Anda di halaman 1dari 4

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI

PADA KLIEN DENGAN KASUS PSP : HALUSINASI

Oleh :

KELOMPOK

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA PUTERA

JURUSAN ILMU KEPERAWATAN

PROGRAM PROFESI NERS

BANJAR 2015
LEMBAR PENGESAHAN

DISAHKAN OLEH :

CIMAHI, Juni 2015

Koordinator Pembimbing

........................................ ............................................
NIP. NIP.

Mengetahui
Pengelola Praktik Keperawatan
RS Jiwa Cimahi

.....................................
NIP.
PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

A. Latar belakang
Halusinasi adalah gangguan persepsi sensori dari suatu objek tanpa adanya
rangsangan dari luar, gangguan persepsi sensori ini meliputi seluruh pancaindra.
Halusinasi merupakan salah satu gejala gangguan jiwa dimana pasien mengalami
perubahan sensori persepsi, serta merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan,
pengecapan, perabaan, atau penciuman. Pasien mengalami stimulus yang sebenarnya
tidak ada (AH. Yusuf,dkk. 2015).
Setiap individu mempunyai potensi untuk terlibat dalam hubungan sosial pada
berbagai tingkat hubungan, yaitu dari hubungan intim, biasa sampai hubungan
ketergantungan. Keintiman dan saling ketergangtungan dalam menghadapi dan
mengatasi berbagai kebutuhan setiap hari, individu tidak akan mampu memenuhi
kebutuhan hidupnya tanpa adanya hubungan dengan lingkungan sosial.
Terapi aktivitas kelompok adalah bagian dari terapi modalitas yang berupaya
dalam meningkatkan pisikoterapi terhadap sejumlah klien pada waktu yang sama,
yang menpunyai gangguan jiwa. Adapun tujuan penulis melakukan ini adalah :
a. Memantau dan meningkatkan hubungan interpersonal
b. Mengekspresikan ide
c. Memberikan tanggapan kepada orang lain
d. Mengekspresikan ide dan tukar persepsi serta menerima stimulus eksternal

Klien mengalami konflik yang bersumber dari intrapersonal dan interpersonal.


Keuntungan yang dapat diperoleh klien melalui terapi aktivitas kelompok adalah
klien dapat saling bertukar pikiran dan pengalamanya serta mengembangkan pola
perilaku yang baru, selain itu juga klien yang baru, selain itu juga klien dapat
memiliki dukungan (support), pendidikan, meningkatkan keampuan dalam
pemecahan masalah, meningkatkan hubungan interpersonal, dan meningkatkan uji
realita (reality testing). (Brickhead, 1989).

Adapun tujuan dari terapi aktivitas kelompok ini untuk tujuan teurapeutik dan
rehabilitasi. Tujuan terapeutik anatara lain untuk meningkatkan kesadaran klien
terhadap reaksi emosi dan tindakan yang defensive, meingkatkan indentitas diri,
menyalurkan emosi secara kontruktif, meningkatkan hubungan interpersonal atau
sosial. Sedangkan tujuan rehabilitas adalah meningkatkan keterampilan dan
kemapuan empati dan meningkatkan kemampuan untuk memecahkan masalah.
(Depkes. 2000).

Pengguanaan kelompok sebagai salah satu terpai pada klien gangguan jiwa
memberikan dampak yang positif dalam upaya pencegahan, pengobatan serta
pemulihan kesehatan jiwa klien. Selain itu terapi aktivitas kelompok juga dapat
membantu klien meningkatkan perilaku adaktif dan mengurangi perilaku
maladaktif.

Terapi aktifitas kelompok ini dapat dilakukan pada karakteristik gangguan seperti
gangguan konsep diri, harag diri rendah, perubahan persepsi sensori : halusinasi,
perilaku kekerasan, isolasi sosial : menarik diri, deprisi, dll.

Terapi aktivitas kelompok dibagi menjadi 4, (Kliet, 2004) :

1. TAK Stimulasi Kognitif/ Persepsi


Klien dilatih mempersepsikan stimulus, yang disediakan atau yang pernah
dialami. Kemampuan persepsi klien dievaluasi dan ditingkaktan pada
setiap sesi. Dengan proses ini diharapkan respon klien terhadap berbagai
stimulus dalam kehidupan menjadi adaktif.
2. TAK Stimulasi Sensoris
Aktifitas digunakan sebagai stimulus pada sensori klien kemudian
diobserfasi reaksi sensori klien,

Anda mungkin juga menyukai