1. Identifikasi Kemampuan Intelektual dan Kognitif Peserta Didik Secara umum cara identifikasi sudah dibahas pada Bahan Bacaan Identifikasi Potensi Peserta Didik. Untuk mengetahui tahap perkembangan kognitif operasional konkret menurut teori Piaget, guru dapat melaksanakan diantaranya adalah sebagai berikut ini. a. Tes untuk mengetahui kemampuan konservasi Contoh untuk mengetahui kemampuan konservasi (untuk peserta didik kelas awal): berikan dua bola dari tanah liat atau lilin yang memiliki jumlah yang sama. Salah satu bola itu dipipihkan menjadi bentuk yang panjang, lalu berikan pertanyaan mana yang paling banyak tanah liatnya atau lilinnya. Anak yang berusia 7 atau 8 delapan tahun , kemungkinan besar akn menjawab bahwa jumlah lempung dalam kedua bentuk itu sama. (Santrock, 2010:53)
b. Tes untuk mengetahui kemampuan klasifikasi
Untuk mengetahui kemampuan klasifikasi, contohnya berikan tes pohon keluarga dari empat generasi, A mempunyai anak dua orang yaitu B dan C, B dan C mempunyai anak masing-masing dua orang (D-E, F-G, I-J), J mempunyai anak dua orang yaitu K-L. Untuk anak yang sudah berada pada tahap operasional konkret akan mampu menjawab bahwa J adalah cucu A dan sekaligus ayah dari K-L.
Gambar. 5.3. Kemampuan klasifikasi dengan tes pohon keluarga
Sumber : Santrock, 2010:54
c. Identifikasi kemampuan logis Anak diberikan tiga batang lidi yang berbeda panjangnya (A, B, C, ) Lidi A paling panjang, lidi B panjangnya menengah, dan lidi C paling pendek. Peserta didik yang berada pada tahap perkembangan operasional konkret dapat memahami A>B, dan B>C, maka A>C (Santrock, 2010:54)
2. Implikasi terhadap Pembelajaran
Guru seyogyanya membantu peserta didik mencapai tugas perkembangan kematangan intelektual atau mengoptimalkan prestasi belajarnya sesuai dengan tingkat kecerdasannya. Berikut adalah yang bisa dilakukan guru. a. Identifikasi kemampuan intelektual peserta didik, sehingga memahami perbedaan individual peserta didik dalam kemampuan intelektual. b. Pahami tingkat perkembangan kognitif peserta didik. Sangat mungkin ditemukan peserta didik kelas awal yang tingkat perkembangan kognitifnya masih berada pada tahap preoperasional. c. Ciptakan iklim pembelajaran yang kondusif atau sesuai bagi perkembangan kemampuan intelektual dan kognitif peserta didik secara optimal, yaitu iklim yang demokratis, hangat, ada rasa aman dan bebas dari ketegangan, menyenangkan , serta yang mendorong untuk bersaing dengan dirinya sendiri dan membantu peserta didik. d. Rancang pembelajaran yang sesuai dengan keragaman kecerdasan dan tingkat perkembangan berpikir peserta didik. Menurut Santrock (2010:61) strategi pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan berpikir (teori Piaget) antara lain: 1) gunakan pendekatan konstruktivisme, anak-anak akan belajar lebih baik, mereka aktif dan mencari solusi. 2) rancang situasi yang membuat anak belajar dan dengan bertindak (learning by doing) 3) jadikan ruang kelas menjadi ruang eksplorasi dan penemuan sehingga dapat membuat kesimpulan sendiri. 4) belajarkan anak dengan memperhatikan pengetahuan dan pemikiran anak. e. libatkan anak dalam tugas operasional yang meliputi penambahan, pengurangan, pembagian, pengurutan, pembalikan dengan menggunakan benda-benda konkret dan disesuaikan dengan pengalaman kehidupannya. f. buat aktivitas untuk : 1) berlatih konsep pengurutan hierarki, misal dengan mengurutkan dari yang terkecil ke yang terbesar dan kebalikannya. 2) kerja kelompok dan berdiskusi. 3) memancing rasa ingin tahu atau bertanya. 4) beri semua peserta didik pengalaman keberhasilan dalam pembelajaran konsep diri yang positif dan memiliki sikap positif terhadap pelajaran. Peserta didik harus dibimbing dan dibantu agar menguasai kompetensi yang diharapkan dan berprestasi sesuai dengan potensinya. 5) peserta didik mendapat pertanyaan sesuai dengan kemampuan intelektualnya. Misalnya berikan pertanyaan yang mudah pada peserta didik yang kemampuannya kurang. g. untuk pembelajaran materi yang agak kompleks gunakan alat bantu visual dan alat peraga. h. terima peserta didik apa adanya (unconditional positive regard acceptance) dan berempati kepada peserta didik yang memiliki kemampuan intelektual kurang memadai
3. Contoh Kasus dan Alternatif Solusi
Kerjakanlah kasus di kelas yang diasuh Bu Khalila berikut, identifikasi masalahnya, dan usulkan alternatif tindakan untuk membimbing anak tersebut Bekerjalah dalam kelompok dan presentasikan hasilnya. Bu Khalila sedang merencanakan program untuk membantu beberapa peserta didik asuhannya yang bermasalah dalam mencapai KKM. Pencapaian KKM untuk sebagian besar muatan pelajaran diperoleh melalui bantuan remedial. Penyelesaian tugas-tugas di kelas hampir selalu paling akhir dan dengan bantuan guru atau teman. IQ dari anak-anak ini berkisar pada rentang normal bawah. Yang menggembirakan peserta didik menunjukkan semangat yang tinggi untuk belajar dan tidak mudah menyerah saat belum memahami materi, melaksanakan tugas, atau melihat teman-temannya sudah menyelesaikan tugas. Mereka juga berani bertanya saat belum memahami materi yang dijelaskan. Karakteristik peserta didik tersebut menggembirakan dan membuat Bu Khalila sangat memperhatikan mereka. Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan Bu Khalila. a. Dari ciri-cirinya peserta didik Bu Khalila yang sedang ditangani termasuk kategori lambat belajar (slow learner): 1) pencapaian KKM untuk sebagian besar muatan pelajaran diperoleh melalui bantuan remedial, 2) penyelesaian tugas-tugas hampir selalu paling akhir dan dengan bantuan guru atau teman, 3) IQ berkisar pada rentang normal bawah . b. Saat perencanaan: secara umum lakukan seperti dijelaskan pada Bahan Bacaan Identifikasi Keragaman Karakteristik Peserta Didik, ditambah dengan: 1) mendalami konsep dan cara membantu pebelajar lambat c. Saat pembelajaran: 1) melakukan pengamatan berbagai respon, proses, dan hasil peserta didik dalam melaksanakan berbagai tugas; 2) menganalisis data yang diperoleh, mengelompokkan tipe materi berdasarkan kesulitan setiap peserta didik menyelesaikan tugas sehingga lebih mudah menentukan bentuk dan intensitas bantuan yang diberikan; 3) memotivasi untuk untuk giat belajar, tidak mudah menyerah dalam belajar, berani bertanya jika ada yang tidak dipahami; 4) menggunakan sistem bintang untuk semua pencapaian peserta didik pada banyak kegiatan/tugas, untuk membangun kepercayaan diri bahwa jika mau belajar, dan bekerja keras semua tugas bisa diselesaikan; 5) menggunakan metode pembelajaran yang variatif agar kondusif dalam membantu pembelajar lambat; 6) memberi tugas dengan tema dan memberikan tema yang sesuai dengan kecerdasan peserta didik, mis. pembelajar lambat mendapat tugas yang sedikit lebih mudah sedangkan pembelajar cepat lebih sulit; 7) menempatkan tempat duduk di dekat peserta didik yang peduli dan dapat membantu dalam menyelesaikan tugas; 8) menggunakan sistem tutor sebaya, setiap orang dapat menjadi tutor sebaya pada materi yang menjadi kekuatannya, tutor sebaya dalam bentuk tim agar yang berkemampuan kurang bisa terbantu oleh yang berkemampuan lebih namun tetap mendapat kesempatan menjadi tutor untuk meningkatkan kepercayaan diri; guru memberi perhatian lebih dalam bentuk dukungan yang lebih intensif untuk mengerjakan tugas; 8) saat pembelajaran berbasis proyek, kelompokkan mereka dengan peserta didik yang peduli dan dapat membantu, jika memungkinkan arahkan isu yang diangkat pada materi yang tidak akan terlalu menyulitkan pembelajar lambat. d. Di luar pembelajaran: 1) memberi pembelajaran tambahan untuk materi yang belum dipahami dan tidak bisa diselesaikan saat pembelajaran di kelas; 2) jika diperlukan dan memungkinkan memberi langkah –langkah kegiatan yang dapat dilakukan anak di rumah untuk berlatih dan menguatkan pemahaman; e. Bekerja sama dengan orangtua: 1) memfasilitasi orangtua cara mendampingi putera/i nya agar lebih mudah belajar dan tetap giat belajar; 2) agar memperhatikan dan memfasilitasi perkembangan kemampuan intelektual putera/i mereka; 3) bertukar informasi terkait perkembangan kemampuan intelektual peserta didik sehingga jika ada kesulitan bisa segera ditangani bersama; 4) menginformasikan perkembangan kecerdasan lain (kecerdasasan majemuk) yang dimiliki pebelajar lambat agar orangtua lebih memperhatikan/menghargai kelebihan putera/i mereka daripada keterbatasannya