ALIRAN FLUIDA
OLEH
KELOMPOK 8
KELAS C
ALIRAN FLUIDA
Kelompok VIII:
ii
ABSTRAK
Fluida merupakan zat yang mengalir yang mempunyai partikel kecil sampai
kasat mata dan mudah untuk bergerak serta berubah-ubah bentuk tanpa
pemisahan massa. Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari head loss dan
friction loss aliran fluida pada pipa nomor 2 dan nomor 4, elbow 45º dan elbow
135º, enlargement dan contraction. Percobaan ini menggunakan serangkaian alat
yang secara skematik yaitu general arrangement of apparatus, manometer
connection diagram, stopwatch, dan vernier calliper. Percobaan dilakukan
dengan memvariasikan bukaan yaitu pada bukaan 25%, 50%, 75% dan 100%
serta volume 10, 15, dan 120 liter. Nilai head loss yang paling besar terdapat
pada bukaan 50% pada pipa 2 sebesar 7,611533, untuk nilai head loss yang
paling kecil terdapat pada 4 pada bukaan 25% dengan nilai sebesar 0,223096.
Nilai friction loss terbesar terdapat pada pipa contruction dengan nilai 3,27603
ft.lbf/lbm dan untuk nilai friction loss terkecil terdapat pada pipa 4 dengan nilai
0,00023 ft.lbf/lbm. Dari percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa pola aliran
pada pipa nomor 2, pipa enlargement, pipa contraction, pipa nomor 4, elbow 45o
dan elbow 90o merupakan aliran turbulen.
Kata kunci : aliran fluida, contraction, enlargement, friction loss, head loss, pipa
iii
DAFTAR ISI
Halaman
iv
4.2 Pembahasan .............................................................................. 20
4.2.1 Head Loss Pipa 2............................................................. 20
4.2.2 Head Loss Pipa 4 ............................................................ 21
4.2.3 Head Loss Pipa Contraction dan Enlargment................. 22
4.2.4 Head Loss Elbow 45º ...................................................... 23
4.2.5 Head Loss Elbow 90º ...................................................... 23
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 25
5.1 Kesimpulan .............................................................................. 25
5.2 Saran......................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………. 26
LAMPIRAN-LAMPIRAN……………………………………. ................... 27
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Transportasi bahan-bahan kimia merupakan sesuatu yang sangat penting
dalam industri kimia. Umumnya bahan-bahan kimia berupa fluida dipindahkan
dari satu unit ke unit lainnya atau dari satu tempat ke tempat lainnya menuju pipa-
pipa. Transportasi fluida melalui pipa jauh lebih mudah dan lebih murah.
Aliran fluida (cairan atau gas) didalam sebuah saluran tertutup atau pipa
sangat penting di dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa komponen dasar yang
berkaitan dari suatu sistem perpipaan adalah meliputi pipa-pipa itu sendiri,
sambungan pipa (fitting) yang digunakan untuk menyambung masing-masing pipa
guna membentuk sistem yang diinginkan, peralatan pengatur laju aliran dan
pompa-pompa yang menambahkan energi atau mengambil energi dari fluida.
Dalam suatu sistem aliran, tidak mungkin fluida hanya mengalir melalui
sebuah pipa. Didalam aliran fluida ini akan terdapat bermacam-macam
sambungan dan cabang. Juga sering terdapat bermacam jenis pipa, bervariasi
ukuran ID pipa, bahkan kemungkinan adanya perubahan ukuran ID pipa seperti
enlargement dan contraction, dan lain-lain.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Keterangan:
ρ : massa jenis, kg/m3
m : massa, kg
3
V : volume, m3
Harga kerapatan suatu fluida berbeda dengan fluida lainnya, untuk cairan
pengaruh tekanan dan temperatur sangat kecil terhadap harga kerapatan.
Keterangan:
v = volume jenis, m3/kg
V = volume, m3
m = massa, kg
Sifat ini tidak biasa digunakan dalam mekanika fluida, tetapi digunakan dalam
termodinamika.
2.2.3 Berat jenis (Specific Weight)
Berat jenis dari sebuah fluida, dilambangkan dengan huruf yunani γ
(gamma), didefinisikan sebagai berat fluida per satuan volume. Berat jenis
berhubungan dengan kerapatan melalui persamaan:
Keterangan:
4
Gambar 2.2 Perilaku dari Sebuah Fluida yang Ditempatkan Antara Dua
Plat Paralel
Faktor konstanta μ adalah properti dari fluida yang dinamakan dengan viskositas
dinamik. Sangat sering dalam persoalan aliran fluida, viskositas muncul dalam
bentuk yang dikombinasikan dengan kecepatan sebagai:
5
aliran volume (m3/s), laju aliran berat (N/s) dan laju aliran massa (kg/s).
Gambar 2.5 (a) Percobaan untuk Mengetahui Jenis Aliran, (b) Jenis-Jenis
Aliran Dilihat pada Guratan Warna
Sesuai standar yang ada di pasaran, elbow tersedia dalam ukuran sudut 45o dan
90o dengan flanged serta ulir sesuai dengan kebutuhan yang akan digunakan.
2. Percabangan (Tee)
Penggunaan Tee dilakukan untuk mengalirkan aliran fluida menuju dua arah
yang berbeda dalam satu siklus tertentu yang dipasang secara parallel.
Exit merupakan kebalikan dari entrance. Exit timbul karena adanya perpindahan
dari reservoir menuju ke suatu pipa, sama halnya denganentrance, exit dibedakan
menjadi 3 macam, diantaranya projecting, Sharp edge, dan rounded (Sinaga,
2009).
Nilai koefisien minor dari ketiga exit adalah sama besar yaitu sebesar 1,0.
Tabel 2.3 Nilai K exit
Jenis Exit Nilai K
Projecting 1,0
Sharp edge 1,0
Rounded 1,0
(Sumber: Vennard, 1982).
12
a. Pembesaran (Expansion)
Pembesaran dalam suatu perpipaan dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu pembesaran mendadak atau terjadi secara tiba- tiba yang seringkali disebut
dengan sudden ekspansion ataupun gradual ekspansion.
BAB III
METODE PERCOBAAN
B. Head loss & Friction loss di dalam Elbow bukaan 25%, 50%, 75%,
dan 100%
1. Semua peralatan diperiksa untuk memastikan semua peralatan dari
sistem aliran fluida sudah terpasang dengan baik. Apabila ketersediaan
air kurang dapat ditambahkan melalui [22].
2. Pump start [26] dihidupkan dan valve [V2] dibuka. Kemudian air
mengalir melalui pipa 1, 2, 3, 4, dan selanjutnya menuju [22].
3. Untuk menentukan head loss pada pipa 45o elbow maka aliran air yang
menuju selain pipa 4 ditutup, dengan menggunakan valve pada masing-
masing pipa selain pipa 4.
4. Untuk menentukan pressure drop maka selang disambungkan yang
menghubungkan manometer dengan dua titik pada pipa 45o elbow.
5. Ketika aliran air terlihat stabil, yang ditandai dengan tidak terdapat lagi
gelembung udara pada aliran, kemudian kecepatan volumetrik air dan
pressure dropnya dicatat.
6. Untuk menentukan kecepatan volumetrik air maka aliran air melalui
[22] dibuka, kemudian perubahan tinggi air pada [25] diamati. Dan
dengan menggunakan stopwatch dicatat waktu yang dibutuhkan
mengalirkan air setiap 5, 10, dan 15 liter sehingga kecepatan volumetrik
rata-rata diperoleh.
7. Untuk menentukan pressure drop maka valve [V7] ditutup. Selanjutnya
setelah tinggi manometer kedua pipa manometer stabil, tinggi air raksa
pada kedua pipa U tersebut dicatat.
8. Kemudian dilakukan cara yang sama untuk penentuan head loss pada
pipa 135o elbow dengan cara mengalirkan air melalui pipa 4 dan valve
dari pipa selain pipa 4 ditutup.
16
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Pengukuran Kecepatan Volumetrik dan Head Loss pada Pipa 2
Tabel 4.1 Data Percobaan Aliran Fluida Pada Pipa 2
Valve Q rerata H Log V Log H NRe F
(ft3/s) (Inch
Hg)
(ft3/s) (Inch
Hg)
4.1.4 Pengukuran Kecepatan Volumetrik dan Head Loss pada Elbow 45o
Tabel 4.4 Data Percobaan Aliran Fluida pada Elbow 45o
Valve Q rerata H Log V Log H Nre F
(ft3/s) (Inch
Hg)
25% 0,020775 0,839893 0,998903 -0,07577 53412,044 0,00029
50% 0,024390 0,90551 1,068583 -0,04310 62707,477 0,00025
75% 0,023874 0,695536 1,059295 -0,15767 61380,605 0,00026
100% 0,024345 0,643043 1,067779 -0,19175 62591,529 0,00025
4.1.5 Pengukuran Kecepatan Volumetrik dan Head Loss pada Elbow 90o
Tabel 4.5 Data Percobaan Aliran Fluida pada Elbow 90o
Valve Q rerata H Log V Log H NRe f
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengukuran Kecepatan Volumetrik dan Head Loss pada Pipa 2
Pada percobaan ini digunakan pipa horizontal 2 yang memiliki diameter
0,580 ft, dimana pipa tersebut dialiri fluida dengan bukaan valve sebesar 25%,
50%, 75%, dan 100%. Setetlah dilakukan percobaan didapat data friction loss,
head loss dan bilangan reynold nya. Dari data yang didapat dari percobaan
diketahui bahwa valve dengan bukaan valve 25%, 50%, 75% mengalami kenaikan
bilangan reynold, sedangkan pada pembuka valve 100% mengalami penurunan,
yaitu 51908, 57439.
Penurunan bilangan reynold, dimana sesuai teori yang menyatakan bahwa
semakin besar bukaan valve maka semakin cepat air yang mengalir sehingga dapat
meningkatkan bilangan reynold yang berdampak pada friction loss dan head loss.
Pada Percobaan ini yang menyebabkan penurunan bilangan reynold pada
pembuka valve 100% adalah terdapatnya hambatan pada valve. Hambatan dapat
mempercepat jarak antar partikel fluida sehingga dihasilkan gaya dorong antar
pertikel yang rendah. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya penurunan pada
kecepatan
7.7 aliran fluida. Peristiwa ini terjadi pada valve 100%.
7.6
7.5
7.4
H (Inch Hg)
7.3
7.2
7.1
7
6.9
6.8
0 0.002 0.004 0.006 0.008 0.01
Volumetrik (Ft3/s)
Gambar 4.1 Grafik hubungan antara head loss dengan volumetrik pada pipa 2
Pada grafik antara head loss dengan volumetrik terjadi fluktuasi pada data.
Dimana pada bukaan valve 25% dan 50% terjadi peningkatan head loss
sedangkan pada valve 75% dan 100% terjadi penurunan head loss, hal ini terjadi
5
2.5
2
H (Inch Hg)
1.5
0.5
0
0 0.005 0.01 0.015 0.02 0.025 0.03
Volumetrik (ft3/s)
Gambar 4.2 Grafik hubungan antara head loss dengan volumetrik pada pipa 4
hal ini diakibatkan pada bukaan valve 75% dan 100% terdapat hambatan yang
dapat menurunkan kecepatan aliran, sehingga terjadi penurunan pada head loss.
0.635
0.63
0.625
H (Inch Hg)
0.62
0.615
0.61
0.605
0.6
0.007 0.00702 0.00704 0.00706 0.00708 0.0071 0.00712
Volumetrik (ft3/s)
Gambar 4.3 Grafik hubungan antara head loss dengan volumetrik pada pipa
contraction dan erlargement
Dari grafik hubungan antara kecepatan volumetrik dan head loss yang
didapat, data yang dihasilkan mengalami fluktuasi, dimana head loss pada valve
25% mengalami kenaikan, lalu pada valve 50% terjadi penurunan yang signifikan
kemudian naik lagi pada valve 75% dan turun kembali pada valve 100%. Hal ini
disebabkan terjadinya lonjakan kecepatan aliran yang terbentuk karena besarnya
hambatan pada valve, kemudian gelembung yang terdapat pada pipa
menyebabkan perubahan kecepatan aliran.
7
4.2.4 Pengukuran Kecepatan Volumetrik dengan Head Loss pada Elbow 45o
Pada percobaan ini pipa yang digunakan memiliki diameter 1,57 ft.
Hubungan antara head loss dengan kecepatan volumetrik pada elbow 45o dapat
dilihat pada grafik berikut :
1
0.9
0.8
0.7
H (Inch Hg)
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0.0205 0.021 0.0215 0.022 0.0225 0.023 0.0235 0.024 0.0245 0.025
Volumetrik (ft3/s)
Gambar 4.4 Grafik hubungan antara head loss dengan volumetrik pada elbow 45o
Dari grafik yang didapat terjadi kenaikan head loss pada valve 50% dan turun
kembali pada valve 75% hal ini disebabkan adanya penurunan kecepatan fluida
yang diakibatkan terdapatnya hambatan didalam valve sehingga mengakibatkan
fenomena kenaikan dan penurunan (fluktuasi) pada head loss.
4.2.5 Pengukuran Kecepatan Volumetrik dan Head Loss pada Elbow 90o
Pada percobaan ini fluida dialirkan melalui elbow dengan sudut 90 o. Elbow
tersebut memiliki diameter 1,79 ft. Diketahui bahwa semakin besar sudut elbow
maka friction loss dan head loss yang dihasilkan akan semakin sedikit, hal ini
disebabkan ketika terjadi pembelokan pada saat aliran melewati elbow, jika sudut
elbownya besar maka aliran tersebut hanya sedikit kehilangan head loss dan
friction loss. Jadi sudut mempengaruhi besar kecilnya head loss dan friction loss.
Pada data percobaan didapat hubungan antara head loss dan kecepatan
volumetrik, hubungna tersebut dapat dilihat pada grafik dibawah ini:
8
0.4
0.35
0.3
H (Inch Hg) 0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
0.0066 0.0068 0.007 0.0072 0.0074 0.0076
Volumetrik (ft3/s)
Gambar 4.5 Grafik hubungan antara head loss dengan volumetrik pada elbow 90o
Pada grafik diatas dapat dilihat bahwa head loss dan friction loss
mengalami fluktuasi terutama pada valve 25%, 50%, 75% sedangkan pada valve
100% tetap mengikuti valve 75%, begitu juga dengan kecepatan pada setiap valve
yang mengalami fluktuasi dimana kemungkinan terjadinya gelembung pada saat
percobaan yang dapat mempengaruhi head loss dan kecepatan volumetrik
dikarenakan gelembung mengurangi energi aliran fluida.
9
BAB V
5.1 Kesimpulan
1. Aliran fluida merupakan suatu sistem yang erat kaitannya dengan sistem
transportasi pada industri-industri kimia.
2. Dari percobaan aliran fluida ini diperoleh bahwa semua aliran yang terjadi
adalah aliran turbulen, karena nilai NRe yang diperoleh pada semua
percobaan besar dari 4000, berikut ini merupakan jenis-jenis aliran fluida
berdasarkan bilangan tak berdimensi Reynoldnumber, yaitu:
Aliran laminar, dengan NRe< 2100
Aliran turbulen, dengan NRe> 4000
Aliran transisi, denganNRe antara 2100 dan 4000
3. Dari hasil percobaan aliran fluida terjadikecenderungan kenaikan nilai V
(kecepatan volumetrik) seiring dengan meningkatnya nilai head loss-nya.
4. Makin besar bilangan Reynold, maka nilai friction loss juga semakin besar.
5.2 Saran
1. Setelah mengalirkan air, periksa secara cermat kestabilan aliran fluida, yaitu
ditandai dengan tidak adanya gelembung udara pada selang.
2. Pada saat mengamati tinggi air raksa harus dilakukan secara teliti agar tidak
terjadi kesalahan dalam pengamatan.
10
DAFTAR PUSTAKA
Fauzan, A.2008. Analisis Faktor Gesek Pada Pipa Akrilik Dengan Pendekatan
Metode Eksperimental, Empiris dan Simulasi CFD. Skripsi Teknik Mesin.
Universitas Indonesia.
Fox, R.W, And Mc Donald, A.T. 1995. Introduction To Fluid Mechanics.
Penerbit John Wiley. New York.
Kurniawan, I., 2011. Pengujian Model Alat Uji Gesekan Aliran di Dalam Pipa.
Proyek Akhir Diploma Teknik Mesin.Universitas Lampung.
Munson, B.R., Young, D. F. And Okiishi, T. H. 2003. Mekanika Fluida. Penerbit
Erlangga. Jakarta.
Olson, R. M. and Wright, S. J. 1990. Dasar-Dasar Mekanika Fluida Teknik.
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Sinaga, J. B., 2009. Perancangan Alat Pengujian Pompa Tanpa Motor (Hydram
Pump) untuk Mendukung Pelaksanaan Praktikum Prestasi Mesin di
Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung, Dalam: Prosiding Seminar
Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universtas
Lampung.
Situmorang, A.2011. Pembuatan Model Alat Uji Gesekan Aliran di Dalam Pipa.
Proyek Akhir Diploma Teknik Mesin. Universitas Lampung.
11
LAMPIRAN B
PERHITUNGAN
1. Perhitungan untuk tabel kecepatan volumetrik, head loss, friction loss
pipa no.2
Data Fisis Fluida
Densitas ρ = 62,430 (lbm/ft3)
Viskositas µ = 0,00060054 (lbm/(ft.s))
Data Pipa NO 2
Panjang Pipa = 3,28083895 ft
ID Pipa = 1,9 x 10-2 ft
Luas Φ Pipa, A = 2,84 x 10-4 ft2
Gc = 32,174 (lbm.ft)/(lbf.s2)
Bukaan Valve 25 %
Volume, Q’ (liter) : 10 liter = 0,01 m3
15 liter = 0,015 m3
20 liter = 0,02 m3
Waktu, t (detik) : 49,01 detik (untuk volume 0,01 m3)
73 detik (untuk volume 0,015 m3)
99 detik (untuk volume 0,02 m3)
𝑄1 + 𝑄2 + 𝑄3
Q rerata 25% (m3/det): = 2,03847 x 10-4 m3/det
3
11+24+29
Head loss rata-rata : = 21,3333 mmHg x 0,03937
3
= 0,83989333 incHg
H rerata (ftHg) : 0,83989333 inchHg x 0,08333 ftHg/inchHg
= 0,069963115 ftHg
Kecepatan volumetrik
𝑄 0,020775054
𝑉= = = 9,97 𝑓𝑡/𝑠
𝐴 0,00208
Reynold number (NRe)
𝜌 × 𝑉 × 𝐷 62,430 × 9,97 × 0,0515
𝑁𝑅𝑒 = = = 53412,04454
𝜇 0,00060054
Friction loss
16 16
𝑓= = = 0,000299558
𝑁𝑅𝑒 53412,04454
∆𝐿 𝑉 2 3,28083895 9,972
𝐹 = 4𝑓x x = 4(0,000318226)x x
𝐷 2𝑔𝑐 0,0515 2(32,174)
= 0,118008231 𝑓𝑡. 𝑙𝑏𝑓/𝑙𝑏𝑚
Perhitungan pada Pipa Elbow 450 untuk bukaan valve yang lainnya sama dengan
perhitungan di atas.
4. Perhitungan untuk tabel kecepatan volumetrik, head loss, friction loss
pipa 90o elbow
Data Fisis Fluida
Densitas ρ = 62,430 (lbm/ft3)
Viskositas µ = 0,00060054 (lbm/(ft.s))
Data Pipa NO.4
Panjang Pipa = 3,28083895 ft
ID Pipa = 0,0515 ft
Luas Φ Pipa, A = 0,00208 ft2
Gc = 32,174 (lbm.ft)/(lbf.s^2)
G = 32, 1656 ft/s2
Elbow = 90 °
Bukaan Valve 25 %
Volume, Q’ (liter) : V1 = 5 liter = 0,01 m3
V2 = 10 liter = 0,015 m3
16
V3 = 15 liter = 0,020 m3
= 0,262466667 incHg
H rerata (ftHg) : 0,262466667 inchHg x 0,08333
= 0,021863473 ftHg
Kecepatan volumetrik
𝑄 0,00739224
𝑉= = = 2,730426597 𝑓𝑡/𝑠
𝐴 0,00208
Reynold number (NRe)
𝜌 × 𝑉 × 𝐷 62,430 × 2,730426597 × 0,0515
𝑁𝑅𝑒 = = = 16669,40005
𝜇 0,00060054
Friction loss
16 16
𝑓= = = 0,000959843
𝑁𝑅𝑒 166669,40005
∆𝐿 𝑉 2 3,28083895 2,730426597
𝐹 = 4𝑓x x = 4(0,000959843)x x
𝐷 2𝑔𝑐 0,0515 2(32,174)
= 0,024850374 𝑓𝑡. 𝑙𝑏𝑓/𝑙𝑏𝑚
17
Perhitungan pada Pipa Elbow 900 untuk bukaan valve yang lainnya sama dengan
perhitungan di atas.
Bukaan Valve 25 %
Volume, Q’ (liter) : V1 = 5 liter = 0,01 m3
V2 = 10 liter = 0,015 m3
V3 = 15 liter = 0,020 m3
Waktu, t (detik) : t1 = 50,72 detik
t2 = 75 detik
t3 = 100 detik
𝑄1 + 𝑄2 + 𝑄3
Q rerata 25% (m3/det): = 1,99054 x 10-4 m3/det
3
ha2-hb2 = 17 mmHg
ha3-hb3 = 14 mmHg
14+16+14
Head Loss rerata H= = 15,6667 mmHgx 0,03937
3
= 0,616796667 inchHg
H rerata (ftHg) : 0,616796667 inchHg x 0,08333 ftHg/inchHg
= 0,051379162 ftHg
Kecepatan volumetrik
𝑄 0,00702926
𝑉1 = = = 247000 𝑓𝑡/𝑠
𝐴1 0,000248
Reynold number (NRe)
𝜌 × 𝑉1 × 𝐷1 62,43 × 247000 × 0,019
𝑁𝑅𝑒 = = = 4891908,649
𝜇 0,00060054
Friction loss
∆𝐿 𝑉2 0,000248 247000
𝐹 = 4𝑓x x 2𝑔 = 4(3,27071 × 10−6 )x x 2(32,174)
𝐷 𝑐 0,0515
Perhitungan pada Pipa Enlargment untuk bukaan valve yang lainnya sama dengan
perhitungan di atas.
19
LAMPIRAN C
TUGAS
Pengukuran Kecepatan Volumetrik dan Head Loss Pipa No. 2
Data Fisis Fluida
Densitas ρ = 62,430 (lbm/ft3)
Viskositas µ = 0,00060054 (lbm/(ft.s))
Data Pipa NO 2
Panjang Pipa = 3,28083895 ft
ID Pipa = 1,9 x 10-2 ft
Luas Φ Pipa, A = 2,84 x 10-4 ft2
Gc = 32,174 (lbm.ft)/(l
Head
bukaan volume Q rerata Ha Hb Head Loss
waktu (s) debit (cm3/s) Loss (Ha
valve (liter) (m3/s) (mmHg) (mmHg) rerata
- Hb)
10 49.01 0.00020404 555 376 179
25% 15 73 0.000205479 556 375 181
20 99 0.00020202 0.000203847 556 377 179 179.6666667
10 48.6 0.000205761 560 371 189
50% 15 73 0.000205479 565 367 198
20 98 0.000204082 0.000205107 562 369 193 193.3333333
10 28.81 0.000347102 557 374 183
75% 15 71 0.000211268 558 373 185
20 99 0.00020202 0.000253463 557 374 183 183.6666667
10 45.2 0.000221239 553 379 174
100% 15 72 0.000208333 552 380 172
20 98 0.000204082 0.000211218 556 376 180 175.3333333
Q
bukaan rerata Kecepatan Friction
valve (ft3/s) V (ft/det) H(inchHg) Log V Log H Nre f Loss (F) ΔP H (ft)
25% 0.0072 25.3249 7.0735 1.40355 0.8496 50096.99 0.00032 2.195329 498.935 0.589221
50% 0.0072 25.4815 7.6115 1.40623 0.8815 50406.87 0.00032 2.208909 536.888 0.634041
75% 0.009 31.489 7.231 1.49816 0.8592 62290.68 0.00026 2.729676 510.043 0.602339
100% 0.0075 26.2407 6.9029 1.41897 0.839 51908.57 0.00031 2.274716 486.902 0.575009
Q
bukaan rerata Kecepatan Friction
valve (ft3/s) V (ft/det) H(inchHg) Log V Log H Nre f Loss (F) ΔP H (ft)
25% 0.0216 1.04E+01 0.2231 1.0166 -0.652 55632.4 0.00029 0.122914 15.7364 0.018584
50% 0.0268 1.29E+01 2.231 1.1094 0.3485 68890.1 0.00023 0.152205 157.364 0.18584
75% 0.0246 1.18E+01 0.7874 1.0719 -0.104 63186.4 0.00025 0.139604 55.5401 0.06559
100% 0.0244 1.17E+01 0.8924 1.0693 -0.049 62812 0.00025 0.138776 62.9455 0.074336
Q Friction
bukaan rerata Kecepatan Log Loss
valve (ft3/s) V (ft/det) H(inchHg) Log V H Nre f (F) ΔP H (ft)
-
25% 0.0208 9.97E+00 0.839893 0.9989 0.08 53412 0.0003 0.11801 59.2428 0.06996
-
50% 0.0244 1.17E+01 0.90551 1.0686 0.04 62707 0.0003 0.13855 63.8711 0.07543
-
75% 0.0239 1.15E+01 0.695537 1.0593 0.16 61381 0.0003 0.13561 49.0604 0.05794
-
100% 0.0243 1.17E+01 0.643043 1.0678 0.19 62592 0.0003 0.13829 45.3578 0.05357
Pengukuran Kecepatan Volumetrik dan Head Loss Pipa elbow 900
Data Fisis Fluida
Densitas ρ = 62,430 (lbm/ft3)
Viskositas µ = 0,00060054 (lbm/(ft.s))
Data Pipa NO.4
Panjang Pipa = 3,28083895 ft
ID Pipa = 0,0515 ft
Luas Φ Pipa, A = 0,00208 ft2
22
Gc = 32,174 (lbm.ft)/(lbf.s^2)
G = 32, 1656 ft/s2
Elbow = 90 °
Head
Head
volume waktu debit Q rerata Ha Hb Loss
loss
(liter) (s) (cm3/s) (m3/s) (mmHg) (mmHg) (Ha -
rerata
Hb)
10 49.98 0.0002001 470 464 6
15 69 0.0002174 471 463 8
20 95 0.0002105 0.00020933 470 464 6 6.666667
10 46.77 0.0002138 472 463 9
15 69 0.0002174 473 463 10
20 96 0.0002083 0.00021318 471 464 7 8.666667
10 48.15 0.0002077 470 463 7
15 76 0.0001974 472 463 9
20 101 0.000198 0.00020102 471 462 9 8.333333
10 54.49 0.0001835 470 463 7
15 76 0.0001974 470 462 8
20 108 0.0001852 0.00018869 471 461 10 8.333333
Head
volume waktu debit Q rerata Ha Hb Loss head loss
(liter) (s) (cm3/s) (m3/s) (mmHg) (mmHg) (Ha - rearata
Hb)
10 50.72 0.0001972 474 458 16
15 75 0.0002 475 458 17
20 100 0.0002 0.0001991 473 459 14 15.66667
10 49.8 0.0002008 474 458 16
15 76 0.0001974 473 459 14
20 101 0.000198 0.0001987 474 458 16 15.33333
10 49.54 0.0002019 474 458 16
15 73 0.0002055 475 458 17
20 102 0.0001961 0.0002011 474 459 15 16
10 49.78 0.0002009 473 458 15
15 74 0.0002027 474 459 15
20 100 0.0002 0.0002012 475 459 16 15.33333
LAMPIRAN D
DOKUMENTASI
24