tidak Langsung : adalah biaya terjadinya tidak hanya disebabkan oleh sesuatu
yang dibiayai. Biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk disebut
dengan istilah biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik. Dalam
hubungannya dengan departemen, biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadi di
suatu departemen, tetapi manfaatnya dinikmati oleh lebih dari satu departemen.
Contohnya adalah biaya yang terjadi di Departemen Pembangkit Tenaga Listrik. Biaya
ini dinikmati oleh department-departmen lain dalam perusahaan, baik untuk
penerangan maupun untuk menggerakkan mesin dan ekuipmen yang mengkonsumsi
listrik. Bagi departemen pemakai listrik, biaya listrik yang diterima dari alokasi biaya
Departemen Pembangkit Tenaga Listrik merupakan biaya tidak langsung departemen.
4) Penggolongan Biaya Menurut Perilaku dalam Hubungannya dengan Perubahan Volume
Aktivitas
Dalam hubungannya dengan perubahan volume aktivitas, biaya dapat digolongkan
menjadi:
a. Biaya variable : adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan
perubahan volume kegiatan. Contoh biaya variable adalah biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung.
b. Biaya semivariabel : adalah baiaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan
volume kegiatan. Biaya semivariabel mengandung unsure biaya tetap dan unsure biaya
variabel.
c. Biaya semifixed : adalah yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan
berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu.
d. Biaya tetap : adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume kegiatan
tertentu. Contoh biaya tetap adalah gaji direktur produksi.
Kos produk yang dihitung dengan pendekatan full costing terdiri dari unsure
kos produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead
pabrik variabel, dan biaya overhead pabrik tetap) ditambah dengan biaya
nonproduksi (biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum).
b) Variable Costing
Variable costing merupakan metode penentuan kos produksi yang hanya
memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel kedalam kos
produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan
biaya overhead pabrik variabel. Dengan demikian kos produksi menurut
metode variable costing terdiri dari unsure biaya produksi berikut ini:
Biaya bahan baku xx
Biaya tenaga kerja langsung xx
Biaya overhead pabrik variable xx
Kos produksi xx
Kos produk yang dihitung dengan pendekatan variabel costing terdiri dari
unsure kos produksi variable (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung,
dan biaya overhead pabrik variable) ditambah dengan biaya nonproduksi
variabel (biaya pemasaran variabel dan biaya administrasi dan umum variabel)
dan biaya tetap (biaya overhead pabrik tetap, biaya pemasaran tetap, biaya
administrasi dan umum tetap).