LATAR BELAKANG
Demam rematik dan penyakit jantung rematik telah lama dikenal. Penyakit jantung rematik
adalah penyakit yang diakibatkan oleh komplikasi dari demam rematik yang ditandai
dengan adanya cacat pada katup jantung1,2,3
Demam rematik akut adalah suatu penyakit yang diakibatkan oleh adanya suatu reaksi
imunologi terhadap infeksi oleh bakteri Streptokokus Group A. Demam rematik akut
menyebabkan infeksi generalisata dan menginfeksi pada bagian tubuh tertentu, seperti
jantung, persendian, otak dan kulit. Individu dengan Demam Rematik Akut sering
menyebabkan penyakit yang berat dan memerlukan perawatan di Rumah Sakit.1,4,5
1.2. Epidemiologi
Demam rematik masih sering didapati pada anak di negara sedang berkembang dan sering
mengenai anak usia antara 5 – 14 tahun.6 Dalam laporan WHO Expert consultation
Geneva, 29 October – 1 November 2001 yang diterbitkan tahun 2004 angka mortalitas
untuk PJR 0,5 per 100.000 penduduk di negara maju hingga 8,2 per 100.000 penduduk di
negara berkembang dan didaerah Asia Tenggara diperkirakan 7,6 per100.000.
Diperkirakan sekitar 2000 – 332.000 yang meninggal diseluruh dunia karena penyakit
tersebut.1 Data terakhir mengenai prevalensi demam rematik di Indonesia untuk tahun
1981 – 1990 didapati 0,3-0,8 diantara 1000 anak sekolah dan jauh lebih rendah dibanding
negara berkembang lainnya 5,13. Statistik rumah sakit di negara sedang berkembang
menunjukkan sekitar 10 – 35 persen dari penderita penyakit jantung yang masuk kerumah
sakit adalah penderita demam rematik dan penyakit jantung
rematik. Data yang berasal dari negara berkembang memperlihatkan mortalitas karena
demam rematik dan penyakit jantung rematik masih merupakan problem dan kematian
karena demam rematik akut terdapat pada anak dan dewasa muda.1
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Penyakit jantung rematik adalah penyakit yang diakibatkan oleh komplikasi dari
demam rematik yang ditandai dengan adanya cacat pada katup jantung. 1,3,7
2.2. Etiologi
Kuman Streptokokus β hemolitik dapat dibagi atas sejumlah grup serologinya yang
didasarkan atas antigen polisakarida yang terdapat pada dinding sel bakteri tersebut.
Tercatat saat ini lebih dari 130 serotipe M yang bertanggung jawab pada infeksi pada
manusia, tetapi hanya grup A yang mempunyai hubungan dengan etiopatogenesis Demam
Rematik dan Penyakit Jantung Rematik1
2.3. Patogenesis
Demam Rematik adalah Demam rematik merupakan respons auto immune terhadap
infeksi Streptokokus β hemolitik grup A pada tenggorokan. (Burke AP. Pathology of
Rheumatic Heart Disease.1,8 Mekanisme patogenesis yang pasti sampai saat ini tidak
diketahui, tetapi peran antigen histokompatibility mayor, antigen jaringan spesifik
potensial dan antibody yang berkembang segera setelah
infeksi streptokokkus telah diteliti sebagai faktor resiko yang potensial dalam
patogenesis penyakit ini. Terbukti sel limfosit T memegang peranan dalam patogenesis
penyakit ini dan ternyata tipe M dari Streptokkokus grup A mempunyai potensi
2
rheumatogenik. Beberapa serotype biasanya mempunyai kapsul, berbentuk besar, koloni
mukoid yang kaya dengan M-protein. M-protein adalah salah satu determinan virulensi
bakteri, strukturnya homolog dengan myosin kardiak dan molecul alpha-helical coiled
coil, seperti tropomyosin, keratin dan laminin. Laminin adalah matriks protein ekstraseluler
yang disekresikan oleh sel endothelial katup jantung dan bagian integral dari struktur katup
jantung.1,8,9
Superantigen streptokokal adalah glikoprotein unik yang disintesa oleh bakteri dan
virus yang dapat berikatan dengan major histocompatibility complex molecules dengan
nonpolymorphic V b-chains dari T-cell receptors. Pada kasus streptokokus banyak
penelitian yang difokuskan pada peranan superantigen-like activity dari fragmen M protein
dan juga streptococcal pyrogenic exotoxin, dalam patogenesis Demam Rematik.1,9
Terdapat bukti kuat bahwa respons autoimmune terhadap antigen streptokokkus memegang
peranan dalam terjadinya DR dan PJR pada orang yang rentan. Sekitar 0,3 – 3 persen
individu yang rentan terhadap infeksi faringitis streptokokkus berlanjut menjadi Demam
Rematik. Data terakhir menunjukkan bahwa gen yang mengontrol low level respons
antigen streptokokkus berhubungan dengan Class II human leukocyte antigen, HLA.1
3
Gambar 01. Skema patogenesis Demam Rematik dan Penyakit Jantung Rematik.1
2.4. Patologi
Demam Rematik ditandai oleh radang eksudatif dan proliferatif pada jaringan ikat,
terutama mengenai jantung, sendi dan jaringan subkutan. Bila terjadi karditis seluruh
lapisan jantung akan dikenai. Perikarditis paling sering terjadi dan perikarditis fibrinosa
kadang-kadang didapati. Peradangan perikard biasanya menyembuh setelah beberapa saat
tanpa sekuele klinis yang bermakna, dan jarang terjadi tamponade. Pada keadaan fatal,
keterlibatan miokard menyebabkan pembesaran semua ruang jantung.1
4
Pada miokardium mula-mula didapati fragmentasi serabut kolagen, infiltrasi
limfosit, dan degenerasi fibrinoid dan diikuti didapatinya nodul aschoff di miokard yang
merupakan patognomonik DR. Nodul aschoff terdiri dari area nekrosis sentral yang
dikelilingi limfosit, sel plasma, sel mononukleus yang besar
dan sel giant multinukleus. Beberapa sel mempunyai inti yang memanjang dengan
area yang jernih dalam membran inti yang disebut Anitschkow myocytes. Nodul Aschoff
bisa didapati pada spesimen biopsi endomiokard penderita Demam Rematik. Keterlibatan
endokard menyebabkan valvulitis rematik kronis. Fibrin kecil, vegetasi verrukous,
berdiameter 1-2 mm bisa dilihat pada permukaan atrium pada tempat koaptasi katup dan
korda tendinea. Meskipun vegetasi tidak didapati, bisa didapati peradangan dan edema dari
daun katup.1
Penebalan dan fibrotik pada dinding posterior atrium kiri bisa didapati dan
dipercaya akibat efek jet regurgitasi mitral yang mengenai dinding atrium kiri. Proses
penyembuhan valvulitis memulai pembentukan granulasi dan fibrosis daun katup dan fusi
korda tendinea yang mengakibatkan stenosis atau insuffisiensi katup. Katup mitral paling
sering dikenai diikuti katup aorta. Katup trikuspid dan pulmonal biasanya jarang dikenai.1
Demam Rematik Akut adalah penyakit sistemik ditandai dengan adanya kelainan
pada jantung, sistem saraf pusat, jaringan subkutan dan kulit. Pengecualian untuk jantung,
sebagian besar organ-organ ini hanya sedikit yang mengalami kerusakan akibat Demam
Rematik tersebut.8
5
Gambar 02. Manifestasi Kinis dari Demam Rematik berdasarkan waktu
terjadinya.10
Kelainan suara jantung merupakan temuan klinis yang penting untuk Penyakit
Jantung Rematik. Bunyi jantung murmur merupakan gejala yang biasanya insufisiensi pada
katup jantung. Berikut adalah variasi bunyi jantung murmur yang paling sering pada
pengamatan Demam Rematik Akut:7
1. Apical pansystolic murmur adalah suara nada tinggi yang timbul akibat
regurgitasi katup mitral dan suara murmur tersebut timbul pada bagian aksila kiri. Murmur
ini tidak dipengaruhi oleh respirasi atau posisi. Insufisiensi katup mitral berhubungan
dengan disfungsi dari katup itu sendiri, chordae, dan otot-otot papillary.7
6
3. Basal diastolic murumur suara murmur awal dari diastolik yang berasal dari
regurgitasi aorta dan bernada tinggi, seperti suara meniup, decresendo, dan terdengar baik
pada sepanjang sternum bagian kanan atas dan bagian tengah dari sternum sebelah kiri
setelah ekspirasi dalam pada saat pasien membungkuk ke depan.7
1. Stenosis pada katup mitral. Berdasarkan penelitian yang ada bahwa sekitar
60% dengan riwayat Demam Rematik dijumpai stenosis pada katub mitral.8 Seseorang
dengan stenosis katup mitral bisa saja tidak bergejala, namun gejala umum yang sering
adalah sesak nafas saat beraktifitas, fatigue dan bedebar-debar. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan low-pitched mid-diastolic “rumble” pada apeks ventrikel kiri.11
Gambar 03. Stenosis pada katup aorta ditandai adanya nodul kalsifikasi fokal.8
7
4. Gagal Jantung Kongestif. Gagal jantung kongestif merupakan komplikasi dari
insufisiensi berat pada katup jantung atau miokarditis. Pasien dengan jantung kongestif
dapat mengeluhkan takipnea, ortopnea, peninggian vena jugularis, hepatomegali, irama
gallop dan edema pada ekstremitas.7
Jantung Rematik; Aschoff bodies adalah suatu lesi fibroinflamasi intersisial dengan
makrofag dan nekrosis jaringan kolagen. sel Anitschkow biasanya memiliki inti yang
bergelombang, disebut juga sel ulat dan biasanya hadir bersama dengan Aschoff bodies,
tetapi bisa juga diihat dalam kondisi lain yang tidak berkaitan dengan Aschoff bodies.8
Gambar 04. Sel Anitschkow yang berada di sentral Aschoff bodies. Sel-sel ini tidak
spesifik untuk demam rematik tetapi dapat terlihat dalam kondisi lain. Sel Anitschkow
adalah makrofag.8
8
2.6. Pendekatan Diagnosis
Pendekatan diagnosis untuk Demam Rematik sampai saat ini masih menggunakan
krieria Jones. Demam Rematik/Penyakit Jantung Rematik ditegakkan berdasarkan adanya
bukti infeksi Streptokokus sebelumnya, adanya 2 manifestasi mayor atau adanya 1
manifestasi mayor ditambah 2 manifestasi minor.1
Pada negara berkembang dimana insiden dan prevalensi Demam Rematik dan
Penyakit Jantung Rematik masih tinggi bila dibandingkan negara maju mempunyai
gambaran dan presentasi klinis Demam Rematik dan Penyakit Jantung Rematik yang
berbeda dibandingkan di negara maju. Poliartritis, eritema marginatum dan nodul subkutan
jarang didapati di negara berkembang dibandingkan di negara maju, dan artralgia lebih
sering ditemui di negara berkembang dibandingkan dengan poliartritis di negara maju.1
Pada tahun 2002 – 2003 WHO mengajukan kriteria untuk diagnosis Demam
Rematik dan Penyakit Jantung Rematik (bersarkan kriteria Jones yang telah direvisi).1
9
Revisi kriteria WHO ini memfasilitasi diagnosis untuk:
- a primary episode of RF
- rheumatic chorea
- chronic RHD.
10
Tabel 02. Pada tahun 2002 – 2003 WHO mengajukan kriteria untuk diagnosis
Demam Rematik dan Penyakit Jantung Rematik (bersarkan kriteria Jones yang telah
direvisi).1,9
11
2.7. Diagnosis Banding8
Fibrilasi atrium
2.8. Penatalaksanaan
Tetapi sayangnya preparat Benzatine Penisilin G saat ini sukar didapat dan tidak
tersedia diseluruh wilayah Indonesia. Pada serangan DR sering didapati gejala yang
menyertainya seperti gagal jantung atau korea. Penderita gagal jantung memerlukan tirah
baring dan anti inflamasi perlu diberikan pada penderita DR dengan manifestasi mayor
karditis dan artritis. Petunjuk mengenai tirah baring dan dan ambulasi dapat dilihat pada
tabel 05 dan penggunaan anti inflamasi dapat dilihat pada lampiran 06. Pada penderita DR
dengan gagal jantung perlu diberikan diuretika, restriksi cairan dan garam. Penggunaan
12
digoksin pada penderita DR masih kontroversi karena resiko intoksikasi dan aritmia. Pada
penderita korea dianjurkan mengurangi stres fisik dan emosi. Penggunaan anti inflamasi
untuk mengatasi korea masih kontroversi. Untuk kasus korea yang berat fenobarbital atau
haloperidol dapat digunakan. Selain itu dapat digunakan valproic acid, chlorpromazin dan
diazepam.1
13
Tabel 05. Petunjuk Tirah Baring dan Ambulasi.1
2.9. Prognosis
Penyakti Jantung Rematik yang memiliki kelainan pada katup jantung tidak selalu
membutuhkan pembedahan dan hasil jangka panjang setelah operasi tidak selalu bagus
untuk perbaikan katup jantung. Karena timbulnya jaringan parut pada katup setelah operasi
dapat semakin progresif.8
14
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
1. Penyakit jantung rematik adalah penyakit yang diakibatkan oleh komplikasi dari
demam rematik yang ditandai dengan adanya cacat pada katup jantung.
2. Demam rematik akut adalah suatu penyakit yang diakibatkan oleh adanya suatu
reaksi imunologi terhadap infeksi oleh bakteri Streptokokus β-hemolitikus Group A.
4. Demam Rematik Akut adalah penyakit sistemik ditandai dengan adanya kelainan
pada jantung, sistem saraf pusat, jaringan subkutan dan kulit. Pengecualian untuk jantung,
sebagian besar organ-organ ini hanya sedikit yang mengalami kerusakan akibat Demam
Rematik tersebut.
5. Kelainan suara jantung merupakan temuan klinis yang penting untuk Penyakit
Jantung Rematik. Bunyi jantung murmur merupakan gejala yang biasanya insufisiensi pada
katup jantung.
15
berdasarkan adanya bukti infeksi Streptokokus sebelumnya, adanya 2 manifestasi mayor
atau adanya 1 manifestasi mayor ditambah 2 manifestasi minor.
16
DAFTAR PUSTAKA
1. Afif A. Demam Rematik dan Penyakit Jantung Rematik Permasalahan Indonesia. Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Disertasi [Article on the internet] 2008. [cited on 29
October 2012]. Available from: http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/750.
2. Chin TK. Pediatric Rheumatic Heart Disease. Medscape [Article on the internet] 2012. [cited on
29 October 2012]. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/891897-
overview#showall.
3. Marijon E, Celermajer DS, Tafflet M, Jani DN, Ferreira B, et al. Rheumatic Heart Disease
Screening by Echocardiography: The Inadequacy of World Health Organization Criteria for
Optimizing the Diagnosis of Subclinical Disease. AHA Journals. [data base on the internet] 2009.
[cited on 29 October 2012]. Available from: http://circ.ahajournals.org/content/120/8/663.full.pdf.
4. Brown A, Maguire G, Walsh W. Australian guideline for prevention, diagnosis and management
of acute rheumatic fever and rheumatic heart disease. 2nd edition). The National Heart Foundation of
Australia and the Cardiac Society of Australia and New Zealand. [Article on the internet] 2012.
[cited on 29 October 2012]. Available from:
http://www.rhdaustralia.org.au/sites/default/files/guideline_0.pdf.
5. Kliegman RM, Stanton BF, Geme JW.St, Schor NF, Behrman RE. Nelson Textbook of Pediatrics.
19th Edition. [texs book] 2011. Philadelphia: Elsevier.
6. Brown A, Walsh W. Diagnosis and management of acute rheumatic fever and rheumatic heart
disease in Australia. The National Heart Foundation of Australia and the Cardiac Society of Australia
and New Zealand. [Article on the internet] 2006. [cited on 29 October 2012]. Available from:
http://www.heartfoundation.org.au/SiteCollectionDocuments/DiagnosisManagement-Acute-
Rheumatic-Fever.pdf.
7. Chin TK. Pediatric Rheumatic Heart Disease. Medscape [Article on the internet] 2012. [cited on
29 October 2012]. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/891897-
overview#showall.
8. Burke AP. Pathology of Rheumatic Heart Disease. Medscape [Article on the internet] 2012. [cited
on 29 October 2012]. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/1962779-
overview#showall.
9. Rheumatic Fever and Rheumatic Heart Disease : Report of a WHO Expert Consultation. WHO
technical report series. [Article on the internet] 2004. [cited on November 4, 2012]. Available from:
http://whqlibdoc.who.int/trs/WHO_TRS_923.pdf.
10. Wallace MR. Rheumatic Fever. Medscape [Article on the internet] 2012. [cited on 29 October
2012]. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/236582-overview.
11. Management of Rheumatic Heart Disease. Heart Foundation Journal [data base on the Heart
Foundation] 2006. [cited on 29 October 2012]. Available from:
17
http://www.heartfoundation.org.au/SiteCollectionDocuments/Rheumatic-Heart-
DisManagementQuickRefGuide.pdf.
12. Uziel Y, Perl L, Hashkes PJ. Post-sreptococcal Reactive Arthritis in Children: a Distinct Entity
from Acute Rheumatic Fever. Pediatric Rheumatology Journal [data base on the internet] 2011.
[cited on November 4, 2012]. 9:32. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3217846/pdf/1546-0096-9-32.pdf.
13. Madden S, Kelly L. Update on Acute Rheumatic Fever. Clinical Review. Canadian Family
Physician Journal. [data base on the internet] 2009. [cited on November 4, 2012]. 55:475-8.
Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2682299/pdf/0550475.pdf.
18