PROPOSAL PENELITIAN
Secara umum ada aturan-aturan, baik yang bersifat metodologis maupun teknis
dalam menyusun proposal. Aturan-aturan itu pada umumnya bersifat universal,
meskipun untuk hal-hal tertentu yang bersifat teknis ada yang harus disesuaikan dengan
kebutuhan lembaga-lembaga tertentu. Tidak semua proposal penelitian mempunyai
format atau komponen yang sama. Para ahli mengajukan format dan komponen berbeda
antara yang satu dengan lainnya. Namun begitu, secara umum proposal penelitian antara
lain meliputi:
Pendahuluan
Bagian ini antara lain berisi: latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.
Tinjauan pustaka
Bagian ini antara lain berisi: kajian teori, kerangka berpikir penelitian, dan hipotesis
penelitian
Prosedur penelitian.
Bagian ini antara lain berisi: jenis dan pendekatan penelitian, lokasi dan waktu
penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, dan
teknis analisis data.
1
Selain ketiga komponen di atas, proposal penelitian kadang dilengkapi dengan
rancangan jadwal pelaksanaan penelitian, dan rancangan pembiayaan penelitian.
Sistematika proposal penelitian terkadang tidak sama antara penelitian satu dengan
penelitian lainnya. Hal ini bergantung pada pemikiran si peneliti, atau kadang telah
ditentukan oleh institusi yang menaungi dan atau membiayai penelitian tersebut. Salah
satu alternatif sistematika proposal penelitian adalah sebagai berikut:
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Identifikasi Masalah
C. Batasan Masalah
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
A. Kajian Teori
B. Kerangka Berfikir
C. Hipotesis
2
2. Menulis proposal penelitian
I. PENDAHULUAN
3
B. Identifikasi masalah
Bagian identifikasi masalah berisi poin-poin masalah yang terdapat dalam latar
belakang masalah. Pada bagian ini, peneliti mengemukakan berbagai masalah yang
telah dikemukakan dalam latar belakang dan dituliskan dalam bahasa yang lebih singkat
dan sistematis. Dari bagian ini akan tampak berbagai masalah yang menjadi kontek dan
latarbelakang dilakukannya penelitian.
C. Batasan masalah
D. Rumusan Masalah
Sebagai penegasan dari apa yang telah dibahas dalam latar belakang masalah,
pada bagian ini perlu dikemukakan rumusan spesifik dari masalah yang hendak
dipecahkan. Rumusan masalah dikemukakan secara singkat, padat, jelas, dan biasanya
dinyatakan dengan menggunakan kalimat tanya.
E. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian berisi tujuan yang akan dicapai dalam penelitian. Pada suatu
penelitian, peneliti kadang menuliskan tujuan langsung yang secara spesifik diharapkan
dapat dicapai dari kegiatan penelitian. Namun terkadang tujuan penelitian ini dibedakan
menjadi dua bagian, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Pada tujuan umum,
dijelaskan secara garis besar mengenai pengetahuan yang akan diperoleh bila penelitian
telah dilakukan, sedangkan tujuan khusus diuraikan masing-masing hal yang berkaitan
dengan tujuan umum atau menjelaskan apasaja yang harus diperoleh terlebih dahulu
agar tujuan umum dapat dicapai.
4
F. Manfaat penelitian
Manfaat penelitian memuat kegunaan atau faedah yang dapat diperoleh dari hasil
penelitian yang telah dilaksanakan. Pada bagian ini perlu dikemukan manfaat penelitian
yang dilaksanakan bagi siapa dan untuk keperluan apa serta seberapa besar manfaat
yang dapat diperoleh.
B. Kerangka Berfikir
5
mengenai hubungan antar variabel penelitian dan masalah yang akan diteliti. Kerangka
berpikir merupakan bangun pemikiran peneliti yang menunjukan dengan jelas hubungan
antar variabel dan dugaan peneliti dalam hubungan antar variabel tersebut.
C. Hipotesis
Bagian ini merupakan salah satu bagian penting dari penelitian karena akan
mempengaruhi bagaimana dan seperti apa penelitian tersebut nantinya akan
dilaksanakan. Pada bagian ini dipaparkan tentang jenis penelitian yang akan
dilaksanakan, misal: penelitian eksperimen, penelitian tindakan kelas, atau yang lain.
6
Pendekatan penelitian yang akan digunakan juga dijelaskan disini, apakah penelitian
akan menggunakan pendekatan kuantitatif, kualitatif, atau keduanya. Pemilihan jenis
penelitian yang akan dilaksanakan harus memperhatikan tujuan penelitian yang akan
dicapai dan permasalahan apa yang akan diselesaikan. Suatu masalah tertentu
membutuhkan jenis penelitian tertentu untuk menyelesaiannya. Misalkan, penelitian
yang ingin memperbaiki kondisi pembelajaran suatu kelas tepat jika menggunakan
penelitian tindakan kelas dan akan tidak tepat mengggunakan penelitian eksperimen
atau pengembangan. Penelitian yang bertujuan untuk memverifikasi kebenaran suatu
teori secara empirik lebih tepat menggunakan penelitian eksperimen, bukan yang lain.
Ketidaktepan pemilihan jenis penelitian ini akan berdampak serius, tidak hanya pada
prosesnya, tetapi juga berpotensi akan memberikan kesimpulan hasil penelitian yang
salah. Pendekatan penelitian juga harus ditentukan secara hati-hati oleh peneliti. ada
beberapa perbedaan antara pendekatan kuantitatif dan kualitatif yang harus diperhatikan
dengan seksama oleh peneliti sebelum menentukan pendekatan mana yang akan
digunakan. Namun begitu, tidak tertutup kemungkinan peneliti dapat menggunakan
gabungan kedua pendekatan tersebut agar memperoleh temuan hasil penelitian yang
komprehensif.
Pada bagian ini peneliti menjelaskan kapan waktu penelitian dan dimana tempat
penelitian akan dilakukan. Penjelaskan ini diperlukan untuk memberikan gambaran
konteks waktu dan tempat penelitian.
Pada bagian ini peneliti menjelaskan siapa populasi dan sampel dari penelitian
yang dilaksanakan. Populasi adalah keseluruhan subjek yang menjadi wilayah
generalisasi hasil penelitian, sedangkan sampel adalah sebagian anggota populasi yang
dikenai tindakan penelitian. Populasi yang akan diteliti harus didefinisikan dengan jelas
sebelum penelitian dilakukan. Pada bagian ini peneliti perlu juga mengemukakan
bagaimana teknik pemelihan sampel yang dilakukan dan berapa sampel yang digunakan
dalam penelitian. Hal ini penting dikomunikasikan agar kredibilitas hasil penelitian bisa
diketahui dilihat dari representasi dan kecukupan sampel yang
7
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang akan digunakan peneliti untuk
mengumpulkan data penelitiannya. Peneliti dapat memilih berbagai teknik
pengumpulan data yang sesuai dengan kebutuhan data penelitiannya. Pada bagian ini,
peneliti menjelaskan tentang bagaimana saja cara yang akan digunakan untuk
mengumpulkan data-data penelitiannya. Tentunya, penentuan teknik pengumpulan data
ini harus disesuiakan dengan jenis data yang akan dikumpulkan. Beberapa teknik
pengumpulan data yang dapat dilakukan antara lain: pengamatan, angket, tes,
wawancara, dan lain-lain. Selain menjelaskan macam teknik pengumpulan data yang
akan digunakan, pada bagian ini juga perlu dijelaskan untuk mengumpulkan data
apasaja masing-masing teknik pengumpulan data yang digunakan. Misal, pengamatan
dilakukan untuk mengumpulkan data tentang proses pembelajaran, angket digunakan
untuk mengumpulkan data sikap atau motivasi belajar, tes digunakan untuk
mengumpulkan data tentang hasil belajar kognitif siswa, wawancara digunakan untuk
mengumpulkan data tentang pendapat siswa, dan lain sebagainya.
E. Instrumen Penelitian
Pada bagian ini peneliti menjelaskan instrumen apa saja yang digunakan, serta
untuk mengumpulkan data apasaja masing-masing instrument tersebut dalam penelitian.
Instrumen penelitian yang dimaksudkan disini adalah alat bantu yang dipilih dan
digunakan peneliti untuk mengumpulkan data. Instrumen penelitian dapat berupa angket
(questionnaire), daftar cocok (checklist) atau pedoman wawancara (interview guide atau
interview schedule), lembar pengamatan atau panduan pengamatan (observation sheet
atau observation schedule), soal tes (yang kadang-kadang hanya disebut dengan tes
saja), skala (scale), dan lain sebagainya. Pada penelitian kualitatif, peneliti sendiri juga
berfungsi sebagai instrumen penelitian (human instrumenti). Bahkan, dalam penelitian
kualitatif, penelitilah instrumen utamanya, sehingga apabila ada instrumen lain yang
digunakan maka instrument itu hanyalah pendukung dari instrument yang diperankan
oleh si peneliti.
8
F. Teknis Analisis Data
PERTEMUAN 3
Dalam ranah ilmu sosial, Masalah sosial yang didefinisikan Robert K Merton
sebagai ”ketidaksesuaian yang signifikan dan tidak diinginkan” antara standar
kebersamaan dan kondisi nyata. Atau dengan kata lain,”Sebuah situasi tak terduga yang
9
tidak sejalan dengan tata nilai yang dianut sekelompuk orang yang menyetujui bahwa
perlu adanya tindakan untuk mengatasi situasi”.
Variabel adalah gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati. Tentunya
banyak pengertian lain, tapi sepertinya pengertian itu sudah cukup. Merupakan suatu
konsep yang bervariasi atau konsep yang memiliki nilai ganda atau suatu faktor yang
jika diukur akan menghasilkan nilai yang bervariasi. Variabel juga dapat didefinisikan
sebagai atribut seseorang yang atau objek yang mempunyai variasi antara satu orang
dengan yang lain atau suatu objek dengan objek yang lain.
10
Cara Menemukan Masalah
Penemuan permasalahan juga merupakan tes bagi suatu bidang ilmu; seperti
diungkapkan oleh Mario Bunge [2]. dengan pernyataan: “Kriteria terbaik untuk
menjajagi apakah suatu disiplin ilmu masih hidup atau tidak adalah dengan memastikan
apakah bidang ilmu tersebut masih mampu menghasilkan permasalahan . . . . Tidak
satupun permasalahan akan tercetus dari bidang ilmu yang sudah mati”. Permasalahan
yang ditemukan, selanjutnya perlu dirumuskan ke dalam suatu pernyataan
(problem statement). Dengan demikian, pembahasan isi bab ini akan dibagi menjadi
dua bagian: (1) penemuan permasalahan, dan (2) perumusan permasalahan.
Penemuan masalah
11
Pengenalan ini akan menjadi bahan utama deskripsi “latar belakang permasalahan”
dalam usulan penelitian. Permasalahan dapat diidentifikasikan sebagai kesenjangan
antara fakta dengan harapan, antara tren perkembangan dengan keinginan
pengembangan, antara kenyataan dengan ide. Seperti yang diungkapkan Sutrisno Hadi
sebagai berikut:
PERTEMUAN 4
12
Selanjutnya perlu dicermati oleh seorang peneliti pendidikan adalah dari mana
sumber materi kajian pustaka? Serta seberapa jauh peranan kajian pustaka dalam
mengorganisasi suatu program penelitian? Untuk mencari jawaban persoalan diatas
maka paparan berikut mencoba untuk menjelaskan
Jika seorang peneliti ingin mencari atau menemukan suatu permasalahan yang
tepat, kemudian menemukan konsep, teori, model maupun paradigm yang valid maka
seorang peneliti sebaiknya menghimpun berbagai kepustakaan yang berkaitan dengan
pokok permasalahan yang sedang diteliti.
Secara garis besar, materi kepustakaan dapat dibagi atas sumber acuan primer
dan sumber acuan sekunder. Yang termasuk sumber acuan primer, antara lain: jurnal,
skripsi, tesis, disertasi, bulletin dsb. Sedangkan sumber acuan sekunder terdiri atas: text
book, encyclopedia, monograph, hasil review dsb. Karena sifatnya yang lebih baku
sering pula disebut “sumber pustaka baku”. Sifatnya lebih permanen, maka pada
umumnya memiliki waktu, masa usia terbit yang lebih lama. Dampaknya teori-teori
yang ada di dalamnya telah terpaut beberapa tahun dengan penelitian yang tengah
dilakukan.
Dalam penelitian peranan pustaka tidak dapat disangkal lagi terutama sebelum
peneliti menemukan atau menetapkan permasalahan yang akan menjadi objek
penelitian. Oleh karena itu peranan pustaka:
1. Peranan pustaka dalam penelitian sebelum menemukan masalah, yaitu dimana
masalah yang baik akan ditemui atau didapatkan oleh peneliti lewat kajian
pustaka yang harus dilakukan oleh peneliti secara tekun, disamping peneliti
mengadakan observasi ke objek penelitian.
2. Peranan pustaka dalam merancang bangun penelitian, yaitu sebelum bangun
penelitian diselesaikan, sebaiknya peneliti pengkaji ulang secara mendalam
penelitian tersebut melalui:
13
1) Berbagai sumber acuan sekunder yang sangat berkaitan dengan
permasalahan penelitian.
2) Mengkaji secara teliti pada sumber acuan primer.
3. Peranan pustaka dalam merumuskan hipotesis penelitian. Dalam hal ini
sebaiknya peneliti mengkaji ulang sebelum hipotesis penelitian dibakukan
dengan mengkaji kembali berbagai teori, konsep, model, paradigma yang betul-
betul yang berkaitan dengan focus masalah penelitian.
4. Peranan pustaka dalam melakukan interpretasi hasil, yakni setelah data
dianalisis, sebelum didiskusikan dalam bagian atau sub bab diskusi hasil. Dalam
hal ini peneliti harus mempersiapkan acuannya guna menguji konsep, konstruk,
teori maupun paradigma yang terkait dengan permasalahan yang sedang diteliti.
Berdasarkan peran kajian pustaka di atas, sangat jelas bahwa kajian pustaka
sangat berperan dalam setiap kegiatan penelitian, dan sangat tidak mungkin apabila
seorang peneliti yang melakukan penelitian tidak menggunakan kajian pustaka sama
sekali.
Sebaiknya penelitian itu harus bersumber atau bersandar pada acuan sumber
primer. Sebab dari sejumlah acuan sumber primer yang sering dijadikan rujukan adalah
jurnal. Langkah awal dari kegiatan penelitian terutama dalam menentukan atau
menetapkan permasalahan penelitian, peneliti dianjurkan untuk mencarinya di dalam
jurnal. Karena jurnal tidak semuanya sesuai dan tidak semuanya memuat permasalahan
seperti yang diinginkan oleh peneliti sesuai dengan bidang studi permasalahan yang
menjadi fokus penelitian.
Dalam upaya mencari jurnal yang betul-betul ada keterkaitannya dengan
permasalahan yang sedang menjadi fokus penelitian sebaiknya peneliti konsultasi
dengan pakar penelitian sebagai suatu tindakan yang tepat dalam mengatasi kesulitan
yang dihadapi peneliti, seperti yang dilakukan oleh John W.Best (1973), peneliti harus
menulis semua topik dari jurnal yang ditemukan terutama sekali topik yang ada
kaitannya dengan permasalahan permasalahan penelitian yang sedang diteliti, kemudian
diteliti satu persatu konsep-konsep yang ada di dalamnya.
14
Peneliti harus memperhatikan secara cermat, teliti sejumlah jurnal yang konsep-
konsep di dalamnya memeng ada kesesuaian ataupun ada kaitannya dengan masalah
yang sedang diteliti, dengan acuan yang lain. Kemudian peneliti menyeleksi secara
cermat, hati-hati, bila perlu diulangi lagi secara cermat agar peneliti dapat membangun
suatu model atau mungkin dapat membangun paradigma dari permasalahan yang sedang
ditekuni. Setelah semua dilakukan, kemudian peneliti mulai menyusun rancang bangun
atau desain penelitian, mkdel analisis, konsep, konstruk, teori maupun paradigma,
sesuai referensi dalam diskusi hasil, maupun interpretasi hasil penelitian.
Selanjutnya yang harus dilakukan peneliti selama berada di dalam perpustakaan
terutama berhubungan dengan ”dokumen file”, maka langkah-langkah yang perlu
diperhatikan, terutama setelah peneliti menemukan topik-topik jurnal dan acuan lain
yang sesuai dengan permasalahan yang sedang diteliti adalah mencari “ subject index”
dan author index”. Bila tidak memungkinkan, maka langkah yang harus ditempuh
peneliti adalah mengkaji materi yang ada dalam jurnal, buku teks, skripsi, bulletin, tesis,
disertasi, dan sebagainya, untuk dikutip konsep, konstruk, teori, model, maupun
paradigmanya sebagai bahan bagi peneliti untuk merekonstruksi tulisan penelitian.
15
4. Evaluation, peneliti mencoba mengungkapkan reaksinya, setuju ataupun tidak
setuju terhadap pernyataan peenulis pustaka, atau peneliti mencantumkan
interpretasinya. Secara teknis penulisan catatan hasil kajian pustaka dapat
diwujudkan dalam bentuk “index card system” yang ada pada perpustakaan, baik
yang berkaitan dengan kode sumber (journal, textbook, thesis, disertasi,
professional paper, other source type), maupun berdasarkan kode dasar warna,
serta berbagai modifikasi yang dapat memperjelas ataupun mempertegas
penggunaannya sehingga tidak membingungkan peneliti
PERTEMUAN 5
Jadi populasi bukan hanya orang tapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain.
Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi
16
meliputi karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu. Penelitian sample
baru boleh di laksanakan apabila keadaan subyek di dalam populasi benar-benar
homogen.
Kita melakukan penelitian sampel dari pada melakukan penelitian populasi karna
penelitian sampel memiliki beberapa keuntungan, yaitu:
1. Karna menghemat dari segi waktu, tenaga dan biaya karna subyek penelitian
sample relative lebih sedikit di banding dengan study populasi.
2. Di banding dengan penelitian populasi penelitian sample lebih baik karna
apabila penelitian populasi terlalu besar maka di khawatirkan ada yang terlewati
dan lebih merepotkan.
3. Pada penelitian populasi akn terjadi kelelahan dalam pencatatan dan analisisnya
4. Dalam penelitian populasi sering bersifat destruktif.
5. Adakalanya penelitian populasi tidak lebih baik di laksanakan karna terlalu luas
populasinya.
2. Sampel
Pengertian dari sampel adalah sebagian dari subyek dalam populasi yang diteliti,
yang sudah tentu mampu secara representative dapat mewakili populasinya
(Sabar,2007).
Menurut Sugiyono sampel adalah bagian atau jumlah dan karakteritik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, missal karena keterbatan dana, tenaga dan
waktu, maka peneliti akan mengambil sampel dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari
sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang
diambil dari populasi harus betul-betul representative (Sugiyono,2011).
A. Variabilitas populasi
17
Variabilitas populasi merupakan hal yang sudah “given”, artinya peneiti harus
menerima sebagaimana adanya, dan tidak dapat mengatur atau memanipulasinya.
B. Besar sampel
Makin besar sampel yang diambil akan semakin besar atau tinggi taraf
representativeness sampel tersebut. Jika populasinya homogen secara sempurna,
besarnya sampel tidak mempengaruhi tarag representativeness sampel.
Makin tinggi tingkat rambang dalam penentuan sampel, akan makin tinggi pula
tingkat representativeness sampel.
PERTEMUAN 6
HIPOTESIS PENELITIAN
Pengertian Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada
teori dan belum menggunakan fakta. Oleh karena itu, setiap penelitian yang dilakukan
memiliki suatu hipotesis atau jawaban sementara terhadap penelitian yang akan
dilakukan. Dari hipotesis tersebut akan dilakukan penelitian lebih lanjut untuk
membuktikan apakah hipotesis tersebut benar adanya atau tidak benar.
18
terbukti dan kalau tidak berarti bahwa tidak terbukti. Selanjutnya menguji hipotesis
statistik, berarti menguji apakah hipotesis penelitian yang telah terbukti atau tidak
terbukti berdasarkan data sampel itu dapat diberlakukan pada populasi atau tidak.
1. Hipotesis Deskriptif
Pengertian Hipotesis Deskriptif adalah dugaan terhadap nilai satu variabel dalam
satu sampel walaupun di dalamnya bisa terdapat beberapa kategori. Hipotesis deskriptif
ini merupakan salah satu dari macam macam hipotesis.
Contoh :
Ho : Kecenderungan masyarakat memilih warna mobil gelap.
Ha : Kecenderungan masyarakat memilih warna mobil bukan warna gelap.
2. Hipotesis Komparatif
Pengertian Hipotesis Komparatif adalah dugaan terhadap perbandingan nilai dua
sampel atau lebih. Hipotesis komparatif merupakan salah satu dari macam macam
hipotesis. Dalam hal komparasi ini terdapat beberapa macam, yaitu :
(1) Komparasi berpasangan (related) dalam dua sampel dan lebih dari dua sampel (k
sampel).
(2) Komparasi independen dalam dua sampel dan lebih dari dua sampel (k sampel).
Contoh :
Sampel Berpasangan, komparatif dua sampel
Ho : Tidak terdapat perbedaan nilai penjualan sebelum dan sesudah ada iklan.
Ha : Terdapat berbedaan nilai penjualan sebelum dan sesudah ada iklan
Sampel Independen, komparatif tiga sampel
Ho : Tidak terdapa perbedaan antara birokrat, akademisi dan pebisnis dalam memilih
partai.
Ha : Terdapa perbedaan antara birokrat, akademisi dan pebisnis dalam memilih partai.
3. Hipotesis Asosiatif
19
Pengertian Hipotesis Asosiatif adalah dugaan terhadap hubungan antara dua
variabel atau lebih. Hipotesis asosiatif merupakan salah satu dari macam macam
hipotesis.
Contoh :
Ho : Tidak terdapat hubungan antara jenis profesi dengan jenis olah raga yang
disenangi.
Ha : Terdapat hubungan antara jenis profesi dengan jenis olah raga yang disenangi.
PERTEMUAN 7
20
c. Obyektifitas (pertanyaan yang disusun harus senetral mungkin)
d. Relevansi Unit (adanya ketepatan dalam pemilihan kesatuan atau unsure sumber
data dengan permasalahan penelitian).
Dilihat dari jenisnya , pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam daftar
pertanyaan dapat dibedakan kedalam beberapa jenis pertanyaan, yaitu:
1. Pertanyaan tentang fakta (contoh: pertanyaan tentang Usia,pekerjaan dll)
2. Pertanyaan tentang Opini (pendapat) misalnya bagaimana pendapat anda mengenai
adanya listrik masuk desa
3. Pertanyaan tentang informasi atau pengetahuan(contoh: sejak kapan listrik masuk
desa ini ?)
4. Pertanyaan tentang persepsi(pertanyaan ini merupakan pertanyaan yang berusaha
mengukur bagaimana responden menilai sesuatu dalam hubungannya dengan hal
lainya atau orang lain).
Dilihat dari bentuknya,pertanyaan-pertanyaan yang digunakan dalam suatu
daftar pertanyaan dapat dibedakan menjadi tiga bentuk, yaitu pertanyaan
tertutup,pertanyaan terbuka, dan pertanyaan semi terbuka.
a. Pertanyaan tertutup adalah bentuk pertanyaan yang dilengkapi dengan sejumlah
alternative jawaban. Responden tinggal memilih salah satu dari alternative jawaban.
Responden tinggal memilih salah satu dari alternative yang telah disediakan
tersebut sesuai dengan pilihanya. Contoh: Berapa pendapatan anda dalam sebulan
?..
a). dibawah Rp 200.000
b). Rp 200.000 - Rp 300.000
c). Rp 400.000 - Rp 500.000
b. Pertanyaan setengah terbuka, yaitu suatu pertanyaan yang disamping tersedia
sejumlah alternative jawaban jua diberikan kemungkinan pada responden untuk
mengemukakan jawaban sesuai dengan kehendaknya.
Contoh pertanyaan terbuka misalnya: Bagaimana menurut Anda, apakah seorang
anak sebaiknya mempunyai pekerjaan yang sama dengan orang tuanya, atau
sebaiknya mengikuti pekerjaan yang sama dengan orang tuanya ?”
a). Pekerjaan yang berbeda dari orang tuanya.
b). Pekerjaan yang sama dengan orang tuanya.
21
c). lain-lain (sebutkan):………………………………
c. Pertanyaan terbuka adalah jenis pertanyaan yang tidak disertai alternative
jawaban. Jadi responden bebas mengemukakan jawabanya sesuai dengan kehendak
responden.
Contoh : “ Berapa penghasilan Anda dalam sebulan ?.”
22
e. Data ordinal
Data ordinal adalah data yang berasal dari objek atau kategori yang disusun
menurut besarnya, dari tingkat terendah ke tingkat tertinggi atau sebaliknya dengan
jarak yang tidak harus sama.
f. Data rasio
Data rasio adalah data yang menghimpun semua ciri dari data nominal, data
ordinal, dan data interval. Angka pada data ini, menunjukkan ukuran yang
sebenarnya dari objek yang diukur.
Hal-hal yang perlu diedit pada data masuk adalah sebagai berikut ;
b. Coding
Coding merupakan pemberian kode-kode pada tiap-tiap data yang termasuk
dalam kategori yang sama. Kode adalah isyarat yang dibuat dalam bentuk angka-
23
angka atau huruf-yang memberikan petunjuk atau identitas pada suatu informasi
atau data yang akan dianalisis.
Mengapa kita menggunakan kode ? jawabanya adalah untuk menyederhanakan
data penelitiannya. Misalnya dengan symbol angka, peneliti dimungkinkan untuk
membuat perbandingan di antara jawaban responden secara mudah. Simbol/kode
angka merupakan suatu cara menggolong-golongkan jawaban suatu pertanyaan,
yaitu untuk mempermudah analisis data. Suatu contoh kode yang menunjuk suatu
interval , penghasilan : Rp 1.000.000,00 kode 1 : dibawah Rp 1.000.000,00 Kode 2 :
Rp 1. 100.000,00- Rp 2.000.000,00
Contoh kode pada pertanyaan tertutup: Bagaimana pendapat anda tentang
“banyak anak banyak rezeki?”
Kode o tidak menjawab kode 1 sangat setuju 2, setuju (dll).
Agar data penelitian lebih mudah dibaca dan dimengerti, data tersebut perlu disusun
dalam bentuk table atau grafik. Misalnya, data penelitian tentang nilai sosiologi
kelas XII untuk 50 siswa dengan data mentah sebagai berikut:
6,6,6,6,8,8,6,6,6,8,8,6,9,6,8,9,7,7,8,9,6,6,7,6,6,6,8,8,8,6,6,7,8,8,7,7,6,6,7,7,8,8,7,6,7,
7,8,9,9,6
Dari data tersebut dapat kita susun dalam bentuk table sebagai berikut :
Tabel 1.1 Distribusi Frekuensi Nilai Sosiologi Kelas XII
24
7 11 31 22 62
8 14 45 28 90
9 5 50 10 100
Agar peneliti dapat memberikan cirri tertentu pada data penelitian khususnya dalam
bentuk bilangan, langkah yang dilakukan adalah dengan mencari dan menggunakan
mean, modus, dan median.
Mean dan rata-rata adalah bilangan yang berasal dari penjumlahan seluruh nilai
bilangan dibagi dengan banyaknya bilangan (N). Misalnya, sepuluh orang siswa
kelas XII mengikuti ulangan sosiologi dengan posisi nilai sebagai berikut.
SUBJEK NILAI
A 8
B 7
C 7
D 9
E 7
F 8
G 9
H 8
I 8
J 8
N = 10 ∑ = 79
25
Rumus Mean =∑ fx Jadi, Mean = 79 = 7,9
N 10
Keterangan:
∑ = sigma atau jumlah
M= Mean atau rata-rata
F= frekuensi
X= bilangan berturut-turut atau data
N= Banyaknya subyek atau unit bilangan
b. Modus
Modus adalah nilai data yang paling banyak muncul atau frekuensi pemunculan
yang paling banyak.
Nilai Frekuensi
9 2
8 5
7 3
Dari table di atas data nilai sosiologi kelas XII, dapat kita lihat nilai yang paling
banyak muncul adalah nilai 8 dengan frekuensi 5 orang siswa.
c. Median
Median adalah suatu nilai yang merupakan setengah dari jumlah dua nilai yang
berada di tengah-tengah atau nilai titik tengah yang membagi seluruh data menjadi
dua bagian yang sama besarnya. Caranya untuk data tunggal harus diurutkan dulu,
dari yang paling kecil sampai yang paling besar.
Contoh:
4,5,7,9,10 berapa medianya ?
13,14,15,16,17,18 berapa mediannya ?
Cara mengerjakannya atau perhitungannya adalah sebagai berikut. Data diurutkan
dulu
26
4
5
7→ mediannya adalah 7
9
10
13
14
15 mediannya adalah (15 + 16)/2 = 15,5
16
17
18
27
c) Metodologi penelitian
d) Gambaran umum objek penelitian (jika ada)
e) Pembahasan dan analisis
f) Kesimpulan
3) Bagian penutup terdiri atas beberapa bagian , yaitu:
a) Daftar Pustaka
b) Lampiran
PERTEMUAN 9
28
1. Penelitian : Kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi
tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk
meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
2. Tindakan : suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu
yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan.
3. Kelas : Sekelompok siswa yang yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran
yang sama dari seorang guru.
Jadi, penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap
kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas dimana terdapat
sekelompok peserta didik yang sedang belajar. Ciri terpenting dari penelitian
tindakan adalah bahwa penelitian tersebut merupakan suatu upaya untuk
memecahkan masalah, sekaligus mencari dukungan ilmiahnya.
Penelitian tindakan (action research) dapat dibedakan menjadi :
1. Penelitian Tindakan Partisipatori (Partisipatory Action Research) yaitu
kegiatan penelitian yang dilakukan dengan menekankan keterlibatan masyarakat
agar ikut serta memiliki progaram kegiatan tersebut serta berniat ikut aktif
memecahkan masalah berbasis masyarakat.
2. Penelitian Tindakan Kritis (Critical Action Research) yaitu penelitian yang
dilakukan dengan menekankan adanya niat yang tinggi untuk bertindak
memecahkan masalah dan menyempurnakan situasi.
3. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yaitu penelitian ynag
dilakukan oleh guru di kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan
pada penyempurnaan atau peningkatan prosesdan praksis pembelajaran.
4. Penelitian Tindakan Instistusi (Institutional Action Research) yaitu dilakukan
oleh pihak pengelola sekolah sebagai sebuah organisasi pendidikan untuk
meningkatkan kinerja, proses, dan produktivitas lembaga.
29
B. Perbandingan PTK dan Penelitian Kelas Non PTK
Langsung
dimanfaatkan oleh
guru dan dirasakan
oleh kelas
1. Bagi guru :
· Untuk memperbaiki pembelajaran
· Pengembangan kemampuan profesional
· Menumbuhkan rasa percaya diri
· Mewujudkan kerjasama, kolaborasi, dan atau sinergi antar guru dalam
· satu sekolah atau beberapa sekolah untik bersama-sama memecahkan masalah
pembelajaran dan meningkatakan mutu pembelajaran.
30
· Meningkatkan kemampuan guru dalam menjabarkan kurikulum atau program
pembelajaran sesuai dengan tuntutan dan konteks lokal, sekolah, dan kelas.
· Mendorong terwujudnya proses pembelajran yang menarik, menantang, nyaman,
menyenangkan, dan melibatkan siswa karena strategi, metode, teknik, dan atau
media yang digunakan dalam pembelajaran demikian bervariasi dan dipilih secara
sungguh-sungguh.
· Theorizing by practitioners. Yaitu menemukan teori sendiri melalui
pengembangan pengetahuan dan praktek pembelajaran.
2. Bagi siswa :
· Meningkatnya hasil belajar
· Siswa akan meniru peilaku guru yang menelitti sambil mengajar, dan selalu
berpikir kritis analitis dalam menanggapi setiap kondisi pembelajaran di kelas.
· Memupuk dan meningkatkan keterlibatan, kegairahan, ketertarikan, kenyamanan,
dan kesengan siswa dalam proses pembelajaran di kelas.
3. Bagi sekolah :
Untuk perkembangan kualitas secara institusional. Guru akan terbiasa
menggunakan pendekatan PTK dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang ada,
sehingga sekolah akan maju dan berkembang.
D. Prinsip-Prinsip PTK
31
1. Peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran secara terus menerus dan
berkelanjutan.
2. Tahap pembelajaran dalam PTK dilakukan selaras dengan tahapan pembelajaran
di kelas.
3. Masalah PTK merupakan masalah riil yang merisaukan tnaggung jawab
profesional dan komitmen memecahkannya untuk meningkatkan mutu pendidikan
dan pembelajaran.
4. Motivasi PTK tumbuh dari dalam diri sehingga melahirkan kepedulian pada
perbaikan mutu pembelajaran.
5. Prosedur longgar dengan metodologi yang benar.
6. Kelas tidak hanya dibatasi oleh tembok, tetapi bisa juga dilakukan di taman, di
kebun, dalam bentuk outbond training.
32
12. Bermaksud mengubah kenyataan.
1. Unsur siswa, dapat dicermati objeknya ketika siswa sedang aktif melangsungkan
pembelajaran dan juga ketika anak sedang tidak aktif belajar.
2. Unsur guru, dapat dicermati ketika guru sedang berada baik di dalam maupun di
luar kelas.
3. Unsur materi pelajaran, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar atau
sebagai bahan yang ditugaskan kepada siswa.
4. Unsur peralatan atau sarana pendidikan, dapat dicermati ketika guru sedang
mengajar.
5. Unsur hasil pembelajaran, ditinjau dari tiga ranah yang dijadikan titik tujuan
yang harus dicapai melalui pembelajaran.
6. Unsur Lingkungan, baik lingkungan siswa di kelas, sekolah, maupun di rumah.
7. Unsur Pengelolaan, yang jelas-jelas merupakan gerak kegiatan sehingga mudah
diatur dan direkayasa dalam bentuk tindakan.
A. Merumuskan Masalah
Seorang guru bisa menemukan masalah dalam pembelajaran dengan rajin
membaca catatan-catatan setiap kali melakukan aktivitas pembelajaran. Salah satu
ciri PTK adalah munculnya masalah memang dirasakan oleh guru sebagai sesuatu
yang sulit dipecahkan, namun guru menyadari bahwa ada sesuatu yang perlu
diperbaiki guna memecahkan masalah tersebut.
Beberapa prinsip masalah yang sebaiknya diteliti adalah:
1. Tetapkan permasalahan yang skalanya cukup kecil dan terbatas
2. Masalah tersebut menunjukkan kesenjangan antara fakta/teori dengan kondisi
ideal yang sebenarnya yang dihadapi guru dalam proses pembelajaran
3. Adanya kemungkinan dicarikan solusi melalui tindakan yang konkrit yang dapat
dilakukan guru
33
4. Masalah tersebut memungkinkan dicari faktor yang menimbulkannya yang dapat
digunakan sebagai landasan untuk merumuskan alternatif pemecahannya
5. Pilih permasalahan yang dirasa penting serta melibatkan guru dalam aktifitas yang
diprogram sekolah
6. Kaitkan PTK dengan prioritas yang ditetapkan dalam rencana pengembangan
sekolah
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dilakukan dengan mencari dan menduga kaitan antar
masalah-masalah yang muncul di kelas. Dalam mengidentifikasi masalah, sebaiknya
apa yang dirasakan, dialami, dan ditemukan guru dituliskan semua.
Contoh :
~ Rata-rata hasil tes siswa pada tahun sebelumnya selalu rendah kurang dari 5,0
~ Kemampuan berfikir rasional siswa sangat lemah
~ Tingkat kehadiran siswa rendah
~ Siswa kurang aktif dan cenderung pasif
~ Siswa tidak dapat melihat hubungan antara topik yang satu dengan yang lain.
~ Perhatian siswa cenderung kurang fokus
~ Kurangnya dukungan orang tuaterhadap belajara anak.
C. Analisis Masalah dan Perumusan Masalah
Setelah identifikasi masalah berhasil, maka selanjutnya melakukan analisis
dengan instrospeksi diri melalui pertanyaan :
* Mengapa hasil belajar siswa selalu rendah?
* Apakah cara mengajar saya kurang menarik?
* Apakah contoh yang saya gunakan kurang konkrit sehingga siswa siswa sulit
menerima?
* Apakah dalam mengajar saya menggunakan bahasa yang sulit dipahami siswa?
* Dsb.
Selanjutnya adalah memikirkan apa yang harus dilakukan dalam mengatasi masalah
yang telah diidentifikasi. Masalah yang berhasil danalisis mungkin lebih dari satu
dan masih cukup luas untuk dikaji. Oleh sebab itu perlu memfokuskan perhatian
pada masalah yang mungkin dapat dipecahkan dengan PTK. Untuk itu, disusunlah
rumusan masalah.
34
Contoh Rumusan Masalah :
§ Apakah penerapan metode eksperimen berbasis kinerja dapat meningkatkan
kegiatan belajar siswa kelas II SDN Kurawa
§ Bagaimana penerapan pembelajaran berbasis PBL (Problem Based Learning) pada
pelajaran IPS untuk kelas III SDN Punakawan?
D. Perumusan Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan adalah dugaan guru tentang cara yang dianggap terbaik
dalam mengatasi masalah. Hipotesis ini disusun berdasarkan kajian dari beberapa
teori, hasil penelitian yang pernah dilakukan dan relevan.
Contoh :
Penerapan metode eksperimen berbasi kinerja dapat meningkatkan kegiatan
belajar siswa kelas II SDN Kurawa.
Penerapan PBL pada pelajaran IPS akan lebih menarik dan dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa kelas III SDN Punakawan, jika disajikan melalui diskusi dan
masalah yang dibahas adalah masalah yang masih hangat dan terkait dengan
kehidupan sehari-hari.
A. Prosedur PTK
PTK pada dasarnya adalah penelitian eksperimen bernafas kualitatif. Yang
termasuk ke dalam jenis kualitatif interakif.
Secara umum prosedur PTK terdiri atas :
1. Penetapan Fokus Penelitian
Diawali dengan : peneliti merasakan adanya masalah dalam pembelajaran
sehari-hari di kelas, kemudian melakukan identifikasi masalah lalu dilakukan
analisis masalah, penetapan fokus masalah dan perumusan masalah.
2. Perencanaan Tindakan
Pada tahap ini peneliti dapat mendeskripsikan tindakan apa saja yang akan
didilakukan untuk memecahkan masalah., merumuskan hipotesis tindakan ,
mempersiapkan RPP
3. Pelaksanaan Tindakan
35
Pelaksanaan tindakan adalah implementasi rencana tindakan.dalam tahapan
ini peneliti juga melakukan observasi dan refleksi atas tindakan yang sedang
berlangsung. Meskipun tahapannya dapat dibedakan antara pelaksanaan tindakan,
observasi dan interprestasi dalam praktiknya dapat dilakukan secara bersamaan;
bahkan kalau tidak dilakukan secara akan terjadi kesulitan.
Pada tahap pelaksanaan tindakan, peneliti dan kolaborator melaksanakan
pembelajaran sesuai rencana, pembelajaran perlu diusahakan secar tidak
menyimpang dari desain pembelajaran yang sudah disiapkan
4. Observasi Dan Interpretasi
Dalam tahap ini peneliti dan kolabolator melakukan observasi dengan cara
mengamati dan mencatat gejala-gejala yang tampak yang terjadi dalam praktek
pembelajaran sesuai dengan fokus penelitian yang sudah ditentukan peneliti juga
harus mencatat gejala yang terjadi pada siswa pada saat pembelajaran.
5. Analisis Dan Refleksi
Analisis dimulai dari menelaah data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu
: dari pengamatan, data hasil wawancara, dokumen resmi, fortofolio guru dan siswa.
6. Rencana tindak lanjut
Peneliti melakukan perbaikan terhadap hal-hal yang belum tercapai pada
siklus 1 dengan memperbaiki pada siklus ke 2 dan seterusnya.
36
1. Merumuskan rencana tindakan dalam bentuk hipotesis tindakan
2. Analisis kelayakan hipotesis tindakan
Tahap 2 : Pelaksanaan Tindakan
Langkah 1. Persiapan Tindakan
1. Membuat RPP
2. Mempersiapkan sarana pendukung
3. Menyiapkan cara dan prosedur merekam/ mengumpulkan data
Langkah 2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan yaitu implementasi atau penerapan isi rancangan di dalam
kancah, yaitu mnegenai tindakan di kelas. Dalam hal ini sebaiknya guru berpegang
pada prinsip PTK yang dikemukakan oleh Hopkin.
Tahap 3 : Pengamatan (Observasi)
Pengamatan adalah pelaksanaan pengamatan oleh pengamat. Pengamatan
dilakukan pada saat tindakan sedang dilakukan.
Pelaksanaan tindakan disertai dengan observasi atau pengamatan , sekaligus
interprestasi terhadap data tentang proses dan hasil tindakan, sehingga dapat
dikatakan pelaksanaan tindakan dan observasi berlangsung simultan. Artinya data
yang diamati langsung diinterpretasikan.
Selanjutnya, dalam langkah persiapan pelaksanaan disebutkan bahwa salah satu
hal yang harus dipersiapkan adalah cara perekaman data. Artinya, apa yang harus
direkam dan bagaimana merekamnya harus ditentukan secara jelas. Untuk lebih
jelasnya, di bawah ini akan dijelaskan mengenai prinsip dan jenis observasi.
1) Prinsip – prinsip Observasi
Menurut Hopkins (1993) menyebutkan ada lima prinsip dasar atau karakteristik
kunci observasi yaitu :
a. Perencanaan bersama
b. Fokus
c. Membangun kriteria
d. Keterampilan observasi
e. Balikan (feedback)
37
2) Jenis – jenis Observasi
a. Observasi terbuka
b. Observasi terfokus
c. Observasi terstruktur
d. Observasi sistematik
Tahap 4 : Refleksi
1. Analisis data
Analisis data pada tahap ini agag berbeda dengan interpretasi yang dilakukan
pada tahap observasi. Jika interpretasi setiap saat observasi dan pada pertemuan /
diskusi balikan, maka analisis data dilakukan setelah satu paket perbaikan selsesai
diimplementasikan secara keseluruhan
2. Refleksi
Yaitu kegiatan untuk mengemukakan kembali. Atau ketika guru pelaksan
sudah selesai melakukan tindakan , kemudian berhadapan dengan peneliti untuk
mendiskusikan implementasi rancangan tindakan.
3. Perencanaan tindak lanjut
Setelah tersirat dalam tahap analisis data dan refleksi, hasil atau kesimpulan
yang di dapat pada analisis data dan setelah melakukan refleksi digunakan untuk
membuat rencana tindak lanjut,
PERTEMUAN 10
PENELITIAN PENGEMBANGAN
A. Pengertian Penelitian Pengembangan
38
Metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan
untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Untuk
dapat menghasilkan produk tertentu, digunakan penelitian yang bersifat analisis
kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk tersebut supaya dapat berfungsi di
masyarakat luas, maka diperlukan penelitian untuk menguji keefektifan produk tersebut.
39
1. Masalah yang ingin dipecahkan adalah masalah nyata yang berkaitan dengan upaya
inovatif atau penerapan teknologi dalam pembelajaran sebagai pertanggungjawaban
profesional dan komitmennya terhadap pemerolehan kualitas pembelajaran.
2. Pengembangan model, pendekatan dan metode pembelajaran serta media belajar yang
menunjang keefektifan pencapaian kompetensi siswa.
3. Prosedur pengembangan produk, validasi yang dilakukan melalui uji ahli, dan uji coba
lapangan serta terbatas perlu dilakukan sehingga produk yang dihasilkan bermanfaat
untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Proses pengembangan, validasi, dan uji coba
lapangan tersebut seyogyanya dideskripsikan secara jelas, sehingga dapat
dipertanggungjawabkan secara akademik.
4. Proses perkembangan model, pendekatan, modul, dan media pembelajaran perlu
didokumentasikan secara rapi dan dilaporkan secara sistematis sesuai dengan kaidah
penulisan yang mencerminkan originalitas.
40
untuk keperluan pendidikan tertentu, metode mengajar, media pendidikan, buku ajar,
modul, ompetensi tenaga kependidikan, sistem evaluasi dan lain-lain.
4. Validasi Desain
Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk
itu secara raasional baik atau efektif. Dikatakan sacara rasional, karena validasi di sini
masih bersifat penilaian berdasarkan pemikiran rasioanal, belum fakta di lapangan.
Validasi desain dapat diadakan dengan menghadirkan beberapa pakar atau tenaga
ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang tersebut.
5. Perbaikan Desain
Setelah desain produk divalidasi melalui diskusi dengan para pakar dan para ahli
lainnya, maka akan dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut diperbaiki
dengan cara merubah desain.
6. Ujicoba Produk
Dalam bidang pendidikan, desain produk harus dapat langsung diuji coba, setelah
divalidasi dan revisi. Uji coba tahap awal dilakukan dengan simulasi penggunaan
produk baru tersebut. Setelah disimulasikan maka dapat diuji cobakan pada kelompok
yang terbatas. Pengujian dapat dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi
apakah produk baru tersebut efektif dan efisien atau dalam hal ini memberikan hasil
yang lebih baik jika dibandingkan dengan produk lain.
Untuk itu pengujian dapat dilakukan dengan eksperimen yaitu membandingkan
efektifitas produk baru dengan produk lama
7. Revisi Produk
Apabila dalam pengujian produk di dapat hasil yang kurang memuaskan maka dapat
direvisi lagi dan setelah direvisi maka perlu diuji cobakan lagi.
8. Ujicoba Pemakaian
Setelah uji coba terhadap produk berhasil maka selanjutnya produk tersebut
diterapkan dalam lingkup yang lebih luas. Dalam pelaksanaannya, produk baru tersebut
harus tetap di nilai kekurangan atau hambatan yang muncul guna untuk perbaikan lebih
lanjut.
9. Revisi Produk
Revisi produk dilakukan apabila dalam pemakaian pada lembaga yang lebih luas
terdapat kekurangan dan kelemahan. Dalam uji pemakaian, sebaiknya pembuat produk
41
selalu mengevaluasi bagaimana kinerja produk. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui
kelemahan-kelemahan yang ada sehingga dapat digunakan untuk penyempurnaan dan
pembuatan produk baru lagi
10. Pembuatan Produk Masal
Bila produk yang dihasilkan tersebut telah efektif dalam beberapa kali pengujian,
maka produk tersebut dapat diterapkan pada lembaga pendidikan yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Taufik. 2006. Ilmu Sosial dan Tantangan Zaman. Jakarta : Rajawali Press
Abdurohman, Fatoni. 2006. Metode Penelitiann dan Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta:PT
Rineka Cipta
Ali, Muhammad. 2010. Penelitian Kependidikan Prosedur & Strategi. Bandung : Angkasa.
Anggoro, M.Toha,dkk. 2007. Metode Penelitian. Jakarta : Universitas Terbuka
Anonim. 2010. Fungsi Penelitian. Online. http://baturbajang.blogspot.com/2010/01/fungsi-
penelitian.html diakses pada 25 April 2016
Anonim. 2009. Populasi dan Sampel. Online.
http://catatatnkuliahdigital.blogspot.com/2009/12/populasi-dan-sampel.html diakses
pada 25 April 2016
Borg and Gall. 1983. Educational Research, An Introduction.New York and London : Logman
Inc.
Cooper, Donald R. dan C.William Emory. 1996. Metode Penelitian. Jakarta : Penerbit erlangga
42