Data primer Menurut menkes hasil Risk-prone health behavior
Hasil survey : riskesdas 2010 40 % ibu balita memiliki menunjukkan hasil gizi pengetahuan yang kurang kurang pada balita adalah tentang gizi seimbang 17,9%. Dalam rencana pada balita pembangunan nasional 60% ibu balita memiliki menetapkan 3 strategi pengetahuan yang dasar perbaikan gizi yang cukup mengenai gizi salah satunya adalah seimbang menekankan upaya pemberdayaan dan pendidikan gizi. 30 % memiliki kebiasaan jajan makanan ringan, 20% tidak memberikan ASI Menurut WHO didunia eksklusif, terdapat 1,5 juta bayi meninggal karena tidak mendapatkan ASI. WHO merekomendasikan bayi mendapatkan ASI eksklusif selama 6 bulan. Profil kelurahan 50% Pertumbuhan ekonomi di penduduk bekerja sebagai indonesia tahun 2015 buruh tani, 30% pedagang, sebesar 5,04% sedikit 10% swasta, 10% PNS, meningkat dibandingkan 65% penduduk memiliki tahun 2014 (Kemenkes RI, pendapatan dibawah UMR 2015).
Menurut Andriani w tahun
2012 pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh kembang anak, karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik primer maupun sekunder, tingkat penghasilan juga ikut menentukan jenis pangan yang akan di beli dengan adanya tambahan penghasilan. 45 % tidak memiliki jaminan kesehatan. Hasil FGD : Menurut WFP tahun 2014 Sebagian besar ibu balita indonesia termasuk dalam tidak mengetahui tanda- 5 besar negara di dunia tanda anak kekurangan mengalami masalah gizi gizi. buruk kurang lebih 1 dari 3 anak atau 37,2% anak di indonesia mengalami gizi buruk. Hal itu brarti 9,5 juta anak-anak dibawah umur 5 tahun menderita kurang gizi. Sebagian ibu tidak Menurut Soekiman tahun mengetahui cara 2000 faktor eksternal yang mengolah makanan dan mempengaruhi status gizi tidak menggunkan yodium yaitu pola pengasuhan anak berpa sikap dan perilaku ibu atau pengasuh lain dalam memberikan makan. Hasil wawancara: Kader mengatakan banyak ibu tidak datang ke posyandu karena alasan sibuk, hanya datang jka ada imunisasi, mayoritas penduduk memiliki anak lebih dari 3. Hasil FGD : Menurut data riset Sebagian besar ibu balita kemenkes tahun 2015 tidak mengetahui tanda- mencatat balita indonesia tanda anak kekurangan yang mengalami gizi buruk gizi. sebanyak 29,6% persen Sebagian ibu tidak mengetahui cara mengolah makanan dan tidak menggunkan yodium Hasil wawancara: Kader mengatakan banyak ibu tidak datang ke posyandu karena alasan sibuk, hanya datang jka ada imunisasi, mayoritas penduduk memiliki anak lebih dari 3. Hasil observasi : Ada beberapa balita yang memiliki kebiasaan jajan di warung Beberapa ibu menyuapi anaknya dengan nasi kerupuk, Hasil winshield survey lahan banyak ditanami singkong dan jagung, warga tidak memiliki kebun sayur. Data sekunder Data posyandu ; Terdapat posyandu balita dengan jumlah balita 20%. Cakupan layanan posyandu 60% Data primer Deficient community health Dari hasil observasi beberapa anak tampak kurus dan berambut merah. 40 % ibu balita memiliki pengetahuan yang kurang tentang gizi seimbang pada balita 80% balita sering mengalami batuk pilek
Data sekunder Terdapat 3 posyandu balita dengan jumlah balita 20%. Data posyandu menunjukkan 47% balita berada di bawah garis kuning
Data posyandu Berdasarkan hasil riskesdas
tahun 2007 di indonesia secara menunjukkan 5 % keseluruhan prevalensi BBLR balita memiliki riwayat sebesar 1,5%. Dengan provinsi tertinggi ada di papua sebesar BBLR 27%.