Anda di halaman 1dari 10

KONSEP DASAR MEDIS

A. PENGERTIAN
Vertigo adalah gejala klasik yang dialami ketika terjadi disfungsi yang
cukup cepat dan asimetris system vestibuler perifer (telinga dalam). (Smeltzer &
Bare, 2002)
Vertigo adalah sensasi berputar atau berpusing yang merupakan suatu
gejala, penderita merasakan benda-benda di sekitarnya bergerak-gerak memutar
atau bergerak naik-turun karena gangguan pada sistem keseimbangan. (Sherwood,
2001)
Kata vertigo berasal dari bahasa Yunani vertere yang artinya memutar.
Pengertian vertigo adalah sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau
lingkungan sekitarnya, dapat disertai gejala lain, terutama dari jaringan otonomik
akibat gangguan alat keseimbangan tubuh Vertigo mungkin bukan hanya terdiri
dari satu gejala pusing saja, melainkan kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri
dari gejala somatik (nistagmus, unstable), otonomik (pucat, peluh dingin, mual,
muntah) dan pusing. (http://www.kalbefarma.com)

B. ETIOLOGI
Vertigo merupakan suatu gejala, penyebabnya antara lain akibat kecelakaan, stres,
gangguan pada telinga bagian dalam, obat-obatan, terlalu sedikit atau banyak aliran
darah ke otak, dan lain-lain. Tubuh merasakan posisi dan mengendalikan
keseimbangan melalui organ keseimbangan yang terdapat di telinga bagian dalam.
Organ ini memiliki saraf yang berhubungan dengan area tertentu di otak. Vertigo
bisa disebabkan oleh kelainan di dalam telinga, di dalam saraf yang
menghubungkan telinga dengan otak dan di dalam otaknya sendiri.
Penyebab umum dari vertigo:
1. Keadaan lingkungan : mabuk darat, mabuk laut.
2. Obat-obatan, alkohol.
3. Kelainan telinga : endapan kalsium pada salah satu kanalis semisirkularis di
dalam telinga bagian dalam yang menyebabkan benign paroxysmal positional
vertigo (jenis vertigo yang menyerang dalam waktu yang singkat tetapi bisa

Perawatina.blogspot.com
cukup berat yang terjadi secara berulang-ulang. Vertigo ini muncul setelah
terserang infeksi virus atau adanya peradangan dan kerusakan di daerah telinga
tengah. Saat menggerakkan kepala/ menoleh secara tiba-tiba maka gejalanya
akan muncul), infeksi telinga bagian dalam karena bakteri, labirintis, penyakit
maniere, peradangan saraf vestibuler, herpes zoster.
4. Kelainan neurologis : tumor otak, tumor yang menekan saraf vestibularis,
sklerosis multipel, dan patah tulang otak yang disertai cedera pada labirin,
persyarafannya atau keduanya.
5. Kelainan sirkularis : gangguan fungsi otak sementara karena berkurangnya
aliran darah ke salah satu bagian otak (transient ischemic attack) pada arteri
vertebral dan arteri basiler.
Menurut http://www.kalbefarma.com, etiologi vertigo antara lain :
1. Penyakit sistem vestibuler perifer :
a. Telinga bagian luar : serumen, benda asing.
b. Telinga bagian tengah: retraksi membran timpani, otitis media purulenta
akuta, otitis media dengan efusi, labirintitis, kolesteatoma, rudapaksa dengan
perdarahan.
c. Telinga bagian dalam: labirintitis akuta toksika, trauma, serangan vaskular,
alergi, hidrops labirin (morbus Meniere ), mabuk gerakan, vertigo postural.
d. Nervus VIII : infeksi, trauma, tumor.
e. Inti vestibularis: infeksi, trauma, perdarahan, trombosis arteria serebeli
posterior inferior, tumor, sklerosis multipleks.
2. Penyakit SSP :
a. Hipoksia Iskemia otak. : Hipertensi kronis, arterios-klerosis, anemia,
hipertensi kardiovaskular, fibrilasi atrium paroksismal, stenosis dan
insufisiensi aorta, sindrom sinus karotis, sinkop, hipotensi ortostatik, blok
jantung.
b. Infeksi : meningitis, ensefalitis, abses, lues.
c. Trauma kepala/labirin.
d. Tumor, migren, epilepsi.
3. Kelainan endokrin: hipotiroid, hipoglikemi, hipoparatiroid, tumor medula
adrenal, keadaan menstruasi-hamil-menopause.

Perawatina.blogspot.com
4. Kelainan psikiatrik: depresi, neurosa cemas, sindrom hiperventilasi, fobia.
5. Kelainan mata : kelainan proprioseptik.
6. Intoksikasi.

C. PATOFISIOLOGI / PATHWAYS
Vertigo timbul jika terdapat ketidakcocokan informasi aferen yang
disampaikan ke pusat kesadaran. Susunan aferen yang terpenting dalam sistem ini
adalah susunan vestibuler atau keseimbangan, yang secara terus menerus
menyampaikan impulsnya ke pusat keseimbangan. Susunan lain yang berperan
ialah sistem optik dan pro-prioseptik, jaras-jaras yang menghubungkan nuklei
vestibularis dengan nuklei nervus III, IV dan VI, susunan vestibuloretikularis, dan
vestibulospinalis.
Informasi yang berguna untuk keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh
reseptor vestibuler, visual, dan proprioseptik; reseptor vestibuler memberikan
kontribusi paling besar, yaitu lebih dari 50 % disusul kemudian reseptor visual dan
yang paling kecil kontribusinya adalah proprioseptik. Dalam kondisi
fisiologis/normal, informasi yang tiba di pusat integrasi alat keseimbangan tubuh
berasal dari reseptor vestibuler, visual dan proprioseptik kanan dan kiri akan
diperbandingkan, jika semuanya dalam keadaan sinkron dan wajar, akan diproses
lebih lanjut. Respons yang muncul berupa penyesuaian otot-otot mata dan
penggerak tubuh dalam keadaan bergerak. Di samping itu orang menyadari posisi
kepala dan tubuhnya terhadap lingkungan sekitar. Jika fungsi alat keseimbangan
tubuh di perifer atau sentral dalam kondisi tidak normal/ tidak fisiologis, atau ada
rangsang gerakan yang aneh atau berlebihan, maka proses pengolahan informasi
akan terganggu, akibatnya muncul gejala vertigo dan gejala otonom; di samping itu,
respons penyesuaian otot menjadi tidak adekuat sehingga muncul gerakan abnormal
yang dapat berupa nistagmus, unsteadiness, ataksia saat berdiri/berjalan dan gejala
lainnya.

Perawatina.blogspot.com
D. MANIFESTASI KLINIS
Perasaan berputar yang kadang-kadang disertai gejala sehubungan dengan reak dan
lembab yaitu mual, muntah, rasa kepala berat, nafsu makan turun, lelah, lidah pucat
dengan selaput putih lengket, nadi lemah, puyeng (dizziness), nyeri kepala,
penglihatan kabur, tinitus, mulut pahit, mata merah, mudah tersinggung, gelisah,
lidah merah dengan selaput tipis.

E. PENATALAKSANAAN
a. Penatalaksanaan medis.
Terapi menurut Kang (2004), terdiri dari :
 Terapi kausal
 Terapi simtomatik
 Terapi rehabilitatif
b. Langkah-langkah untuk meringankan atau mencegah gejala vertigo :
 Tarik napas dalam-dalam dan pejamkan mata.
 Tidur dengan posisi kepala yang agak tinggi.
 Buka mata pelan-pelan, miringkan badan atau kepala ke kiri dan ke kanan.
 Bangun secara perlahan dan duduk dulu sebelum beranjak dari tempat tidur.
 Hindari posisi membungkuk bila mengangkat barang.
 Gerakkan kepala secara hati-hati

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan CT-scan atau MRI kepala dapat menunjukkan kelainan tulang atau
tumor yang menekan saraf. Jika diduga infeksi maka bisa diambil contoh cairan
dari telinga atau sinus atau dari tulang belakang.
2. Pemeriksaan angiogram, dilakukan karena diduga terjadi penurunan aliran darah
ke otak. Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat adanya sumbatan pada
pembuluh darah yang menuju ke otak.
3. Pemeriksaan khusus : ENG, Audiometri dan BAEP, psikiatrik.
4. Pemeriksaan tambahan : EEG, EMG, EKG, laboratorium, radiologik.
5. Pemeriksaan fisik : mata, alat keseimbangan tubuh, neurologik, otologik,
pemeriksaan fisik umum.

Perawatina.blogspot.com
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
a. Aktivitas / Istirahat
 Letih, lemah, malaise
 Keterbatasan gerak
 Ketegangan mata, kesulitan membaca
 Insomnia, bangun pada pagi hari dengan disertai nyeri kepala
 Sakit kepala yang hebat saat perubahan postur tubuh, aktivitas (kerja) atau
karena perubahan cuaca.
b. Sirkulasi
 Riwayat hypertensi
 Denyutan vaskuler, misal daerah temporal
 Pucat, wajah tampak kemerahan.
c. Integritas Ego
 Faktor-faktor stress emosional/lingkungan tertentu.
 Perubahan ketidakmampuan, keputusasaan, ketidakberdayaan depresi.
 Kekhawatiran, ansietas, peka rangsangan selama sakit kepala.
 Mekanisme refresif/dekensif (sakit kepala kronik)
d. Makanan dan cairan
 Makanan yang tinggi vasorektiknya misalnya kafein, coklat, bawang, keju,
alkohol, anggur, daging, tomat, makan berlemak, jeruk, saus, hotdog, MSG
(pada migrain).
 Mual/muntah, anoreksia (selama nyeri)
 Penurunan berat badan
e. Neurosensoris
 Pening, disorientasi (selama sakit kepala)
 Riwayat kejang, cedera kepala yang baru terjadi, trauma, stroke.
 Aura ; fasialis, olfaktorius, tinitus.
 Perubahan visual, sensitif terhadap cahaya/suara yang keras, epitaksis.
 Parastesia, kelemahan progresif/paralysis satu sisi tempore.

Perawatina.blogspot.com
 Perubahan pada pola bicara/pola pikir
 Mudah terangsang, peka terhadap stimulus.
 Penurunan refleks tendon dalam
 Papiledema.
f. Nyeri/ kenyamanan
 Karakteristik nyeri tergantung pada jenis sakit kepala, misal migrain,
ketegangan otot, cluster, tumor otak, pascatrauma, sinusitis.
 Nyeri, kemerahan, pucat pada daerah wajah
 Fokus menyempit
 Fokus pada diri sndiri
 Respon emosional/perilaku tak terarah seperti menangis, gelisah.
 Otot-otot daerah leher juga menegang, frigiditas vokal.
g. Keamanan
 Riwayat alergi atau reaksi alergi
 Demam (sakit kepala)
 Gangguan cara berjalan, parastesia, paralisis
 Drainase nasal purulent (sakit kepala pada gangguan sinus)
h. Interaksi sosial
Perubahan dalam tanggung jawab/peran interaksi sosial yang berhubungan
dengan penyakit.
i. Penyuluhan / pembelajaran
 Riwayat hypertensi, migrain, stroke, penyakit pada keluarga
 Penggunaan alcohol/obat lain termasuk kafein.
 Kontrasepsi oral/hormone, menopause.

B. DIAGNOSA
1. Gangguan rasa nyaman : nyeri (akut/kronis) berhubungan dengan peningkatan
tekanan intrakranial, stress dan ketegangan, iritasi/tekanan saraf, vasopressor.
2. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan ketidak-adekuatan relaksasi,
metode koping tidak adekuat.

Perawatina.blogspot.com
3. Defisiensi pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan keterbatasan kognitif, tidak mengenal sumber informasi,
kurang kemampuan mengingat.

C. INTERVENSI
1. Gangguan rasa nyaman : nyeri (akut/kronis) berhubungan dengan peningkatan
tekanan intrakranial, stress dan ketegangan, iritasi/tekanan saraf, vasopressor.
Tujuan : nyeri hilang atau berkurang
Kriteria hasil :
 Klien mengungkapkan rasa nyeri berkurang atau hilang.
 Tanda-tanda vital normal.
 Klien tampak rileks.
Intervensi dan rasional :
1) Pantau tanda-tanda vital, intensitas/skala nyeri.
R : Mengenal dan memudahkan dalam melakukan tindakan keperawatan.
2) Anjurkan klien istirahat ditempat tidur.
R : istirahat untuk mengurangi intesitas nyeri
3) Atur posisi pasien senyaman mungkin.
R : posisi yang tepat mengurangi penekanan dan mencegah ketegangan otot
serta mengurangi nyeri.
4) Ajarkan teknik relaksasi dan napas dalam.
R : relaksasi mengurangi ketegangan dan membuat perasaan lebih nyaman.
5) Kolaborasi untuk pemberian analgetik.
R : untuk mengurangi nyeri sehingga pasien menjadi lebih nyaman.
2. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan ketidak-adekuatan relaksasi,
metode koping tidak adekuat.
Tujuan : koping individu menjadi lebih adekuat.
Kriteria hasil :
 Klien mengidentifikasi perilaku yang tidak efektif.
 Klien mengungkapkan kesadaran tentang kemampuan koping yang dimiliki.
 Mengkaji situasi saat ini yang akurat.
 Menunjukkan perubahan gaya hidup yang diperlukan/situasi yang tepat.

Perawatina.blogspot.com
Intervensi dan rasional :
1) Kaji kapasitas fisiologis yang bersifat umum.
R : Mengenal sejauh dan mengidentifikasi penyimpangan fungsi fisiologis
tubuh dan memudahkan dalam melakukan tindakan keperawatan.
2) Sarankan klien untuk mengekspresikan perasaannya.
R : klien akan merasakan kelegaan setelah mengungkapkan segala
perasaannya dan menjadi lebih tenang.
3) Berikan informasi mengenai penyebab sakit kepala, penenangan dan hasil
yang diharapkan.
R : agar klien mengetahui kondisi dan pengobatan yang diterimanya, dan
memberikan klien harapan dan semangat untuk pulih.
4) Dekati pasien dengan ramah dan penuh perhatian, ambil keuntungan dari
kegiatan yang dapat diajarkan.
R : membuat klien merasa lebih berarti dan dihargai.
3. Defisiensi pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan keterbatasan kognitif, tidak mengenal sumber informasi,
kurang kemampuan mengingat.
Tujuan : klien mengutarakan pemahaman tentang kondisi, efek prosedur, dan
proses pengobatan.
Kriteria hasil :
 Melakukan prosedur yang diperlukan dan menjelaskan alasan dari suatu
tindakan.
 Memulai perubahan gaya hidup yang diperlukan dan ikut serta dalam
regimen perawatan.
Intervensi dan rasional :
1) Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakitnya.
R : megetahui seberapa jauh pengalaman dan pengetahuan klien dan
keluarga tentang penyakitnya.
2) Berikan penjelasan pada klien tentang penyakitnya dan kondisinya
sekarang.
R : dengan mengetahui penyakit dan kondisinya sekarang, klien dan
keluarganya akan merasa tenang dan mengurangi rasa cemas.

Perawatina.blogspot.com
3) Diskusikan penyebab individual dari sakit kepala bila diketahui.
R : untuk mengurangi kecemasan klien serta menambah pengetahuan klien
tetang penyakitnya.
4) Minta klien dan keluarga mengulangi kembali tentang materi yang telah
diberikan.
R : mengetahui seberapa jauh pemahaman klien dan keluarga serta menilai
keberhasilan dari tindakan yang dilakukan.
5) Diskusikan mengenai pentingnya posisi atau letak tubuh yang normal.
R : agar klien mampu melakukan dan merubah posisi/letak tubuh yang
kurang baik.
6) Anjurkan pasien untuk selalu memperhatikan sakit kepala yang dialaminya
dan faktor-faktor yang berhubungan.
R : dengan memperhatikan faktor yang berhubungan klien dapat
mengurangi sakit kepala sendiri dengan tindakan sederhana, seperti
berbaring, beristirahat pada saat serangan.

DAFTAR PUSTAKA
1. Doenges, M.E. (2000). Rencana asuhan keperawatan: Pedoman untuk perencanaan
dan pendokumentasian perawatan pasien. Edisi 3. Jakarta : EGC.
2. http://www.kalbefarma.com/files/cdk/files/14415TerapiAkupunkturuntukVertigo.p
df/144_15TerapiAkupunkturuntukVertigo.html
3. Kang L S,. Pengobatan Vertigo dengan Akupunktur, Cermin Dunia Kedokteran No.
144, Jakarta, 2004.
4. Price, S.A., & Wilson, L.M. (2006). Patifisiologi: Konsep klinis proses-proses
penyakit.Vol.2. Jakarta: EGC.
5. Sherwood, L. (2001). Fisiologi manusia: dari sel ke sistem, Ed: 2. Jakarta: EGC
6. Smeltzer, S.C., & Bare, B.G. (2002). Buku ajar keperawatan medical-bedah
Brunner & Suddarth, vol:3. Jakarta: EGC

Perawatina.blogspot.com
LAPORAN PENDAHULUAN
VERTIGO

DISUSUN OLEH :
SENNY FINA FITRANINGTYAS
0920.70.101

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2011/2012

Perawatina.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai