Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS KARBOHIDRAT

OLEH
M. JUNIAR ASHAR
51502059

PROGRAM STUDI FARMASI


STIK SITI KHADIJAH PALEMBANG
TAHUN 2017 - 2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melakukan aktivitas yang
membutuhkan energi cukup banyak. Energi ini kita peroleh dari bahan makanan
yang kita makan. Pada umumnya bahan makanan itu mengandung tiga kelompok
utama senyawa kimia yaitu kerbohidrat, protein, dan lemak.
Kedudukan karbohidrat sangatlah penting bagi tubuh manusia, yaitu sebagai
sumber kalori. Karbohidrat memegang peranan penting dalam alam karena
merupakan sumber energi utama bagi umat manusia dan hewan yang harganya
relatif murah. Karbohidrat yang dihasilkan adalah karbohidrat sederhana glukosa.
Di samping itu dihasilkan oksigen (O 2) yang lepas di udara (Almatsier, 2010).
Karbohidrat juga mempunyai fungsi biologi lainnya yang tak kalah penting bagi
beberapa makhluk hidup tingkat rendah, ragi misalnya, mengubah karbohidrat
(glukosa) menjadi alkohol dan karbon dioksida untuk menghasilkan energi. Kita
dapat mengenal berbagai jenis karbohidrat dalam kehidupan sehari hari, baik yang
berfungsi sebagai pembangun struktur maupun yang berperan fungsional dalam
proses metabolisme. Amilum atau pati, selulosa, glikogen, gula atau sukrosa dan
glukosa merupakan beberapa senyawa karbohidrat yang penting dalam kehidupan
manusia.
Berdasarkan pernyataan di atas, pengujian karbohidrat pada suatu bahan
pangan perlu dilakukan untuk mengetahui kadar karbohidrat pada bahan pangan
tersebut. Secara umum, terdapat dua macam analisa karbohidrat, yaitu analisa
kualitatif dan analisa kuantitatif. Analisa kualitatif meliputi Uji Molisch, Uji
Barfoed, Uji Benedict, Uji Seliwanoff, dan Uji Iodin. Sedangkan analisa
kuantitatif terdiri dari Metode Luff Schoorl, Metode Nelson-Somogyi, Metode
Anthrone, Metode Folin, Metode Enzimatis, dan Metode Kromatografi. Namun
pada praktikum ini, analisa protein dilakukan dengan metode Nelson-Somogyi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Karbohidrat ?
2. Bagaimana metode analisis karbohidrat ?
3. Bagaimana aplikasi dari metode analisis karbohidrat ?

1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui pengertian dan penggolongan karbohidrat.
2. Untuk mengetahui metode analisis, prinsip dan cara kerjanya.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Definisi Karbohidrat


Karbohidrat adalah senyawa yang mengandung unsur-unsur: C, H dan O,
terutama terdapat didalam tumbuh-tumbuhan yaitu kira-kira 75%. Dinamakan
karbohidrat karena senyawa-senyawa ini sebagai hidrat dari karbon; dalam
senyawa tersebut perbandingan antara H dan O sering 2 berbanding 1 seperti air.
Jadi C6H12O6 dapat ditulis C6(H2O)6, C12H22O11 sebagai C12 (H2O)11dan
seterusnya, dan perumusan empiris ditulis sebagai CnH 2nOn atau Cn (H2O)n
(Sastrohamidjojo, H., 2005).
Karbohidrat dibagi menjadi beberapa klas atau golongan sesuai dengan
sifat-sifatnya terhadap zat-zat penghidrolisis

2.2 Analisis Kualitatif Karbohidrat


1. Uji Molisch
Uji ini untuk semua jenis karbohidrat. Monosakarida, disakarida, dan
polisakarida akan memberikan hasil positif. Uji positif jika timbul cincin merah
ungu yang merupakan kondensasi antara furfural atau hidroksimetil furfural
dengan a-naftol dalam pereaksi molish.
a. Prinsip
Prinsip reaksi ini adalah dehidrasi senyawa karbohidrat oleh asam
sulfat pekat. Dehidrasi heksosa menghasilkan senyawa hidroksi metil
furfural, sedangkan dehidrasi pentosa menghasilkan senyawa fulfural.
Uji positif jika timbul cincin merah ungu yang merupakan kondensasi
antara furfural atau hidroksimetil furfural dengan a-naftol dalam
pereaksi molish. Uji molisch adalah uji kimia kualitatif untuk
mengetahui adanya karbohidrat. Uji ini untuk semua jenis karbohidrat.
Mono-, di-, dan polisakarida akan memberikan hasil positif.
b. Cara Kerja
1. 15 tetes larutan uji dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
2. 3 tetes pereaksi Molisch ditambahkan dan dicampur dengan baik.
3. Tabung reaksi dimiringkan lalu dialirkan dengan hati-hati 1 mL H2SO4
pekat melalui dinding tabung agar tidak tercampur.
4. Reaksi positif ditandai dengan terbentuknya cincin berwarna ungu pada
batas antara kedua lapisan
2. Uji Benedict
Uji Benedict adalah uji kimia untuk mengetahui kandungan gula
(karbohidrat) pereduksi (yang memiliki gugus aldehid atau keton bebas) . Gula
pereduksi meliputi semua jenis monosakarida dan beberapa disakarida seperti
laktosa, glukosa dan maltosa. Uji benedict berdasarkan reduksi Cu2+ menjadi
Cu+ oleh gugus aldehid atau keton bebas dalam
suasana alkalis, biasanya ditambahkan zat pengompleks seperti sitrat atau tatrat
untuk mencegah terjadinya pengendapan CuCO3. Uji positif ditandai dengan
terbentuknya endapan merah bata, kadang disertai dengan larutan yang berwarna
hijau, merah, atau orange.
a. Prinsip :
Gula yang mempunyai gugus aldehid atau keton bebas akan mereduksi
ion Cu 2+ dalam suasana alkalis menjadi Cu+ yang mengendap
sebagai Cu2O berwarna merah bata.
b. Cara kerja
1. Alat dan bahan disiapkan
2. 3 tetes sampel(dalam bentuk larutan) dimasukkan kedalam tabung
reaksi yang masih kering dan bersih
3. 2 mL pereaksi Benedict ditambahkan, kemudian dikocok.
4. Dimasukkan kedalam penangas air selama 5 menit. Amati
perubahan warna endapannya.
5. Pembentukan warna endapan hijau, kuning, atau merah menunjukan
reaksi positif karbohidrat.
3. Uji Seliwanoff
Uji Seliwanoff bertujuan untuk mengeahui adanya ketosa (karbohidrat
yang mengandung gugus keton). Pada pereaksi seliwanoff, terjadi perubahan oleh
HCl panas menjadi asam levulinat dan 4hidroksilmetilfurfural. Jika dipanaskan
karbohidrat yang mengandung gugus keton akan menghasikan warna merah pada
larutannya. Disakarida sukrosa yang mudah dihidrolisa menjadi glukosa dan
fruktosa memberi reaksi positif dengan uji Seliwanoff. Glukosa dan karbohdrat
lain dalam jumlah banyak dapat juga memberi warna yang sama.
a. Prinsip :
Dehidrasi fruktosa oleh HCl pekat menghasilkan hodroksimetilfurfural
dan dengan penambahan resorsinol akan mengalami kondensasi
membentuk senyawa kompleks berwarna merah oranye.
b. Cara kerja
1. 5 tetes larutan uji dan 15 tetes pereaksi Seliwanoff dimasukkan ke
dalam tabung reaksi
2. Tabung dididihkan di atas api kecil selama 30 detik atau dalam
penangas air mendidih selama 1 menit.
3. Hasil positif ditandai dengan terbentuknya larutan berwarna merah
orange.
4. Uji Barfoed
Uji ini untuk membedakan monosakarida dan disakarida dengan jalan
mengontrol kondisi-kondisi percobaan, seperti pH dan waktu pemanasan. Pada
analisa ini, karbohidrat direduksi pada suasana asam. Disakarida juga akan
memberikan hasil positif bila didihkan cukup lama hingga terjadi hidrolisis.
a. Prinsip
Ion Cu2+ (dari pereaksi Barfoed) dalam suasana asam akan direduksi lebih
cepat oleh gula reduksi monosakarida daripada disakarida dan
menghasilkan endapan Cu2O berwarna merah bata.
b. Cara kerja
1. 1 mL larutan uji karbohidrat dimasukkan kedalam tabung reaksi yang
masih kering dan bersih.
2. 1 mL pereaksi Barfoed ditambahkan, kemudian dikocok.
3. Tabung dimasukkan kedalam penangas air selama 3 menit.
4. Dinginkan dalam air mengalir.
5. Bila tidak terjadi reduksi selama 5 menit, lakukan pemanasan selama 15
menit sampai terlihat adanya reduksi.
5. Uji Osazon
Untuk membedakan bermacam-macam karbohidrat dari gambar kristalnya.
a. Prinsip
Suatu aldosa atau ketosa dengan fenil hidrazin akan membentuk Kristal osazon.
Kristal osazon yang terbentuk khas sesuai dengan jenisnya.
b. Cara kerja
1. 2 mL larutan uji dimasukkan ke dalam tabung reaksi
2. Seujung spatel fenilhidrazin-hidroklorida dan kristal natrium asetat
ditambahkan ke dalam tabung.
3. Tabung dipanaskan dalam penangas air mendidih selama beberapa
menit.
4. Didinginkan perlahan dibawah air keran.
5. Perhatikan kristal yang terbentuk dan diidentifikasi dibawah mikroskop.
6. Uji Tollens
Uji ini untuk positif terhadap karbohidrat pentosa yang membedakannya
dengan heksosa. Aldehida dapat mereduksi pereaksi Tollens sehingga
membebaskan unsur perak (Ag). Pereaksi tollens, pengoksidasi ringan yang
digunakan dalam uji ini, adalah larutan basa dari perak nitrat. Larutannya jernih
dan tidak berwarna. Untuk mencegah pengendapan ion perak sebagi oksida pada
suhu tinggi, maka ditambahkan beberapa tetes larutan amonia. Amonia
membentuk kompleks larut air dengan ion perak.
a. Prinsip
Aldehid dioksidasi menjadi anion karboksilat, ion Ag+ dalam
reagensia Tollens direduksi menjadi logam Ag. Uji positf ditandai
dengan terbentuknya cermin perak pada dinding dalam tabung reaksi.
b. Cara kerja
1. Masukkan beberapa tetes larutan uji karbohidrat kedalam tabung
rekasi yang telah diisi 2 mL pereaksi Tollens.
2. Masukan kedalam penangas air selama 1 menit. Perhatikan
perubahan warna yang terjadi.
3. Hasil dicatat
7. Hidrolisa
Sukrosa Mengidentifikasi hasil hidrolisis sukrosa
a. Prinsip
Sukrosa dalam HCl dalam keadaan panas akan terhidrolisis, lalu menghasilkan
fruktosa dan glukosa. Hal ini menyebabkan uji Benedict dan Seliwanoff yang
sebelumnya hidrolisis menghasilkan hasil negative menjadi positif. Uji Barfoed
menjadi positif pula dan menunjukkan bahwa hidrolisis sukrosa menghasilkan
monosakarida.
b. Cara kerja
1. Isi tabung reaksi dengan 5 mL larutan uji sukrosa.
2. Tambahkan 1 mL HCl 10%.
3. Masukan kedalam penangas air selama 15 menit.
4. Dinginkan perlahan-lahan, kemudian netralkan.
5. Tes hidrolisa dengan pereaksi Benedict, Seliwanoff dan Barfoed.
6. Catat hasil dan buatlah kesimpulannya
8. Uji Bial
Uji bial untuk menguji adanya gula pentose. Pemanasan pentose dengan
HCl pekat akan menghasilkan furfural yang berkondensasi dengan orcinol dan ion
feri. Hasil pemanasan akan menghasilkan warna biru hijau yang menunjukkan
adanya gula pentosa.
a. Prinsip Dehidrasi pentosa oleh HCl pekat menghasilkan furfural
dengan penambahan orsinol (3.5-dihidroksi toluena) akan
berkondesasi membentuk senyawa kompleks berwarna biru.

b. Cara kerja
1. 5 tetes larutan uji dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
2. 10 tetes peraksi Bial dan 2 tetes HCl pekat ditambahkan
3. Campurlah dengan baik, lalu dipanaskan di atas api kecil sampai timbul
gelembung-gelembung gas dipermukaan larutan.
4. Perhatikan warna atau endapan yang terbentuk. Terbentuknya warna
biru menunjukan adanya pentose.
9. Uji Iodium
Uji iod bertujuan untuk mengidentifikasi polisakarida. Uji iod juga dapat
membedakan amilum dengan nitrogen. Reaksi antara polisakarida dengan iodin
membentuk rantai poliiodida. Polisakarida umumnya membentuk rantai heliks
(melingkar), sehingga dapat berikatan dengan iodin, sedangkan karbohidrat
berantai pendek seperti disakarida dan monosakaraida tidak membentuk struktur
heliks sehingga tidak dapat berikatan dengan iodin.
a. Prinsip
Polisakarida dengan penambahan iodium akan membentuk kompleks
adsorpsi berwarna yang spesifik. Amilum atau pati dengan iodium
menghasilkan warna biru , dekstrin menghasilkan warna merah anggur,
sedangkan glikogen dan sebagian pati yang terhidrolisis bereaksi
dengan iodium membentuk warna cokelat.
b. Cara kerja
1. 3 tetes larutan uji dimasukkan ke dalam tabung reaksi
2. Ditambahkan 2 tetes larutan iodium
3. Diamati perubahan warna yang terjadi
10. Hidrolisa Pati
Mengidentifikasi hasil hidrolisis amilum (pati).
a. Prinsip Pati dalam suasana asam bila dipanaskan akan terhidrolisis
menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana. Hasil hidrolisis dapat
diuji dengan iodium dan menghasilkan warna biru sampai tidak
berwarna. Hasil akhir hidrolisis ditegaskan dengan uji Benedict.

b. Cara kerja
1. 5 mL amilum 1% dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian
ditambahkan 2,5 mL HCl 2 N
2. Campurlah dengan baik, lalu dimasukkan ke dalam penangas air
mendidih.
3. Setelah 3 menit, ujilah dengan iodium dengan mengambil 2 tetes larutan
ditambah 2 tetes iodium dalam porselin tetes. Catatlah perubahan warna
yang terjadi.
4. Lakukan uji iodium setiap 3 menit sampai hasil berwarna kuning pucat.
5. Lanjutkan hidrolisis selama 5 menit lagi.
6. Setelah didinginkan, diambil 2 mL larutan hasil hidrolisis, lalu netralkan
dengan NaOH 2%. Uji dengan kertas lakmus.
7. Kemudian ujilah dengan Benedict.
8. Simpulkan apa yang dihasilkan hidrolisis pati.
11. Uji Asam Musat
Dilakukan untuk membedakan antara glukosa dan galaktosa.
a. Prinsip
Larutan uji dicampurkan dengan HNO3 pekat kemudian dipanaskan.
Karbohidrat dengan asam nitrat pekat akan menghasilkan asam yang dapat larut.
Namun, laktosa dan galaktosa menghasilkan asam musat yang dapat larut.
b. Cara kerja
1. 10 tetes larutan uji dan 2 tetes HNO3 pekat dimasukkan di dalam tabung
reaksi.
2. Selanjutnya dipanaskan dalam penangas air mendidih sampai
volumenya kira-kira tinggal 2-3 tetes.
3. Lalu didinginkan perlahan-lahan, dan perhatikan terbentuknya kristal-
kristal keras seperti pasir.
4. Selanjutnya diamati di bawah mikroskop.

BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa:


a. Karbohidrat adalah senyawa yang mengandung unsur-unsur: C, H dan O,
terutama terdapat didalam tumbuh-tumbuha n yaitu kira-kira 75%.
b. Analisa kualitatif pada karbohidrat meliputi Uji molisch, Uji barfoed, Uji
benedict, Uji Seliwanoff dan Uji Iodin.
c. Analisa kuantitatif pada karbohidrat meliputi Metode Luff Schoorl, Metode
Nelson-Somogyi, Metode Anthrone, Metode Folin, Metode Enzimatis, dan
Metode Kromatografi.

DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Penerbit UI-Press.
Sastrohamidjojo, H. 2005. Kimia Organik. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Sudarmadji, S. 1989. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta :
Liberti
Sudarmadji, S; B. Haryono; dan Suhardi. 2003. Analisa Bahan Makanan dan
Pertanian. Yogyakarta: Liberty.

Anda mungkin juga menyukai