Hepatitis B PDF
Hepatitis B PDF
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hepatitis
2.1.1. Definisi
Hepatitis virus adalah radang hati yang disebabkan oleh virus. Dikatakan
akut apabila inflamasi (radang) hati akibat infeksi virus hepatitis yang
berlangsung selama kurang dari 6 bulan, dan kronis apabila hepatitis yang tetap
bertahan selama lebih dari 6 bulan. Keadaan kronis pada anak-anak lebih sukar
dirumuskan karena perjalanan penyakitnya lebih ringan daripada orang dewasa.
2.2.HEPATITIS B
2.2.1.Etiologi
2.2.2.Epidemiologi
2.2.3.Masa inkubasi
Pada umumnya infeksi virus hepatitis B terjadi lebih lambat dibandingkan dengan
infeksi virus hepatitis A. Hepatitis B cencerung relatif lebih ringan pada bayi dan
anak-anak serta mungkin tidak diketahui. Beberapa penderita infeksi terutama
neonatus akan menjadi karier kronis. Masa inkubasi hepatitis B dimulai sejak
pemaparan hingga awitan ikterus selama 2 – 5 bulan. Pada penyakit ini tidak
terdapat prevalensi yang berhubungan dengan musim (Hetti, 2009).
2.2.4.Penularan
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinik yang ditemui dan didukung oleh
pemeriksaan laboratorium. Riwayat ikterus pada para kontak keluarga, kawan-
kawan sekolah, pusat perawatan bayi, teman-teman atau perjalanan ke daerah
endemi dapat memberikan petunjuk tentang diagnosis. Hepatitis B kronis
merupakan penyakit nekroinflamasi kronis hati yang disebabkan oleh infeksi virus
hepatitis B persisten. Hepatitis B kronis ditandai dengan HBsAg positif (> 6
bulan) di dalam serum, tingginya kadar HBV DNA dan berlangsungnya proses
nekroinflamasi kronis hati. Carrier HBsAg inaktif diartikan sebagai infeksi HBV
persisten hati tanpa nekroinflamasi. Sedangkan hepatitis B kronis eksaserbasi
adalah keadaan klinis yang ditandai dengan peningkatan intermiten ALT>10 kali
batas atas nilai normal (BANN).
Pada setiap pasien dengan infeksi HBV perlu dilakukan evaluasi awal.
Pada pasien dengan HBeAg positif dan HBV DNA > 105copies/ml dan kadar
ALT normal yang belum mendapatkan terapi antiviral perlu dilakukan
pemeriksaan ALT berkala dan skrining terhadap risiko KHS, jika perlu dilakukan
biopsi hati. Sedangkan bagi pasien dengan keadaan carrier HBsAg inaktif perlu
dilakukan pemantauan kadar ALT dan HBV DNA (Suharjo J.B., 2006).
Tabel 2.1
Definisi dan Kriteria Diagnostik Pasien dengan Infeksi Hepatitis B
Keadaan Definisi Kriteria Diagnostik
2.2.6.Gambaran klinis
Sebelum timbulnya ikterus biasanya didahului oleh suatu masa prodormal seperti
malaise, anoreksia, dan sering gejala gastrointestinalis, disertai nyeri perut atas.
Pemeriksaan laboratorium menunjukan hiperbilirubinemia, kenaikan kadar
transaminase serum. Pada tes serologis didapatkan HBsAg (+), Ig M Anti HBc
(+).Berdasarkan gejala klinis dan petunjuk serologis, manifestasi klinis hepatitis B
dibagi 2 yaitu :
b. Hepatitis Fulminan
c. Hepatitis Subklinik
Tabel 2.2
Penilaian respon terapi hepatits B kronis
Respon terapi Keterangan
Tabel 2.3
Rekomendasi terapi hepatitis B kronis
(>105 Strategi
copies/ml)
2.2.8.Vaksinasi Hepatitis B
Kini tersedia IG HBV titer tinggi (HBIG). Sebaiknya diberikan 0,05 ml/kg
HBIG secepatnya pada individu yang dimasuki darah yang terkontaminasi
HBsAG. Jenis vaksin untuk hepatitis B yaitu Inaktivated viral vaccine (IVV):
vaksin rekombinan dan plasma derived.. Diberikan dengan dosis 0,5 cc/dosis
secara SC/IM. Bayi yang lahir dari ibu dengan HBsAg negatif mendapat ½ dosis
anak vaksin rekombinan dan 1 dosis anak vaksin plasma derived. Dosis kedua
harus diberikan 1 bulan atau lebih setelah dosis pertama.
Bayi yang lahir dari ibu dengan HBsAg positif mendapat 0,5 cc HBIG
dalam waktu 12 jam setelah lahir dan 1 dosis anak vaksin rekombinan atau 1 dosis
anak vaksin plasma derived pada tempat suntikan yang berlainan. Dosis kedua
direkomendasikan pada umur 1 – 2 bulan dan ketiga 6 – 7 bulan atau bersama
dengan vaksin campak pada umur 9 bulan. Boster diberikan 5 tahun kemudian.
Kontra indikasi pada anak dengan defisiensi imun (mutlak). Efek samping berupa
reaksi lokal ringan dan demam sedang 24 – 48 jam (Dick G.,1992).
2.3. Pengetahuan
Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil dari tahu dan pengalaman
seseorang dalam melakukan penginderaan terhadap suatu rangsangan tertentu.