Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dengan adanya perkembangan jaman, kegiatan ekonomi semakin berkembang pesat.
Semua hal yang berkaitan dengan perhitungan ekonomi pasti memerlukan akuntansi biaya untuk
menghitungnya. Jika ada orang yang menanyakan sesuatu yang berkaitan tentang biaya (cost),
maka yang pertama harus dilakukan adalah mengetahui untuk apa informasi biaya tersebut
hendak digunakan. Angka-angka biaya dapat bervariasi tergantung pada tujuannya.
Pasar membutuhkan informasi biaya yang cepat, dimulai dari konsepsi produk sampai
proses distribusi akhir. Para manajer menggunakan menggunakan informasi biaya produk untuk
berbagai keputusan strategis, termasuk penetapan harga, penerimaan dan penolakan pesanan
penjualan dan memilih produk mana yang akan dibuat. Jika sistem akuntansi menghasilkan data
yang tidak akurat, perusahaan mungkin menjual produknya lebih rendah dari biayanya. Tanpa
informasi biayayang akurat, perancangan produk mungkin memilih rancangan yang tidak
memberikan nilai tambah.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimanakah konsep dari biaya?
1.2.2 Apa yang dimaksud dengan perilaku biaya?
1.2.3 Bagaimanakah proses arus biaya?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Untuk mengetahui konsep dari biaya
1.3.2 Untuk mengetahui perilaku biaya
1.3.3 Untuk mengetahui tentang arus biaya
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Konsep Biaya


Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian
biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran
terhadapnya. Objek kegiatan akuntansi biaya adalah biaya.
Akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok yaitu, penentuan kos produk, pengendalian
biaya, dan pengambilan keputusan khusus.
a) Penentuan kos produk: mencatat, menggolongkan, dan meringkas biaya pembuatan
produk.
b) Pengendalian biaya : membandingkan biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk
memproduksi satu satuan produk dengan biaya yang sesungguhnya terjadi.
c) Pengambilan keputusan khusus : sebagai alat manajemen dalam mengawasi dan
merekam transaksi biaya secara sistematis dan menyajikan informasi biaya dalam
bentuk laporan biaya.

Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah
terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Dalam arti sempit biaya dapat
diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva atau dapat juga disebut
sebagai kos. Jika pengorbanan sumber ekonomi tersebut tidak menghasilkan manfaat atau
pendapatan maka pengorbanan tersebut merupakan rugi.
Untuk menghindari terjadinya kerugian tersebut, maka diperlukan adanya informasi biaya
untuk menjamin bahwa nilai keluaran lebih tinggi daripada nilai masukan yang dikorbankan
untuk memperoleh nilai keluaran. Akuntansi biaya juga berfungsi untuk menghasilkan informasi
biaya yang dapat dipakai oleh manajemen sebagai dasar untuk merencanakan alokasi sumber
ekonomi yang dikorbankan untuk menghasilkan keluaran.
Akuntansi biaya banyak diterapkan dalam perusahaan perbankan, perhotelan, penerbangan, dan
perushaan jasa lainnya. Dalam bidang produksi, akuntansi biaya diterapkan dalam perusahaan
manufaktur, akuntansi biaya yang diterapkan dalam perusahaan manufaktur pun lebih komlpleks
ketimbang perusahaan jasa. Dalam penjelasan lebih lanjut mengenai biaya dalam perusahaan
manufaktur dapat dilihat dari struktur organisasi dan proses produksinya.
a) Struktur organisasi
Perushaan manufaktur mempunyai kegiatan pokok mengolah bahan baku menjadi produk
jadi yang siap untuk dijual. Oleh karena itu, dua fungsi pokokyang biasanya terdapat
dalam perusahaan manufaktur adalah fungsi produksi dan fungsi pemasaran. Fungsi
produksi bertugas untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi, sedangkan fungsi
pemasaran bertugas memasarkan produk tersebut. Untuk mengkoordinasi kedua fungsi
pokok tersebut, dibentuk fungsi yang ketiga yang biasa disebut fungsi administrasi dan
umum. Oleh karena fungsi pokok dalam perusahaan manufaktur dibagi menjadi tiga
golongan, maka biaya dalam perusahaan manufaktur diklasifikasikan menurut fungsi
pokok tersebut menjadi biaya produksi, biaya pemasaran, dan biaya administrasi dan
umum. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan oleh fungsi produksi untuk
mengolah bahan baku menjadi produk jadi. Biaya pemasaran adalah biaya yang
dikeluarkan oleh fungsi pemasaran untuk memasarkan produk perusahaan. Biaya
administrasi dan umum merupakan biaya yang dikeluarkan oleh fungsi lain selain fungsi
produksi dan fungsi pemasaran.

b) Proses produksi
Salah satu tujuan akuntansi biaya adalah untuk menentukan kos produk. Untuk dapat
menentukan kos produksi dengan teliti, perlu dipahami proses pembuatan produk. Dalam
menghitung biaya produksi, akuntansi biaya harus mengikuti proses pengolahan bahan
baku menjadi produk jadi. Setiap tahap pengolahan bahan baku memerlukan pengorbanan
sumber ekonomi, sehingga akuntansi biaya digunakan untuk mencatat setiap sumber
ekonomi yang dikorbankan dalam setiap tahap pengolahan tersebut, untuk menghasilkan
informasi biaya produksi yang dikonsumsi untuk menghasilkan produk.
2.2 Perilaku Biaya
Menurut Baldric Siregar, pengertian dari perilaku biaya adalah pola yang menggambarkan
bagaimana jumlah biaya bervariasi atas perubahan aktivitas bisnis. Artinya, biaya yang dihitung
berbeda satu sama lain berdasarkan tujuan yang hendak dicapai. Dalam Mulyadi (2005:13) biaya
dapat digolongkan menurut:
a) Objek pengeluaran
b) Fungsi pokok dalam perusahaan
c) Hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai
d) Perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan
e) Jangka waktu manfaatnya

1) Penggolongan Biaya menurut Objek Pengeluaran


Dalam cara penggolongan ini, nama objek prngrluaran merupakan dasar penggolongan
biaya. Misalnya nama objek pengeluaran adalah bahan bakar, maka semua pengeluaran
yang berhubungan dengan bahan bakar disebut biaya bahan bakar.

2) Penggolongan Biaya Menurut Fungsi Pokok dalam Perusahaan


Dalam perusahaan manufaktur, ada tiga fungsi pokok yaitu, fungsi produksi, fungsi
pemasaran, dan fungsi pemasaran dan umum. Oleh karena itu dalam perusahaan
manufaktur, biaya dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok:
a. Biaya Produksi : merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku
menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Contohnya adalah biaya depresiasi mesin
dan ekuipmen, biaya bahan baku; biaya bahan penolong; biaya gaji karyawan yang
bekerja dalam bagian-bagian baik yang langsung maupun tidak langsung berhubungan
dengan proses produksi. Menurut objek pengeluarannya, secara garis besar biaya
produksi ini dibagi menjadi: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya
overhead pabrik (factory overhead cost). Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung disebut pula dengan istilah biaya utama (prime cost) sedangkan biaya tenaga
kerja langsung dan biaya overhead pabrik sering pula disebut dengan istilah biaya
konversi (conversion cost) yang merupakan biaya untuk mengkonversi bahan baku
menjadi produk jadi.
b. Biaya Pemasaran : merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan
pemasaran produk. Contohnya adalah biaya iklan; biaya promosi, biaya angkutan dari
gudang perusahaan ke gudang pembeli; gaji karyawan bagian-bagian yang
melaksanakan kegiatan pemasaran; biaya contoh (sample).
c. Biaya Administrasi dan Umum : merupakan biaya-biaya untuk mengkoordinasi
kegiatan produksi dan pemasaran produk. Contoh biaya ini adalah biaya gaji karyawan
bagian keuangan, akuntansi, personalia dan bagian hubungan masyarakat, biaya
pemeriksaan akuntan dan biaya photocopy.

3) Penggolongan Biaya Menurut Hubungan Biaya dengan Sesuatu yang Dibiayai : Sesuatu
yang dibiaayai dapat produk atau departemen. Dalam hubungannya dengan sesuatu yang
dibiayai, biaya dapat dikelompokkan menjadi golongan:
a. Biaya Langsung : adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya adalah
karena adanya sesuatu yang dibiayai. Jika sesuatu yang dibiayai tersebut tidak ada,
maka biaya langsung ini tidak akan terjadi. Dengan demikian biaya langsung akan
mudah diidentifikasikan dengan sesuatu yang dibiayai. Biaya produksi langsung terdiri
dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya langsung departemen
adalah semua biaya yang terjadi di dalam departemen tertentu.
b. Biaya Tidak Langsung : adalah biaya terjadinya tidak hanya disebabkan oleh sesuatu
yang dibiayai. Biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk disebut
dengan istilah biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik. Dalam
hubungannya dengan departemen, biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadi di
suatu departemen, tetapi manfaatnya dinikmati oleh lebih dari satu departemen.
Contohnya adalah biaya yang terjadi di Departemen Pembangkit Tenaga Listrik. Biaya
ini dinikmati oleh department-departmen lain dalam perusahaan, baik untuk
penerangan maupun untuk menggerakkan mesin dan ekuipmen yang mengkonsumsi
listrik. Bagi departemen pemakai listrik, biaya listrik yang diterima dari alokasi biaya
Departemen Pembangkit Tenaga Listrik merupakan biaya tidak langsung departemen.
4) Penggolongan Biaya Menurut Perilaku dalam Hubungannya dengan Perubahan Volume
Aktivitas
Dalam hubungannya dengan perubahan volume aktivitas, biaya dapat digolongkan
menjadi:
a. Biaya variable : adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan
perubahan volume kegiatan. Contoh biaya variable adalah biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung.
b. Biaya semivariabel : adalah baiaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan
volume kegiatan. Biaya semivariabel mengandung unsure biaya tetap dan unsure biaya
variabel.
c. Biaya semifixed : adalah yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan
berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu.
d. Biaya tetap : adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume kegiatan
tertentu. Contoh biaya tetap adalah gaji direktur produksi.

5) Penggolongan Biaya Atas Dasar Jangka Waktu Manfaatnya


Atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi menjadi dua:
a. Pengeluaran Modal (Capital Expenditures) : adalah biaya yang mempunyai manfaat
lebih dari satu periode akuntansi (biasanya periode akuntansi adalah satu tahun
kalender). Pengeluaran modal ini pada saat terjadinya dibebankan sebagai kos
didepresiasi, diamortisasi atau dideplesi. Contoh pengeluaran modal adalah
pengeluaran untuk pembelian aktiva tetap, untuk reparasi besar terhadap aktiva tetap,
untuk promosi besar-besaran, dan pengeluaran untuk riset dan pengembangan suatu
produk.
b. Pengeluaran Pendapatan (Revenue Expenditures) : biaya yang hanya mempunyai
manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut. Pada saat terjadinya,
pengeluaran pendapatan ini dibebankan sebagai biaya dan dipertemukan dengan
pendapatan yang diperoleh dari pengeluaran biaya tersebut. Contoh pengeluaran
pendapatan antara lain adalah biaya iklan, biaya telex, dan biaya tenaga kerja.
2.3 Arus Biaya
Akuntansi biaya tidak menambah ataupun mengubah siklus akuntansi dan prinsip-prinsip
akuntansi yang sudah dikenal dalam akuntansi keuangan. Semua biaya manufaktur, tanpa
mempedulikan apakah tetap atau variabel mengalir melalui akun barang jadi. Berdasarkan hasil
analisis didapat bahwa variabel metode arus biaya persediaan dan gross profit margin tidak
pengaruh signifikan terhadap market value perusahaan. Sedangkan variabel perputaran persediaan
dan nilai persediaan berpengaruh signifikan antara perusahaan terhadap market value perusahaan.
Hasil penelitian variabel secara simultan ini menunjukkan bahwa variabel metode arus biaya
persediaan, perputaran persediaan , gross profit margin, nilai persediaan berpengaruh signifikan
terhadap nilai pasar perusahaan.

2.3.1 Metode Pengumpulan Biaya Produksi


Dalam pembuatan produk terdapat dua kelompok biaya : biaya produksi dan biaya
non produksi. Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam pengolahan
bahan baku menjadi produk, sedangkan biaya non produksi adalah biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk kegiatan seperti pemasaran dan kegiatan administrasi dan umum. Biaya
produksi membentuk kos produksi, yang digunakan untuk menghitung kos produksi jadi dan
kos produk yang pada akhir periode akuntansi masih dalam proses. Biaya nonproduksi
ditambahkan pada kos produksi untuk menghitung total kos produk.
Perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan, mengumpulkan kos
produksinya dengan menggunakan metode kos pesanan (job order cost method). Dalam
metode ini biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk pesanan tertentu dan kos produksi per
satuan produk yang dihasilkan untuk memenuhi pesanan tersebut dihitung dengan cara
membagi total biaya produksi untuk pesanan tersebut dengan jumlah satuan produk dalam
pesanan yang bersangkutan.
Perusahaan yang berproduksi massa, mengumpulkan kos produksinya dengan
menggunakan metode kos proses (process cost method). Dalam metode ini biaya-biaya
produksi dikumpulkan untuk periode tertentu dan kos produksi per satuan produk yang
dihasilkan dalam periode tersebut dihitung dengan cara membagi total biaya produksi untuk
periode tersebut dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam periode yang
bersangkutan.
2.3.2 Metode Penentuan Biaya Produksi
Metode penentuan kos produksi adalah cara memperhitungkan unsure-unsur biaya
ke dalam kos produksi. Dalam memperhitungkan unsure-unsur biaya ke dalam kos
produksi, terdapat dua pendekatan, yaitu :
a) Full costing
Full Costing merupakan metode penentuan kos produksi yang
memperhitungkan semua unsure biaya produksi kedalam kos produksi, yang
terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead
pabrik,baik yang berperilaku variabel maupun tetap. Dengan demikian kos
produksi menurut metode full costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut
ini:

Biaya bahan baku xx


Biaya tenaga kerja langsung xx
Biaya overhead pabrik variabel xx
Biaya overhead pabrik tetap xx
Kos produksi xx

Kos produk yang dihitung dengan pendekatan full costing terdiri dari unsure
kos produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead
pabrik variabel, dan biaya overhead pabrik tetap) ditambah dengan biaya
nonproduksi (biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum).

b) Variable Costing
Variable costing merupakan metode penentuan kos produksi yang hanya
memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel kedalam kos
produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan
biaya overhead pabrik variabel. Dengan demikian kos produksi menurut
metode variable costing terdiri dari unsure biaya produksi berikut ini:
Biaya bahan baku xx
Biaya tenaga kerja langsung xx
Biaya overhead pabrik variable xx
Kos produksi xx

Kos produk yang dihitung dengan pendekatan variabel costing terdiri dari
unsure kos produksi variable (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung,
dan biaya overhead pabrik variable) ditambah dengan biaya nonproduksi
variabel (biaya pemasaran variabel dan biaya administrasi dan umum variabel)
dan biaya tetap (biaya overhead pabrik tetap, biaya pemasaran tetap, biaya
administrasi dan umum tetap).

Anda mungkin juga menyukai