Disusun Oleh:
LEMBAR PERNYATAAN
NIM : 01301-132
Tugas Akhir : Analisa Fenomena Bubbling dan Fluidisasi Pada Alat Uji
Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan Tugas Akhir yang telah saya
buat ini merupakan hasil karya sendiri, kecuali pada hal-hal yang disebutkan
sumbernya. Apabila ternyata dikemudian hari penulisan Tugas Akhir ini ini
merupakan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap karya orang lain, maka saya
Demikian, pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak
dipaksakan.
Penulis,
Wirya Atmaja
i
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
LEMBAR PENGESAHAN
Judul :
NIM : 01301-132
ii
ABSTRAK
terutama industri kimia. Konsep ini telah memberikan damapk yang positif baik dari
segi hasil proses maupun emisi. Dalam aplikasinya sebagai proses maupun emisinya.
Dalam aplikasinya sebagai proses mula untuk pasir mempercepat proses pasir dan
Pengujian bed terfluidisasi dengan mamakai tiga jenis pasir yaitu : bali,
alam, dan malang dengan dua variasi diameter 0,8 s/d 4 dan 1 s/d 1,2 mm.
kecepatan fluidisasi minimum ketiga pasir dibandingkan pasir alam dan pasir malang
lebih mudah terfluidisasi dibandingkan pasir alam dan pasir malang lebih mudah
Untuk pasir yang sejenis tetapi berbeda diameter di dapatkan bahwa yang
berdiameter 1 s/d 1.2 4m. Sehingga dapat diketahui bahwa ukuran diameter
mudah terfluidisasi.
iii
KATA PENGANTAR
sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Adapun penyusunan tugas
akhir ini adalah untuk melengkapi sebagian persyaratan menjadi sarjana di Jurusan
yang telah memberi bantuan dan arahan secara langsung maupun tidak langsung
2. Bapak Ir. Rully Nutranta, selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin, Fakultas
Teknologi Industri.
3. Bapak Nanang Ruhyat, ST, MT, selaku Pembimbing yang telah meluangkan
4. Para Dosen Jurusan Teknik Mesin, atas ilmu, bimbingan serta pengajarannya
Jamal Aris, Heri Kurniawan, Soleh, Bambang Mujiarto, Brata Umbara, Bastari,
Heri winoto yang telah berbagi suka dan duka selama masa perkuliahan.
7. Maemunah yang telah membantu penulis dalam perbaikan Tugas Akhir ini.
iv
Penulis juga menyadari selaku manusia tak pernah luput dari kesalahan dan
kekurangan, oleh karena itu penulis menerima segala saran dan kritik. Dan mohon
maaf yang sebesar-besarnya jika dalam penulisan Tugas Akhir ini telah
Akhir kata penulis berharap kiranya Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi
Penulis
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
vi
2k.u4r.a1n.3ParU
tikel ................................................... 15
2.6 Campuran Gas dan Padatan dalam Bed yang Terfluidisasi ...........22
vii
3at.a4saBn Pengujian ......................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Model Fluidisasi Gelembung oleh Toomey & Johnstone ..................... 8
Gambar 2.6 Perbedaan Gambaran Bentuk Partikel Yang Tidak Teratur .................. 16
x
TUGAS AKHIR
Disusun Oleh:
uji fluidisasi beraneka ragam kegunaannya, dari bentuk sederhana sampai bentuk
yang moderen, ada yang terbuat dari besi baja, kaca dan ada yang dibuat dari
fiber .
Menganalisa fenomena bubbling dan fluidisasi pada alat uji fluidisasi skala
laboratorium.
Masalah yang akan dibahas penulis pada tugas akhir ini adalah tentang
Fenomena Bubbling dan Fluidisasi Pada Alat Uji Fluidisasi Skala Labolatorium
a. Metode Kepustakaan
sekunder, yaitu dengan cara membaca buku-buku dan mengambil inti sari
yang berhubungan dengan tugas akhir ini dan beberapa sumber tilisan
lainnya.
b. Metode Deduktif
Metode yang menguraikan bahasan dari hal yang umum kepada hal yang
c. Diskusi
Metode ini dipakai penulis untuk mengumpulkan data-data primer dan data-
fluidisasi ini.
Tujuan Penelitian:
PERSIAPAN PENELITIAN
Landsman Teori
Perancangan
Awal Blower
Fluidisasi Bed
FLOWCHART
1. 5 Sistematika Penulisan
berikut:
BAB I PENDAHULUAN
sistematika penulisan.
Dari bab ini dibahas tentang deskripsi alat uji, spesifikasi alat uji,
BAB V PENUTUP
DASAR TEORI
tahapan, yaitu :
kecepatan tertentu sama di segala arah bed. Proses ini disebut fludisasi
partikulat yang bercirikan ekspansi bed yang cukup besar tetapi seragam
ε 3 150U
1 − ε gρ b− ρ φ D
f
2
s
2
p
Ketika fluida cairan seperti air dan padatannya berupa kaca,
gerakan dari partikel saat fluidisasi terjadi dalam ruang sempit dalam
maka bed akan terekspansi dan oergerakan partikel semakin cepat. Jalan
dan akibatnya porositas bed akan meningkat pula. Ekspansi dari bed ini
(Bubbling Fludization)
(McCabe,dkk, 1991:163).
disebabkan oleh volume yang dipakai oleh gelembung gas, karena fase
(McCabe, dkk, 1991 : 167). Dalam penurunan berikut ini aliran gas
melalui fase rapat diandaikan sama dengan Vom dikalikan dengan fraksi
bed yang diisi ioleh fase rapat, ditambah sisa aliran gas yang dibawa
meningkat melalui bed dan pecah pada permukaan unggun dan akan
v2
dan agregat dapat ditentukan dengan bilangan Froude : = yang
gDp
semua partikel dalam hamparan itu akan terbawa ikut oleh fluida hingga
diterapkan dalam pengangkutan zat padat dari suatu titik ke titik lain
dalam pabrik pengeolahan, disamping ada beberapa reaktor gas zat padat
1991:169).
II.2. Hidrodinamika Unggun Terfluidisasi
Ketika fluida yang dilewatkan pada bed , tekanan yang hilang (jatuh
sebanding dengan gaya seret tetapi arahnya berlawanan terhadap gaya gesek,
searah dengan arah aliran fluida yang mengalir. Gaya ini disebabkan oleh
tahanan gesek dari seret bentuk (form drag) dan seret tekanan (pressure
drag) (Raldi. A.. Koestoer 1999:61). Pada titik yang dicapai ketika gaya
gesek (gaya seret) yang disebabkan fluida sama dengan berat bed . Partikel
sebanding dengan jatuh tekanan (lihat gambar 2.4) dan sama dengan berat
A=
B=
C=
Pada grafik diatas terlihat adanya hubungan kedua gaya seret (drag force),
gaya seret bentuk dipengaruhi oleh tekanan dan gaya seret kulit dipengaruhi
Dengan kerapatan bed partikel ρp, kerapatan fluida ρf, kedalaman bed
HA1− ε ρp − ρ f g
∆p (2.1)
A
Atau ∆p H 1− ε ρp − ρ f g (2.20
Jatuh tekanan melalui bed terhadap kecepatan superficial fluida yang
melalui bed dapat dilihat pada gambar 2.3 (kecepatan superficial adalah
Pada OA, partikel tidak bergerak yang relatif terhadap yang lainnya
persamaan 2.1.
Gbr. 2.4 Gaya-gaya yang bekerja pada partikel (Prabir Basu, CFBB Appendix 1)
pada persamaan 2.2. dan juga jatuh tekanan pada unggun. Dnegan
didapat persamaan :
1 − ε 2 U 1 − ε ρ U 2
f
1 − ε ρ p − ρ f g 150 1,75
f
(2.4)
ε 3 x 2 sv ε x sv
3
Dirubah menjadi
1 − ε pρ − fρ g
1 − ε 2 Umf xsv ρ f 1− ε U 2 mf x 2 sv ρ 2 f
150 2 1,75 2 (2.5)
ε3 ρ f x 3 sv ε3 ρ f x 3 sv 2
Dan juga
ρ x3 sv
f
1 − ε 2 1− ε 2
Atau Ar = 150
1 − ε 2 Re 1,75 1− ε Re2 mf (2.7)
mf
ε 3 ε3
terfluidisasi dalam udara pada kondisi tertentu. Hal ini dapat dilihat pada
Padatan dapat dibedakan atas tiga densitas, yaitu bulk, skeletal dan
tidak ada nilai untuk densitas partikel, maka pendekatan untuk densitas
partikel dapat diperoleh dengan membagi dua densitas bulk (kirk Othmer,
1994:142).
II.4.1.2. Bentuk Partikel
Didefinisikan yaitu :
Dengan :
Padatan dalam bed yang berfluidisasi tak pernah sama dalam ukuran
dsv ∑ x i
d pi
Keterangan :
Diameter ini adalah sama dengan daerah permukaan pada rasio volume
sebagai partikel aktual, dimana sering kali mengacu pada diameter rata-rata
partikel karena gaya hidrodinamik dalam fluida bed yang bergerak pada
200
175 D
150 B
A
75
50
C
0.01 0.1 1
particle size (mm)
Gbr. 2.7 Batasan partikel (Marthine Rhodes)
A. Partikel Halus
B. Partikel Kasar
ε = 1 - ρb / ρp
ε = 1- ρmf / ρp
Biasanya porositas unggun (ε) < 1, karena adanya celah diantara partikel
yang berdekatan dalam suatu bed. Porositas unggun (ε) sama dengan nol
adalah fraksi mol yang terjadi oleh gas. Fungsi t dapat dinyatakan dengan
1 − ε
Pendekatan lain yang digunakan untuk sistem banyak fasa yaitu
U
ε n
Ut
dalam banyak kasus gaya ini lebih kuat dibandingkan, meskipun dalam
atau berkaitan dengan unggun yang terfluidisasi, misalnya Van der Waals,
Pada kecepatan gas rendah, suatu padatan dalam tabung bed akan
kecepatan gas, gaya seret dan gaya buoyant mengalahkan berat partikel serta
gaya antar partikel tersebut dan partikel secara menyeluruh didukung oleh
bubbling; kondisi awal dari fluidisasi agregat terjadi ketika kecepatan gas
Jatuh tekanan yang terjadi pada campuran dua fasa dinyatakan dalam
beragam bentuk, seperti static head, akselerasi dan kehilangan friksi untuk
gas dan padatan. Untuk aplikasi fluidisasi unggun diluar kondisi di mana
akselarasi jatuh tekanan dapat diterima, secara sederhana jatuh tekanan akan
dihasilkan dari static head padatan. Untuk itu, berat suatu partikel unggun
gelembung yang kecil sehingga antar gelembung dapat terjadi tumbukan dan
peranannya sangat penting karena akibat laju dari perubahan massa atau
energi di antara gas dan padatan dalam bed. Gelembung terbentuk dalam
unggun yang terfluidisasi dari ketidak stabilan sistem dua fasa. Pengontrolan
Mengacu pada teori gelembung dua fasa dari fluidisasi, semua gas
dan hal ini memberikan kesempatan untuk gas melewati partikel bed
U hr 0.71gDb
0.5
U b U − U mf U br
dengan perkiraan.
1968:207)
partikel unggun maka partikel akan bergerak cepat (Kirk Othmer, 1994:
143)
4gd pρ −
1
p ρ
2
g
Ut
3ρ g Cd
Cd 24
Re
p
Re p d pUρ g /
adalah :
gρ p − ρ dp2
U g for Rep < 0.4
18
t
Dan untuk partikel besar dengan Cd = 0.43 :
U t 3.1ρ p− ρ ggd p ρg
1
2 for Rep > 500
berukuran kecil viskositas merupakan faktor dominan sifat gas, dan untuk
143). Secara umum kecepatan selip (Uslip) atau kecepatan efektif terminal
a. Peretakan (Cracking)
ditemukan sejak awal tahun 1940. Tingkat tranfer panas yang tinggi antara
pembakaran karbon dan tar, sehingga temperatur kedua unit dapat dikontrol.
Dioperasikan tahun 1945 di Baytown, Texas dengan tekanan rendah 115 s.d
b. Klorida Alkil
HCI bereaksi dengan O2, dengan katalis Klorida tembaga untuk membentuk
klorin. Klorin bereaksi dengan Olefin untuk membentuk klorida alkin. Proses
ini ditemukan oleh Shell Development Co. [Chem Proc. 16, 42 (1953) ]
c. An-hydrat phetalic
Napta cair dioksidasi udara menjadi phetalik an-hidrat pada reaktor fluidisasi
cara melepas udara melalui pipa vretikal di atas bed sampai penguapan
dihasilkan juga jumlah HCN dan Acetonenitrile secara signifikan ke dalm pila
vertikal yang tercelup pada bed [Veatch, Plocer Hydrocarbon, Pet Refiner
a. Reaksi homogen
dan pengontrolan temperatur. Bed solid bertindak sebagai pelapis udara atau
sumber dan fasilitator perpindahan panas dari untuk gas dengan permukaan
b. Reaksi heterogen
dengan bed solid yang terfluidisasi dan perpindahan skala luas, biasanya pada
bagian-bagian obyek agar udara tetap terjaga. Perpindahan udara pada objek
tabung yang sangat luas biasanya rumit dan membutuhkan waktu yang panjang.
Maka bed fluidisasi digunakan bertujuan agar transfer udara rata-rata tinggi dan
II.7.2.4 Pelapisan
BAB III
PENGUJIAN
Alat uji yang utama untuk pengukuan kecepatan fluidisasi adalah Fluidisation
& Fluid Head Transfer Unit H692 yang terdapat di Labobratorium Konvensi Energi
merupakan tempat benda uji. Pada bagian bawah terdapat distributor udara yang
mendukung bed ketika dialirkan udara. Distributor didesain untuk menjamin aliran
udara merata dan tidak menimbulkan jatuh tekanan yang berlebih. Pada bagian atas
Teknik Mesin 28
Universitas Mercu Buana
Tugas Akhir
Fluida yang digunakan dalam pengujian ini adalah udara yang disuplai dari
sebuah blower. Udara ini dialirkan melalui filter pengatur tekanan (filter pressure
regulator), senbuah flowmeter dengan katup pengaturanya, plat orifis dan kemudian
masuk keruang distribusi. Setelah itu udara akan melewati bed dan terus mengalir
skala air (H2O). Yang pertama menunjukan jatuh tekan udara pada bed dengan
pengaman supaya perbedaan tekanan tidak melebihi 300 mmH2O dan yang lainnya
Spesifikasinya
1) Bed Chamber
a. Bahan : Arcyile
a. Model 1301
Teknik Mesin 29
Universitas Mercu Buana
Tugas Akhir
d. Temperatur : 5 – 6 0C
3) Alat ukur
d. Volmeter : 0 – 250 V
e. Ammeter :0–3A
2. Blower
Spesifikasinya :
1. Motor
a. Daya : 2 HP
3. Media Pentransfer
Teknik Mesin 30
Universitas Mercu Buana
Tugas Akhir
1) Persiapan
2) Tuang bahan uji kedalam silinder,lalu turunkan manometer prob pada dasar
3) Aliran udara dibuka pada aliran yang cukup sehingga bed terfluidisasi selama
beberapa menit
4) Aliran udara mulai minimum sampai maksimum atau sebaliknya dicatat data-data
yang diperlukan
Jatuh tekanan unggun (∆P), perbedaan tekanan pada dasar unggun dengan
permukaan unggun
6) Prosedur 1-5 dilanjutkan untuk variasi unggun yang berbeda (jenis pasir dan
diameter partikel)
Teknik Mesin 31
Universitas Mercu Buana
Tugas Akhir
data sebagai berikut : dalam penelitian inidensitas partikel diketahui dari spesifikasi
bahan uji, yaitu pasir. Untuk pasir bali densitasnya (ρ) 0,016,56 kg/m3, pasir alam
densitasnya (ρ) 0,0326 kg/m3 dan pasir Malang densitasnya (ρ) 0,0,0489 kg/m3.
Metode yang dipakai dalam pengukuran massa jenis (densitas) ketika pasir adalah
dengan mengukur berat sampel bongkahan pasir pada temperatur 300C, kemudian
sampel dicelupkan kedalam air yang telah diukur volumenya. Perbedaan volume
sebelum dan sesudah masukan pasir adalah volume pasir tersebut. Dengan membagi
Teknik Mesin 32
Universitas Mercu Buana
BAB IV
PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA
0,14 m.
π
A Dta 2
4
--------------------------------------------------4.1
3,14
0,14 2 m
4
0,0154 m 2
= Diameter bed
= 0,14 m
V ----------------------------------------4.2{4:243}
Hmf1
A) ir. A
Volume Pas
s.d 0,10 m
V 1 H mf A ---------------------------4.3{4:243}
0 , 02 0 , 0154 m2
0 , 000308 m3
B) Tinggi Bed
s.d 0,06m
-------------------------------4.4{4:243}
H 1 1,5 H mf
1,5 0,02
0,03 m
Tabel. I
ditimbang.
V π . r2 .t
0,000308
---- 3,14 . 0,06252 . t ------------------------------4.5
0.000308 0,0123 . t
0,0123
t
0,000308
t 39,93m
M M
ρ Βali ρ Αlam
V V
1,06 1,4
0,000308 0,000308
3441,56 kg / m3 4545,45 kg / m3
M
ρ Βali
V
1,46 --------------------------------4.6
0,000308
4740,26 kg / m3
Jenis Pasir V M ρ
3
Pasir Bali 0,000308 m 1,06 kg 3441,56 kg/m3
Tabel. II Pasir Alam 0,000308 m3 1,4 kg 4545,45 kg/m3
n = 138,4 sd 2984
Ditanya Uo =……………….?
--------------------------------4.7
π .r.n
Uo (m / s)
60
3,14 .0,15 .138 ,4
60
1,1 m / s
Tabel. III
25 138,4 1,1
50 2805 22
75 2901 22,77
Data-data partikel:
Hmf / H fluidisasi
0,08 / H fluidisasi 8 8 8 8 8 8 8 8
0,10 / H fluidisasi 10 10 10 10 10 10 10 10
Data-data partikel:
❖ Diameter ( dp ) : 1,2 mm
Hmf / H fluidisasi
0,06 / H fluidisasi 6 6 6 6 6 6 6 6
0,08 / H fluidisasi 8 8 8 8 8 8 8 8
0,10 / H fluidisasi 10 10 10 10 10 10 10 10
Data-data partikel:
❖ Diameter ( dp ) : 1,2 mm
Hmf / H fluidisasi
0,08 / H fluidisasi 8 8 8 8 8 8 8 8
0,10 / H fluidisasi 10 10 10 10 10 10 10 10
Grafik I. Air Flow Rate AND BED Height
Dengan ketinggian pasir 2cm, didalam tabung Acerilyc
7
6
5
4
3
2
1
0
1.1 22 22.77 23.1 23.23 23.32 23.41 23.42 pasir Malang
Pasir Alam
Pasir Bali
Keterangan dari diagram Air Flow Rate dengan ketinggian pasir 2cm,
didalam tabung Acerilyc
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
1.1 22 22.77 23.1 23.23 23.32 23.41 23.42 pasir Malang
Pasir Alam
Pasir Bali
Keterangan dari diagram Air Flow Rate dengan ketinggian pasir 4cm,
didalam tabung Acerilyc
12
10
0
1.1 22 22.77 23.1 23.23 23.32 23.41 23.42 pasir Malang
Pasir Alam
Pasir Bali
Keterangan dari diagram Air Flow Rate dengan ketinggian pasir 6cm,
didalam tabung Acerilyc
23,2
Media : 1,1 22 22,77 23,1 23,32 23,41 23,42
3
Pasir malang 6 6 7 7,5 8 8,3 8,5 8,7
Pasir Alam 6 konstan 6 6 6 6 6 6 6
Pasir bali 6 6 8 8,5 9 9,5 10 11
4.3 Pengujian Bubbling.
Hmf / H Bubbling
0,02 / H Bubbling 2 2 10 11 12 13 14 15
0,04 / H Bubbling 4 4 11 12 13 14 15 16
0,06 / H Bubbling 6 6 10 11 12 13 14 15
0,08 / H Bubbling 8 8 8 8 8 8 8 8
0,10 / H Bubbling 10 10 10 10 10 10 10 10
Hmf / H Bubbling
0,02 / H Bubbling 2 2 7 8 9 11 12 13
0,04 / H Bubbling 4 4 7 9 10 12 13 14
0,06 / H Bubbling 6 6 6 6 6 6 6 6
0,08 / H Bubbling 8 8 8 8 8 8 8 8
0,10 / H Bubbling 10 10 10 10 10 10 10 10
Hmf / H Bubbling
0,02 / H Bubbling 2 2 11 12 14 15 17 18
0,04 / H Bubbling 4 4 10 12 14 16 18 20
0,06 / H Bubbling 6 6 14 16 17 18 19 20
0,08 / H Bubbling 8 8 8 8 8 8 8 8
0,10 / H Bubbling 10 10 10 10 10 10 10 10
20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
1.1 22 22.8 23.1 23.2 23.3 23.4 23.4
pasir Malang
Pasir Alam
Pasir Bali
Keterangan dari diagram Air Flow Rate dengan ketinggian pasir 2cm,
didalam tabung Acerilyc
Pasir malang 2 2 10 12 13 14 15 16
Pasir Alam 2 2 7 8 9 11 12 13
Pasir bali 2 2 11 12 14 15 17 18
22
20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
1.1 22 22.77 23.1 23.23 23.32 23.41 23.42 pasir Malang
Pasir Alam
Pasir Bali
Keterangan dari diagram Air Flow Rate dengan ketinggian pasir 4cm,
didalam tabung Acerilyc
Pasir malang 4 4 12 13 14 15 16 17
Pasir Alam 4 4 7 9 10 12 13 14
Pasir bali 4 4 10 12 14 16 18 20
24
22
20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
pasir Malan
1.1 22 22.77 23.1 23.23 23.32 23.41 23.42
Pasir Alam
Pasir Bali
Keterangan dari diagram Air Flow Rate dengan ketinggian pasir 6cm,
didalam tabung Acerilyc
23,2
Media : 1,1 22 22,77 23,1 23,32 23,41 23,42
3
Pasir malang 6 6 10 11 12 13 14 15
Pasir Alam 6 konstan 6 6 6 6 6 6 6
Pasir bali 6 6 14 16 17 18 19 21
BAB V
V.1 Kesimpulan
dengan kecepatan fluida uyang mengalir melalui bed. Kecepatan fluida yang
bed semakin tinggi. Dan semakin tinggi bed maka semakin bessar jatuh
kecepatan fluidisasi.
terfluidisasi. Semakin kecil mssa jenis partikel maka bed semakin mudah
terfluidisasi. Untuk massa jenis partikel yang besarnya < 1400 kg/m 3, bed
5.2 Saran
tekanan bed.
DAFTAR PUSTAKA
1. Basu, Prabir & A. Praser, Scott, Circulating Fluidized Bed Boiler, Butterworh-
Heineman,Tahun 1991.
2. Brown and Associated, Unit Operations, John Willey and Sons. Inc, New York,
tahun 1995.
4. Expertmental Operating & Maintenance Manual fluidization and Fluid Bed Heat
Tranfer Unit H692. penerbit P. A. Hilton.
10. Streeter. L, Victor, Mekanika Fluida, Edisi delapan jilid satu, penerbit Erlangga,
tahun 1988.
Teknik Mesin
Universitas Mercu Buana
Tugas Akhir
11. Perr’s Chenical Engineering Handbook, Edisi VII, Mc Graw-Hill Inc, 1997
Teknik Mesin
Universitas Mercu Buana