Tergantungnya jalan nafas dapat menyebabkan kematian lebih cepat dari pada ketidak mampuan
bernafas.
Ketidak mampuan bernafas dapat menyebabkan kematian lebih cepat dari pada kehilangan darah
Mengerti prinsip dan mampu melakukan “primary survey” dan “secondary survey”.
Mampu melakukan resusitasi dan terapi difinitif yang perlu dalam 1-2 jam pertama setelah trauma.
Mengenal dan mampu bekerja sesuai protokol bencana pada keadan bencana
Selain itu harus mengerti dan mampu melakukan intubasi oro dan nasotrakheal pada orang dewasa
maupaun anak kecil/bayi.
“venous Cutdwon”
Mampu perikordienesis .
Karena penanggulangan pasien trauma sangat tergantung kepada waktu kecepatan bekerja, maka harus
dapat bekerja sesuai urutan tindakan yang berlaku, yaitu :
ý Kesiap-siagaan
ý Triage
ý Primary survey
ý Resusitasi
KESIAP-SIAGAAN:
Pada fase ini dibagi menjadi pra rumah sakit dan fase rumah sakit
Koordinatir antara ambulans 119 dengan rumah sakit dapat memperbaiki kualitas penanggulangan
pasien gawat darurat. Idealnya ambulans 119 dapat memberi tahu R.S yang dituju mengenai triage dan
biomekanik kecelakaan pasien sebelum meninggalkan tempat kejadian atau waktu perjalanan. Tindakan
awak ambulans hanya imobilisasi dan transportasi pasien ke IGD yang sesuai dengan triange pasien,
yaitu IGD level 1, 2 dan level 3.
ý Fase rumah sakit
Desain ruangan dan penyediaan alat atau obat harus di persiapkan untuk menanggulangi pasien gawat
darurat terkait secara efesien.
TRIAGE
Triage adalah seleksi klien sesuai dengan kebutuhan terapi. Terapi yang dilakukan sesuai dengan
prioritas A, B, C (A airway dengan kontrol vertebra sevikal, B breathing dan C circulation dengan kontrol
pendarahan)
Triage dapat di lakukan dengan di rumah sakit maupun dilapangan supaya tidak melakukan kesalahan
adalah memilih rumah sakit yang dituju ,dua tipe trage yaitu;
ý Bila jumlah klien tidak melebihi kapasitas rumah sakit/fasilitas kesehatan. Dalam keadaan ini pasien
dengan keadaan paling gawat atau cedera multiple didahulukan menanggulanginya (selection of
problem)
ý Bila jumlah pasien melebihi kapasitas rumah sakit/fasilitas kesehatan dalam keadaan ini klien yang
mempunyai kemungkinan hidup didahulukan penanggulangannya, disini dilakukan adalah “selection of
pasients”