Bab Ii Mrva
Bab Ii Mrva
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Hifema merupakan keadaan dimana terdapat darah di dalam bilik mata depan,
yaitu daerah di antara kornea dan iris, yang dapat terjadi akibat trauma tumpul yang
merobek pembuluh darah iris atau badan siliar dan bercampur dengan humor
aqueus (cairan mata) yang jernih. Darah yang terkumpul di bilik mata depan
biasanya terlihat dengan mata telanjang. Walaupun darah yang terdapat di bilik
Hifema atau darah di dalam bilik mata depan dapat terjadi akibat trauma
tumpul yang merobek pembuluh darah iris atau badan siliar. Bila pasien duduk
hifema akan terlihat terkumpul dibawah bilik mata depan dan hifema dapat
dan iridodialisis. Pasien akan mengeluh sakit disertai dengan epifora dan
merusak sudut bilik mata depan. Darah di dalam aqueous dapat membentuk suatu
lapisan yang dapat terlihat (hifema). Glaukoma akut terjadi bila anyaman trabekular
tersumbat oleh fibrin dan sel atau bila pembentukan bekuan darah menimbulkan
bokade pupil.
B. EPIDEMIOLOGI
C. KLASIFIKASI
1. Hifema traumatika adalah perdarahan pada bilik mata depan yang disebabkan
pecahnya pembuluh darah iris dan badan silier akibat trauma pada segmen
3. Hifema akibat inflamasi yang parah pada iris dan badan silier, sehingga
4. Hifema akibat kelainan sel darah atau pembuluh darah (contohnya juvenile
xanthogranuloma).
Hifema biasanya disebabkan oleh trauma tumpul pada mata seperti terkena
bola, batu, peluru senapan angin, dan lain-lain. Selain itu, hifema juga dapat terjadi
karena kesalahan prosedur operasi mata. Keadaan lain yang dapat menyebabkan
hifema namun jarang terjadi adalah adanya tumor mata (contohnya retinoblastoma),
Hifema yang terjadi karena trauma tumpul pada mata dapat diakibatkan oleh
jaringan iris, korpus siliaris dan koroid. Jaringan tersebut mengandung banyak
pembuluh darah, sehingga akan menimbulkan perdarahan. Pendarahan yang timbul
dapat berasal dari kumpulan arteri utama dan cabang dari badan ciliar, arteri koroid,
vena badan siliar, pembuluh darah iris pada sisi pupil. Perdarahan di dalam bola
mata yang berada di kamera anterior akan tampak dari luar. Timbunan darah ini
E. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala penyakit ini sangat sederhana. Gejala tersebut meliputi :
3. nyeri di mata
4. pandangan kabur
F. DIAGNOSIS
adanya hifema. Pada gambaran klinik ditemukan adanya perdarahan pada COA
midriasis, dan sukar melihat dekat, kemungkinan disertai gangguan umum yaitu
Penglihatan pasien akan sangat menurun. Terdapat penumpukan darah yang terlihat
dengan mata telanjang bila jumlahnya cukup banyak. Bila pasien duduk, hifema
akan terlihat terkumpul di bagian bawah COA, dan hifema dapat memenuhi seluruh
ruang COA. Otot sfingter pupil mengalami kelumpuhan, pupil tetap dilatasi
(midriasis), dapat terjadi pewarnaan darah (blood staining) pada kornea, anisokor
pupil.
mengganggu media refraksi. Darah yang mengisi kamera okuli ini secara langsung
kamera anterior oleh darah. Kenaikan tekanan intraokuler ini disebut glaukoma
sekunder.
Pemeriksaan Penunjang
dapat menurun akibat kerusakan kornea, aqueous humor, iris dan retina.
okuler, glaukoma.
Biasanya hifema akan hilang sempurna. Bila perjalanan penyakit tidak berjalan
1) Menghentikan perdarahan.
absorbsi.
traumatik hifema pada prinsipnya dibagi dalam 2 golongan besar yaitu perawatan
tindakan operasi.
(diberi alas bantal) dengan elevasi kepala 30º - 45o (posisi semi fowler). Hal ini
akan mengurangi tekanan darah pada pembuluh darah iris serta memudahkan kita
mengenai tirah baring sempurna ini sebagai tindakan pertama yang harus
perdarahan sekunder. Hal ini sering sukar dilakukan, terlebih-lebih pada anak-anak,
sehingga kalau perlu harus diikat tangan dan kakinya ke tempat tidur dan
2. Bebat mata
antara para ahli. Penggunaan bebat mata pada mata yang terkena trauma yaitu untuk
3. Pemakaian obat-obatan
absorbsinya dan menekan komplikasi yang timbul. Untuk maksud di atas digunakan
obat-obatan seperti :
Koagulansia
Golongan obat koagulansia ini dapat diberikan secara oral maupun parenteral,
Anaroxil, Adona AC, Coagulen, Transamin, vit K dan vit C. Pada hifema yang baru
dan terisi darah segar diberi obat anti fibrinolitik (di pasaran obat ini dikenal sebagai
transamine/ transamic acid) sehingga bekuan darah tidak terlalu cepat diserap dan
pembuluh darah diberi kesempatan untuk memperbaiki diri dahulu sampai sembuh.
Pemberiannya 4 kali 250 mg dan hanya kira-kira 5 hari jangan melewati satu
minggu oleh karena dapat timbulkan gangguan transportasi cairan COA dan
Midriatika Miotika
miotika bersama-sama dengan interval 30 menit sebanyak dua kali sehari akan
bahwa cara ini tidak rutin. Pada hifema yang penuh dengan kenaikan tekanan intra
okular, berilah diamox, glyserin, nilai selama 24 jam. Bila tekanan intra okular tetap
tinggi atau turun, tetapi tetap diatas normal, lakukan parasentesa yaitu pengeluaran
drah melalui sayatan di kornea Bila tekanan intra okular turun sampai normal,
diamox terus diberikan dan dievaluasi setiap hari. Bila tetap normal tekanan intra
okularnya dan darahnya masih ada sampai hari ke 5-9 lakukan juga parasentesa.
Kortikosteroid dan Antibiotika
KOMPLIKASI
komplikasi dari traumanya sendiri berupa dislokasi dari lensa, ablatio retina,
tingginya hifema.
1. Perdarahan sekunder
karena iritasi pada iris akibat traumanya, atau merupakan lanjutan dari perdarahan
primernya. Perdarahan sekunder biasanya lebih hebat daripada yang primer. Terjadi
pada 1/3 pasien, biasanya antara 2-5 hari setelah trauma inisial dan selalu bervariasi
2. Glaukoma sekunder
20% , sedang di RS: Dr: Soetomo sebesar17,5%. Adanya darah dalam COA dapat
menghambat aliran cairan bilik mata oleh karena unsur-unsur darah menutupi sudut
3. Hemosiderosis kornea
Pada penyembuhan darah pada hifema dikeluarkan dari COA dalam bentuk
sel darah merah melalui sudut COA menuju kanal Schlemm sedangkan
sisanya akan diabsorbsi melalui permukaan iris. Penyerapan pada iris dipercepat
terurai dalam bentuk hemosiderin. Bila terdapat penumpukan dari hemosiderin ini,
kuning dan disebut hemosiderosis atau imbibisio kornea, yang hanya dapat ditolong
dengan keratoplasti. Imbibisio kornea dapat dipercepat terjadinya oleh hifema yang
kembali jernih dalam waktu yang lama (2 tahun). Insidensinya ± 10%.3 Zat besi di
dalam bola mata dapat menimbulkan siderosis bulbi yang bila didiamkan akan
4. Sinekia Posterior
akibat dari iritis atau iridocyclitis.Komplikasi ini jarang pada pasien yang mendapat
terapi medikamentosa dan lebih sering terjadi pada pada pasien dengan evakuasi
pasien dengan hifema pada COA dalam waktu yang lama, biasanya 9 hari atau
lebih.Patogenesis dari sinekia anterior perifer berhubungan dengan iritis yang lama
akibat trauma atau dari darah pada COA. Bekuan darah pada sudut COA kemudian
mata tertutup.