Anda di halaman 1dari 42

PERTEMUAN 2

PROPOSAL PENELITIAN

1. Sistematika proposal penelitian

Proposal atau rancangan penelitian merupakan pedoman yang berisi langkah-


langkah yang akan diikuti oleh peneliti dalam melakukan penelitian. Proposal penelitian
harus dibuat secara baik dan jelas sehingga mampu menjadi pegangan selama penelitian
berlangsung.

Secara umum ada aturan-aturan, baik yang bersifat metodologis maupun teknis
dalam menyusun proposal. Aturan-aturan itu pada umumnya bersifat universal,
meskipun untuk hal-hal tertentu yang bersifat teknis ada yang harus disesuaikan dengan
kebutuhan lembaga-lembaga tertentu. Tidak semua proposal penelitian mempunyai
format atau komponen yang sama. Para ahli mengajukan format dan komponen berbeda
antara yang satu dengan lainnya. Namun begitu, secara umum proposal penelitian antara
lain meliputi:

 Pendahuluan

Bagian ini antara lain berisi: latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

 Tinjauan pustaka

Bagian ini antara lain berisi: kajian teori, kerangka berpikir penelitian, dan hipotesis
penelitian

 Prosedur penelitian.

Bagian ini antara lain berisi: jenis dan pendekatan penelitian, lokasi dan waktu
penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, dan
teknis analisis data.

1
Selain ketiga komponen di atas, proposal penelitian kadang dilengkapi dengan
rancangan jadwal pelaksanaan penelitian, dan rancangan pembiayaan penelitian.
Sistematika proposal penelitian terkadang tidak sama antara penelitian satu dengan
penelitian lainnya. Hal ini bergantung pada pemikiran si peneliti, atau kadang telah
ditentukan oleh institusi yang menaungi dan atau membiayai penelitian tersebut. Salah
satu alternatif sistematika proposal penelitian adalah sebagai berikut:

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Identifikasi Masalah
C. Batasan Masalah
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
B. Kerangka Berfikir
C. Hipotesis

III. PROSEDUR PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian


B. Waktu dan Tempat Penelitian
C. Populasi dan Sampel
D. Teknik Pengumpulan Data
E. Instrumen Penelitian
F. Teknis Analisis Data

2
2. Menulis proposal penelitian

Berdasarkan format penulisan di atas, maka penyusunan masing-masing bagian dari


proposal dapat diuraikan sebagai berikut:

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Latar belakang masalah berisi hal-hal yang mendorong penelitian akan


dilaksanakan. Pada bagian latar belakang masalah perlu dijelaskan mengapa masalah
penting untk diteliti. Ada baiknya kalau diutarakan kerugian-kerugian apa yang akan
diderita apabila masalah tersebut dibiarkan tidak diteliti dan keuntungan-keuntungan
apa yang kiranya akan diperoleh apabila masalah tersebut diteliti. Peneliti juga perlu
menjelaskan apa yang membuat peneliti merasa gelisah dan resah sekiranya masalah
(topik) tersebut tidak diteliti. Suatu masalah timbul karena adanya tantangan, kesangsian
atau kebingungan terhadap suatu hal atau fenomena, adanya kemenduaan (ambiguitas),
adanya halangan dan rintangan, adanya kesenjangan antar kegiatan atau antar fenomena,
baik yang telah ada atau yang akan ada. Dalam latar belakang masalah sebaliknya
dijelaskan dengan baik masalah apa yang akan dipecahkan melalui penelitian, sehingga
dapat dipahami dengan jelas permasalahan yang akan diteliti. Untuk mendukung
penjelasan pada latar belakang, peneliti dapat menyajikan data-data pendukung,
identifikasi kesenjangan-kesenjangan yang ada antara kondisi nyata dengan kondisi
ideal, serta dampak yang ditimbulkan oleh kesenjangan-kesenjangan itu, kaitan antara
fakta dan pengetahuan yang ada dengan penelitian yang akan dilaksanakan serta
kesenjangan baik teoritik maupun praktis, atau fakta-fakta yang menggambarkan
kesenjangan-kesenjangan yang ada antara kondisi nyata dengan kondisi ideal, serta
dampak yang ditimbulkan oleh kesenjangan-kesenjangan itu. Melalui analisis ini
peneliti kemudian menunjukkan adanya suatu penyimpangan yang ditunjukkan dengan
data dan menuliskan mengapa hal tersebut perlu diteliti.

3
B. Identifikasi masalah

Bagian identifikasi masalah berisi poin-poin masalah yang terdapat dalam latar
belakang masalah. Pada bagian ini, peneliti mengemukakan berbagai masalah yang
telah dikemukakan dalam latar belakang dan dituliskan dalam bahasa yang lebih singkat
dan sistematis. Dari bagian ini akan tampak berbagai masalah yang menjadi kontek dan
latarbelakang dilakukannya penelitian.

C. Batasan masalah

Bagian ini disajikan untuk membatasi ruang lingkup penelitian sehingga


penelitian dapat dilakukan secara lebih mendalam dan tajam. Pada bagian ini peneliti
memilih diantara berbagai permasalahan yang telah diidentifikasi pada bagian
identifikasi masalah yang akan menjadi fokus utama dan dipecahkan melalui penelitian.

D. Rumusan Masalah

Sebagai penegasan dari apa yang telah dibahas dalam latar belakang masalah,
pada bagian ini perlu dikemukakan rumusan spesifik dari masalah yang hendak
dipecahkan. Rumusan masalah dikemukakan secara singkat, padat, jelas, dan biasanya
dinyatakan dengan menggunakan kalimat tanya.

E. Tujuan penelitian

Tujuan penelitian berisi tujuan yang akan dicapai dalam penelitian. Pada suatu
penelitian, peneliti kadang menuliskan tujuan langsung yang secara spesifik diharapkan
dapat dicapai dari kegiatan penelitian. Namun terkadang tujuan penelitian ini dibedakan
menjadi dua bagian, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Pada tujuan umum,
dijelaskan secara garis besar mengenai pengetahuan yang akan diperoleh bila penelitian
telah dilakukan, sedangkan tujuan khusus diuraikan masing-masing hal yang berkaitan
dengan tujuan umum atau menjelaskan apasaja yang harus diperoleh terlebih dahulu
agar tujuan umum dapat dicapai.

4
F. Manfaat penelitian

Manfaat penelitian memuat kegunaan atau faedah yang dapat diperoleh dari hasil
penelitian yang telah dilaksanakan. Pada bagian ini perlu dikemukan manfaat penelitian
yang dilaksanakan bagi siapa dan untuk keperluan apa serta seberapa besar manfaat
yang dapat diperoleh.

II. TINJAUAN PUSTAKA


A. Kajian Teori

Kajian teori dimaksudkan untuk memberi gambaran atau batasan-batasan


tentang teori-teori yang akan dipakai sebagai landasan penelitian. Kajian teori
dijabarkan dari mengkaji berbagai sumber pustaka dan kemudian diformulasikan
manjadi kerangka teori oleh peneliti sendiri sebagai pendekatan dan tuntunan untuk
memecahkan masalah penelitian, menyusun kerangka pikir penelitian, perumusan
hipotesis, dan pengembangan prosedur penelitiannya. Teori-teori yang dikaji adalah
teori yang berkaitan dengan variabel-variabel permasalahan penelitian. Tujuannya,
untuk menunjukkan sejumlah konsep, teori, data, temuan-temuan yang bersangkut-paut
dengan masalah penelitian (dan hipotesis penelitian, kalau ada), sehingga masalah yang
diteliti menjadi jelas dimana “tempat duduknya” di dalam kerangka khasanah
pengetahuan/kepustakaan yang ada. Kajian teori ini juga diorientasikan sebagai pijakan
untuk membangun kerangka berpikir penelitian, sehingga kerangka penelitian tidak
hadir secara tiba-tiba tanpa dukungan teori yang memadai sehingga menjadi bangunan
pemikiran yang bersifat spekulatif. Kajian teori terkadang juga didukung dengan hasil
temuan-temuan empirik yang telah dihasilkan peneliti sebelumnya. Peneliti perlu
melakukan kajian berbagai hasil penelitian yang relevan dengan masalah yang sedang
diteliti, yang diharapkan menjadi pijakan empirik dalam membangun kerangka berpikir
penelitian.

B. Kerangka Berfikir

Setelah mengemukakan berbagai teori yang berkaitan dengan variabel dan


masalah yang diteliti, dan juga telah melakukan kajian terhadap berbagai hasil
penelitian yang relevan, peneliti dapat membangun kerangka berpikir yang meyakinkan

5
mengenai hubungan antar variabel penelitian dan masalah yang akan diteliti. Kerangka
berpikir merupakan bangun pemikiran peneliti yang menunjukan dengan jelas hubungan
antar variabel dan dugaan peneliti dalam hubungan antar variabel tersebut.

C. Hipotesis

Hipotesis merupakan pernyataan yang dikemukan peneliti sebagai jawaban


sementara terhadap masalah yang diteliti. Rumusan hipotesis disusun berdasarkan
landasan teori dan atau penelitian relevan yang telah dikaji sebelumnya. Hipotesis
bukan sekedar penyataan yang bersifat spekulatif dari peneliti, melainkan suatu
pernyataan yang dibuat setelah peneliti melakukan kajian berbagai teori dan penelitian-
penelitian yang mengingat hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap
permasalahan yang diteliti, maka hipotesis hendaknya dapat diuji, maksudnya tersedia
data yang akan dikumpulkan untuk mengujinya melalui penelitian yang akan dilakukan.
Apabila hipotesis yang telah diuji dan terbukti kebenarannya, hipotesis berubah menjadi
kesimpulan, dan dapat pula merupakan teori baru yang telah dilakukan pengujiannya.
Hipotesis hendaknya dikemukakan dalam pernyataan, bukan dalam bentuk pertanyaan
serta dirumuskan secara jelas dan padat, sehingga dapat dipahami maknanya. Rumusan
hipotesis yang bertele-tele, atau disertai dengan berbagai penjelasan, bukan saja tidak
diperlukan, akan tetapi justru mengaburkan esensi dari hipotesis itu sendiri. Tidak
semua penelitin perlu mengemukakan hipotesis penelitian. Hipotesis penelitian hanya
perlu dituliskan apabila penelitian yang dilakukan menyangkut hubungan antar variabel,
dan peneliti akan merumuskan dugaan tentang hubungan antar variabel yang akan
diteliti. Apabila penelitian hanya dilakukan untuk suatu variabel tertentu, hipotesis
penelitian yang tidak diperlukan. Hipotesis hendaknya menyatakan hubungan atau
perbedaan dua atau lebih variabel.

III. PROSEDUR PENELITIAN


A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Bagian ini merupakan salah satu bagian penting dari penelitian karena akan
mempengaruhi bagaimana dan seperti apa penelitian tersebut nantinya akan
dilaksanakan. Pada bagian ini dipaparkan tentang jenis penelitian yang akan
dilaksanakan, misal: penelitian eksperimen, penelitian tindakan kelas, atau yang lain.

6
Pendekatan penelitian yang akan digunakan juga dijelaskan disini, apakah penelitian
akan menggunakan pendekatan kuantitatif, kualitatif, atau keduanya. Pemilihan jenis
penelitian yang akan dilaksanakan harus memperhatikan tujuan penelitian yang akan
dicapai dan permasalahan apa yang akan diselesaikan. Suatu masalah tertentu
membutuhkan jenis penelitian tertentu untuk menyelesaiannya. Misalkan, penelitian
yang ingin memperbaiki kondisi pembelajaran suatu kelas tepat jika menggunakan
penelitian tindakan kelas dan akan tidak tepat mengggunakan penelitian eksperimen
atau pengembangan. Penelitian yang bertujuan untuk memverifikasi kebenaran suatu
teori secara empirik lebih tepat menggunakan penelitian eksperimen, bukan yang lain.
Ketidaktepan pemilihan jenis penelitian ini akan berdampak serius, tidak hanya pada
prosesnya, tetapi juga berpotensi akan memberikan kesimpulan hasil penelitian yang
salah. Pendekatan penelitian juga harus ditentukan secara hati-hati oleh peneliti. ada
beberapa perbedaan antara pendekatan kuantitatif dan kualitatif yang harus diperhatikan
dengan seksama oleh peneliti sebelum menentukan pendekatan mana yang akan
digunakan. Namun begitu, tidak tertutup kemungkinan peneliti dapat menggunakan
gabungan kedua pendekatan tersebut agar memperoleh temuan hasil penelitian yang
komprehensif.

B. Waktu dan tempat penelitian

Pada bagian ini peneliti menjelaskan kapan waktu penelitian dan dimana tempat
penelitian akan dilakukan. Penjelaskan ini diperlukan untuk memberikan gambaran
konteks waktu dan tempat penelitian.

C. Populasi dan Sampel

Pada bagian ini peneliti menjelaskan siapa populasi dan sampel dari penelitian
yang dilaksanakan. Populasi adalah keseluruhan subjek yang menjadi wilayah
generalisasi hasil penelitian, sedangkan sampel adalah sebagian anggota populasi yang
dikenai tindakan penelitian. Populasi yang akan diteliti harus didefinisikan dengan jelas
sebelum penelitian dilakukan. Pada bagian ini peneliti perlu juga mengemukakan
bagaimana teknik pemelihan sampel yang dilakukan dan berapa sampel yang digunakan
dalam penelitian. Hal ini penting dikomunikasikan agar kredibilitas hasil penelitian bisa
diketahui dilihat dari representasi dan kecukupan sampel yang

7
D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang akan digunakan peneliti untuk
mengumpulkan data penelitiannya. Peneliti dapat memilih berbagai teknik
pengumpulan data yang sesuai dengan kebutuhan data penelitiannya. Pada bagian ini,
peneliti menjelaskan tentang bagaimana saja cara yang akan digunakan untuk
mengumpulkan data-data penelitiannya. Tentunya, penentuan teknik pengumpulan data
ini harus disesuiakan dengan jenis data yang akan dikumpulkan. Beberapa teknik
pengumpulan data yang dapat dilakukan antara lain: pengamatan, angket, tes,
wawancara, dan lain-lain. Selain menjelaskan macam teknik pengumpulan data yang
akan digunakan, pada bagian ini juga perlu dijelaskan untuk mengumpulkan data
apasaja masing-masing teknik pengumpulan data yang digunakan. Misal, pengamatan
dilakukan untuk mengumpulkan data tentang proses pembelajaran, angket digunakan
untuk mengumpulkan data sikap atau motivasi belajar, tes digunakan untuk
mengumpulkan data tentang hasil belajar kognitif siswa, wawancara digunakan untuk
mengumpulkan data tentang pendapat siswa, dan lain sebagainya.

E. Instrumen Penelitian

Pada bagian ini peneliti menjelaskan instrumen apa saja yang digunakan, serta
untuk mengumpulkan data apasaja masing-masing instrument tersebut dalam penelitian.
Instrumen penelitian yang dimaksudkan disini adalah alat bantu yang dipilih dan
digunakan peneliti untuk mengumpulkan data. Instrumen penelitian dapat berupa angket
(questionnaire), daftar cocok (checklist) atau pedoman wawancara (interview guide atau
interview schedule), lembar pengamatan atau panduan pengamatan (observation sheet
atau observation schedule), soal tes (yang kadang-kadang hanya disebut dengan tes
saja), skala (scale), dan lain sebagainya. Pada penelitian kualitatif, peneliti sendiri juga
berfungsi sebagai instrumen penelitian (human instrumenti). Bahkan, dalam penelitian
kualitatif, penelitilah instrumen utamanya, sehingga apabila ada instrumen lain yang
digunakan maka instrument itu hanyalah pendukung dari instrument yang diperankan
oleh si peneliti.

8
F. Teknis Analisis Data

Pada bagian ini peneliti perlu mengemukakan bagaimana data penelitiannya


dianalisis. Dengen demikian, bagian ini menyajikan penjelasan bagaimana teknik
analisis data yang akan digunakan peneliti untuk menganalisis datanya. Apabila
menggunakan statistik, semua teknik dan prosedur statistik yang digunakan untuk
menganalisis data harus dipaparkan. Di samping itu, perlu disampaikan juga bahwa
semua teknik statistik yang digunakan memang secara langsung mengacu pada hipotesis
yang akan diuji. Namun disini tidak harus dijelaskan panjang lebar tentang teori
statistiknya, apalagi yang sudah banyak dikenal, misal penentuan mean, standar deviasi,
uji t, dan lain-lain uji yang sering dipakai dan dikenal umum tidak perlu ditulis
rumusnya. Uji statistik yang dibuat sendiri harus dijelaskan rumus serta penggunaannya.
Apabila peneliti menggunakan teknik analisis kualitatif, peneliti juga perlu menjelaskan
bagaimana langkah dan prosedur analisis yang dilakukan.

PERTEMUAN 3

SUMBER MASALAH DAN VARIABLE PENELITIAN

Masalah adalah kesenjangan (discrepancy) antara apa yang seharusnya


(harapan) dengan apa yang ada dalam kenyataan sekarang. Kesenjangan tersebut dapat
mengacu ke ilmu pengetahuan dan teknologi, ekonomi, politik, sosial budaya,
pendidikan dan lain sebagainya. Penelitian diharapkan mampu mengantisipasi
kesenjangan-kesenjangan tersebut. Masalah yang perlu dijawab melalui penelitian
cukup banyak dan bervariasi misalnya masalah dalam bidang pendidikan saja dapat
dikategorikan menjadi beberapa sudut tinjauan yaitu masalah kualitas, pemerataan,
relevansi dan efisiensi pendidikan (Riyanto, 2001:1) Salah satu jenis penelitian dalam
bidang pendidikan adalah peneltian tindakan, yang dilakukan dengan menerapkan
metode-metode pengajaran ketika proses belajar berlangsung di kelas dengan harapan
meningkatkan prestasi belajar siswa.

Dalam ranah ilmu sosial, Masalah sosial yang didefinisikan Robert K Merton
sebagai ”ketidaksesuaian yang signifikan dan tidak diinginkan” antara standar
kebersamaan dan kondisi nyata. Atau dengan kata lain,”Sebuah situasi tak terduga yang

9
tidak sejalan dengan tata nilai yang dianut sekelompuk orang yang menyetujui bahwa
perlu adanya tindakan untuk mengatasi situasi”.

Variabel adalah gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati. Tentunya
banyak pengertian lain, tapi sepertinya pengertian itu sudah cukup. Merupakan suatu
konsep yang bervariasi atau konsep yang memiliki nilai ganda atau suatu faktor yang
jika diukur akan menghasilkan nilai yang bervariasi. Variabel juga dapat didefinisikan
sebagai atribut seseorang yang atau objek yang mempunyai variasi antara satu orang
dengan yang lain atau suatu objek dengan objek yang lain.

Paradigma penelitian merupakan kerangka berpikir yang menjelaskan


bagaimana cara pandang peneliti terhadap fakta kehidupan sosial dan perlakuan peneliti
terhadap ilmu atau teori. Paradigma penelitian juga menjelaskan bagaimana peneliti
memahami suatu masalah, serta criteria pengujian sebagai landasan untuk menjawab
masalah penelitian[1]. Secara umum, paradigma penelitian diklasifikasikan dalam 2
kelompok yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif (Indiantoro & Supomo,
1999: 12-13). Masing-masing paradigma atau pendekatan ini mempunyai kelebihan dan
juga kelemahan, sehingga untuk menentukan pendekatan atau paradigma yang akan
digunakan dalam melakukan penelitian tergantung pada beberapa hal di antaranya (1)
jika ingin melakukan suatu penelitian yang lebih rinci yang menekankan pada aspek
detail yang kritis dan menggunakan cara studi kasus, maka pendekatan yang sebaiknya
dipakai adalah paradigma kualitatif. Jika penelitian yang dilakukan untuk mendapat
kesimpulan umum dan hasil penelitian didasarkan pada pengujian secara empiris, maka
sebaiknya digunakan paradigma kuantitatif, dan (2) jika penelitian ingin menjawab
pertanyaan yang penerapannya luas dengan obyek penelitian yang banyak, maka
paradigma kuantitaif yang lebih tepat, dan jika penelitian ingin menjawab pertanyaan
yang mendalam dan detail khusus untuk satu obyek penelitian saja, maka pendekatan
naturalis lebih baik digunakan. Hasil penelitian akan memberi kontribusi yang lebih
besar jika peneliti dapat menggabungkan kedua paradigma atau pendekatan tersebut.

Penggabungan paradigma tersebut dikenal istilah triangulation. Penggabungan


kedua pendekatan ini diharapkan dapat memberi nilai tambah atau sinergi tersendiri
karena pada hakikatnya kedua paradigma mempunyai keunggulan-keunggulan.

10
Cara Menemukan Masalah

Setelah peneliti menentukan bidang penelitian (problem area) yang


diminatinya, kegiatan berikutnya adalah menemukan permasalahan (problem finding
atau problem generation). Penemuan permasalahan merupakan salah satu tahap penting
dalam penelitian. Situasinya jelas: bila permasalahan tidak ditemukan, maka penelitian
tidak perlu dilakukan. Pentingnya penemuan permasalahan juga dinyatakkan oleh
ungkapan: “Berhasilnya perumusan permasalahan merupakan setengah dari pekerjaan
penelitian”.

Penemuan permasalahan juga merupakan tes bagi suatu bidang ilmu; seperti
diungkapkan oleh Mario Bunge [2]. dengan pernyataan: “Kriteria terbaik untuk
menjajagi apakah suatu disiplin ilmu masih hidup atau tidak adalah dengan memastikan
apakah bidang ilmu tersebut masih mampu menghasilkan permasalahan . . . . Tidak
satupun permasalahan akan tercetus dari bidang ilmu yang sudah mati”. Permasalahan
yang ditemukan, selanjutnya perlu dirumuskan ke dalam suatu pernyataan
(problem statement). Dengan demikian, pembahasan isi bab ini akan dibagi menjadi
dua bagian: (1) penemuan permasalahan, dan (2) perumusan permasalahan.

Penemuan masalah

Kegiatan untuk menemukan permasalahan biasanya didukung oleh survai


ke perpustakaan untuk menjajagi perkembangan pengetahuan dalam bidang yang akan
diteliti, terutama yang diduga mengandung permasalahan. Perlu dimengerti, dalam hal
ini, bahwa publikasi berbentuk buku bukanlah informasi yang terbaru karena
penerbitan buku merupakan proses yang memakan waktu cukup lama, sehingga buku
yang terbit—misalnya hari ini—ditulis sekitar satu atau dua tahun yang lalu.
Perkembangan pengetahuan terakhir biasanya dipublikasikan sebagai artikel dalam
majalah ilmiah; sehingga suatu (usulan) penelitian sebaiknya banyak mengandung
bahasan tentang artikel- artikel (terbaru) dari majala h-majalah (jurnal) ilmiah bidang
yang diteliti.

Kegiatan penemuan permasalahan, seperti telah disinggung di atas, didukung


oleh survai ke perpustakaan untuk mengenali perkembangan bidang yang diteliti.

11
Pengenalan ini akan menjadi bahan utama deskripsi “latar belakang permasalahan”
dalam usulan penelitian. Permasalahan dapat diidentifikasikan sebagai kesenjangan
antara fakta dengan harapan, antara tren perkembangan dengan keinginan
pengembangan, antara kenyataan dengan ide. Seperti yang diungkapkan Sutrisno Hadi
sebagai berikut:

mengidentifikasikan permasalahan sebagai perwujudan “ketiadaan, kelangkaan,


ketimpangan, ketertinggalan, kejanggalan, ketidakserasian, kemerosotan dan
semacamnya”.[3]

Seorang peneliti yang berpengalaman akan mudah menemukan permasalahan


dari bidang yang ditekuninya; dan seringkali peneliti tersebut menemukan permasalahan
secara “naluriah”; tidak dapat menjelaskan bagaimana cara
menemukannya. Cara- cara menemukan permasalahan ini, telah diamati oleh
Buckley dkk. (1976) yang menjelaskan bahwa penemuan permasalahan dapat
dilakukan secara “formal’ maupun ‘informal’. Cara formal melibatkkan prosedur yang
menuruti metodologi tertentu, sedangkan cara informal bersifat subjektif dan tidak
“rutin”. Dengan demikian, cara formal lebih baik kualitasnya dibanding cara informal.
Rincia n cara- cara yang diusulkan Buckley dkk. dalam kelompol formal dan informal
terlihat pada gambar di bawah ini.

PERTEMUAN 4

KAJIAN TEORI/TINJAUAN PUSTAKA DALAM PENELITIAN PENDIDIKAN


A. MAKSUD KAJIAN PUSTAKA

Peranan kajian pustaka dalam penelitian, khususnya penelitian pada bidang


pendidikan adalah untuk menyusun hipotesis. Di samping itu kajian pustaka juga
diperlukan oleh peneliti untuk menemukan permasalahan penelitian yang tertera secara
jelas di setiap”historical background” atau dalam latar belakang masalah. Bahkan bila
peneliti betul- betul teliti dan cermat maka “theoretical framework” atau kerangka teori
serta arah perkembangan penelitian pendidikan mutakhir pun dapat digali dari kajian
pustaka.

12
Selanjutnya perlu dicermati oleh seorang peneliti pendidikan adalah dari mana
sumber materi kajian pustaka? Serta seberapa jauh peranan kajian pustaka dalam
mengorganisasi suatu program penelitian? Untuk mencari jawaban persoalan diatas
maka paparan berikut mencoba untuk menjelaskan

B. SUMBER KAJIAN PUSTAKA

Jika seorang peneliti ingin mencari atau menemukan suatu permasalahan yang
tepat, kemudian menemukan konsep, teori, model maupun paradigm yang valid maka
seorang peneliti sebaiknya menghimpun berbagai kepustakaan yang berkaitan dengan
pokok permasalahan yang sedang diteliti.
Secara garis besar, materi kepustakaan dapat dibagi atas sumber acuan primer
dan sumber acuan sekunder. Yang termasuk sumber acuan primer, antara lain: jurnal,
skripsi, tesis, disertasi, bulletin dsb. Sedangkan sumber acuan sekunder terdiri atas: text
book, encyclopedia, monograph, hasil review dsb. Karena sifatnya yang lebih baku
sering pula disebut “sumber pustaka baku”. Sifatnya lebih permanen, maka pada
umumnya memiliki waktu, masa usia terbit yang lebih lama. Dampaknya teori-teori
yang ada di dalamnya telah terpaut beberapa tahun dengan penelitian yang tengah
dilakukan.

C. PERANAN PUSTAKA DALAM PENELITIAN

Dalam penelitian peranan pustaka tidak dapat disangkal lagi terutama sebelum
peneliti menemukan atau menetapkan permasalahan yang akan menjadi objek
penelitian. Oleh karena itu peranan pustaka:
1. Peranan pustaka dalam penelitian sebelum menemukan masalah, yaitu dimana
masalah yang baik akan ditemui atau didapatkan oleh peneliti lewat kajian
pustaka yang harus dilakukan oleh peneliti secara tekun, disamping peneliti
mengadakan observasi ke objek penelitian.
2. Peranan pustaka dalam merancang bangun penelitian, yaitu sebelum bangun
penelitian diselesaikan, sebaiknya peneliti pengkaji ulang secara mendalam
penelitian tersebut melalui:

13
1) Berbagai sumber acuan sekunder yang sangat berkaitan dengan
permasalahan penelitian.
2) Mengkaji secara teliti pada sumber acuan primer.
3. Peranan pustaka dalam merumuskan hipotesis penelitian. Dalam hal ini
sebaiknya peneliti mengkaji ulang sebelum hipotesis penelitian dibakukan
dengan mengkaji kembali berbagai teori, konsep, model, paradigma yang betul-
betul yang berkaitan dengan focus masalah penelitian.
4. Peranan pustaka dalam melakukan interpretasi hasil, yakni setelah data
dianalisis, sebelum didiskusikan dalam bagian atau sub bab diskusi hasil. Dalam
hal ini peneliti harus mempersiapkan acuannya guna menguji konsep, konstruk,
teori maupun paradigma yang terkait dengan permasalahan yang sedang diteliti.

Berdasarkan peran kajian pustaka di atas, sangat jelas bahwa kajian pustaka
sangat berperan dalam setiap kegiatan penelitian, dan sangat tidak mungkin apabila
seorang peneliti yang melakukan penelitian tidak menggunakan kajian pustaka sama
sekali.

D. PERAN JURNAL DALAM PENELITIAN

Sebaiknya penelitian itu harus bersumber atau bersandar pada acuan sumber
primer. Sebab dari sejumlah acuan sumber primer yang sering dijadikan rujukan adalah
jurnal. Langkah awal dari kegiatan penelitian terutama dalam menentukan atau
menetapkan permasalahan penelitian, peneliti dianjurkan untuk mencarinya di dalam
jurnal. Karena jurnal tidak semuanya sesuai dan tidak semuanya memuat permasalahan
seperti yang diinginkan oleh peneliti sesuai dengan bidang studi permasalahan yang
menjadi fokus penelitian.
Dalam upaya mencari jurnal yang betul-betul ada keterkaitannya dengan
permasalahan yang sedang menjadi fokus penelitian sebaiknya peneliti konsultasi
dengan pakar penelitian sebagai suatu tindakan yang tepat dalam mengatasi kesulitan
yang dihadapi peneliti, seperti yang dilakukan oleh John W.Best (1973), peneliti harus
menulis semua topik dari jurnal yang ditemukan terutama sekali topik yang ada
kaitannya dengan permasalahan permasalahan penelitian yang sedang diteliti, kemudian
diteliti satu persatu konsep-konsep yang ada di dalamnya.

14
Peneliti harus memperhatikan secara cermat, teliti sejumlah jurnal yang konsep-
konsep di dalamnya memeng ada kesesuaian ataupun ada kaitannya dengan masalah
yang sedang diteliti, dengan acuan yang lain. Kemudian peneliti menyeleksi secara
cermat, hati-hati, bila perlu diulangi lagi secara cermat agar peneliti dapat membangun
suatu model atau mungkin dapat membangun paradigma dari permasalahan yang sedang
ditekuni. Setelah semua dilakukan, kemudian peneliti mulai menyusun rancang bangun
atau desain penelitian, mkdel analisis, konsep, konstruk, teori maupun paradigma,
sesuai referensi dalam diskusi hasil, maupun interpretasi hasil penelitian.
Selanjutnya yang harus dilakukan peneliti selama berada di dalam perpustakaan
terutama berhubungan dengan ”dokumen file”, maka langkah-langkah yang perlu
diperhatikan, terutama setelah peneliti menemukan topik-topik jurnal dan acuan lain
yang sesuai dengan permasalahan yang sedang diteliti adalah mencari “ subject index”
dan author index”. Bila tidak memungkinkan, maka langkah yang harus ditempuh
peneliti adalah mengkaji materi yang ada dalam jurnal, buku teks, skripsi, bulletin, tesis,
disertasi, dan sebagainya, untuk dikutip konsep, konstruk, teori, model, maupun
paradigmanya sebagai bahan bagi peneliti untuk merekonstruksi tulisan penelitian.

E. CATATAN HASIL KAJIAN PUSTAKA

Dalam melakukan aktivitas kajian kepustakaan yang paling penting adalah


membuat catatan hasil kajian pustaka sebab dengan catatan yang sistematis
memudahkan peneliti mencari kembali apabila sewaktu-waktu dibutuhkan, juga
penggunaanya dikelak kemudian hari. Apabila cara pencatatan dari peneliti kurang
sistematis, kurang hati-hati, atau peneliti tidak menyimpannya, maka kemungkinannya
terlupakan apa yang telah dibaca atau yang telah dicatat. Selanjutnya hasil dari catatan
kajian kepustakaan tersebut dapat diklasifikasi atas empat prinsip, antara lain:
1. Quation, kalimat per kalimat apa yang ditulis oleh penulis dikutip, bahkan
apabila perlu di-copy, sehingga memudahkan bagi peneliti dalam penyusunan
catatan kaki (footnote).
2. Paraphrase, peneliti mencatat konklusi pernyataan penulis dalam bentuk bahasa
peneliti.
3. Summary. Isi artikel dikutip oleh peneliti dalam bentuk pernyataan.

15
4. Evaluation, peneliti mencoba mengungkapkan reaksinya, setuju ataupun tidak
setuju terhadap pernyataan peenulis pustaka, atau peneliti mencantumkan
interpretasinya. Secara teknis penulisan catatan hasil kajian pustaka dapat
diwujudkan dalam bentuk “index card system” yang ada pada perpustakaan, baik
yang berkaitan dengan kode sumber (journal, textbook, thesis, disertasi,
professional paper, other source type), maupun berdasarkan kode dasar warna,
serta berbagai modifikasi yang dapat memperjelas ataupun mempertegas
penggunaannya sehingga tidak membingungkan peneliti

Di samping itu penting untuk dipahami oleh peneliti bahwasannya kajian


pustaka mencakup kajian teori dan temuan hasil penelitian yang relevan sebagai acuan
dan landasan untuk menunjukkan ketepatan tentang tindakan yang akan dilakukan
dalam mengatasi permasalahan penelitian. Kajian teori tersebut berkaitan dengan
substansi mata kuliah dan tindakan yang akan dilaksanakan. Kajian tersebut digunakan
untuk menyusun kerangka berfikir tindakan penelitian.

PERTEMUAN 5

POPULASI DAN SAMPEL


1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti


semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan
penelitian populasi atau studi populasi atau study sensus (Sabar, 2007).

Sedangkan menurut Sugiyono pengertian populasi adalah wilayah generalisasi yang


terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono,2011:80).

Jadi populasi bukan hanya orang tapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain.
Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi

16
meliputi karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu. Penelitian sample
baru boleh di laksanakan apabila keadaan subyek di dalam populasi benar-benar
homogen.

Kita melakukan penelitian sampel dari pada melakukan penelitian populasi karna
penelitian sampel memiliki beberapa keuntungan, yaitu:

1. Karna menghemat dari segi waktu, tenaga dan biaya karna subyek penelitian
sample relative lebih sedikit di banding dengan study populasi.
2. Di banding dengan penelitian populasi penelitian sample lebih baik karna
apabila penelitian populasi terlalu besar maka di khawatirkan ada yang terlewati
dan lebih merepotkan.
3. Pada penelitian populasi akn terjadi kelelahan dalam pencatatan dan analisisnya
4. Dalam penelitian populasi sering bersifat destruktif.
5. Adakalanya penelitian populasi tidak lebih baik di laksanakan karna terlalu luas
populasinya.

2. Sampel
Pengertian dari sampel adalah sebagian dari subyek dalam populasi yang diteliti,
yang sudah tentu mampu secara representative dapat mewakili populasinya
(Sabar,2007).

Menurut Sugiyono sampel adalah bagian atau jumlah dan karakteritik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, missal karena keterbatan dana, tenaga dan
waktu, maka peneliti akan mengambil sampel dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari
sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang
diambil dari populasi harus betul-betul representative (Sugiyono,2011).

Ada empat parameter yang bisa dianggap menentukan representativeness sampel


(sampel yang benar-benar mencerminkan populasinya), yaitu:

A. Variabilitas populasi

17
Variabilitas populasi merupakan hal yang sudah “given”, artinya peneiti harus
menerima sebagaimana adanya, dan tidak dapat mengatur atau memanipulasinya.

B. Besar sampel

Makin besar sampel yang diambil akan semakin besar atau tinggi taraf
representativeness sampel tersebut. Jika populasinya homogen secara sempurna,
besarnya sampel tidak mempengaruhi tarag representativeness sampel.

C. Teknik penentuan sampel

Makin tinggi tingkat rambang dalam penentuan sampel, akan makin tinggi pula
tingkat representativeness sampel.

D. Kecermatan memasukkan ciri-ciri populasi dalam sampel.

Makin lengkap ciri-ciri populasinya yang dimasukkan ke dalam sampel, akan


makin tinggi tingkt representativeness sampel.

PERTEMUAN 6

HIPOTESIS PENELITIAN
Pengertian Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada
teori dan belum menggunakan fakta. Oleh karena itu, setiap penelitian yang dilakukan
memiliki suatu hipotesis atau jawaban sementara terhadap penelitian yang akan
dilakukan. Dari hipotesis tersebut akan dilakukan penelitian lebih lanjut untuk
membuktikan apakah hipotesis tersebut benar adanya atau tidak benar.

Dalam penelitian yang menggunakan analisis statistik inferensial, terdapat dua


hipotesis yang perlu diuji, yaitu hipotesis penelitian dan hipotesis statistik. Menguji
hipostesis penelitian berarti menguji jawaban yang sementara itu apakah betul-betul
terjadi pada sampel yang diteliti atau tidak. Kalau terjadi berarti hipotesis penelitian

18
terbukti dan kalau tidak berarti bahwa tidak terbukti. Selanjutnya menguji hipotesis
statistik, berarti menguji apakah hipotesis penelitian yang telah terbukti atau tidak
terbukti berdasarkan data sampel itu dapat diberlakukan pada populasi atau tidak.

Macam macam hipotesis dalam penelitian, sebagai berikut :

1. Hipotesis Deskriptif
Pengertian Hipotesis Deskriptif adalah dugaan terhadap nilai satu variabel dalam
satu sampel walaupun di dalamnya bisa terdapat beberapa kategori. Hipotesis deskriptif
ini merupakan salah satu dari macam macam hipotesis.
Contoh :
Ho : Kecenderungan masyarakat memilih warna mobil gelap.
Ha : Kecenderungan masyarakat memilih warna mobil bukan warna gelap.

2. Hipotesis Komparatif
Pengertian Hipotesis Komparatif adalah dugaan terhadap perbandingan nilai dua
sampel atau lebih. Hipotesis komparatif merupakan salah satu dari macam macam
hipotesis. Dalam hal komparasi ini terdapat beberapa macam, yaitu :
(1) Komparasi berpasangan (related) dalam dua sampel dan lebih dari dua sampel (k
sampel).
(2) Komparasi independen dalam dua sampel dan lebih dari dua sampel (k sampel).
Contoh :
Sampel Berpasangan, komparatif dua sampel
Ho : Tidak terdapat perbedaan nilai penjualan sebelum dan sesudah ada iklan.
Ha : Terdapat berbedaan nilai penjualan sebelum dan sesudah ada iklan
Sampel Independen, komparatif tiga sampel
Ho : Tidak terdapa perbedaan antara birokrat, akademisi dan pebisnis dalam memilih
partai.
Ha : Terdapa perbedaan antara birokrat, akademisi dan pebisnis dalam memilih partai.

3. Hipotesis Asosiatif

19
Pengertian Hipotesis Asosiatif adalah dugaan terhadap hubungan antara dua
variabel atau lebih. Hipotesis asosiatif merupakan salah satu dari macam macam
hipotesis.
Contoh :
Ho : Tidak terdapat hubungan antara jenis profesi dengan jenis olah raga yang
disenangi.
Ha : Terdapat hubungan antara jenis profesi dengan jenis olah raga yang disenangi.

Sekian pembahasan mengenai pengertian hipotesis dan macam macam hipotesis,


semoga tulisan saya mengenai pengertian hipotesis dan macam macam hipotesis dapat
bermanfaat.

PERTEMUAN 7

TEKNIK PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA SERTA


CARA PENYUSUNAN LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan data merupakan pencatatan peristiwa-peristiwa atau hal-


hal atau keterangan-keterangan juga karakteristik-karakteristik sebagian atau seluruh
elemen populasi yang akan menunjang dan mendukung penelitian. Data adalah bentuk
jamak dari datum. Data merupakan keterangan-keterangan tentang sesuatu hal, dapat
berupa sesuatu yang diketahui atau berupa anggapan. Data ini juga dapat berupa fakta
yang digambarkan lewat angka, symbol, dank ode. Daftar pertanyaan merupakan suatu
alat baku pengumpulan data yang penting berupa serangkaian pertanyaan-pertanyaan
tentang sejumlah indicator dari sejumlah variable yang diurut sedemikian rupa
sehingga memperlancar wawancara.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum ,membuat daftar pertanyaan yaitu
sebagai berikut:
a. Adanya kejelasan konsep dan variable yang digunakan
b. Standarisasi (setiap responden akan diberi pertanyaan yang sama)

20
c. Obyektifitas (pertanyaan yang disusun harus senetral mungkin)
d. Relevansi Unit (adanya ketepatan dalam pemilihan kesatuan atau unsure sumber
data dengan permasalahan penelitian).
Dilihat dari jenisnya , pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam daftar
pertanyaan dapat dibedakan kedalam beberapa jenis pertanyaan, yaitu:
1. Pertanyaan tentang fakta (contoh: pertanyaan tentang Usia,pekerjaan dll)
2. Pertanyaan tentang Opini (pendapat) misalnya bagaimana pendapat anda mengenai
adanya listrik masuk desa
3. Pertanyaan tentang informasi atau pengetahuan(contoh: sejak kapan listrik masuk
desa ini ?)
4. Pertanyaan tentang persepsi(pertanyaan ini merupakan pertanyaan yang berusaha
mengukur bagaimana responden menilai sesuatu dalam hubungannya dengan hal
lainya atau orang lain).
Dilihat dari bentuknya,pertanyaan-pertanyaan yang digunakan dalam suatu
daftar pertanyaan dapat dibedakan menjadi tiga bentuk, yaitu pertanyaan
tertutup,pertanyaan terbuka, dan pertanyaan semi terbuka.
a. Pertanyaan tertutup adalah bentuk pertanyaan yang dilengkapi dengan sejumlah
alternative jawaban. Responden tinggal memilih salah satu dari alternative jawaban.
Responden tinggal memilih salah satu dari alternative yang telah disediakan
tersebut sesuai dengan pilihanya. Contoh: Berapa pendapatan anda dalam sebulan
?..
a). dibawah Rp 200.000
b). Rp 200.000 - Rp 300.000
c). Rp 400.000 - Rp 500.000
b. Pertanyaan setengah terbuka, yaitu suatu pertanyaan yang disamping tersedia
sejumlah alternative jawaban jua diberikan kemungkinan pada responden untuk
mengemukakan jawaban sesuai dengan kehendaknya.
Contoh pertanyaan terbuka misalnya: Bagaimana menurut Anda, apakah seorang
anak sebaiknya mempunyai pekerjaan yang sama dengan orang tuanya, atau
sebaiknya mengikuti pekerjaan yang sama dengan orang tuanya ?”
a). Pekerjaan yang berbeda dari orang tuanya.
b). Pekerjaan yang sama dengan orang tuanya.

21
c). lain-lain (sebutkan):………………………………
c. Pertanyaan terbuka adalah jenis pertanyaan yang tidak disertai alternative
jawaban. Jadi responden bebas mengemukakan jawabanya sesuai dengan kehendak
responden.
Contoh : “ Berapa penghasilan Anda dalam sebulan ?.”

Daftar pertanyaan tidak terlepas dari penelitian terutama dalam proses


pengumpulan data. Berdasarkan sumber pengambilanya data dibedakan atas dua
yaitu sebagai berikut:
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di
lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang
memerlukannya. Data primer disebut juga dengan data asli.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang
yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada. Data ini biasanya
diperoleh dari perpustakaan atau dari laporan penelitian terdahulu. Data sekunder ini
disebut juga data tersedia.
Berdasarkan sifatnya, data juga dapat dibedakan atas dua, yaitu data
kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif merupakan data yang tidak berbentuk
bilangan, sedangkan data kuantitatif merupakan data yang berbentuk bilangan.
Berdasarkan tingkat pengukurannya, data dibedakan atas empat yaitu sebagai
berikut;
c. Data nominal
Data nominal merupakan data yang berasal dari pengelompokan peristiwa
berdasarkan kategori tertentu, yang perbedaanya hanyalah menunjukkan perbedaan
kualitatif.
d. Data interval
Data interval adalah data yang berasal dari objek atau kategori yang diurutkan
berdasarkan akibat tertentu, di mana jarak antara tiap objek adalah sama. Pada data
ini, tidak terhadap angka nol mutlak

22
e. Data ordinal
Data ordinal adalah data yang berasal dari objek atau kategori yang disusun
menurut besarnya, dari tingkat terendah ke tingkat tertinggi atau sebaliknya dengan
jarak yang tidak harus sama.
f. Data rasio
Data rasio adalah data yang menghimpun semua ciri dari data nominal, data
ordinal, dan data interval. Angka pada data ini, menunjukkan ukuran yang
sebenarnya dari objek yang diukur.

B. Tehnik Pengolahan Data


a. Editing
Editing merupakan proses meneliti kembali data yang telah terkumpul untuk
mengetahui apakah data tersebut cukup baik dan dapat segera disiapkan untuk
keperluan proses berikutnya. Tujuan editing, pada dasarnya adalah menghilangkan
kesalahan yang terdapat pada pencatatan di lapangan dn bersifat untuk mengoreksi.

Hal-hal yang perlu diedit pada data masuk adalah sebagai berikut ;

1). Dapat dibaca atau tidaknya data yang masuk

2). Kelengkapan pengisian

3). Dipenuhi tidaknya instruksi sampling

4). Keserasian (consistency)

5). Apakah isi jawaban dapat dipahami.

b. Coding
Coding merupakan pemberian kode-kode pada tiap-tiap data yang termasuk
dalam kategori yang sama. Kode adalah isyarat yang dibuat dalam bentuk angka-

23
angka atau huruf-yang memberikan petunjuk atau identitas pada suatu informasi
atau data yang akan dianalisis.
Mengapa kita menggunakan kode ? jawabanya adalah untuk menyederhanakan
data penelitiannya. Misalnya dengan symbol angka, peneliti dimungkinkan untuk
membuat perbandingan di antara jawaban responden secara mudah. Simbol/kode
angka merupakan suatu cara menggolong-golongkan jawaban suatu pertanyaan,
yaitu untuk mempermudah analisis data. Suatu contoh kode yang menunjuk suatu
interval , penghasilan : Rp 1.000.000,00 kode 1 : dibawah Rp 1.000.000,00 Kode 2 :
Rp 1. 100.000,00- Rp 2.000.000,00
Contoh kode pada pertanyaan tertutup: Bagaimana pendapat anda tentang
“banyak anak banyak rezeki?”
Kode o tidak menjawab kode 1 sangat setuju 2, setuju (dll).

C. Pengolahan data dengan menggunakan statistic sederhana


Pengolahan data dengan statistic sederhana biasanya menggunakan beberapa
tehnik seperti distribusi frekuensi (sebaran frekuensi), central tendency
(kecenderungan terpusat), dan ukuran dispersion seperti standar deviasi dan varians.

1) Distribusi frekuensi (sebaran frekuensi)

Agar data penelitian lebih mudah dibaca dan dimengerti, data tersebut perlu disusun
dalam bentuk table atau grafik. Misalnya, data penelitian tentang nilai sosiologi
kelas XII untuk 50 siswa dengan data mentah sebagai berikut:

6,6,6,6,8,8,6,6,6,8,8,6,9,6,8,9,7,7,8,9,6,6,7,6,6,6,8,8,8,6,6,7,8,8,7,7,6,6,7,7,8,8,7,6,7,
7,8,9,9,6
Dari data tersebut dapat kita susun dalam bentuk table sebagai berikut :
Tabel 1.1 Distribusi Frekuensi Nilai Sosiologi Kelas XII

Nilai Frekuensi Frekuensi % Kumulatif


Kumulatif
6 20 20 40 40

24
7 11 31 22 62
8 14 45 28 90
9 5 50 10 100

2. Kecenderungan Terpusat (Central ten0

Agar peneliti dapat memberikan cirri tertentu pada data penelitian khususnya dalam
bentuk bilangan, langkah yang dilakukan adalah dengan mencari dan menggunakan
mean, modus, dan median.

a). Mean (rata-rata)

Mean dan rata-rata adalah bilangan yang berasal dari penjumlahan seluruh nilai
bilangan dibagi dengan banyaknya bilangan (N). Misalnya, sepuluh orang siswa
kelas XII mengikuti ulangan sosiologi dengan posisi nilai sebagai berikut.

Tabel 6.2 Nilai Sosiologi

SUBJEK NILAI
A 8
B 7
C 7
D 9
E 7
F 8
G 9
H 8
I 8
J 8
N = 10 ∑ = 79

25
Rumus Mean =∑ fx Jadi, Mean = 79 = 7,9

N 10
Keterangan:
∑ = sigma atau jumlah
M= Mean atau rata-rata
F= frekuensi
X= bilangan berturut-turut atau data
N= Banyaknya subyek atau unit bilangan
b. Modus

Modus adalah nilai data yang paling banyak muncul atau frekuensi pemunculan
yang paling banyak.

Nilai Frekuensi
9 2
8 5
7 3

 Dari table di atas data nilai sosiologi kelas XII, dapat kita lihat nilai yang paling
banyak muncul adalah nilai 8 dengan frekuensi 5 orang siswa.

c. Median
Median adalah suatu nilai yang merupakan setengah dari jumlah dua nilai yang
berada di tengah-tengah atau nilai titik tengah yang membagi seluruh data menjadi
dua bagian yang sama besarnya. Caranya untuk data tunggal harus diurutkan dulu,
dari yang paling kecil sampai yang paling besar.
Contoh:
4,5,7,9,10 berapa medianya ?
13,14,15,16,17,18 berapa mediannya ?
Cara mengerjakannya atau perhitungannya adalah sebagai berikut. Data diurutkan
dulu

26
4
5
7→ mediannya adalah 7
9
10
13
14
15 mediannya adalah (15 + 16)/2 = 15,5
16
17
18

C. Penyusunan Laporan Penelitian

1. Format laporan Penelitian


Laporan penelitian sebagai suatu karya ilmiah, dalam penulisannya harus
diperhatikan beberapa hal atau aturan antara lain sebagai berikut:

a. Laporan tersaji lengkap dan jelas


b. Mengetahui penerima laporan
c. Menarik untuk di baca atau dikaji
Agar laporan penelitian menarik untuk dibaca dan dikaji maka laporan tersebut harus
disajikan secara sistematis dan sesuai dengan format yang baku. Secara umum laporan
penelitian dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut:
1) Bagian pembukaan terdiri atas beberapa bagian, yaitu

a). Halaman judul


b). Kata pengantar
c). Abstrak
d). Daftar isi table dan gambar
2) Bagian isi laporan terdiri atas beberapa bagian, yaitu
a) Pendahuluan
b) Landasan teori dan tinjauan pustaka

27
c) Metodologi penelitian
d) Gambaran umum objek penelitian (jika ada)
e) Pembahasan dan analisis
f) Kesimpulan
3) Bagian penutup terdiri atas beberapa bagian , yaitu:
a) Daftar Pustaka
b) Lampiran

PERTEMUAN 9

PTK (PENELITIAN TINDAKAN KELAS)

A. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

Kegiatan penelitian merupakan salah satu upaya manusia dalam memenuhi


rasa ingin tahunya. Penelitian merupakan penyelidikan suatu masalah secara
sistematis, kritis, ilmiah dan lebih formal. Penelitian merupakan kegiatan
mencermati suatu objek, dengan menggunakan aturan metodologi tertentu untuk
memperoleh data atau informasi yang bermanfaat. Penelitian juga menuntut
objektivitas, baik dalam proses maupun dalam menyimpulkan hasilnya.
Penelitian tindakan Kelas (PTK) adalah sebuah penelitian yang dilakukan
oleh guru di kelasnya sendiri (dilakukan dalam pembelajaran biasa bukan kelas
khusus) dengan jalan merancang, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara
kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai
guru sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Guru berperan sebagai pengajar
dan pengumpul data. Penelitian Tindakan Kelas merupakan ragam penelitian
pembelajaran yang berkonteks kelas yang dilaksanakan oleh guru untuk
mememecahkan masalah-masalh pembelajaran yang dihadapi oleh guru,
memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran dan mencobakan hal-hal baru tentang
pembelajaran demi peningkatan mutu dan hasil pembelajaran.
Dari namanya, PTK memiliki 3 kata yang masing-masing kata membentuk
pengartian sebagai berikut :

28
1. Penelitian : Kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi
tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk
meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
2. Tindakan : suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu
yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan.
3. Kelas : Sekelompok siswa yang yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran
yang sama dari seorang guru.
Jadi, penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap
kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas dimana terdapat
sekelompok peserta didik yang sedang belajar. Ciri terpenting dari penelitian
tindakan adalah bahwa penelitian tersebut merupakan suatu upaya untuk
memecahkan masalah, sekaligus mencari dukungan ilmiahnya.
Penelitian tindakan (action research) dapat dibedakan menjadi :
1. Penelitian Tindakan Partisipatori (Partisipatory Action Research) yaitu
kegiatan penelitian yang dilakukan dengan menekankan keterlibatan masyarakat
agar ikut serta memiliki progaram kegiatan tersebut serta berniat ikut aktif
memecahkan masalah berbasis masyarakat.
2. Penelitian Tindakan Kritis (Critical Action Research) yaitu penelitian yang
dilakukan dengan menekankan adanya niat yang tinggi untuk bertindak
memecahkan masalah dan menyempurnakan situasi.
3. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yaitu penelitian ynag
dilakukan oleh guru di kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan
pada penyempurnaan atau peningkatan prosesdan praksis pembelajaran.
4. Penelitian Tindakan Instistusi (Institutional Action Research) yaitu dilakukan
oleh pihak pengelola sekolah sebagai sebuah organisasi pendidikan untuk
meningkatkan kinerja, proses, dan produktivitas lembaga.

29
B. Perbandingan PTK dan Penelitian Kelas Non PTK

No. Aspek PTK Non PTK


1. Peneliti Guru Orang luar
2. Rencana Oleh guru mungkin Oleh peneliti
penelitian dibantu oleh orang
Munculnya luar Dirasakan oleh orang
masalah Dirasakan oleh guru luar
3. (mungkin dengan
Ciri utama dorongan orang lain)
Ada tindakan untuk Belum tentu ada
4. Peran guru perbaikan yang perbaikan
proses berulang. Sebagai guru
5. pengumpulan Sebagai guru dan Oleh peneliti
6. data peneliti
Hasil Oleh guru sendiri
Penelitian atau bantuan orang Menjadi milik peneliti
7. lain

Langsung
dimanfaatkan oleh
guru dan dirasakan
oleh kelas

C. Manfaat PTK Bagi Guru, siswa dan Sekolah

1. Bagi guru :
· Untuk memperbaiki pembelajaran
· Pengembangan kemampuan profesional
· Menumbuhkan rasa percaya diri
· Mewujudkan kerjasama, kolaborasi, dan atau sinergi antar guru dalam
· satu sekolah atau beberapa sekolah untik bersama-sama memecahkan masalah
pembelajaran dan meningkatakan mutu pembelajaran.

30
· Meningkatkan kemampuan guru dalam menjabarkan kurikulum atau program
pembelajaran sesuai dengan tuntutan dan konteks lokal, sekolah, dan kelas.
· Mendorong terwujudnya proses pembelajran yang menarik, menantang, nyaman,
menyenangkan, dan melibatkan siswa karena strategi, metode, teknik, dan atau
media yang digunakan dalam pembelajaran demikian bervariasi dan dipilih secara
sungguh-sungguh.
· Theorizing by practitioners. Yaitu menemukan teori sendiri melalui
pengembangan pengetahuan dan praktek pembelajaran.
2. Bagi siswa :
· Meningkatnya hasil belajar
· Siswa akan meniru peilaku guru yang menelitti sambil mengajar, dan selalu
berpikir kritis analitis dalam menanggapi setiap kondisi pembelajaran di kelas.
· Memupuk dan meningkatkan keterlibatan, kegairahan, ketertarikan, kenyamanan,
dan kesengan siswa dalam proses pembelajaran di kelas.
3. Bagi sekolah :
Untuk perkembangan kualitas secara institusional. Guru akan terbiasa
menggunakan pendekatan PTK dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang ada,
sehingga sekolah akan maju dan berkembang.

D. Prinsip-Prinsip PTK

Menurut Hopkins, (1993) ada 6 prinsip dalam PTK :


1. Tidak mengganggu komitmen guru sebagai pengajar.
2. Metode pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yang berlebihan.
3. Metode yang digunakan harus reliabel (ajeg)
4. Masalah yang diteliti merupakan masalah yang cukup merisaukan, dan bertolak
dari tanggung jawab profesional.
5. Guru harus bersikap konsisten menaruh kepedulian tinggi terhadap prosedur yang
berkaitan dengan pekerjaan.
6. Permasalahan tidak dilihat terbatas dalam konteks kelas dan atau mata pelajaran
tertentu, tetapi misi sekolah secara keseluruhan.
Menurut Sa’adun Akbar (2012:21-22) prinsip-prinsip PTK meliputi :

31
1. Peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran secara terus menerus dan
berkelanjutan.
2. Tahap pembelajaran dalam PTK dilakukan selaras dengan tahapan pembelajaran
di kelas.
3. Masalah PTK merupakan masalah riil yang merisaukan tnaggung jawab
profesional dan komitmen memecahkannya untuk meningkatkan mutu pendidikan
dan pembelajaran.
4. Motivasi PTK tumbuh dari dalam diri sehingga melahirkan kepedulian pada
perbaikan mutu pembelajaran.
5. Prosedur longgar dengan metodologi yang benar.
6. Kelas tidak hanya dibatasi oleh tembok, tetapi bisa juga dilakukan di taman, di
kebun, dalam bentuk outbond training.

E. Karakteristik Utama PTK

1. Inisiatif muncul secara spontan.


2. Berpangkal pada permasalahan praktis yang dialami guru dalam pembelajaran.
3. Dilakukan melalui suatu siklus reflektif, dan bentuk pertisipasi atau keterlibatan
orang lain.
4. PTK dapat dilakukan antar sesama guru bidang studi yang sama, dengan guru
bidang studi lain, dengan guru BP/BK, kepala sekolah, penilik/supevisor, bahkan
dapat pula dengan pihak luar misalnya dosen (kolaboratif konsisten)
5. Bersifat longitudinal (berlangsung dalan jangka waktu tertentu. Misalnya 2-3
bulan)
6. Bersifat partikular spesifik.
7. Bersifat partisipatoris (guru sebagai peneliti sekaligus pelaku perubahan dan
sasaran yang perlu diubah.
8. Bersifat emik (bukan etik)
9. Bersifat kasuistik (menggarap kasus spesifik dalam pembelajaran yang seifatnya
nyata dan terjangkau oleh guru)
10. Menggunakan konteks alamiah kelas
11. Mengutamakan adanya kecukupan data yang diperlukan untuk mencapai tujuan
penelitian.

32
12. Bermaksud mengubah kenyataan.

F. Sasaran atau Objek PTK

1. Unsur siswa, dapat dicermati objeknya ketika siswa sedang aktif melangsungkan
pembelajaran dan juga ketika anak sedang tidak aktif belajar.
2. Unsur guru, dapat dicermati ketika guru sedang berada baik di dalam maupun di
luar kelas.
3. Unsur materi pelajaran, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar atau
sebagai bahan yang ditugaskan kepada siswa.
4. Unsur peralatan atau sarana pendidikan, dapat dicermati ketika guru sedang
mengajar.
5. Unsur hasil pembelajaran, ditinjau dari tiga ranah yang dijadikan titik tujuan
yang harus dicapai melalui pembelajaran.
6. Unsur Lingkungan, baik lingkungan siswa di kelas, sekolah, maupun di rumah.
7. Unsur Pengelolaan, yang jelas-jelas merupakan gerak kegiatan sehingga mudah
diatur dan direkayasa dalam bentuk tindakan.

Merumuskan Masalah Dan Hipotesis Tindakan

A. Merumuskan Masalah
Seorang guru bisa menemukan masalah dalam pembelajaran dengan rajin
membaca catatan-catatan setiap kali melakukan aktivitas pembelajaran. Salah satu
ciri PTK adalah munculnya masalah memang dirasakan oleh guru sebagai sesuatu
yang sulit dipecahkan, namun guru menyadari bahwa ada sesuatu yang perlu
diperbaiki guna memecahkan masalah tersebut.
Beberapa prinsip masalah yang sebaiknya diteliti adalah:
1. Tetapkan permasalahan yang skalanya cukup kecil dan terbatas
2. Masalah tersebut menunjukkan kesenjangan antara fakta/teori dengan kondisi
ideal yang sebenarnya yang dihadapi guru dalam proses pembelajaran
3. Adanya kemungkinan dicarikan solusi melalui tindakan yang konkrit yang dapat
dilakukan guru

33
4. Masalah tersebut memungkinkan dicari faktor yang menimbulkannya yang dapat
digunakan sebagai landasan untuk merumuskan alternatif pemecahannya
5. Pilih permasalahan yang dirasa penting serta melibatkan guru dalam aktifitas yang
diprogram sekolah
6. Kaitkan PTK dengan prioritas yang ditetapkan dalam rencana pengembangan
sekolah
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dilakukan dengan mencari dan menduga kaitan antar
masalah-masalah yang muncul di kelas. Dalam mengidentifikasi masalah, sebaiknya
apa yang dirasakan, dialami, dan ditemukan guru dituliskan semua.
Contoh :
~ Rata-rata hasil tes siswa pada tahun sebelumnya selalu rendah kurang dari 5,0
~ Kemampuan berfikir rasional siswa sangat lemah
~ Tingkat kehadiran siswa rendah
~ Siswa kurang aktif dan cenderung pasif
~ Siswa tidak dapat melihat hubungan antara topik yang satu dengan yang lain.
~ Perhatian siswa cenderung kurang fokus
~ Kurangnya dukungan orang tuaterhadap belajara anak.
C. Analisis Masalah dan Perumusan Masalah
Setelah identifikasi masalah berhasil, maka selanjutnya melakukan analisis
dengan instrospeksi diri melalui pertanyaan :
* Mengapa hasil belajar siswa selalu rendah?
* Apakah cara mengajar saya kurang menarik?
* Apakah contoh yang saya gunakan kurang konkrit sehingga siswa siswa sulit
menerima?
* Apakah dalam mengajar saya menggunakan bahasa yang sulit dipahami siswa?
* Dsb.
Selanjutnya adalah memikirkan apa yang harus dilakukan dalam mengatasi masalah
yang telah diidentifikasi. Masalah yang berhasil danalisis mungkin lebih dari satu
dan masih cukup luas untuk dikaji. Oleh sebab itu perlu memfokuskan perhatian
pada masalah yang mungkin dapat dipecahkan dengan PTK. Untuk itu, disusunlah
rumusan masalah.

34
Contoh Rumusan Masalah :
§ Apakah penerapan metode eksperimen berbasis kinerja dapat meningkatkan
kegiatan belajar siswa kelas II SDN Kurawa
§ Bagaimana penerapan pembelajaran berbasis PBL (Problem Based Learning) pada
pelajaran IPS untuk kelas III SDN Punakawan?
D. Perumusan Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan adalah dugaan guru tentang cara yang dianggap terbaik
dalam mengatasi masalah. Hipotesis ini disusun berdasarkan kajian dari beberapa
teori, hasil penelitian yang pernah dilakukan dan relevan.
Contoh :
Penerapan metode eksperimen berbasi kinerja dapat meningkatkan kegiatan
belajar siswa kelas II SDN Kurawa.
Penerapan PBL pada pelajaran IPS akan lebih menarik dan dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa kelas III SDN Punakawan, jika disajikan melalui diskusi dan
masalah yang dibahas adalah masalah yang masih hangat dan terkait dengan
kehidupan sehari-hari.

Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

A. Prosedur PTK
PTK pada dasarnya adalah penelitian eksperimen bernafas kualitatif. Yang
termasuk ke dalam jenis kualitatif interakif.
Secara umum prosedur PTK terdiri atas :
1. Penetapan Fokus Penelitian
Diawali dengan : peneliti merasakan adanya masalah dalam pembelajaran
sehari-hari di kelas, kemudian melakukan identifikasi masalah lalu dilakukan
analisis masalah, penetapan fokus masalah dan perumusan masalah.
2. Perencanaan Tindakan
Pada tahap ini peneliti dapat mendeskripsikan tindakan apa saja yang akan
didilakukan untuk memecahkan masalah., merumuskan hipotesis tindakan ,
mempersiapkan RPP
3. Pelaksanaan Tindakan

35
Pelaksanaan tindakan adalah implementasi rencana tindakan.dalam tahapan
ini peneliti juga melakukan observasi dan refleksi atas tindakan yang sedang
berlangsung. Meskipun tahapannya dapat dibedakan antara pelaksanaan tindakan,
observasi dan interprestasi dalam praktiknya dapat dilakukan secara bersamaan;
bahkan kalau tidak dilakukan secara akan terjadi kesulitan.
Pada tahap pelaksanaan tindakan, peneliti dan kolaborator melaksanakan
pembelajaran sesuai rencana, pembelajaran perlu diusahakan secar tidak
menyimpang dari desain pembelajaran yang sudah disiapkan
4. Observasi Dan Interpretasi
Dalam tahap ini peneliti dan kolabolator melakukan observasi dengan cara
mengamati dan mencatat gejala-gejala yang tampak yang terjadi dalam praktek
pembelajaran sesuai dengan fokus penelitian yang sudah ditentukan peneliti juga
harus mencatat gejala yang terjadi pada siswa pada saat pembelajaran.
5. Analisis Dan Refleksi
Analisis dimulai dari menelaah data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu
: dari pengamatan, data hasil wawancara, dokumen resmi, fortofolio guru dan siswa.
6. Rencana tindak lanjut
Peneliti melakukan perbaikan terhadap hal-hal yang belum tercapai pada
siklus 1 dengan memperbaiki pada siklus ke 2 dan seterusnya.

Tahapan – Tahapan PTK


Tahap 1 : Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan adalah menyusun rancangan tindakan dan dikenal dengan
perencanaan, yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa,
dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian tindakan yang ideal
sebenarnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan
dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan.
Pihak yang melakukan tindakan adalah guru sendiri, sedangkan yang
melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah
peneliti, bukan guru yang sedang melakukan tindakan.
Langkah perencanaan tindakan adalah sebagai berikut:

36
1. Merumuskan rencana tindakan dalam bentuk hipotesis tindakan
2. Analisis kelayakan hipotesis tindakan
Tahap 2 : Pelaksanaan Tindakan
Langkah 1. Persiapan Tindakan
1. Membuat RPP
2. Mempersiapkan sarana pendukung
3. Menyiapkan cara dan prosedur merekam/ mengumpulkan data
Langkah 2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan yaitu implementasi atau penerapan isi rancangan di dalam
kancah, yaitu mnegenai tindakan di kelas. Dalam hal ini sebaiknya guru berpegang
pada prinsip PTK yang dikemukakan oleh Hopkin.
Tahap 3 : Pengamatan (Observasi)
Pengamatan adalah pelaksanaan pengamatan oleh pengamat. Pengamatan
dilakukan pada saat tindakan sedang dilakukan.
Pelaksanaan tindakan disertai dengan observasi atau pengamatan , sekaligus
interprestasi terhadap data tentang proses dan hasil tindakan, sehingga dapat
dikatakan pelaksanaan tindakan dan observasi berlangsung simultan. Artinya data
yang diamati langsung diinterpretasikan.
Selanjutnya, dalam langkah persiapan pelaksanaan disebutkan bahwa salah satu
hal yang harus dipersiapkan adalah cara perekaman data. Artinya, apa yang harus
direkam dan bagaimana merekamnya harus ditentukan secara jelas. Untuk lebih
jelasnya, di bawah ini akan dijelaskan mengenai prinsip dan jenis observasi.
1) Prinsip – prinsip Observasi
Menurut Hopkins (1993) menyebutkan ada lima prinsip dasar atau karakteristik
kunci observasi yaitu :
a. Perencanaan bersama
b. Fokus
c. Membangun kriteria
d. Keterampilan observasi
e. Balikan (feedback)

37
2) Jenis – jenis Observasi
a. Observasi terbuka
b. Observasi terfokus
c. Observasi terstruktur
d. Observasi sistematik
Tahap 4 : Refleksi
1. Analisis data
Analisis data pada tahap ini agag berbeda dengan interpretasi yang dilakukan
pada tahap observasi. Jika interpretasi setiap saat observasi dan pada pertemuan /
diskusi balikan, maka analisis data dilakukan setelah satu paket perbaikan selsesai
diimplementasikan secara keseluruhan
2. Refleksi
Yaitu kegiatan untuk mengemukakan kembali. Atau ketika guru pelaksan
sudah selesai melakukan tindakan , kemudian berhadapan dengan peneliti untuk
mendiskusikan implementasi rancangan tindakan.
3. Perencanaan tindak lanjut
Setelah tersirat dalam tahap analisis data dan refleksi, hasil atau kesimpulan
yang di dapat pada analisis data dan setelah melakukan refleksi digunakan untuk
membuat rencana tindak lanjut,

PERTEMUAN 10

PENELITIAN PENGEMBANGAN
A. Pengertian Penelitian Pengembangan

Penelitian pengembangan merupakan penelitian yang bertujuan menghasilkan


dan mengembangkan produk berupa prototipe, desain, materi pembelajaran, media,
strategi pembelajaran, alat evaluasi pendidikan,dsb. Penelitian untuk memecahkan
masalah praktis dalam dunia pendidikan, masalah di kelas, yang dihadapi dosen/guru
dalam pembelajaran. Penelitian bukan untuk menguji teori, menguji hipotesis, namun
menguji dan menyempurnakan produk (Soenarto, 2008).

38
Metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan
untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Untuk
dapat menghasilkan produk tertentu, digunakan penelitian yang bersifat analisis
kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk tersebut supaya dapat berfungsi di
masyarakat luas, maka diperlukan penelitian untuk menguji keefektifan produk tersebut.

Penelitian pengembangan pendidikan sains adalah suatu jenis penelitian yang


bertujuan mengembangkan suatu produk pendidikan dan/atau pembelajaran sains serta
menvalidasi efektivitas, efisiensi, dan/atau daya tarik produk yang dihasilkan. Contoh
produk: materi pelatihan guru sains, metode pembelajaran sains, metode pembelajaran
sains, paket pembelajaran sains tercetak, paket pembelajaran sains berbentuk CD
(Soekardjo, 2008).

B. Ciri utama Penelitian Pengembangan


Menurut Borg and Gall, terdapat empat ciri utama dalam penelitian dan
pengembangan, yaitu :
1. Studying research findings pertinent to the product to be develop
Artinya, melakukan studi atau penelitian awal untuk mencari temuan-temuan
penelitian terkait dengan produk yang akan dikembangkan.
2. Developing the product base on this findings
Artinya, mengembangkan produk berdasarkan temuan penelitian tersebut.
3. Field testing in the setting where it will be used ebentually
Artinya, dilakukan uji lapangan dalam seting atau situasi senyatanya dimana
produk tersebut nantinya digunakan.
4. Revising it to correct the deficiencies found in the field-testing stage.
Artinya, melakukan revisi untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang
ditemukan dalam tahap-tahap uji lapangan.
C. Karakteristik penelitian pengembangan
Menurut Santyasa (2009), penelitian pengembangan dalam rangka peningkatan
kualitas pembelajaran memiliki karakteristik sebagai berikut

39
1. Masalah yang ingin dipecahkan adalah masalah nyata yang berkaitan dengan upaya
inovatif atau penerapan teknologi dalam pembelajaran sebagai pertanggungjawaban
profesional dan komitmennya terhadap pemerolehan kualitas pembelajaran.
2. Pengembangan model, pendekatan dan metode pembelajaran serta media belajar yang
menunjang keefektifan pencapaian kompetensi siswa.
3. Prosedur pengembangan produk, validasi yang dilakukan melalui uji ahli, dan uji coba
lapangan serta terbatas perlu dilakukan sehingga produk yang dihasilkan bermanfaat
untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Proses pengembangan, validasi, dan uji coba
lapangan tersebut seyogyanya dideskripsikan secara jelas, sehingga dapat
dipertanggungjawabkan secara akademik.
4. Proses perkembangan model, pendekatan, modul, dan media pembelajaran perlu
didokumentasikan secara rapi dan dilaporkan secara sistematis sesuai dengan kaidah
penulisan yang mencerminkan originalitas.

D. Langkah-langkah Penelitian Pengembangan


Langkah-langkah penelitian dan pengembangan menurut
Sugiyono (2008) adalah:
1. Potensi dan Masalah
Penelitian dapat berangkat dari adanya potensi atau masalah. Potensi adalah segala
sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah. Masalah adalah
penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Masalah dapat diatasi melalui
penelitian pengembangan dengan cara meneliti sehingga dapat ditemukan suatu model,
pola atau sistem penanganan terpadu yang efektif yang dapat digunakan untuk mengatasi
masalah tersebut.
2. Mengumpulkan informasi
Setelah potensi dan masalah dapat ditujukan secara faktual dan up to date, maka
selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan
untuk perencanaan produk sesuatu yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut.
3. Desain produk
Dalam bidang pendidikan, penelitian pengembangan menghasilkan produk yang
diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pendidikan yaitu lulusan yang berkualitas
dan relevan dengan kubutuhan. Produk pendidikan misalnya kurikulun yang spesifik

40
untuk keperluan pendidikan tertentu, metode mengajar, media pendidikan, buku ajar,
modul, ompetensi tenaga kependidikan, sistem evaluasi dan lain-lain.
4. Validasi Desain
Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk
itu secara raasional baik atau efektif. Dikatakan sacara rasional, karena validasi di sini
masih bersifat penilaian berdasarkan pemikiran rasioanal, belum fakta di lapangan.
Validasi desain dapat diadakan dengan menghadirkan beberapa pakar atau tenaga
ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang tersebut.
5. Perbaikan Desain
Setelah desain produk divalidasi melalui diskusi dengan para pakar dan para ahli
lainnya, maka akan dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut diperbaiki
dengan cara merubah desain.
6. Ujicoba Produk
Dalam bidang pendidikan, desain produk harus dapat langsung diuji coba, setelah
divalidasi dan revisi. Uji coba tahap awal dilakukan dengan simulasi penggunaan
produk baru tersebut. Setelah disimulasikan maka dapat diuji cobakan pada kelompok
yang terbatas. Pengujian dapat dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi
apakah produk baru tersebut efektif dan efisien atau dalam hal ini memberikan hasil
yang lebih baik jika dibandingkan dengan produk lain.
Untuk itu pengujian dapat dilakukan dengan eksperimen yaitu membandingkan
efektifitas produk baru dengan produk lama
7. Revisi Produk
Apabila dalam pengujian produk di dapat hasil yang kurang memuaskan maka dapat
direvisi lagi dan setelah direvisi maka perlu diuji cobakan lagi.
8. Ujicoba Pemakaian
Setelah uji coba terhadap produk berhasil maka selanjutnya produk tersebut
diterapkan dalam lingkup yang lebih luas. Dalam pelaksanaannya, produk baru tersebut
harus tetap di nilai kekurangan atau hambatan yang muncul guna untuk perbaikan lebih
lanjut.
9. Revisi Produk
Revisi produk dilakukan apabila dalam pemakaian pada lembaga yang lebih luas
terdapat kekurangan dan kelemahan. Dalam uji pemakaian, sebaiknya pembuat produk

41
selalu mengevaluasi bagaimana kinerja produk. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui
kelemahan-kelemahan yang ada sehingga dapat digunakan untuk penyempurnaan dan
pembuatan produk baru lagi
10. Pembuatan Produk Masal
Bila produk yang dihasilkan tersebut telah efektif dalam beberapa kali pengujian,
maka produk tersebut dapat diterapkan pada lembaga pendidikan yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Taufik. 2006. Ilmu Sosial dan Tantangan Zaman. Jakarta : Rajawali Press
Abdurohman, Fatoni. 2006. Metode Penelitiann dan Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta:PT
Rineka Cipta
Ali, Muhammad. 2010. Penelitian Kependidikan Prosedur & Strategi. Bandung : Angkasa.
Anggoro, M.Toha,dkk. 2007. Metode Penelitian. Jakarta : Universitas Terbuka
Anonim. 2010. Fungsi Penelitian. Online. http://baturbajang.blogspot.com/2010/01/fungsi-
penelitian.html diakses pada 25 April 2016
Anonim. 2009. Populasi dan Sampel. Online.
http://catatatnkuliahdigital.blogspot.com/2009/12/populasi-dan-sampel.html diakses
pada 25 April 2016
Borg and Gall. 1983. Educational Research, An Introduction.New York and London : Logman
Inc.
Cooper, Donald R. dan C.William Emory. 1996. Metode Penelitian. Jakarta : Penerbit erlangga

42

Anda mungkin juga menyukai