Bab Ii Konsep Dasar Penyakit
Bab Ii Konsep Dasar Penyakit
A. PENGERTIAN
muntah dan diare yang diakibatkan oleh infeksi, alergi, tidak toleran terhadap
Buang air besar (defekasi), dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari
biasanya (normal 100-200 ml per jam tinja), dengan tinja berbentuk cair atau
setengah cair (setengah padat), dapat pula disertai defekasi yang meningkat.
oleh berbagai enterogen termasuk, bakteri, virus dan parasit, tidak toleran
6
B. ANATOMI DAN FISIOLOGI
1. Mulut (oris)
a. Bagian luar yang sempit / vastibula yaitu ruang diantara gusi, gigi,
1) Bibir
a) Gigi sulung
dari : 8 buah gigi seri (dens insisivus), 4 buah gigi taring (dens
7
b. Bagian rongga mulut atau bagian dalam, yaitu rongga mulut yang
2) Lidah
Terdiri dari otot serat lintang dan dilapisi oleh selaput lender, kerja
saraf pengecap.
8
Flika sub lingua, terdapat disebelah kiri dan kanan frenulum
pertengahan flika sub lingua ini terdapat saluran dari glandula sub
lingualis.
3) Kelenjar Ludah
(salivia).
9
b) Kelenjar submaksilari, terletak dibawah rongga mulut bagian
4. Otot lidah
lingua. 2 faring.
2. Faring (tekak)
limfosit.
10
Keatas bagian depan berhubungan dengan ronga hidung dengan
3. Esofagus (krongkongan)
lambung.
11
4. Gaster (lambung)
uteri.
pilorik.
12
5. Intestunum minor (usus halus)
perlima bagian atas adalah yeyenum dengan panjang ± 2-3 meter dan
cabang arteri dan vena mesenrika superior, pembuluh limfe dan saraf
tegas.
13
Ujung bawah ileum berhubungan dengan seikum dengan perantara
Lipatan ini dibentuk oleh mukosa dan sub mukosa yang dapat
Pada penampang melintang vili dilapisi oleh epitel dan kripta yang
Lapisan-lapisan usus besar dari dalam keluar : selaput lendir, lapisan otot
a. Seikutum
b. Kolom asenden
14
kekiri, lengkungan ini disebut fleksura hefetika, dilanjitkan sebagai
kolon transversum.
Bagian dari usus besar yang muncul seperticorong dari akhir seikum
d. Kolon transversum
e. Kolon desenden
dari atas kebawah dari fleksura lineslis sampai kedepan ileum kiri,
f. Kolon sigmoid
15
7. Rektum
mayor dengan anus, terletak dalam rongga pelvis didepan os sekrum dan
os kokigis.
8. Anus
9. Pankreas
asam nukleat. Selain itu juga menghasilkan hormon glukogen dan insulin.
10. Hepar
16
Hati memiliki saluran yang disebut duktus hepatikus bertemu
(Syaifudin, 1992)
FISIOLOGI
1. Pergerakan makanan
usus.
empedu , ureter dan saluran kelenjar lain diselurua tubuh dan sebagian
17
Mekanisme pencernaan, yaitu :
1) Pengunyahan (mastikasi)
motoris saraf otot ke-V dan proses mengunyah diatur oleh nukleus
18
2) Menelan (Deglutisi)
a) Stadium volunter
b) Stadium faringeal
faring.
Mekanismenya :
19
makanan berjalan dengan mudah dan bebas dari faring
gelombang peristaltic.
c) Stadium esofagial
20
peristaltic yang berasal dari esofagus akibat adanya regangan
b. Lambung
ke dalam kerongkongan.
21
2) Mencampur makanan tersebut dengan sekret lambung sampai ia
makanan.
enterogastrik.
22
c) Osmolaris kimus
duodenum.
gastrin.
pencernaan.
lambung.
c. Usus halus
kimus.
23
2) Kontraksi pendorong
plekus mienterikus.
lemak.
Iritasi yang sangat kuat pada mukosa usus, seperti yang terjadi
24
d. Usus besar (kolon)
polos dan longitudinal namun bagian luar usus besar yang tidak
seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus.
Beberapa sifat khas otot polos pada usus adalah sebagai berikut :
25
2) Kontraksi otot intetinalis, otot polos saluran pencernaan
terutama dari efitel usus dan dari reseftor regangan dalam dinding
usus.
Mekanismenya :
dan anus. Melaliu serabut saraf para simpatis dalam nervi erigentes.
26
Isyarat aferen yang masuk medulla spinalis juga memulai reflek lain
pencernaan pada hampir sebagian dari mulut sampai ujung distal ileum
saluran cerna.
b. Pit
c. Kelenjar tubular
27
d. Kelenjar kompleks
berdifusi atau secara aktif ditranspor dari kapiler masuk kebaris sel
trifosfat.
Mukus adalah sekret tebal yang terdiri atas elektrolit dan campuran
mukosa usus
28
Dari sifat diatas maka mukus bermanfaat untuk memungkinkan
a) Sekresi saliva
bakteri.
b) Sekresi esofagus
c) Sekresi lambung
29
Kelenjar sekresi lambung , yaitu kelenjar gastri/oksintik (berfungsi
d) Sekresi pankreas
kolesistokinin.
30
1) Kelenjar Brunner
2) Sel-sel goblet
3) Kripta Luberkhum
31
3. Pencernaan dan Absorbsi dalam Saluran Pencernaan
dalam usus halus (air yang diabsorbsi secara difus, ion-ion, gizi).
dan gas yang menimbulkan flatus. Sedangkan bau feses karena idol,
32
C. ETIOLOGI
1. Faktor infeksi
berikut :
protozoa, jamur.
a. Malabsorbsi karbohidrat
b. Malabsorbsi lemak
c. Malabsorbsi protein
33
D. PATOFISIOLOGI
virus, parasit), faktor malabsorbsi dan faktor makanan dan faktor fisiologis.
yang masuk kedalam tubuh manusia. Bakteri tertelan masuk sampai lambung.
Yng kemudian bakteri dibunuh oleh asam lambung. Namun jumlah bakteri
terlalu banyak maka ada beberapa yang lolos sampai ke duodenum dan
sering diserang adalah usus. Didalam usus tersebut bakteri akan memproduksi
enzim yang akan mencairkan lapisan lendir yang menutupi permukaan usus,
usus dibagian kripta vili dan menghambat absorbsi cairan. Sebagai akibat dari
menyebabkan makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
tekanan osmotic dalam rongga usus meninggi sehingga terjadi pergeseran air
dan elektrolit keadaan rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan
34
Tertelannya makanan yang beracun juga dapat menyebabkan diare
pula.
usus menyebabkan klien mengeluh perut terasa sakit. Selain karena 2 hal itu,
nyeri perut / kram timbul karena metabolisme KH oleh bakteri diusus yang
berlebihan. Biasanya pada keadaan ini klien akan merasa mual bahkan muntah
dan nafsu makan menurun. Karena terjadi ketidak seimbangan asam basa dan
elektrolit.
klien jatuh pada keadaan dehidrasi. Yang ditandai dengan berat badan turun,
turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun bisa menjadi cekung (pada bayi),
selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering. Bila keadaan ini
terusberlanjut dan klien tidak mau makan maka akan menimbulkan gangguan
cairan ektraseluler dan intraseluler menurun. Dimana selain itu air tubuh juga
35
kehilangan Na, K dan ion karbohidrat. Bila keadaan ini berlanjut terus maka
dengan gejala denyut jantung menjadi cepat, nadi kecil dan cepat, tekanan
Selain itu, akibat akibat lain dari kehilangan cairan ektrasel yang
kussmaul).
mortalitas usus.
E. MANIFESTASI KLINIK
Nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Tinja cair dan
mungkin disertai lendir dan atau darah. Warna tinja makin lama berubah
sekitarnya timbul lecet karena sering defekasi dan terjadi makin lama makin
36
asam sebagai akibat makin banyak asam laktat yang berasal dari laktosa yang
keseimbangan asam basa dan elektrolit, gejala dehidrasi mulai tampak yaitu
berat badan turun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun besar manjadi
cekung (pada bayi). Selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering.
c. Turgor normal.
a. Haus meningkat.
c. Turgor menurun.
e. Ubun-ubun normal.
37
Dehidrasi berat : kehilangan cairan lebih dari 10 % berat badan
c. Haus meningkat.
e. Ubun-ubun cekung.
F. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Pemberian cairan
Peroral selanjutnya anak mau minum atau satu gelas tiap defikasi
b. Dehidrasi sedang
c. Dehidrasi berat
38
(set infus 1 ml = 15 tetes) atau 3 tetes/kg BB/menit (set infus 1 ml =
20 tetes).
anak tidak mau minum DG aa intra vena 2 tets /kg BB/menit (set infus
20 tetes)
1,5%
39
Kecepatan ; 4 jam pertama: 25 ml/kg BB/jam atau 5 tetes/kg BB/menit
Jenis cairan: cairan 4:1 (4 bagian glokosa 5%+ 1 bagian NaHCO 1,5%
Cairan untuk pasien MEP sedang dan berat dengan diare dehidrasi
ml = 20 tetes)
ml = 20 tetes)
2. Pengobatan diatetic
Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan BB kurang
a. Susu (ASI atau susu formula yang mengandung laktosa rendah dan
40
b. Makanan stengah padat (bubur) atau makanan padat (nasi tim) bila
misalnya susu tanpa laktosa susu asam lemak yang berantai sedang
atau jenuh.
3. Obat-obatan
tinja dengan atau tanpa muntah, dengan cairan yang mengandung elektrolit
dan gligosa atau karbohidrat lain (gula, air tajin, tepung beras dan
mengatasi diare akut lagi. Obat pengeras tinja seperti kaolin, pactin,
50 mg/kg BB/hari.
(Ngastiyah 2005)
41
G. KOMPLIKASI
dengan tanda mukosa bibir kering, turtgor kulit jelek, urine pekat, mata
cekung.
sistem vaskuler, darah jadi lebih kental dan tidak lancar yang dapat
sianoar.
elektrolit seperti kalium yang berperan penting dalam kerja otot sekeleta
yang vital.
42
e. Malnutrisi, ini dikarenakan absorbsi zat gizi yang tidak adekuat
menyebabkan tubuh kekurangan zat gizi yang ditandai berat badan turun,
H. PENGKAJIAN FOKUS
Gejala :
1) Anoreksia : mual-mual
berlemak.
Tanda:
b. Pola eleminasi
43
Gejala :
terkontrol, flatus lembut dan semi cair : bau busuk dan berlemak
(steatorea) : melena
c. Aktivitas / istirahat
Gejala :
Gejala :
Tanda :
Gejala :
44
f. Pengkajain fisik
2) Kesadaran
menjadi 3 kriteria :
a. Belun ada dehidrasi : sadar atau terjaga, sadar pada diri dan
rangsangan.
pertanyaan).
45
a. kesadaran stupor (kesadaran terhadap diri dan lingkungan
3) Tanda-tanda vital
37,5°C.
menit.
4) Keadaan
46
c) Daun telanga, lubang telinga dan gendang telinga : biasanya
bernafas dalam.
a) Masa pranatal
47
b) Masa bayi : usia 0 – 1 tahun
2) Masa remaja :
MINI
48
2. Dari 3 sampai 6 bulan :
bertopeng tangan.
c. Menirukan suara
b. Menyusun 6 kotak
49
b. Membuat jembatan dengan 3 kotak
(Soetjiningsih, 1995)
h. Genogram
setatus sehat atau sakit, kelas social, etnis agama, pekerjaan dan tempat
tinggal.
50
keluarga diidentifikasi dengan melingkari semua anggota rumah
keluarga.
2. Pengkajian data fokus yang digolongkan menjadi dua yaitu data subyektif
a. Data subyektif
ditemukan adalah :
1) Nyeri atau kram pada abdomen serangan dan lamanya lokasi dan
pemberatnya.
mengandung darah.
4) Demam
b. Data obyektif
51
1) Penurunan berat badan atau kegagalan untuk meningkatkan berat
badan.
3) Peka rangsang.
3. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium/diagnostik
yang bakterial).
pus.
e. Kultur feses (juka anak dihospilitasi, pus dalam feses atau diare yang
(Cecily L.Betz,2002)
52
I. PATHWAY
Masuk ke lambung
Gastroenteritis
Merangsang Kontak
Tekanan osmotik • cairan feses
peningkatan sekresi Hipomotilitas Hipermotilitas
cairan & elektrolit dengan kulit
ke rongga usus sering
Waktu absorbsi
Nyeri Kembung nutrient ¯
anoreksia, Tubuh
mual, muntah kehilangan
Intake nutrient < Na & K
Lama sembuh
Nutrisi Gangguan
kurang dari Keseimbangan
Cemas
kebutuhan cairan dan
tubuh elektrolit
53
DIAGNOSA KEPERAWATAN
banyak cairan melalui rute normal (muntah, diare) dan kurangnya asupan
cairan.
J. FOKUS INTERVENSI
terpenuhi.
membran mukosa lembab, turgor kulit baik dan pengisian kapiler baik,
54
tanda vital setabil, keseimbangan masukan dan haluan dengan urine
normal.
Intervensi :
Mandiri :
1) Kaji masukan dan haluaran, karekter dan jumlah feses, hitung intake
cairan.
urinasi terjadi tiap dua jam (air daging, minuman ringan berkarbonat,
55
Rasioanal: Minuman berkarbonat menggantikan natrium dan kalium
Kolaborasi :
terapi.
takterlihat.
metabolik.
56
2. Gangguan pola eliminasi ; berhubungan dengan inflamasi, iritasi, adanya
Intervensi ;
Mandiri :
pencetus.
resiko jatuh.
motilitas usus.
57
5) Barikn kesempatan untuk menyatakan perasaan berhubungan dengan
proses penyakit.
Kolaborasi :
8) Kolestiramin (Questran)
9) Antasida.
10) Antibiotik.
58
11) Pemeriksaan tinja.
yang berlebihan.
berlebihan.
Intervensi :
Mandiri :
59
Rasional: Populasi feses yang tepat melalui usus mengurangi
kehilangan wlwktrolit.
mengkompensasi haluaran.
mata.
terpenuhi.
Intervensi :
Mandiri :
makan.
60
4) Berikan kebersihaaan oral.
terhadap makanan.
Kolaborasi :
61
diare,menurunkan motilitas usus dan meningkatkan waktu untuk
absorbsi nutrien.
Intevensi :
Mandiri :
analgetik.
penyebaran penyakit.
62
4) Kaji faktor yang memberat / menyebabkan yeri.
tekanan darah.
Kolaborasi :
9) Analgesik.
10) Antikolinergik.
63
Kriteria hasil : Menunjukan ekspres wajah rileks dan melaporkan
penurunan ansietas.
Intervensi :
Mandiri :
menyebabkan stress.
menurunkan stress.
pengobatan.
stress.
64
7. Resiko terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan seringnya
integritas kulit.
Intervensi :
Mandiri :
tetap kering.
kebersihan.
kebutuhan.
65